Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESMI

PRATIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN X
Studi Kinetika Degradasi Fotokatalitik Remazol Black B oleh TiO2
Disusun Oleh

1. Raehan Maulana (24030119130113)


2. Luthfiyatun Najah (24030119120031)
3. Elisa Putri (24030119120035)
4. Nur Maulina Rahmawati (24030119130095)
5. Aditia Fadhil Hanan Permata (24030119120037)
6. M. Rafi Diyansyah Putra (24030119130055)
7. Kamilia Hijriani Zain (24030119140135)

Asisten
Ema Cahyaningrum (24030117130038)

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN 5
Studi Kinetika Degradasi Fotokatalitik Remazol Black B oleh TiO2

Semarang, 5 Oktober 2020


Mengetahui,
Praktikan 1 Praktikan 2 Praktikan 3

Raehan maulana Luthfiyatun Najah Elisa Putri


(24030119130113) (24030119120031) (24030119120035)
I. Asisten
II. Praktikan 5 Praktikan 6
Praktikan 4
III.
IV.
V. Ema Cahyaningrum
Kamilia Hijriani Zain
(24030117120038) M. Rafi Diyansyah Putra
Nur Maulina Rahmawati
(24030119140135) (24030119130055)
(24030119130095)
Praktikan 7

Aditia Fadhil Hanan Permata


(24030119120037)
Abstrak

Percobaan berjudul “Studi Kinetika Fotokatalitik Remazol Black B oleh

TiO2”. Tujuan percobaan ini untuk menentukan aktivitas fotokatalitik TiO 2 dan

menentukan nilai konstanta laju reaksi degradasi remazol black B. Metode yang

digunakan dalam percobaan adalah fotokatalisis, yaitu suatu proses yang

memanfaatkan cahaya tampak atau ultraviolet untuk mengaktifkan katalis dan

kemudian bereaksi dengan senyawa kimia yang berada pada permukaaan katalis.

Prinsip percobaannya adalah penentuan kinetika degradasi dengan menggunakan

persamaan linear pada orde 1. Hasil yang diperoleh dari percobaan yaitu semakin

lama waktu pengadukan larutan dan penyinaran UVA maka absorbansi dan

konsentrasi larutan semakin kecil. Hal itu disebabkan karena semakin banyaknya

degradasi Remazol Black B. Hasil yang diperoleh dari pengukuran absorbansi

dengan spektrofotometer UV-VIS pada larutan hasil fotokatalisis dengan variasi

waktu 0 menit, 15 menit, 20 menit, 45 menit, dan 60 menit adalah 0.202 ; 0.158 ;

0.051 ; 0.032 ; 0.011. Sedangkan hasil konsentrasi larutan hasil fotokatalisis

dengan variasi 0 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit adalah

9.2930ppm ; 7.2465ppm ; 2.2698ppm ; 1.3860ppm dan 0.4093ppm. Dari data

yang di peroleh, didapatkan persamaan y= -0.04945x + 2.43944 dengan konstanta

reaksi 0.04945 menit -1.

Kata kunci : absorbansi, degradasi zat warna, fotokatalisis, TiO2


PERCOBAAN VIII

“KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR”

I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Menentukan aktivitas fotokatalisis TiO2 dan menentukan nilai konstanta
laju reaksi degradasi Remazol Black B

II. TINJAUAN PUSTAKA


I.1 Titanium Oksida
Titanium dioksida, disebut juga titanium (IV) oksida atau
titania, adalah oksida titanium yang terdapat di alam dengan rumus kimia
TiO2. TiO2 merupakan pigmen putih yang paling banyak digunakan
karena kecerahan dan indeks biasnya sangat tinggi (n = 2,4), biasanya
ditemukan dalam bentuk bubuk. TiO2 berfungsi sebagai pigmen untuk
memutihkan susu skim, sebagai tabir surya dan penyerap UV dalam
kosmetik, sebagai fotokatalis karena memiliki sifat fotokatalitik atau
dicampur dengan ion nitrogen maupun oksida logam seperti tungsten
trioksida, sebagai media penyimpanan data elektronik ( Nowotny, 2011 ).
Semikonduktor Titanium dioksida (TiO2) digunakan secara luas sebagai
fotokatalis karena bersifat inert secara kimia maupun biologi, non toksik,
dan tidak mahal (Robert Dkk, 1998). Titanium dioksida memiliki tiga
bentuk polimorf yaitu anatas, rutil, dan brukit (Nowotny, 2011).

