Kelompok : 2
Kelas : B
Nama Kelompok : 1. Rahmadina (2330122191)
2. Riska Fauziah (2330122192)
3. Saarah (2330122193)
4. Sindi Putri Handayani (2330122194)
5. Suci Anela Putri (2330122195)
6. Tania Puspita (2330122196)
7. Tesa Pusvita Lestari (2330122197)
8. Vanny Fabiola (2330122198)
9. Wahyu Andrian (2330122199)
10. Wike Divani Amelia (2330122200)
Dosen Pengampu : apt. Revi Yenti, M.Si
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1 Granul.............................................................................................................3
2.1.1 Defenisi Granul...................................................................................3
2.1.2 Evaluasi Granul...................................................................................3
2.2 Tablet..............................................................................................................4
2.2.1 Defenisi Tablet....................................................................................4
2.2.2 Bahan Penyusun Tablet.......................................................................5
2.2.3 Metode Pembuatan Tablet..................................................................7
2.2.4 Evaluasi Tablet....................................................................................9
2.3 Tablet Paracetamol.........................................................................................10
BAB III. METODOLOGI PENELTIAN.........................................................14
3.1 Evaluasi Granul..............................................................................................14
3.1.1 Kecepatan Alir dan Sudut Diam........................................................14
3.1.2 Kerapatan Ruah dan Kerapatan Mampat...........................................15
3.1.3 Ukuran Partikel..................................................................................16
3.1.4 Kandungan Air...................................................................................16
3.2 Evaluasi Tablet...............................................................................................17
3.2.1 Waktu Hancur....................................................................................17
3.2.2 Kekerasan Tablet...............................................................................18
3.2.3 Friability.............................................................................................19
3.2.4 Keseragaman Ukuran.........................................................................19
3.2.5 Keseragaman Bobot...........................................................................20
3.2.6 Disolusi..............................................................................................21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................22
4.1 Hasil...............................................................................................................22
4.2 Pembahasan....................................................................................................23
BAB V. PENUTUP............................................................................................29
5.1 Kesimpulan....................................................................................................29
5.2 Saran..............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................30
LAMPIRAN HASIL EVALUASI GRANUL..................................................31
LAMPIRAN HASIL EVALUASI TABLET...................................................34
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
Beberapa pengujian yang dapat dilakukan untuk melakukan kontrol kualitas mutu
tablet adalah penampilan secara umum, ukuran dan bentuk tablet, organoleptis,
kekerasan dan kerapuhan, keseragaman kandungan zat aktif, keragaman bobot,
disintegrasi, dan disolusi tablet.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari itu praktikkan melalukan proses
evaluasi granul dan evaluasi tablet menggunakan tablet parasetamol untuk
mengetahui parameter uji sediaan tablet untuk mengetahui karakteristik dan mutu dari
sediaan tablet.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Granul
2.1.1 Defenisi Granul
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari partikel kecil
serbuk. Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk
meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan
atau agregat-agregat dalam bentuk yang beraturan. Proses granulasi dapat dilakukan
dengan metode granulasi kering dan granulasi basah.
2.1.2 Evaluasi Granul
Evaluasi granul penting dilakukan sebelum granul dicetak menjadi tablet.
Adapunpengujian pada granul meliputi :
1. Uji Organoleptis
Menurut Banker dan Anderson (1995) Uji ini dilakukan dengan
mengamati penampilan fisik dari massa kempa yang dihasilkan meliputi,
bentuk, warna, dan bau (Noval et al., 2021).
2. Uji Sifat Alir
Pada uji sifat alir ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat alir
suatu massa kempa. Kadek Lenny Karisma Sari, I G.N. Jemmy Anton Prasetia
(2008) menyatakan sifat alir yang buruk menyebabkan tablet akan sulit untuk
dikempa, dan bobot tablet juga akan tidak seragam (Hartesi, et al., 2020). Laju
alir yang baik adalah ˃10g/detik (Voight, 1994).
3. Uji Sudut Diam
Uji ini dilakukan untuk mengetahui sifat alir dari massa kempa. Harpaz,
D., and Mathural, B (1994) menyatakan sudut diam adalah sudut antara tinggi
yang terbentuk oleh serbuk atau granul dengan jari-jari yang terbentuk pada
landasan serbuk. Serbuk atau granul dapat dikatakan baik jika mempunyai sudut
diam lebih kecil dari 40°. Semakin datar kerucut yang dihasilkan, maka sudut
kemiringan semakin kecil (Khaidir, Murrukmihadi and Kusuma, 2015).
3
4. Uji Distribusi Ukuran Partikel
Uji ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dari ukuran partikel telah
terdistribusi secara normal atau sebaliknya (Hartesi, et al., 2020), beserta
penyebarannya yang dapat dilihat dari banyaknya massa kempa yang tertinggal
pada setiap nomor mesh. Ukuran partikel sangat mempengaruhi kemampuan
laju alir massa kempa, jika ukuran serbuk sangat halus maka laju alirnya akan
berkurang (Ningsi et al., 2016).
5. Uji Susut Pengeringan
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui berapa banyak senyawa yang
hilang setelah dilakukan proses pengeringan (Rasyadi, Rahim and Handayani,
2019), menggunakan oven dengan suhu 105°C (Depkes RI, 2014).
6. Uji Kompresibilitas
Pada uji Kompresibilitas dilakukan untuk mengetahui karakteristik serbuk
selama diberi tekanan. Syarat kompresibilitas yang memiliki sifat 9 alir bagus
yaitu 5-20%. Kompresibilitas yang rendah akan menghasilkan tablet yang rapuh
sedangkan kompresibilitas yang tinggi akan menghasilkan tablet dengan waktu
hancur yang lama (Hadisoewignyo and Fudholi, 2013).
2.2 Tablet
2.2.1 Defenisi Tablet
Salah satu bentuk sediaan farmasi yang paling sering dijumpai di pasaran adalah tablet,
karena tablet mempunyai banyak keuntungan dibandingkan sediaan farmasi yang lain yaitu
dilihat dari cara penggunaannya yangrelatif stabil dalam penyimpanan, dandistribusi. Tablet
merupakan bentuk sediaan yang mengandung bahan aktif dengan atau tanpa eksipien.
Bentuk sediaan tablet ini paling banyak digunakan dikarenakan praktis, mudah dibawa,
mudah ditemukan,digunakan dan diproduksi (Lestari et al,2022). Pada pewarnaan tablet
disebabkan oleh zat aktifnya yang berwarna ataupun guna memberi keestetikan tablet,
untuk membedakan dengan tablet lain dan mencegah pemalsuan.
4
Kelebihan sediaan tablet dibandingkan dengan sediaan-sediaan lain yaitu antara
lainsediaan oral yang paling kompak dan ringan, mudah dalam penggunaan, ketepatan
dosis serta variabilitas kandungan rendah, dapat menutupi rasa obat yang pahit atau
tidak menyenangkan, dapat dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus (Siregar
& Wikarsa, 2010).
5
cetakan. Senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati
terhidrogenasi dan talk yang digunakan sebagai lubrikan.
Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung
menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar
lubrikan yang berlebih harus dihindari. Bahan pelicin secara langsung dapat
mempengaruhi sifat fisik yang dihasilkan. Bahan pelicin dalam formulasi tablet
mempunyai 3 fungsi yaitu:
- Lubrikan
Lubrikan yaitu bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi atau
gesekan antara permukaan dinding atau permkaan tablet dengan dinding
die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan yang tidak larut air akan
menurunkan kecepatan disintegrasi tablet. Semakin lama pencampuran
lubrikan akan memperlama kecepatan disintegrasi tablet karena partikel
lubrikan akan semakin rata menutupi permukaan granul. Adanya lapisan
hidrofob akan menyelubungi granul sehingga akan menyebabkan kesulitan
penetrasi air (Sulaiman, 2007).
Contoh lubricant yang tidak larut air antara lain Mg stearat, Ca
stearat, talk, dan waxes, sedangkan lubrikan yang larut air antara lain asam
stearat, sodium benzoat dan Magnesium Lauryl Sulfate (MLS) (Sulaiman,
2007).
- Anti Adherent
Anti adherent adalah bahan yang bisa mencegah melekatnya
(sticking) permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Bahan
tambahan yang dapat berfungsi sebagai anti adherents adalah talk, amilum
jagung, Mg Stearat, Natrium Lauryl Sulfate (Sulaiman, 2007).
- Glidant
Glidant ditambahkan dalam formulasi bertujuan untuk menaikkan
atau meningkatkan fluiditas masa yang akan dikempa sehingga masa
tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Bahan tambahan
yang dapat berfungsi sebagai glidan adalah talk, amilum, logam stearat,
6
asam stearat, natrium benzoat (Sulaiman, 2007).
4. Bahan Penghancur (Disintegrant)
Zat penghancur dimaksudkan untuk memudahkan pecahnya tablet ketika
berkontak dengan cairan saluran pencernaan dan mempermudah absorbsi
(Lachman dkk, 2010). Disintegrant idealnya menyebabkan tablet hancur tidak
saja dengan granul yang dikempa, tetapi juga menjadi partikel serbuk yang
berasal dari granul.
5. Bahan Perasa dan Pewarna
Bahan pemberi rasa sangat penting dalam pembuatan tablet hisap. Apa
yang dirasa mulut saat menghisap tablet sangat terkait dengan penerimaan
konsumen nantinya dan berarti juga sangat berpengaruh terhadap kualitas
produk. Dalam formula tablet hisap, bahan perasa yang digunakan umumnya
juga merupakan bahan pengisi tablet hisap tersebut, seperti manitol (Syamsuni,
2007).
