Anda di halaman 1dari 4

ara membuat Larutan H2SO4 1 N dalam 1000 ml

Larutan H2SO4 di botol umumnya memiliki konsentrasi 95-97%, kita anggap 96%.
Berat jenis = 1,84 g/ml
Berat Molekul = 98,08 g/mol

Langkah Pertama kita mencari Konsentrasi ( Normalitas ) H2SO4 pekat, rumusnya :


N=( ( 10x%xberat jenis)xvalensi)/BM
N=( ( 10x96%x1,84)x2)/98,08
N=36 N

Maka Perhitungan pembuatan larutan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 N sebanyak 1000 ml adalah
sebagai berikut :
Dengan menggunakan rumus pengenceran N1xV1=N2xV2
N1=36 N
N2=1 N
V1=…?
V2= 1000 ml
N1.V1=N2.V2
36.V1=1.1000
V1=1000.1/36
V1=27,8 ml
Jadi asam sulfat pekat yang dibutuhkan sebanyak 27,8 ml.

Sehingga cara pembuatan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 N sebanyak 1000 ml adalah :


- Isi Labu takar ukuran 1 liter dengan aquades sebanyak 250 ml, lalu tambahkan 27,8 ml asam
sulfat pekat secara perlahan.
- Kocok sebentar kemudian tambahkan aquades sampai 1000 ml atau sampai tanda batas pada
labu takar.
- Pada pengenceran asam pekat selalu labu takar diisi aquades terlebih dahulu untuk
menghindari perubahan panas yang spontan yang bisa menghasilkan letupan.

Cara membuat Larutan H2SO4 1 M dalam 1000 ml

Larutan H2SO4 di botol umumnya memiliki konsentrasi 95-97%, kita anggap 96%.
Berat jenis = 1,84 g/ml
Berat Molekul = 98,08 g/mol
Langkah Pertama kita mencari Molaritas H2SO4 pekat, rumusnya :
M=(10x%xberat jenis)/BM
M=(10x96%x1,84)/98,08
M=18 M

Maka Perhitungan pembuatan larutan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 M sebanyak 1000 ml adalah
sebagai berikut :
Dengan menggunakan rumus pengenceran M1xV1=M2xV2
M1=18 M
M2=1 M
V1=…?
V2= 1000 ml
M1.V1=M2.V2
18.V1=1.1000
V1=1000.1/18
V1=55,5 ml
Jadi asam sulfat pekat yang dibutuhkan sebanyak 55,5 ml.

Sehingga cara pembuatan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 M sebanyak 1000 ml adalah :


- Isi Labu takar ukuran 1 liter dengan aquades sebanyak 250 ml, lalu tambahkan 55.5 ml asam
sulfat pekat secara perlahan.
- Kocok sebentar kemudian tambahkan aquades sampai 1000 ml atau sampai tanda batas pada
labu takar.
- Pada pengenceran asam pekat selalu labu takar diisi aquades terlebih dahulu untuk
menghindari perubahan panas yang spontan yang bisa menghasilkan letupan.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posted in cara membuat larutan

