Anda di halaman 1dari 11

Nama / NIM : Dina Ajeng Septia Azhari

Kelas : 1A

Kelompok :8

LAPORAN PRAKTIK ELEKTROKIMIA

Judul :

Hubungan Antara Potensial elektroda Logam Terhadap Kepekaan Ion Sejenis

Tujuan :

1. Menerapkan hukum Nerst untuk pengukuran secara potensiometri.


2. Membuat kurva standar antara kepekatan ion logam terhadap potensial elektroda.
3. Membedakan “Potensial Elektroda” dengan “Potensial Elektroda Standar”.
4. Melaksanakan penetapan ion-ion menggunakan ion-meter.

Prinsip :

Logam yang dicelupkan ke dalam suatu larutan, jika terjadi proses pelarutan, akan
bermuatan negatif. Hal ini terjadi karena logam yang terkororsi akan melarut dalam bentuk
kation sambil melepaskan elektron ke katoda. Semakin banyak kation yang melarut, nilai
potensial katoda yang bersangkutan akan semakin besar (potensial katoda akan semakin
negative). Potensial akan mencapai nol jika tidak ada logam yang bisa melarut. Kondisi ini bisa
terjadi jika logam dicelupkan ke dalam larutan yang tidak melarutkan logam tersebut baik
dikarensakan sifat larutan yang tidak lagi korosif ataupun karena larutan yang sudah jenuh
dengan logam sehingga logam tidak dapat lagi melarut.

Jika sejenis logam dicelupkan ke dalam larutan elektrolitnya, akan terdapat 2


kemungkinan proses yang terjadi. Kemungkinan yang pertama, logam masih bisa larut ke dalam
larutan elektrolit tersebut, dan menjadi berpotensial negatif. Kemungkinan kedua, kation-kation
dari larutan akan mengendap pada logam. Pada kasus ini logam akan bermuatan positif. Ada
kemungkinan yang lain, yaitu jika larutan bersifat korosif, maka logam akan melarut, berapapun
kandungan ion logam bersangkutan di dalam larutan. Pada kasus ini, tidak ada hubungan antara
potensial elektroda dengan kepekatan ion logam terlarut.
Reaksi :

A. Reaksi pada elektroda Cu dan C


Katoda : 2H+(aq) + 2e H2 (g) E0 = 0,00 V
Anoda : 2 Cu (aq) Cu2+(aq) + 2e E0 = -0,34 V

2H+(aq) + Cu(s) H2(g) + Cu2+(aq) E0 = 0,34 V


B. Reaksi pada elektroda Al dan C
Katoda : 6H+(aq) + 6e 3H2(g) E0 = 0,00 V
Anoda : 2 Al(s) 2Al3+ (aq) + 6e E0 = 1,66 V

6H+(aq) + 2Al(s) 3H2(g) + 2Al3+(aq) E0 = -1,66 V

Cara Kerja :

1. Larutan CuSO4 0,5 M dibuat sebanyak 250 ml


2. 150 ml larutan CuSO4 0,5 M diencerkan menjadi 250 ml sehingga diperoleh larutan
CuSO4 0,3 M
3. 150 ml larutan CuSO4 0,3 M ditambahkan 75 mL air sehingga diperoleh larutan CuSO4
0,2 M
4. 125 mL larutan CuSO4 0,2 M diencerkan menjadi 250 ml sehingga diperoleh larutan
CuSO4 0,1 M
5. Dengan cara yang sama dibuatkan larutan CuSO4 0,05 M 0,025 M 0,01 M dan 0,005 M
6. Elektroda Cu dan elektroda C dicelupkan ke larutan dengan kepekatan terendah
kemudian diukur dan dicatat potensialnya menggunakan milivoltmeter
7. Potensial elektrode diukur untuk semua larutan CuSO 4. Mulailah dari larutan dengan
kepekatan terendah ke larutan dengan kepekatan tertinggi
8. Pengukuran di atas diulangi hingga 3x.
Data Pengamatan :

Konsentrasi Electrode Cu Elektorde Al


(M)
Nilai potensial (mV) Hasil perhitungan Nilai potensial (mV) Hasil perhitungan (
(V)
0,5000 333,0 0,3489 337,4 -1,6541