BAB IFotokatalisis
Fotokatalisis adalah proses terjadinya reaksi suatu materi
terhadap materi lainnya yang dibantu oleh energi dari penyinaran
ultraviolet dan katalis padat (Setyawan, 2003). Proses fotokatalis banyak
diaplikasikan untuk penghilangan atau pendegradasian polutan cair
menjadi senyawa yang lebih ramah lingkungan, misalanya untuk
pengolahan fenol. Suatu teknologi yang didasarkan pada iradiasi
fotokatalis semikonduktor seperti titanium dioksida (TiO2), seng oksida
(ZnO) atau cadmium sulfide (CdS) yang tergolong sebaagai fotokatalis
heterogen [Hermann, 1999].Seperti sistem katalis heterogen pada
umumnya, pada fotokatalisis terjadi tahap-tahap sebagai berikut. 

a. Perpindahan massa reaktan dari fasa curah ke permukaan katalis


(difusi eksternal).
b. Permindahan massa reaktan dari permukaan katalis ke pori-pori
katalis (difusi internal). 
c.  Adsorpsi reaktan. 
d. Reaksi permukaan. 
e. Desorpsi produk. 
f. Perpindahan massa dari pori-pori ke permukaan katalis. 
g. Perpindahan massa produk ke fasa curah. 

Gambar 2.1 Mekanisme Fotokatalitik TiO2 dalam mendegradasi


senyawa organik

Pada Gambar 2.1 menjelaskan bila suatu semikonduktor dikenai cahaya


(foton) sebesar hv dengan h adalah konstanta Planck (6,63 x 10-34 Js)
dan v adalah frekuensi, maka (e-) pada pita valensi akan mengabsorpsi
energi foton tersebut dan pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi yaitu
pita konduksi, akibatnya akan meninggalkan lubang positif atau h+ pada
pita valensi. Sebagaian besar elektron dan lubang berkombinasi kembali
di dalam daerah semikonduktor dengan mengemisi kalor, sedangkan
sebagian lagi bertahan pada permukaan semikonduktor. ( Rashed Dkk,
2007).

BAB IIRBB
Remazol black B merupakan zat warna reaktif yang
mengandung gugus kromofor azo yang banyak digunakan sebagai
pewarna hitam pada tekstil. Remazol black B memiliki rumus molekul
C26H21N5Na4O19S6, dan berat molekul 991,8 g / mol. Struktur molekul
remazol black B sendiri dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

Gambar Struktur Remazol Black B (Prasetya, 2012)

Salah satu jenis zat warna sintetik yang banyak digunakan dalam
industri tekstil adalah zat warna remazol. Zat warna ini banyak
digunakan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan tidak
terdegradasi pada kondisi aerob biasa. Sebagian besar zat warna sengaja
dibuat zupaya mempunyai ketahanan terhadap pengaruh lingkungan
seperti efek pH, suhu dan mikroba. Oleh karena itu, limbah dari zat
warna remazol sangat berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Sementara itu, lingkungan
mempunyai kemampuan terbatas dalam mendegradasi limbah zat warna.
Akibatnya, air menjadi tercemar (berwarna) dengan kualitas udara yang
semakin memburuk dan tidak layak digunakan. Oleh karena itu, limbah
tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan
(Sulistya, 2013).

BAB IIISentrifugasi
Sentrifugasi adalah pemisahan berdasarkan sifat partikel dalam
medan gaya sentrifugal dan metode yang umum diterapkan untuk
pemisahan dan analisis sel organela dan senyawa-senyawa
biomakromolekul berdasarkan adanya daya sedimentasi yang
ditimbulkan oleh alat sentrifuge (Rickwood, 1984). Prinsip kerja
sentrifuge adalah menggunakan gaya sentrifugal untuk menyimpan
partikel dengan larutannya (Rickwood 1984).

Gaya sentrifugal tergantung pada jari-jari dan kecepatan putaran


pada masa partikel. Apabila jari-jari dan kecepatan putaran tetap, maka
faktor yang perlu diawasi adalah partikel berat, bertambah besar gaya
sentrifugal bekerja pada partikel tersebut. Lingkungan dua bahan cair,
yang satu dua kali lebih berpengaruh pada lingkungan yang lain, dalam
keranjang diputar pada sumbu tegaknya pada kecepatan yang tinggi, gaya
sentrifugal per satuan isi akan dua kali lebih besar pada bahan cair yang
lebih berat untuk bahan cair yang lebih berat. ringan. Bahan cair yang
lebih berat akan menjadi lingkaran keliling bagian luar keranjang dan
bagian ini akan menggantikan bahan cair secara sentrifuge (Earler, 1969).