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Kelarutan, Aktivitas, dan Koefisien Aktivitas Elektrolit Kuat Kelarutan, Aktivitas, dan Koefisien
Aktivitas Elektrolit Kuat I. TUJUAN a. Mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl
dengan berbagai kekuatan ion. b. Menghitung kelarutan barium iodat ada I = 0 dengan jalan
ekstrapolasi. c. Menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai nilai I dan
menguji penggunaan hukum Debye-Huckle. II. LATAR BELAKANG TEORI Salah satu cara
untuk menunjukkan hubungan antara kekuatan ion dan aktvitas ion adalah mempelajari perubahan
kelarutan elektrolit yang sedikit larut (misalnya Ba (IO3)2) sebagai aikbat adanya penambahan elektrolit
lain (bukan ion senama, misalnya KCl). Agar hukum Debye-Huckel dapat diterapkan, konsentrasi larutan
elektrolit sedikit larut tersebut harus diukur dengan tepat walaupun konsentrasinya rendah. Selain itu
kelarutannya dalam air harus berada dalam batas kisaran hukum Debye-Huckel, yaitu kelarutan ion<0,01
M untuk elektrolit 1-1 (uni-univalen). Salah satu elektrolit yang memenuhi kriteria di atas adalah
Ba(IO3)2 yang konsentrasinya dapat di tentukan dengan menggunakan metode volumetrik yang
sederhana. Dengan menganalisis data yang diperoleh akan didapat koefisien ativitas rata-rata (y±).
Aktivitas atau koefisien aktivitas suatu individu ion secara percobaan tidak dapat ditentukan, karena itu di
definisikan aktivitas rata-rata a±, dan koefisien aktivitas rata –rata y ± yang untuk elektrolit 1-2 (uni-
bivalen) didefinisikan sebagai berikut: a± = (a+ a-2)1/3 y± = (y+ y-
2)1/3 (1) c± = (c+ c-
2)1/3 Bila nilai konsentrasi (c) dinyatakan dalam mol/liter, maka berdasarkan definisi diatas di peroleh:
a± = y±.c± = Ka1/3 = konstanta (2) Dalam hal ini, a adalah hasil
kali aktivitas kelarutan yang dapat di turunkan sebagai berikut:
Ba(IO3)2 Ba2+ + 2IO3-
(3) (4) Misalnya dalam larutan
terdapat elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama dengan Ba(IO3)2 (misal KCl) dan anggap
kelarutan Ba(IO3)2 dalam air adalah s mol/liter, maka c+ (konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan) = s
mol/liter dan c- (konsentrasi ion IO3- dalam larutan)= 2s mol/liter. Dari persamaan (1) akan diperoleh: c±
= 159 s (5) Dengan menggabungkan
persamaan (5) dengan persamaan (2) diperoleh sy± = (Ka1/3/1,5) = konstanta =
so (6) Dalam hal ini so adalah kelarutan teoritis bila y± mendekati 1
satu (=1) yaitu pada keadaan dimana kekuatan ion sama dengan nol (I=0). Karena y± selalu menurun
dengan meningkatnya kekuatan ion, maka baik kelarutan dan hasil kali kelarutan, Ksp (dinyatakan dalam
onsentrasi, bukan dalam aktivitas) dari elektrolit yang sedikit larut akan meningkat dengan adanya
penambahan elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama. Jika nilai so dapat ditentukan dengan
jalan ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, maka y± pada berbagai konsentrasi akan dapat
dihitung (y± = so/s). Pada larutan elektrolit, s bergantung pada kekuatan ion yang didefinisikan
sebagai: (7) Keterangan: ci = konsentrasi ion ke-i
dalam mol/liter zi = muatan ion ke-i Kekuatan ion (I) harus dihitung berdasarkan semua ion yang berada
di dalam larutan. Nilai I terendah yang dapat digunakan untuk mengukur kelarutan dibatasi oleh kelarutan
elektrolit dalam air. Ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, dilakukan berdasarkan teori Debye-
Huckle untuk elektrolit kuat. Teori Debye-Huckle menyatakan bahwa untuk larutan dengan kekuatan ion
yang rendah (I<0,01) untuk eletrolit univalen (1-1), koefisien aktivitas rata-rata suatu elektrolit yang