0,4000 345,0 0,3518 363,4 -1,6521

0,3000 358,0 0,3555 379,0 -1,6497

0,2000 361,9 0,3607 388,0 1,6462

0,1000 372,3 0,3696 394,0 -1,6403

Perhitungan :

A. Perhitungan Pembuatan Larutan CuSO4 dan Al2(SO4)3

Vp x Cp = Ve x Ce

1. CuSO4 dan Al2(SO4)3 0,5 M


200 ml x 0,5 M
Vpekat =
1M

= 100 ml
2. CuSO4 dan Al2(SO4)3 0,4 M
200 ml x 0,4 M
Vpekat =
1M

= 80 ml
3. CuSO4 dan Al2(SO4)3 0,3 M
200 ml x 0,3 M
Vpekat =
1M
= 60 ml
4. CuSO4 dan Al2(SO4)3 0,2 M
200 ml x 0,2 M
Vpekat =
1M

= 40 ml
5. CuSO4 dan Al2(SO4)3 0,1 M
200 ml x 0,1 M
Vpekat =
1M

= 20 ml

B. Perhitungan Perbedaan Potensial Ion Sejenis secara teoritis

0,0592 [reduksi]
Eelektroda = Eosel - n
log
[oksidasi ]

0,0592 1
Eelektroda = EoCu - 2
log ¿
¿¿

0,0592
Eelektroda = EoCu - 2
log ¿ ¿

 Untuk perhitungan elektroda Cu2+

1. Konsentrasi CuSO4 0,5 M


0,0592
Eelektroda = 0,34 – 2 log [0,5]
= 0,3489 V
2. Konsentrasi CuSO4 0,4 M
0,0592
Eelektroda = 0,34 – 2 log [0,4 ]
= 0,3518 V
3. Konsentrasi CuSO4 0,3 M
0,0592
Eelektroda = 0,34 – log [0,3]
2
= 0,3555 V
4. Konsentrasi CuSO4 0,2 M
0,0592
Eelektroda = 0,34 – log [0,2]
2
= 0,3607 V
5. Konsentrasi CuSO4 0,1 M
0,0592
Eelektroda = 0,34 – log [0,1]
2
= 0,3696 V

o Untuk perhitungan elektroda Al3+


0,0592
Eelektroda = EoAl – 3
log ¿ ¿ dengan EoAl = -1,66

1. Konsentrasi CuSO4 0,5 M


0,0592
Eelektroda = -1,66 – log [ 0,5 ]
3
= -1,6541 V
2. Konsentrasi CuSO4 0,4 M
0,0592
Eelektroda = -1,66 – log [ 0,4 ]
3
= -1,6521 V
3. Konsentrasi CuSO4 0,3 M
0,0592
Eelektroda = -1,66 – log [ 0,3 ]
3
= -1,6497 V
4. Konsentrasi CuSO4 0,2 M
0,0592
Eelektroda = -1,66 – log [ 0,2 ]
3
= -1,6462 V
5. Konsentrasi CuSO4 0,1 M
0,0592
Eelektroda = -1,66 – log [ 0,1 ]
3
= -1,6403 V

Pembahasan :

Persamaan Nenst adalah suatu persamaan yang berhubungan dengan potensial reduksi
atau setengah sel (atau total tegangan, seperti gaya elektromotif dari sel penuh) terhadap
potensial elektroda standar, suhu dan aktivitas (sering diperkirakan menggunakan konsentrasi)
suatu spesies kimia yang melakukan reduksi dan oksidasi. Persamaan tersebut dinamai sesusai
nama ahli fisika Jerman yang pertama kali merumuskannya, yaitu Walther Nernst.

Secara teoritis berdasarkan persamaan Nernst ini pengaruh kepekatan larutan elektrolit
dengan ion sejenis dengan katoda nya dari hasil perhitungan semakkin tinggi konsetrasi larutan
berbanding lurus dengan partikel elektrodanya. Logam yang terkorosi akan melarut dalam
bentuk kation sambil melepaskan elektron si katoda. Semakin banyak kation yang melarut, nilai
potensial katodanya akan semakin besar (potensial katoda akan semakin negatif). Hal ini sesuai
dengan yang dilakukan saat praktikum, sebab saat praktikum ditambahkan asam yang digunakan
untuk mencegah terjadinya proses pengendapan saat larutan CuSO4 diencerkan dengan air.
Potensial sel non standar dapat dihitung dengan persamaan Nernst sebagai berikut:

RT (a R ) r (as ) s
E elektroda  E  ln

NF (aP ) p (aQ ) q
dengan nilai Eo adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam
reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, sedangkan oks
dan red masing-masing menyatakan konsentrasi partikel hasil oksidasi dan konsentrasi partikel
hasil reduksi. Sesuai dengan rumus yang berlaku, ketika E sel bernilai positif (+) maka reaksi
berlangsung spontan, dan ketika E sel bernilai negatif (-) maka reaksi berlangsung tidak spontan.
E sel dapat bernilai negatif (-) dapat disebabkan karena terjadinya proses pelarutan logam.
Pada percobaan ini yaitu hubungan antara potensial elektroda logam terhadap kepekatan ion
kepekatan ion sejenis digunakan millivoltmeter untuk mengetahui nilai potensial elektroda suatu
larutan dan persamaan nerst untuk mencari nilai potensial elektroda secara teoritis. Terjadi
pelarutan logam yang sangat berpengaruh pada hasil nilai Esel. Korosi logam akan larut dalam
bentuk kation. Kemudian akan melepaskan elektron katoda nya. Semakin banyak yang terlarut
maka akan semakin besar nilai potensial katoda nya (semakin negatif). Penambahan asam
berguna untuk mencegah terjadi nya endapan pada larutan CuSO4 yang diencerkan. Endapan
yang terbentuk akan mengganggu jalannya reaksi.

Terdapat beberapa perbedaan pada hasil aktual dan teoritis. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti alat yang digunakan kurang bersih, pada saat pembilasan kurang baik
mencucinya,, kabel yang digunakan kurang baik, tidak tepatnya membaca alat, adanya
kekeliruan dalam pengamatan, adanya ion lain yang mengganggu, suhu, dan air pelarut yang
digunakan. Pada percobaan ini, air yang digunakan sebagai pelarut ialah aquadest dimana
aquadest masih mengandung banyak ion yang menganggu jalannya reaksi. Air pelarut yang baik
digunakan sebagai pelarut ialah air deionisasi karena air ini sudah tidak mengandung ion yang
dapat mengganggu jalannya reaksi, hanya air saja.

Didalam praktikum didapatkan hubungan bahwa semakin besar konsentrasi Cu2+


menyebabakan Esel yang dihasilkan semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori dimana hubungan
konsentrasi dengan potensial sel (Esel) berbanding lurus.

Kesimpulan :

Hubungan antaara potensial elektoda dengan kepekatan ion logam sejenis dengan
menggunakan katoda Cu, anoda C, dan larutan elektrolin CuSO 4 dari berbagai kepekatan
diperoleh hasil yang jauh dari teori persamaan nerst yang dihitung, seharus nya semakin tinggi
kepekatan semakin tinggi nilai potensial dan hasil yang didapat negatif menunjukan terjadinya
pelarutan elektroda logam oleh larutan elektrolit juga disebabkan penggunaan pelarut yang
tidaksesuai sehingga memengaruhi hasil pembacaan.

Daftar Pustaka :

https : //www.ilmukimia.org/2016/12/persamaan-nernst.html

Levia, Helena, Nofrika Mira, dll. (2008). Persamaan Nernst. Laboratory of Physical
Chemistry,7,255-257
GRAFIK :

 GRAFIK HASIL PENGUKURAN POTENSIAL ELEKTRODA TERHADAP


KEPEKATAN ION dengan ELEKTRODA Al dan C
 GRAFIK HASIL PENGUKURAN POTENSIAL ELEKTRODA TERHADAP
KEPEKATAN ION dengan ELEKTRODA Cu dan C
 GRAFIK HASIL PERHITUNGAN POTENSIAL ELEKTRODA TERHADAP
KEPEKATAN ION dengan ELEKTRODA Cu dan C
 GRAFIK HASIL PERHITUNGAN POTENSIAL ELEKTRODA TERHADAP
KEPEKATAN ION dengan ELEKTRODA Al dan C

Anda mungkin juga menyukai