BAB IVSpektrofotometer UV-Vis


Spektrofotometri UV-Vis adalah metode analisis spektroskopik
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik sinar ultraviolet dan sinar
tampak. Metode ini didasarkan pada absorpsi radiasi, pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang tertentu menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi. Prinsip kerjanya berdasarkan Hukum Lambert Beer, bila
cahaya monokromatik melewati suatu media/larutan maka sebagian
cahaya akan diserap, sebagian akan dipantulkan, dan sebagian lagi akan
dipancarkan (Underwood, 2001).

BAB VHukum Lambert-Beer


Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap
ketebalan sel (b) yang disinari, dengan bertambahnya sel, maka serapan
akan bertambah.

A = k. b

Menurut Beer, yang berlaku untuk radiasi monokromatis dalam


larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi.

A = k. c

Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas


sinar akan bertambah, sehingga serapan juga bertambah. Kedua
persamaan ini digabungkan dalam Hukum Lambert-Beer, maka diperoleh
bahwa serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan sel
yang dapat ditulis dengan persamaan :

A = k.c.b

Umumnya digunakan dua satuan c (konsentrasi zat yang


menyerap) yang berlainan, yaitu gram per liter atau mol per liter. Nilai
tetapan (k) dalam hukum Lambert-Beer tergantung pada sistem
konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram per liter, tetapan
disebut dengan absorptivitas (a) dan bila dalam mol per liter, tetapan
tersebut adalah absorptivitas molar (ε). Jadi dalam sistem
dikombinasikan, hukum Lambert-Beer dapat dinyatakan dalam rumus
berikut :

A= a.b.c (g/liter) atau A= ε. b. c (mol/liter)

Dimana:

A = serapan
a = absorptivitas

b = ketebalan sel

c = konsentrasi

ε = absorptivitas molar

Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif


spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus
di atas. Absorptivitas (a) merupakan konstanta yang tidak tergantung
pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai
larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur
molekul, dan panjang gelombang radiasi (Day and Underwood, 1999).

BAB VIKinetika Reaksi


Kinetika reaksi adalah bidang kimia yang berkaitan dengan
keceptan atau laju dimana reaksi kimia terjadi. Kinetika reaksi mengaju
pada perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satuan waktu
(M/s).

Reaktan (A) → Produk (B)

Selama reaksi molekul-molekul reaktan berkurang sedangkan


molekul-molekul produk terbentuk. Jalannya reaksi dapat dipantau dari
penurunan konsentrasi reaktan dan peningkatan konsentrasi produk.

−∆ [ A] ∆[ B]
Laju = atau Laju =
∆t ∆t

Konstata laju reaksi orde sau dapat diberikan sebaga berikut :

−dC
=k
dt

C t=t

∫ dC = -k ∫ dt
Co C t =0
ln C - ln C0 = -kt

ln C
= -kt
ln Co

C = C0 e-kt

Dengan kurva reaksi orde pertama sebagai berikut :

Slope= -k

ln C
t

Sedangkan untuk konstanta laju reaksi orde kedua dapat


diberikan sebagai berikut :

−dC
= kC2
dt

C t=t

∫ CdC2 = -k ∫ dt
Co t =0

1 1
- = -kt
C Co

Dengan kurva reaski orde kedua sebagai beikut :

Slope = k2
-Perpotongan t/Co
1/C

t
(Wang dkk, 2014)

BAB VIIAnalisa Bahan


II.8.1. TiO2
Sifat fisika : Serbuk putih,bentuk Kristal tetragonal, tidak berbau,
BM 79, 865 gram/mol.

Sifat Kimia :Semikonduktor, Bersifat inert secara kimia maupun


biologi, tidak toksikdan tidak mahal. Memiliki
kelarutan tinggi dalam air , tidak larut dalam asam
sulfur dan nitrit.

( Cotton, 1998 )

II.8.2. Rhemazol Black B


Sifat fisika :Berwujud bubuk atau liquid, berwarna hitam, BM
991,789 gram/ mol.

Sifat Kimia: Digunakan sebagai zat warna.

(Cotton, 1998)

II.8.3. Aquadest
Sifat fisika : Tak berwarna , titik didih 100°C, titik didih 0 °C

Sifat Kimia : Pelarut polar

(Cotton, 1998)
III. METODE PERCOBAAN
BAB IAlat
- Spektrofotometer UV-Vis - Stopwatch

- Reaktor fotokatalis - Botol vial

- Magnetic stirrer - Alumunium foil

- Neraca digital - Pipet tetes

- Alat sentrifugasi - Pengaduk

- Gelas beker - Gelas ukur

- Labu takar

BAB IIBahan
- TiO2
- RBB 10 ppm
- Aquadest

BAB IIISkema Kerja


3.2.1. Uji Aktivitas Fotokatalitik dengan Fotokatalisis 0 Menit

50 mL Remazol Black B 10 ppm

Gelas beker

- Tanpa perlakuan pengadukan dengan


stirrer
- Pindahkan dalam botol vial 15 mL
- Pengukuran absorbansi dengan
spetrofotometer UV-Vis
- Penentuan kinetika degradasi dengan
persamaan orde satu

Hasil
3.2.2. Uji Aktivitas Fotokatalitik dengan Fotokatalisis 15 Menit

50 mL Remazol Black B 10 ppm + 0,1 gram TiO2

Gelas beker

- Pengadukan dengan magnetic stirer 15


menit dibawah cahaya UVA
- Sentrifugasi 2 kali masing-masing 5
menit dengan kecepatan 6000 rpm
- Pengukuran absorbansi dengan
spetrofotometer UV-Vis
- Penentuan kinetika degradasi dengan
persamaan orde satu

Hasil

3.2.3. Uji Aktivitas Fotokatalitik dengan Fotokatalisis 30 Menit

50 mL Remazol Black B 10 ppm + 0,1 gram TiO2

Gelas beker

- Pengadukan dengan magnetic stirer 30


menit dibawah cahaya UVA
- Sentrifugasi 2 kali masing-masing 5
menit dengan kecepatan 6000 rpm
- Pengukuran absorbansi dengan
spetrofotometer UV-Vis
- Penentuan kinetika degradasi dengan
persamaan orde satu

Hasil
3.2.4. Uji Aktivitas Fotokatalitik dengan Fotokatalisis 45 Menit

50 mL Remazol Black B 10 ppm + 0,1 gram TiO2

Gelas beker

- Pengadukan dengan magnetic stirer 45


menit dibawah cahaya UVA
- Sentrifugasi 2 kali masing-masing 5
menit dengan kecepatan 6000 rpm
- Pengukuran absorbansi dengan
spetrofotometer UV-Vis
- Penentuan kinetika degradasi dengan
persamaan orde satu

Hasil

3.2.5. Uji Aktivitas Fotokatalitik dengan Fotokatalisis 60 Menit

50 mL Remazol Black B 10 ppm + 0,1 gram TiO2

Gelas beker

- Pengadukan dengan magnetic stirer 60


menit dibawah cahaya UVA
- Sentrifugasi 2 kali masing-masing 5
menit dengan kecepatan 6000 rpm
- Pengukuran absorbansi dengan
spetrofotometer UV-Vis
- Penentuan kinetika degradasi dengan
persamaan orde satu

Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No
Waktu Pengadukan (Menit) Absorbansi
.
1 0 0,202
2 15 0,158
3 30 0,051
4 45 0,032
5 60 0,011

No
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
.
1 10 ppm 0,22
2 15 ppm 0,323
3 20 ppm 0.43
V. HIPOTESIS
Percobaan berjudul “Studi Kinetika Fotokatalik Remazol Black B

oleh TiO2”. Tujuan percobaan untuk menentukan aktivitas fotokatalisis TiO 2

dan menentukan nilai konstanta laju reaksi degradasi Remazol Black B.

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah fotokatalisis yang

merupakan suatu proses yang memanfaatkan cahaya tampak atau ultraviolet

untuk mengaktifkan katalis yang kemudian bereaksi dengan senyawa kimia

yang berada pada permukaaan permukaan katalis. Prinsip percobaan ini

adalah penentuan kinetika degradasi dengan menggunakan persamaan linear

pada orde 1. Dari percobaan akan dihasilkan nilai absorbansi dari Remazol

Black B yang telah di degradasi oleh fotokatalis TiO 2 dengan variasi stirrer 0

menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Dari data absorbansi dapat

ditentukan nilai konstanta laju reaksi. Hasil menunjukkan nilai absorbansi

berbanding lurus dengan konsentrasi RBB yang terdegradasi. Semakin lama

proses fotokatalitik TiO2 maka semakin banyak Remazol Black Byang

terdegradasi.
VI. PEMBAHASAN

Telah dilakukan percobaan dengan judul "Studi Kinetika Degradasi


Fotokatalitik Remazol Black B oleh TiO2+. Pada percobaan ini bertujuan
untuk menentukan aktivitas fotokatalis TiO2+ dan menentukan nilai konstanta
laju reaksi degradasi Remazol Black B. Dalam percobaan ini menggunakan
prinsip penentuan kinetika degradasi dengan persamaan linear orde 1.
Sedangkan untuk metode yang digunakan adalah fotokatalisis. Fotokatalisis
merupakan suatu proses yang memanfaatkan foton (cahaya) tampak atau
ultraviolet untuk mengaktifkan katalis yang kemudian bereaksi dengan
senyawa kimia yang berada pada atau dekat dengan permukaan katalis
(Palupi, 2006).

Langkah pertama yang dilakukan adalah pengenceran 8 ml Remazol


Black B 125 ppm menjadi 10 ppm dalam 100 ml yang kemudian ditambahkan
dengan TiO2. Tujuan dari penambahan TiO2 adalah sebagai semikonduktor
karena mempunyai pita valensi penuh dan pita konduksi kosong.
Semikonduktor TiO2+ digunakan secara luas sebagai katalis karena bersifat
inert secara kimia dan biologi, tidak bersifat toksik dan tidak mahal (Robert
dan Weber, 1998). Digunakan larutan Remazol Black B karena merupakan zat
warna organik yang dapat digunakan untuk fotodegradasi. Adapun tujuan dari
pengenceran adalah untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang
berbeda.

Setelah pencampuran dilakukan proses fotokatalisis dengan lama waktu


yang digunakan adalah 0 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit.
Digunakan variasi waktu yang berbeda dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh lamanya pengadukan dengan kemampuan degradasi Remazol Black
B. Setelah itu dilakukan pengadukan dibawah sinar UV (320 nm-400 nm)
dengan sinar yang digunakan adalah sinar UV A. Penyinaran UV A bertujuan
untuk mengaktifkan katalis TiO2 yang kemudian bereaksi dengan senyawa
kimia yang berada dari dekat permukaan katalis ( senyawa kimia RBB ).
Posisi pita konduksi dan pita valensi menentukan karakter fotokatalis dalam
hal kebutuhan energi foton yang diperlukan untuk mengaktifkannya dan
berapa besar kekuatan oksidasi atau reduksinya setelah diaktifkan (Palupi,
2006).

Proses katalisis berlangsung melalui fotoinduksi senyawa oksidasi yaitu


senyawa yang menghasilkan spesies-spesies oksidatif yang mampu
mendekstrusi zat warna. Reaksi fotokatalitik di absorpsi foton dengan level
energi yang sama atau energi celah pita (hand gap) pada katalis (Akpon,
2009). Reaksi tersebut di inisiasi oleh pemisahan muatan yang dihasilkan oleh
promosi elektron dari pita valensi ke pita konduksi pada katalis yang
menghasilkan hole H+ pada pita valensi. pada katalis, yang menghasilkan hole
h+ pada pita valensi. Elektron yang dihasilkan mampu mereduksi warna atau
bereaksi dengan akseptor elektron dengan seperti O2 yang teradsorbsi pada
permukaan katalis atau terlarut dalam air untuk membentuk anion radikal
superoksida IO2 -. Lubang yang dihasilkan mampu mengoksidasi molekul
organik atau bereaksi dengan OH- atau H2O untuk memproduksi hampir
seluruh zat warna seperti RBB dengan menggunakan kemampuan hole dan
elektron pada semikonduktor (Rashed,2007).
Gambar 6.1 Mekanisme Fotokatalisis TiO2 dalam Mendegradasi

Senyawa Organik

Setelah itu larutan disentrifugasi selama 5 menit sebanyak 2 kali dengan


kecepatan 6000 rpm. Tujuan dari sentrifugasi adalah untuk memisahkan
larutan hasil fotokatalisis dengan TiO2 yang mengendap. Prinsip dari
sentrifugasi adalah sedimentasi, dimana percepatan sentrifugal menyebabkan
zat padat dan partikel untuk pindah keluar dalam arah radiasi. Setelah itu
larutan hasil sentrifugasi disimpan di dalam botol viol dan dilapisi dengan
aluminium voil. Tujuan pelapisan dengan aluminium voil adalah untuk
melindungi larutan dari paparan cahaya yang dapat mendegradasi larutan.
Setelah semua larutan disentrifugasi, kemudian diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrometer UV-Vis dengan panjang gelombang maks 598.00
nm. Hasil dari larutan yang disentrifugasi adalah semakin lama waktu yang
digunakan untuk menstirer larutan, maka hasilnya akan semakin bening
karena Remazol Black B yang terdegradasi semakin banyak.
Gambar 6.2 Mekanisme Degradasi Remazol Black B

(Prasetya dkk,2012)

Hasil yang didapatkan dari pengukuran absorbansi menggunakan


spektrometer UV-Vis pada larutan hasil fotokatalisis dengan variasi waktu 0
menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit berturut-turut adalah
0,202 ; 0,158 ; 0,051 ; 0,032 0,011. Sedangkan konsentrasi larutan RBB
dengan variasi 0 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit berturut-
turut adalah 9,2930 ppm ; 7,2465 ppm ; 2,2698 ppm ; 1,3860 ppm dan
0,4093 ppm. Berdasarkan literatur, semakin lama waktu yang digunakan
untuk menstirer larutan konsentrasi dan absorbansi larutan akan semakin kecil
karena degradasi Remazol Black B semakin banyak. Dalam percobaan kali ini
sesuai dengan literatur karena hasil yang didapatkan konsentrasi dan
absorbansi larutan semakin kecil seiring dengan semakin lamanya waktu
menstirer dilakukan. Berdasarkan data yang diperoleh telah didapatkan
persamaan y = -0.04945x + 2.43944 dengan konstanta reaksinya 0.04945
menit-1.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
 Hasil yang diperoleh dari percobaan yaitu semakin lama waktu

pengadukan larutan dan penyinaran UVA maka absorbansi dan

konsentrasi larutan semakin kecil. Hal itu disebabkan karena semakin

banyaknya degradasi Remazol Black B.

 Hasil yang diperoleh dari pengukuran absorbansi dengan

spektrofotometer UV-VIS pada larutan hasil fotokatalisis dengan

variasi waktu 0 menit, 15 menit, 20 menit, 45 menit, dan 60 menit

adalah 0.202 ; 0.158 ; 0.051 ; 0.032 ; 0.011.

 Sedangkan hasil konsentrasi larutan hasil fotokatalisis dengan variasi

0 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit adalah 9.2930ppm

; 7.2465ppm ; 2.2698ppm ; 1.3860ppm dan 0.4093ppm.

 Dari data yang di peroleh, didapatkan persamaan y= -0.04945x +

2.43944 dengan konstanta reaksi 0.04945 menit -1.

7.2 Saran
 Praktikan harus benar-benar teliti dalam mengamati waktu agar
hasil yang didapat akurat
 Perhitungan harus dilakukan secara tepat agar persamaan yang
didapat juga tepat
DAFTAR PUSTAKA
Earle, R.L. 1969. Unit Operation in Food Processing. Pergamon Press Ltd.

Hermann, J.M. (1999). Water Treatment By Heterogeneous Photocatalys. In F.a.

Jassen, Environmental Catalysis, Singapore: Imperial College Press, pp.

171-191. Hsu, Y.Y., Hsiung, T

Palupi,E. 2006. Degradasi Methylene Blue dengan Metode Fotokatalisis dan


Fotoelektrokatalisis Menggunakan Film TiO2, skripsi. Departemen
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institute
Pertanian Bogor

Prasetya, Nur.B.A dkk. 2012. Pengaruh Ion Logam Cd dan pH Larutan Terhadap

Efektivitas Fotodegradasi Zat Warna Remazol Black B Menggunakan

Katalis TiO2. Molekul vol 7.No 2

Rickwood D. 1984. Centrifugation : a practical approach. Washington DC :


IRLPress.