berdisosiasi menjadi ion bermuatan Z+ dan Z- dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Log y± =
-A|Z+.Z-|üI) (8) A = tetapan dan untuk larutan dengan
pelarut air pada suhu 25°C nilainya adalah 0,509. Gabungan persamaan (6) dan (8) untuk Ba(IO3)3
diperoleh: Log s = log so + 2Aü1 Jadi, pada kekuatan ion yang rendah kurva log s sebagai fungsi I1/2
akan berupa garis lurus. III. ALAT DAN BAHAN a. Alat: 1. Labu erlenmeyer 250
ml 3. Labu takar 250 ml 5. Pipet 25 ml 2. Buret 4. Labu takar
100 ml b. Bahan 1. KCl 0,1 M 2. Ba(IO3)2 (dapat disiapkan dari pencampuran NaIO3 dan
BaCl2) 3. Na2S2O3 0,01 M 4. HCl 1 M 5. KI 0,5 g/L 6. Kanji 1% IV. CARA KERJA
I. DATA PENGAMATAN No. Labu Konsentrasi lar KCl (M) Volume tiosulfat (ml) V1 V2 1
0.10 - - 2 0.05 - 13.7 3 0.02 - 9.2 4 0.01 7.9 7.7 5 0.05 6.8 - 6 0.02 - 5.4 7 0.00 4.2 4.2
II. PEMBAHASAN Percobaan ini bertujuan untuk mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan
KCl dengan berbagai kekuatan ion, menghitung kelarutan barium iodat pada I = 0 dan menghitung
koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai I serta menguji penggunakan hukum Debye-
Huckle. Untuk menunjukkan antara kekuatan ion dan aktivitas ion dapat dilihat dari perubahan kelarutan
elekttrolit yang sedikit larut dalam air, dalam hal ini Ba(IO3)2. Sebagai akibat penambahan elektrolit lain
bukan senama KCl, dari hasil perhitungan diperoleh grafik hubunganterhadap kelarutan. Dapat dilihat
bahwa kelarutan akan naik dengan naiknya konsentrasi. Demikian juga sebaliknya, dari grafik plot s
terhadapdiperoleh persamaan regresi linear y = 7.7913x - 4.002 yang sebanding dengan persamaan log s =
2A + log so. Dengan jalan ekstrapolasi (x = 0) diperoleh log s = -4,002 dn kelarutan (s) = 9.54.10-5.
Kelarutan pada larutan elektrolit bergantung pada kekuatan ion, dimana kelarutan semakin meningkat
dengan meningkatnya kekuatan ion. Teori Debye-Huckle memprediksi bahwa logaritma koefisien ionik
rata-rata adalah fungsi linear dari akar pangkat dua kekuatan ionik dan slopenya bernilai negatif.
Koefisien aktivitas ionik hanya bergantung pada muatan ion dan konsentrasinya. Hubungan antara
keduanya dapat dilihat dari grafik yang diperoleh dari hasil perhitungan. Sesuai grafik dapat dilihat bahwa
koefisien aktivitas ionik rata-rata naik dengan turunnya konsentrasi. Hasil percobaan kurang sempurna,
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: 1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan,
misalnya pada saat menimbang bahan. 2. Validitas alat yang digunakan. 3. Kesalahan analisa data.
III. JAWABAN PERTANYAAN T = 25°C Konstanta dielektrik = 78,5 e = 1,6. 10-19 NA = 6,02.10-
23 mol k = 1,381.10-23 J/mol A = ......? H2O H+ + OH- I = ½ (10-7 + 10-7) =
10-7 ln y± = = 0,00953.10-30. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan
o Kelarutan barium iodat semakin menurun dalam larutan KCl yang konsentrasinya semakin rendah
dengan kekuatan ion yang semakin besar. o Kelarutan barium iodat pada I = 0 dengan ekstrapolasi
adalah 9.54.10-5 M. o Koefisien aktivitas rata-rata barium iodat (y±) pada berbagai nilai I dapat dilihat
pada tabel lampiran. o Koefisien aktivitas ionik rata-rata semakin meningkat dengan turunnya
konsentrasi. b. Saran 1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang. 2. Praktikan
lebih teliti dalam melakukan pengamatam 3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar. Diposkan
oleh Oneitha Creation di 22.46 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke
Facebook Bagikan ke Pinterest

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai