Oleh :
Dyah Wulandhari
4411411018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta dan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.
Hari
Tanggal
Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan
(NIP. 196806021998032002)
NIP. (198809252011011005)
Mengetahui,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
(NIP.197403102000031001)
(NIP. 196007021989031010)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia,
rahmat dan hidayahNYA, sehingga pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini dapat berjalan dengan baik. Praktik Kerja Lapangan di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta telah banyak memberikan wawasan dan
pengetahuan di bidang pembuatan cat bakteri dan pengidentifikasiannya serta
komposisi yang terkandung didalamnya yang sudah seharusnya dimiliki sesuai
dengan kompetensi program studi biologi.
Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban dari pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan yang telah berlangsung lebih kurang selama satu bulan. Pelaksanaan
PKL dimulai pada tanggal 4 Agustus 2014 sampai dengan 4 September 2014 di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
Selama pelaksanaan PKL, baik pada saat persiapan, pelaksanaan kegiatan
hinggapenyusunan laporan ini, banyak pihak yang memberikan kontribusi
bagi
kebaikan penyusunan laporan ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Bapak Prof.Dr. Wiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
3. Bapak Andin Irsadi, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri
Semarang
4. Bapak Drg. H.M. Taufiq AK, M.Kes., selaku Kepala Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta.
5. Ibu Dr. Ari Yuniastuti , SPt, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Lapangan PKL
6. Bapak Andi Priono, Amd.Ak sebagai pembimbing lapangan PKL
7. Bapak Irvan, Ibu Siti, Ibu Darwani, Mbak Wulan, Mbak Evina, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan PKL.
ii
8. Teman-teman sesama peserta PKL (nunung dan Srim) serta teman-teman baru dari
poltekes Yogyakarta (Pak Dwi, Mbak Nurul, Mbak Ida, Pak Leo, Mbak Mita,
Mbak Lia dan Mbak Ana, Tante Peni, Mas Kiko)
9. Serta semua pihak yang telah membentu secara langsung maupun tidak langsung,
baik bantuan materiil maupun moril.
Dengan terbatasnya kemampuan, penulis menyadari bahwa laporan PKL ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan PKL ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan PKL ini dapat berguna
serta memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iv
ABSTRAK........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
iii
A Latar belakang...........................................................................................
B. Identifikasi masalah...................................................................................
C. Pembatasan masalah..................................................................................
D. Rumusan masalah......................................................................................
E. Tujuan........................................................................................................
F. Manfaat.......................................................................................................
10
B. Desain PKL................................................................................................
10
C. Objek PKL.................................................................................................
10
11
E. Instrumen PKL...........................................................................................
11
13
39
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
40
LAMPIRAN...................................................................................................
41
ABSTRAK
PEMBUATAN MEDIA DAN PENGIDENTIFIKASIAN BAKTERI
Mycobacterium tuberculosis DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN
YOGYAKARTA
Biologi,S1-Biologi
Universitas Negeri Semarang
iv
2014
Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang
profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman kerja sesuai dengan ilmu biologi, mendapatkan wawasan tentang cara
praktik laboratorium yang baik dan benar, serta mendapatkan keterampilan dalam
mengoperasikan instrumen laboratorium.
Berdasarkan permasalahan di atas, dalam pengumpulan data digunakan
berbagai metode observasi, metode praktik kerja, metode interview dan metode
literatur. Metode observasi yaitu dengan cara pengamatan langsung proses pembuatan
media bakteri, sedangkan metoda praktik kerja lapangan yaitu dengan melakukan
kerja praktik secara langsung, sedangkan metoda literatur yaitu dengan membaca
berbagai buku sebagai dasar atau acuan teori dalam melaksanakan dan membuat
laporan PKL.
Dari observasi dan kerja praktik yang telah dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta, maka diperoleh gambaran tentang profil Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta. Salah satu bidang yang diikuti diantaranya adalah
mikrobiologi dan bidang media. Mikrobiologi yang merupakan suatu cabang ilmu
yang kurang kuantitatif sehingga hasil akhir lebih ditekankan pada kesempurnaan
teknis. Bidang media merupakan suatu reagensia yang terdiri dari reagensia yang
terdiri dari bahan kimia, makanan, dan mikroorganisme yang telah melalui proses
pengolahan tertentu menjadi perbenihan untuk menanam bakteri, jamur, maupun
virus. Meliputi berbagai macam jenis media dan reagensia, uji sterilisasi alat dan
media, uji kualitas dan penanaman bakteri, pembuatan cat bakteri dan
pengidentifikasian bakteri sehingga dari informasi tersebut dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mengenai bakteri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi Biologi merupakan salah satu program studi yang
berada di bawah jurusan Biologi FMIPA UNNES. Berdasarkan visi dan misi
Program Studi Biologi, maka diperlukan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
(PKL) bagi mahasiswa program studi biologi, sebagai usaha untuk
memberikan bekal pengalaman sebelum lulusan benar-benar terjun di
lapangan (industri).
Praktik Kerja Lapangan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
ini dilaksanakan pada semester gasal dengan bobot 4 SKS. PKL dilaksanakan
sekitar satu bulan, tepatnya pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 4
September 2014. Pelaksanaan PKL perlu bekerja sama denganindustri-industri
yang memenuhi syarat yang relevan dengan program studi biologi, salah
satunya yaitu Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
merupakan
unit
Balai
Laboratorium
Kesehatan
Yogyakarta
bertugas
misalnya
digunakan
untuk
pengecatan
bakteri
dan
mengadministrasikan
pemeriksaan
sampai
dengan
laboratorium.
2
mulai
dari
menuangkan
pengambilan
dalam
bahan
administrasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Media
Metode laboratorium langsung seperti mikroskopi memberikan
informasi awal tentang bakteri yang menyebabkan sebuah penularan
penyakit tetapi pertumbuhan bakteri biasanya
dibutuhkan suatu
c.
e.
dari
sebuah
bakteri
patogen
khusus
dari
sebuah
pertumbuhan organisme. Media selektif terdiri dari satu atau lebih agen
dimana merupakan penghambat semua organisme-organisme kecuali yang
telah ditemukan. Dengan kata lain, media ini memilih tumbuh dari bakteri
lain yang dirugikan. Agen-agen penghambat digunakan untuk tujuan ini
termasuk warna celupan, garam air empedu, alkohol, cuka, dan antibiotik.
Sebuah contoh dari sebuah mesia selektif adalah fenil etil alkohol.
1.2. Jenis-jenis Media
1. Berdasarkan konsistensinya, media dapat dibagi menjadi :
a. Media padat, yaitu media yang berbentuk padat. Contoh : media
kentang, nasi, wortel, dan lain-lain.
b. Media cair, yaitu media yang berbentuk cair. Contoh : media susu,
nutrient broth (bouilon daging), glukosa pepton, dan lain-lain.
c. Media semi padat, yaitu media yang dapat berbentuk padat apabila
suhunya dingin, dan dapat berbentuk cair apabila suhunya panas.
Media ini merupakan media yang dibubuhi atau ditambah agaragar sebagai bahan pemadat.
2. Berdasarkan komposisi/susunannya, media dapat dibagi menjadi
a. Media sintesis, yaitu media yang dapat diketahui dengan pasti
susunan kimianya. Contoh : Bushnel-Hazs yang terdiri dari : 1000
mL air suling, 0,2 gram MgSO4, 0,002 gram CaCl2, 1 gram
KH2PO4, 1 gram NH4NO3, 2 tetes larutan FeCl3.
b. Media non sintesis, yaitu media yang tidak dapat diketahui
susunan kimianya , merupakan bahan-bahan alami seperti kentang,
nutrien kaldu, telur, dan lain sebagainya.
3. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibagi menjadi :
a. Media Umum, yaitu media yang dapat digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bermacam-macam mikroba.
b. Media Khusus, yaitu media yang hanya dapat digunakan untuk
menumbuhkan satu macam mikroba. Contoh : Endoagar, yaitu
suatu media khusus yang digunakan untuk menumbuhkan
Eschericia coli. Dalam endoagar sebenarnya dapat tumbuh bakteri
5
ini
berbentuk
batang
dan
bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut di beri
nama Baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC dan paru-paru kadang di sebut
sebagai Koch Pulmonum (KP). (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
Penyakit TBC (Tuberkulosa) merupakan penyakit kronis (menahun)
telah lama di kenal oleh masyarakat luas dan ditakuti, karena menular.
6
telah mendapat
ini
menyerang
masyarakat
rendah
yang
berada
rendah, terdapat kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang caracara hidup yang sehat. Akan tetapi bukan berarti masyarakat golongan
menengah keatas dapat terbebas dari penyakit Tuberkulosis. (Depkes RI,
2003).
2.1. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar
0,30,6 mm dan panjang 14 mm. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks,
terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel
M. tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes),
trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial sulfolipids
yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam lemak
berantai panjang (C60 C90) yang dihubungkan dengan arabinogalaktan
7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Lokasi PKL
1. Nama Laboratorium
Propinsi DIY
2. Alamat Laboratorium
B. Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2014 sampai
dengan 4 September 2014, dengan jam kerja senin sampai dengan sabtu.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk membuat laporan PKL ini, metode yang
digunakan antara lain :
1. Metode observasi
Penulis secara langsung mengamati dan melakukan proses pembuatan
media, pengidentifikasian bakteri, dan penanaman bakteri
2. Metode praktik kerja
Penulis mendapatkan pengetahuan dan dapat mebumpulkan data dengan
cara melakukan kerja prakti di laboratorium. Kegiatan praktik yang
dilakukan adalah membuat media, penanaman bakteri, pengujian jamur
dan kuman pada kosmetik.
3. Metode interview
Pada metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data dengan cara
menanyakan langsung kepada tenaga ahli, laboran dan juga karyawan.