Penggunaan zat pemberi warna dalam sediaan farmasi untuk tujuan
estetika, sebagai pembantu sensori untuk pemberi rasa yang digunakan, dan
untuk tujuan kekhasan dari produk. Umumnya pewarna yang dipakai harus
sinergis dengan rasa yang digunakanpada sediaan. Untuk obat-obat serbuk yang
diberikan sebai tablet kompresi atau kapsul biasanya membutuhkan
perbandingan zat warna yang lebih besar (± 0,1%) untuk mencapai warna yang
diinginkan daripada dengan sediaan cair (Widiati, 2016)
7
kandungan bagi bahan aktif dengan dosis kecil, serta mencegah terjadinya
pemisahan komponen-komponen campuran selama proses produksi berlangsung
(Suhery, Fernando and Giovanni, 2016).
Pada metode granulasi basah ini zat aktif, pengisi dan penghancur
dicampur homogen, kemudian dibasahi dengan larutan pengikat, jika diperlukan
tambahkan pewarna. Ayak menjadi granul dan keringkan dalam oven pada suhu
40-50°C. Setelah dilakukan pengeringan ayak lagi agar diperoleh granul dengan
ukuran yang diinginkan, tambahkan bahan pelicin, dan kempa kemesin cetak
(Anief, 1994) dalam (Hasyim, Megawati and Henriani, 2019).
2. Granulasi Kering
Pada metode granulasi kering ini digunakan pada keadaan dosis efektif
terlalu tinggi untuk pencetakan langsung, zat aktifnya peka terhadap pemanasan,
kelembaban, atau keduanya. Setelah dilakukan penimbangan dan pencampuran
bahan, serbuk di slugg atau dikompresi menjadi bentuk tablet yang besar dan
datar dengan garis tengah sekitar 1 inci. Kempaan harus cukup keras agar ketika
dipecahkan tidak menimbulkan serbuk yang berceceran. Tablet kempa ini
dipecahkan dengan tangan atau alat dan diayak dengan lubang yang diinginkan,
pelicin ditambahkan dan tablet dikempa kembali (Ansel, 2008).
3. Kempa Langsung
Metode kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet
dikempa secara langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang
sesuai, yang akan mengalir dengan seragam ke dalam lubang kempa dan
membentuk suatu padatan yang kokoh. Tidak ada prosedur metode lain seperti,
granulasi basah atau kering yang diperlukan pada campuran serbuk (Siregar,
C.J.P., dan Wikarsa, 2010).
Keunggulan metode ini selain ekonomis dan proses pembuatannya yang
lebih singkat, waktu dan tenaga yang digunakan juga lebih sedikit, dapat
digunakan oleh zat aktif yang tahan panas ataupun sebaliknya (Hasyim,
Megawati and Henriani, 2019).
8
2.2.4 Evaluasi Tablet
Evaluasi tablet meliputi :
1. Uji Organoleptis
Menurut Banker dan Anderson (1995) uji organoleptis meliputi mengukur
bentuk, warna, bau dan rasa untuk mengetahui karakteristik dari tablet yang
dihasilkan (Noval et al., 2021).
2. Keseragaman Sediaan
Keseragaman sediaan didefinisikan sebagai derajat keseragaman jumlah
zat aktif dalam satuan sediaan. Keseragaman sediaan ditetapkan sebagai salah
satu dari dua metode, yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Uji
keseragaman kandungan berdasarkan penetapan kadar masing-masing
kandungan zat aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan apakah kandungan
masing-masing terletak dalam batasan yang ditentukan. Uji keseragaman
kandungan dipersyaratkan untuk semua bentuk sediaan yang tidak memenuhi
kondisi pada uji keragaman bobot (DepKes RI, 2014).
3. Uji Keseragaman Ukuran
Uji ini dilakukan untuk mengetahui keseragaman ukuran tablet yang
dihasilkan. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu
sepertiga kali tebal tablet (Anief, 2015). Keseragaman ukuran tablet dipengaruhi
oleh sifat alir, keseragaman densitas, dan stabilitas punch pada alat cetak tablet
(Santoso, Mardhiani and Sasmita, 2019).
4. Uji Kekerasan Tablet
Tablet Siapkan sebanyak 10 tablet dari masing-masing formula, siapkan
hardness tester, Uji kekerasan tablet memiliki fungsi untuk mengukur
mutu fisik dari suatu tablet dengan cara, tablet satu persatu sebanyak 20
tablet dari masing masing formula diletakan pada alat kekerasan tablet
yaitu hardness tester (Legowo,2021). Kekerasan tablet memenuhi syarat
yang baik dengan kekuatan 4-8 Kg (Jaya et al., 2012)
5. Uji friabilitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan tablet tehadap guncangan
yang terjadi selama proses pembuatan, pengemasan dan pendistribusian
9
(Hartesi, Sutrisno, et al., 2020). Syarat kerapuhan tablet tidak boleh kehilangan
bobot lebih dari 1% (Santoso, Mardhiani and Sasmita, 2019).
6. Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur dilakukan menggunakan alat disentegration tester.
Tujuan melakukan pengujian ini untuk melihat cepat atau tidaknya tablet
terserap saat hancur menjadi partikel-partikel dalam cairan pencernaan tubuh
(Ambari, Nurrosyidah and Kusumo, 2019). Kecuali dinyatakan lain waktu
hancur yang diperlukan untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 11 menit,
sedangkan untuk tablet bersalut gula atau bersalut selaput tidak lebih dari 60
menit (Anief, 2015).
7. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan
disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam
masing-masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut
enterik sedangkan dalam masing-masing monografi uji disolusi atau uji waktu
hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tunda, prosedur dan
intepretasi yang tertera pada sediaan lepas tunda dapat digunakan, kecuali
dinyatakan lain pada tiap monografi (Depkes RI, 2014).
10
menyebabkan iritasi serta peradangan lambung. Hal ini disebabkan Parasetamol
bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi
terdapat leukosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak
bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri
kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011).
Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan
asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Parasetamol
tidak mempunyai daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan
pendarahan lambung. Sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal,
Salsilamid maupun Parasetamol. Diantara ketiga obat tersebut, Parasetamol
mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman untuk anak-anak. Untuk
anak-anak dibawah umur dua tahun sebaiknya digunakan Parasetamol, kecuali ada
pertimbangan khusus lainnya dari dokter.
4-Hidroksiasetanilida
Rumus Empiris : C8H9NO2
Sinonim : Acetaminofen, paracetamol
Berat Molekul : 151.16
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N; mudah larut dalam
etanol.
Jarak lebur : Antara168˚ dan 172˚.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu
ruang terlindung dari kelembapan dan panas.
11
Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja Paracetamol (asetaminofen) bekerja dengan mengurangi
produksi prostaglandin dengan mengganggu enzim cyclooksigenase (COX).
Parasetamol menghambat kerja dari COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif
dan sel edothelial dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi.
Kemampuan parasetamol dalam menghambat kerja enzim COX yang dihasilkan otak
inilah yang membuat parasetamol dapat menurunkan demam dan mengurangi rasa
sakit kepala (Graham et al, 2005). Pemakaian parasetamol dalam dosis berlebihan dan
dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan kerusakan hati atau bersifat toksik
(Grace P.T et al., 2015).
Farmakokinetika
Parasetamol di absorpsi dengan cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan waktu paruh
plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma, 25% parasetamol terikat protein plasma. Obat
ini di metabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagiaan parasetamol (80%)
dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat.
Obat ini dieksresi melalui ginjal (T Duggan & J Scott, 2009).
Farmakodinamika
Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek analgetiknya serupa salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan hingga sedang. Parasetamol merupakan
penghambat biosintesa PG yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung
tidak terlihat dengan obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan
asam basa (Freddy, 1995).
Indikasi
Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri
sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan
12
sampai sedang.
Kontra Indikasi
Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif terhadap
obat ini.
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Alat : Corong alat uji waktu alir (flowability tester), perkamen, timbangan analitik,
spatel, tisu.
Bahan : Granul 25 gram
Prosedur :
1. Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat
2. Uji waktu alir dalam keadaan tertutup.
3. Buka penutup agar granul mengalir.
4. Catat waktu alir granul menggunakan stopwatch
5. Lakukan pengulangan pengujian sebanyak 3x.
6. Hitung kecepatan alir dengan rumus :
Massa granul (g)
Kecepatan Alir =
Waktu (detik)
Syarat kecepatan alir yang baik <10 gram/detik
7. Hitung sudut istirahat dengan menghitung jari-jari dan tinggi dari tumpukan
granul setelah metode corong.
8. Hitung sifat alirnya dengan rumus dan didapat α yang menentukan kecepatan.
Hitung sudut istirahat dengan menggunakan rumus :
h
∝ = tan − 1 ( )
r
14
Syarat sudut istirahat yang baik adalah :
α (25° - 30°) : Sangat mudah mengalir
α (31° – 35°) : Mudah mengalir
α (36° – 40°) : Cukup mudah mengalir
α > 40° : Kurang mengalir
15
3.1.3 Ukuran Partikel
Alat : Infrared Moisture balance, atau lemari pengering/oven, spatel, cawan petri
Bahan : Granul 5 gram
16
Prosedur :
Prosedur dengan Infrared moisture balance :
1. Tarakan timbangan di angka 0.0
2. Timbang seksama 5 gram granul
3. Letakkan granul yang akan ditetapkan kelembabannya di atas plate
4. Tutup alat tersebut dan kemudian tekan tombol “start”. Lalu biarkan hingga alat
memberikan tanda bahwa pengukuran sudah selesai.
5. Pada saat ditimbang, biarkan alat berbunyi klik berkali-kali, dan angka akan
berkedip-kedip ketika pengujian selesai.
6. Simpan zat yang sudah di uji, kemudian bersihkan semua alat-alat tersebut.
Prosedur dengan oven :
1. Timbang seksama 5 gram granul
2. Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105oC) selama 2 jam.
17
Alat : Disintegration tester, beaker glass 500 ml
Bahan : 6 tablet paracetamol, aquadest
Prosedur :
1. Masukan masing-masing1 tablet paracetamol pada 6 tabung
2. Masukan 1 cakram pada tiap tabung
3. Gunakan media air bersuhu 37o ± 2o C
4. Lakukan pengujian berdasarkan monografi tablet.
5. Waktu hancur diamati, dan tablet paracetamol harus hancur sempurna dalam
waktu 15 menit
6. Bila terdapat tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lain
nya.
7. Dari sampel yang digunakan tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
18
3.2.3 Friability
19
Alat : Jangka Sorong
Bahan : 20 tablet paracetamol
Prosedur :
1. Diambil 20 tablet paracetamol
2. Ukur tebal dan diameter masing-masing tablet dengan jangka sorong.
3. Hitung rata-rata diameter dan ketebalan tablet
4. Syarat : Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x diameter tablet, dan tidak kurang
dari 4/3 x tebal tablet
20
3.2.6 Disolusi
21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarakan hasil percobaan yang telah dilakukan terhadap granul dan tablet
paracetamol didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Pengujian mutu fisik granul dengan jenis pengujian kecepatan alir memiliki
kecepatan alir sebesar 23,83 g/detik (Sangat baik, memenuhi persyaratan).
2. Pengujian mutu fisik granul dengan jenis pengujian sudut istirahat didapatkan
nilai tan α yaitu 31,034° (Cukup baik, memenuhi persyaratan).
3. Pengujian mutu fisik granul dengan jenis pengujian kerapatan ruah dan
kerapatan mampat didapatkan kerapatan ruah dan kerapatan mampat berturut-
turut sebesar 0,4464 g/mL dan 0,5090 g/mL dengan nilai indeks
kompresibilitasnya 11,8966% (Baik, memenuhi persyaratan).
4. Hasil pengujian ukuran partikel granul yang terdapat pada mesh 850 µm (20),
710 µm (25), 600 µm (30), 500 µm (35) dan 425 µm (40) berturut turut adalah
6,67%, 33,78%, 17,66 %, 8,62 %, 15,10%, dan % finesnya adalah 6,93%
(<10%, memenuhi persyaratan).
5. Pengujian mutu fisik granul dengan jenis pengujian kandungan air didapatkan
sebesar 1,598 (Tidak memenuhi Syarat).
6. Pengujian mutu fisik tablet dengan jenis pengujian kekerasan tablet dari 20
tablet didapatkan nilai rata-rata yaitu 10,213 kg (Tidak memenuhi syarat).
7. Pengujian mutu fisik tablet dengan jenis pengujian friability didapatkan nilai
% friability sebesar 0,222 % (<1%, memenuhi persyaratan).
8. Pengujian mutu fisik tablet dengan jenis pengujian keseragaman ukuran dari 20
tablet didapatkan nilai diameter sebesar 1,31 cm dan ketebalan tablet sebesar
0,4270 cm. (memenuhi persyaratan).
22
9. Pengujian mutu fisik tablet dengan jenis pengujian disolusi didapatkan
persamaan regresi (y) = 0,0608 + 0,0569 x dan nilai (r) = 0,9948. Nilai %
disolusi dari tablet dengan masing-masing 5 waktu pengujian ( 5 menit, 10
menit, 15 menit, 20 menit dan 30 menit) didapatkan hasil yaitu 51,3% ;
48,885% ; 66,8715% ; 64,27% ; 74,155%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada evaluasi granul dan tablet,
dilakukan beberapa evaluasi. Evaluasi pada granul meliputi uji kecepatan alir, sudut
istirahat, kerapatan ruah dan mampat, ukuran partikel, dan kandungan air. Sedangkan
pada tablet dilakukuan pengujian kekerasan tablet, friability, keseragaman ukuran
serta uji disolusi.
Pada pengujian mutu fisik granul yaitu uji kecepatan alir dilakukan dengan cara
menimbang 25 gram granul dan ditempatkan pada corong alat, kemudian catat waktu
alir granul menggunakan stopwatch dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali,
didapatkan nilai waktu alir granul yaitu 10,59 g/detik, 10,08 g/detik dan 9,50
g/detik, dan hasil rata-ratanya adalah 23,83 g/detik. Hasil waktu alir yang didapatkan
memenuhi persyaratan dimana kecepatan alir yang sangat baik >10 detik.
Pengujian granul selanjutnya adalah nilai sudut istirahat dengan cara
menghitung jari-jari dan tinggi dari tumpukan granul tadi lalu dicatat waktu sudut
istirahat menggunakan stopwatch dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Didapatkan nilai sudut istirahat yaitu 33,633°; 25,836° dan 33,633° sehingga
diperoleh rata-rata sudut istirahat granul yaitu 31,034° sehingga memenuhi
persyaratan dalam rentang ɑ = 30° - 40° yaitu kategori cukup baik. Besar kecilnya
sudut istirahat dipengaruhi oleh ukuran dan kelembaban serbuk. Serbuk akan mudah
mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 30° dan tidak lebih dari 40°.
23
Pengujian granul selanjutnya adalah uji kerapatan ruah dan kerapatan mampat
dilakukan dengan cara timbang 25 g granul dimasukkan ke dalam gelas ukur dan
dicatat volumenya, kemudian granul dimampatkan sebanyak 10, 500, 1250 ketukan
dengan alat uji dan dicatat volume sebelum dan setelah dimampatkan didapatkan nilai
kerapatan ruah dan kerapatan mampat berturut-turut sebesar 0,4464 g/mL dan 0,5090
g/mL dengan nilai indeks kompresibilitasnya 11,8966%. Hasil tersebut memenuhi
syarat dalam rentang 11-15% yaitu kategori baik.
Pengujian granul berikutnya yaitu ukuran partikel yang bertujuan untuk melihat
keseragaman dan distribusi ukuran granul yang dihasilkan. Pengujian ini
menggunakan alat sieve shaker yaitu berupa susunan mesh/ayakan dengan nomor
mesh paling kecil berada dipaling atas. Semakin besar nomor mesh, maka partikel
yang dihasilkan semakin kecil atau halus (serbuk). Granul yang terdapat pada mesh
850 µm (20), 710 µm (25), 600 µm, (30), 500 µm (35) dan 425 µm (40) adalah
6,67%, 33,78%, 17,66 %, 8,62%, 15,10% dan % fines akhir = 6,93% yaitu memenuhi
persyaratan (<10%). Granul paling banyak terdapat pada mesh 25 yang berarti masih
banyak granul berukuran terlalu besar dan banyak pula yang berbentuk serbuk.
Ukuran granul yang terlalu besar dapat disebabkan oleh penggunaan pengikat dan
tekanan saat proses slugging yang terlalu tinggi, sehingga ikatan antar partikel yang
terbentuk sudah sangat kuat dan sulit hancur pada saat pengayakan menjadikan
granul yang dihasilkan berukuran besar.
Pada pengujian kandungan air dilakukan dengan memanaskan 5 gram granul
dalam lemari pengering sampai didapatkan bobot konstan selama 5 menit. Setelah
didapatkan hasil penimbangan setelah pengeringan, maka didapatkan hasil kandungan
air sebesar 1,598 %. Dan berdasarkan hasil yang didapatkan nilai kandungan air
tidak memenuhi persyaratan kadar lembab ( 2 - 4 % ) . Gangguan antara lain adalah
timbulnya ikatan antar partikel yang menyebabkan aliran serbuk kurang baik,
kekompakan serbuk menjadi terlalu tinggi, adanya kemungkinan berperannya cairan
sebagai katalisator dalam reaksi kimia (penguraian, oksidasi, reduksi) Kandungan air
pada granul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelembapan udara, waktu
pengeringan granul, aliran udara pengering, maupun sifat fisik dan kimia dari bahan
yang digunakan.
24
Pengujian selanjutnya adalah pengujian tablet. Pengujian pertama yaitu
pengujian kekerasan tablet yang dilakukan dengan cara 20 tablet dimasukkan pada
alat uji hardnes tester didapatkan nilai rata-rata dari 20 tablet sebesar 10,213 kg yang
artinya pengujian kekerasan tablet tidak memenuhi persyaratan karena hasil yang
didapatkan tidak berada dalam rentang 4-8 kg. Kekerasan yang cukup dari suatu
tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang
dikempa. Kekerasan ini yang dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Semakin besar tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan
kekerasan tablet. Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan
antara 4-8 kg (Parrott, 1970). Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat
diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya
tablet yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat pengemasan dan
transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10 kg masih dapat diterima, asalkan
masih memenuhi persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan disolusi yang
dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).
Uji kerapuhan atau uji friabilitas adalah pengujian kendali mutu untuk bentuk
sediaan tablet sesuai standar resmi yang dijelaskan dalam farmakope. Pengujian
kerapuhan ini juga merupakan suatu teknik untuk menentukan kekuatan fisik tablet
ketika tablet tersebut mengalami gesekan atau getaran. Dengan kata lain, uji
kerapuhan dapat menentukan seberapa besar tekanan mekanis yang dapat ditanggung
tablet selama pembuatan, pengiriman, dan penanganannya secara keseluruhan. Pada
uji friability dilakukan dengan cara tablet yang diuji sebanyak 20 tablet dibebas
debukan terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam friabilitor dan diputar
sebanyak 100 putaran kemudian timbang kembali tablet dan didapatkan persen
kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai rata-rata yaitu 0,13%.
Pada uji friability persyaratan tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari
0,8%. Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
25
a) Bentuk dan tampilan sediaan tablet
b) Kekerasan atau ketahanan tablet
c) Punch atau pengemasan yang kurang baik
d) Jumlah bahan pengikat yang digunakan
e) Jumlah kadar air dari granul tablet
26
ke 30 yaitu 74,155%, sehingga % terdisolusi yang dudapatkan memenuhi persyaratan.
Dimana persyaratan kadar uji disolusi tiap unit berdasarkan farmakope IV yaitu tidak
kurang dari Q + 5%.
27
sehingga % terdisolusi yang didapatkan memenuhi persyaratan, dimana persyaratan
kadar uji disolusi tiap unit sediaan adalah tidak kurang dari Q + 5%.
Berdasarkan semua pengujian granul dan tablet yang telah dilakukan hanya 1
pengujian tablet yang tidak memenuhi syarat yaitu kekerasan tablet 17,30 kg dimana
pada persyaratan hanya 4-8 kg. Berdasarkan literatur kekerasan tablet yang lebih dari
10 kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu
hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).Pada hasil
praktikum waktu hancur tablet dan disolusi tablet sudah memenuhi persyaratan
sehingga kekerasan tablet paracetamol yang diujikan masih dapat diterima.
28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan :
1. Semua evaluasi pada granul meliputi uji kecepatan alir, sudut istirahat,
kerapatan ruah dan mampat, ukuran partikel sudah memenuhi persyaratan
yang ada, sedangkan untuk kandungan air tidak memenuhi persyaratan.
2. Hasil evaluasi tablet yang meliputi pengujian friability, keseragaman ukuran
serta uji disolusi memenuhi persyaratan. Hanya 1 pengujian yang tidak
memenuhi persyaratan yaitu kekerasan tablet 10,213 kg dimana pada
persyaratan hanya 4-8 kg.
5.2 Saran
Lakukan setiap percobaan evaluasi dengan teliti dan hati-hati agar mendapatkan
hasil yang baik. Sebaiknya menggunakan alat pelindung diri berupa jas praktikum,
sarung tangan yang sesuai, masker, sepatu tertutup agar terhindar dari kontaminasi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Hasyim, M. F., Megawati and Henriani. 2019. Karakteristik Metode Kerja Kempa
Langsung Menggunakan Pengisi Avicel pH 102 Konsentrasi 6%, 5% Dan 4%
Pada Pembuatan Tablet Ctm. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 5(1). 43–46.
Noval, N. et al. 2021. Formulasi Sediaan Tablet Effervescent dari Ekstrak Etanol
Tanaman Bundung (Actionoscirpus grossus) sebagai Antioksidan. Jurnal Surya
Medika, 7(1). 128–139.
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta:
Buku kedokteran EGC.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi kelima, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, Halaman 221-222
Zaman, N. N. and Sopyan, I. 2020. Tablet Manufacturing Process Method and Defect
Of Tablets.Majalah Farmasetika, 5(2). 82–93.
30
31
Lampiran 1. Hasil Evaluasi Granul
1. Uji Kecepatan Alir
No. Massa granul (g) Waktu (detik) Hasil (gram/detik)
1. 25 2,36 10,59
2. 25 2,45 10,08
3. 25 2,63 9,50
Rata-rata 23,83
Perhitungan :
𝐌𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐠𝐫𝐚𝐧𝐮𝐥 (𝐠)
𝐊𝐞𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐢𝐫 (𝐕) =
𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 (𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤)
𝟐𝟓 𝐠
(1) 𝐕 = 2,36
= 10,59 g/detik
𝟐𝟓
(2) 𝐕 = 𝐠 = 10,08 g/detik
2,45
(3) 𝐕 = 𝟐𝟓 = 9,50 g/detik
𝐠
10,59+10,08+9,50
2,63
Rata-rata kecepatan alir granul = = 23,83 𝐠/𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤
𝟑
2. Sudut Istirahat
No Tinggi (h) Jari-jari (r) Hasil
1 3 cm 4,5 cm 33,633°
2 2,3 cm 4,75 cm 25,836°
3 3,2 cm 4,8 cm 33,633°
Rata-rata 31,034°
Perhitungan :
h
∝ = tan − 1 ( )
r
h 3 cm
(1) ∝ = tan − 1 ( ) = tan − 1 ( ) = 33,633°
r 4,5 cm
h 2,3 cm
(2) ∝ = tan − 1 ( ) = tan − 1 ( ) = 25,836°
r 4,75 cm
h 3,2 cm
(3) ∝ = tan − 1 ( ) = tan − 1 ( ) = 33,633°
r 4,8
cm
32
3. Kerapatan Ruah dan Kerapatan Mampat
Kerapatan Ruah
Kecepatan = 300 rpm
Massa granul = 25 g
Volume sebelum dimampatkan = 56 mL
Kerapatan Mampat
25 gr
=0,4629 gr /mL
10 ketukan 56 mL– 54 mL = 2 mL = 54 mL
¿
25 gr
500 ketukan 54 mL – 48 mL = 6 mL = =0,5208 gr /mL
48 mL
25 gr
1250 ketukan 48 mL – 46 mL = 2 mL = =0,5434 gr /mL
46 mL
Kerapatan mampat rata-rata =
0,4629 gr /mL+0,5208 gr /mL+ 0,5434 gr /mL
=0,5090 gr /mL
3
% Indek Kompresibilitas
4. Ukuran Partikel
Ukuran Total Massa Massa Granul % Distribusi
No.
Ayakan Granul yang tertinggal Ukuran
1. 850 µm 100 gram 6,67 gram 6,67 %
2. 710 µm 100 gram 33,789 gram 33,789 %
3. 600 µm 100 gram 17,66 gram 17,66 %
4. 500 µm 100 gram 8,62 gram 8,62 %
5. 425 µm 100 gram 15,10 gram 15,10%
6. Fines akhir 100 gram 6,93 gram 6,93%
33
Perhitungan :
6,67 𝑔𝑟
850 µm = x 100% = 6,67 % (mesh 20)
100 𝑔𝑟
33,78 𝑔𝑟
710 µm = x 100% = 33,78 % (mesh 25)
100 𝑔𝑟
17,66 𝑔𝑟
600 µm = x 100% = 17,66 % (mesh 30)
100 𝑔𝑟
8,62 𝑔𝑟
500 µm = x 100 % = 8,62 % (mesh 35)
100 𝑔𝑟
15,10𝑔𝑟
425 µm = x 100 % = 15,10 % (mesh 40)
100 𝑔𝑟
% fines = 6,93 𝐠𝐫
x 100 % = 6,93%
𝟏𝟎𝟎 𝐠𝐫
5. Kandungan Air
Diketahui : Berat awal (W0) : 5,0038 g
Berat akhir (W1) : 4,8675 g
Perhitungan :
W0−W1
Kandungan air = x 100%
W0
1,001 g−0,985 g
=
1,001 g x 100% = 1,598 % (Tidak memenuhi persyaratan)
34
Lampiran 2. Hasil Evaluasi Tablet
1. Kekerasan Tablet
Tablet Kekerasan Tablet Kekerasan
1 9,50 11 11,08
2 11,71 12 11,34
3 8,95 13 10,29
4 10,04 14 9,51
5 11,85 15 9,79
6 10,54 16 9,95
7 9,55 17 11,05
8 9,19 18 9,74
9 10,79 19 9,32
10 9,95 20 9,28
Rata-rata 20 tablet 10.213 kg
2. Friability
W1 W2 %F
13,2200 gram 13,1907 gram 0,222%
Perhitungan :
W1 – W2 (g)
% Friability = x 100%
W1 (g)
13,2200 g−13,1907
g
= x 100 % = 0,222%
13,2200 g
35
3. Keseragaman Ukuran
Tablet Diameter Tebal Tablet Diameter Tebal
1 1,31 cm 0,43 cm 11 1,30 cm 0,42 cm
2 1,31 cm 0,43 cm 12 1,31 cm 0,43 cm
3 1,31 cm 0,43 cm 13 1,31 cm 0,43 cm
4 1,31 cm 0,43 cm 14 1,31 cm 0,43 cm
5 1,32 cm 0,43 cm 15 1,31 cm 0,43 cm
6 1,31 cm 0,43 cm 16 1,31 cm 0,43 cm
7 1,31 cm 0,43 cm 17 1,30 cm 0,42 cm
8 1,31 cm 0,42 cm 18 1,31 cm 0,43 cm
9 1,30 cm 0,43 cm 19 1,31 cm 0,43 cm
10 1,31 cm 0,43 cm 20 1,30 cm 0,42 cm
26 , 17
Rata-rata diameter 1,31 cm Rata-rata Tebal 0,42 cm
20
¿
¿
¿
Diameter rata-rata = ¿
=1 , 31 gram ¿
8 ,54¿
=0,4270 gram
Tebal rata-rata = 20 ¿¿
¿ ¿
¿
36
4. Uji Disolusi
Hasil pengukuran absorban larutan deret paracetamol murni:
a = 0,0608
No Konsentrasi (µg/mL) Absorban
b = 0,0569
1 4 0,295
r = 0,9948
2 6 0,377
3 8 0,541
y = a + bx
4 10 0,629
5 12 0,738 y = 0,0608 + 0,0569 x
Kurva Kalibrasi
37
Perhitungan Disolusi Tablet paracetamol:
5 menit
y =a+bx
y−a
x=
b
0,390 − 0,0608
x= = 5,7855 ppm = 0,0057 mg/ml
0,0569
10 menit
y =a+bx
y−a
x=
b
0,370 – 0,0608
x= = 5,4340 ppm = 0,0054 mg/ml
0,0569
15 menit
y =a+bx
y−a
x=
b
0,362 − 0,0608
x= = 7,4305 ppm = 0,0074 mg/ml
0,0569
38
Faktor Koreksi 900
x 244,425 = 1,3579
=
Total Kadar Terdisolusi = 333 + 1,3579 = 334,3579%
39
% Terdisolusi 334,3579
x 100% = 66,8715%
500
=
20 menit
y =a+bx
y−a
x=
b
0,345 − 0,0608
x= = 7,1318 ppm = 0,0071 mg/ml
005669
30 menit
y =a+bx
y−a
x=
b
0,408 − 0,0608
x= = 8,2390 ppm = 0,0082 mg/ml
005669
40