Rashed,M.N dan El-Amin,A.A. 2007. Photocatalysic of Methyl Orange in

Agueous TiO2 Under Different Solar Radiation Source. International

Journal of Physical Science 2(3)

Robert,D and Weber,J.V. 1998. Photocatalysic Degradation of Methylbutandioic


Acid (MBA) in Aqueous TiO2 Suspension : Influences of MBA
Adsorption on the Solid Semi-conductor. Journal of Cleaner Production,
6(3),pp.335-338
Setyawan D. 2002. Pengaruh Perlakuan Asam, Hidrotermal dan Impregnasi

Logam Kromium Pada Zeolit Alam dalam Preparasi Katalis dalam Jurnal

Ilmu Dasar Vol. 3 No. 2, FMIPA UNEJ, Jember.

Sulistya, R. (2013). Elektrodekolorisasi Zat Warna Remazol Violet 5r


Menggunakan Elektroda Grafit. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga. Widodo, D.S (2009).

Underwood, A.L., Day, R.A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Wang Q., Hui, J., Yang, L., Huang, H., Cai, Y., Yin, S., dan Ding, Y. 2014.

Enhanched Photocatalytic Perfomance of Bi2O3/H-ZSM-5 Composite for

Rhodamine B Degradation Under UV Light Irradiation, Applied Surface

Science. 298 : 224


Lampiran
1. Menentukan persamaan garis larutan standar RBB

No Konsentrasi (ppm) (x) Absorbansi (y) x.y x2

1 10 0,22 2,2 100

2 15 0,323 4,845 225

3 20 0,43 8,6 400

4 25 0,546 13,56 625

  70 1,519 29,295 1350

n ∑ x . y−∑ x ∑ y
m=
n ∑ x 2−∑ (x)2

4 x 29.295−(70)(1.519)
=
4 ( 1350 )−70 2

117.18−106.33
=
5400−4900

10.85
=
500

= 0.0217

y = mx + c

0.37975= 0.0217(17.5) + C

C= 0.37975– 0.37975

C= 0

Maka diperoleh persamaan garis nya adalah y=0.0217x


2. Menentukan persamaan garis Degradasi RBB oleh TiO2

Waktu (menit) Absorbansi (y) Konsentrasi (C)


(x)

0 0,202 9,30875576
15 0,158 7,281105991
30 0,051 2,350230415

45 0,032 1,474654378
60 0,011 0,506912442

Waktu (x) Ln C (y) x.y x2


(menit)

0 2,2309 0 0

15 1,9853 29,7795 225


30 0,8545 25,635 900
45 0,3884 17,478 2025
60 -0,6794 -40,764 3600
∑ = 150 ∑= 4,7797 ∑= 32,1285 ∑= 6750
n ∑ x . y−∑ x ∑ y
m=
n ∑ x 2−∑ (x)2
5 x 32,1285−(150)( 4,7797)
=
5 ( 6750 )−1502
160,6425−716,955
=
33750−22500
−556,3125
=
11250

= -0,04945

y = mx + c
0,95594 = -0,44505(30) + c
c = 0,95594+ 1,4835
c = 2,43944

Jadi persamaan garis Degradasi RBB oleh TiO2 adalah y= -0,04945x+ 2,43944

3. Penentuan nilai konstanta laju reaksi degradasi RBB oleh TiO2

y= -0.04945x+ 2.43944

Mencari nilai konstanta reaksi

m = -k

k=-m

k = - ( -0.04945)

k = 0.04945

Jadi nilai konstanta laju reaksi degradasi RBB oleh TiO 2 adalah

0.04945

4. Grafik larutan standar Remazol Black B


Kurva standar RBB
0.6
0.5 f(x) = 0.02 x + 0
R² = 1
absorbansi (A)

0.4
0.3
0.2
y
0.1
0
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26

Konsentrasi (ppm)

Dari perhitungan yang diperoleh, persamaan garis yaitu y

=0,0217x. Hasil ini sama dengan persamaan yang diperoleh berdasarkan

grafik diatas yaitu y = 0,0217x.

5. Grafik t vs ln C

Dari perhitungan, diperoleh persamaan garis yaitu y= -0,04945x+ 2,43944.


Hasil ini sama dengan persamaan yang diperoleh berdasarkan grafik diatas yaitu
y= -0,04945x+ 2,43944. Nilai regresi sebesar 0,9666 yang mendekati 1
menandakan data yang didapat cukup akurat.

Anda mungkin juga menyukai