4. Metode literature
Metode literature ialah metode yang dilakukan sepanjang pelaksanaan
PKL untuk memperoleh bahan atau data dari sumber tertilis sebagai dasar
atau acuan teori dalam melaksanakan dan membuat laporan PKL, sebagai
pembanding antara praktik kerja di lapangan dengan teori yang dipelajari.
Referensi penulis yang didapatkan dari perpustakaan Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta, buku petunjuk praktik di Laboratorium Media dan
Laboratorium Mikrobiologi di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta,
perpustakaan jurusan Biologi UNNES dan media internet.
D. Instrumen PKL
10
BAB IV
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Dari hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium mikrobiologi dan
media yang telah dilakukan oleh penulis, maka diperoleh data mengenai profil BLK
Yogyakarta dan pembuatan beberapa media bakteri serta identifikasi bakteri dan
kuman.
A. Profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah instansi pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Derah Propinsi DIY berdiri sejak tanggal 25 Januari
1950 merupakan laboratorium type A.
Sejak berlakunya otonomi daerah Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta yang sebelumnya merupakan UPT Departemen Kesehatan diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Propinsi DIY yang merupakan unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi DIY.
1. Sejarah
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta pada awalnya sebalai
Laboratorium Assaineering DIY yang berada di bawah Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada tanggal 25 Januari 1950
laboratorium ini menerima secara resmi gabungan bagian Kimia Laboratorium
Pusat Klaten dan disebut Laboratorium Umum atau Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta (SK. Kem Kes. Nomor: 126/secr.Dj/64 tanggal 25 Januari 1950)
beralamat di Polowijan, Ngasem, Yogyakarta, memiliki bagian kimia
(termasuk hortus medicus di Tawangmangu) , bagian Bakteriologi, bagian
Serologi dan bagian Kesehatan Teknik yang dipimpin oleh Prof.Dr.Sarjidto.
Pada tanggal 1 januari 1952 nama Laboratorium diubah menjadi
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (Labkesda) menunjuk wilayah kerja yang
11
meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan yang
dipimpin oleh M. Soepadi Sastrodarsono dan supervisor Prof. Dr. Sardjito (SK
Kem. Kes Nomor: 8848/UK/III, tanggal 24 Februari 1952). Pada bulan
Agustus 1952 bagian Kimia, bagian Bakteriologi dan Serologi pindah
menempati lokasi di Jl. Malioboro 16 Yogyakarta.
Pada tanggal 1 Juli 1953 bagian Kesehatan Teknik bergabung dengan
Laboratorium Ilmu Kesehatan Teknik Bandung. Sejak 1 Maret 1960
Laboratorium Kesehatan Daerah menempati bekas Dalem Ngadinegaran
MD.VII/48 Yogyakarta atau sekarang Ngadinegaran MJ.III/62 Yogyakarta
bersama dengan sekolah Penjenang Kesehatan Tingkat F (SPKF).
Pada bulan Juni 1974 nama Laboratorium Kesehatan Daerah berubah
menjadi Laboratorium Kesehatan Yogyakarta pada tanggal 28 April 1978,
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berubah menjadi Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta (SK Men. Kes RI Nomor 142/Menkes/SK/IV/1978)
sesuai dengan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan
emerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, maka Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta yang semula unit pelaksana teknis yang dikelola oleh
pusat melalui kantor wilayah departemen kesehatan Propinsi DIY diserahkan
kepada Pemerintah Propinsi DIY. Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
adalah Balai Laboratorium Kesehatan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Daerah di lingkungan Pemda Yogyakarta yang menyelenggarakan pelayanan
pemeriksaan laboratorium kesehatan, berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY.
Periode Kepemimpinan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
a. Tahun 1950-1951
: Prof. Dr. Sardjito
b. Tahun 1952-1961
: M. Soepadi S.
c. Tahun 1962-1963
: R. Noerudin
d. Tahun 1964-1968
: R.M.Jatman
e. Tahun 1969-1992
: Dr. Soetrisno Eram, MPH.
f.
Tahun 1993-1998
: Dr. Drajat nenrosuwito,MSc.
g. Tahun 1999-2000
: Dr.dr. Harundriyo, MPH.
12
h. Tahun 2000-2001
: Dr. Bambang Sugiarto,MPHM,DTMH.
i.
Tahun 2003-2005
: Dr. M. Kristi Indrati S.
j.
Tahun 2005-2006 : Dr. Sri Sudardjijah
Tahun 2007-sekarang
: Drg. H.M. Taufiq AK,M.Kes.
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai pusat pelayanan
laboratorium dan laboratorium rujukan berkualitas mendukung
terbentuknya masyarakat sehat.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan secara profesional, terjangkau semua
c.
2.
3.
4.
lapisan masyarakat
Menerapkan sistem mutu laboratorium
Berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia di bidang
5.
kesehatan
Mengembangkan
dan
menerapkan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
Tujuan
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium
sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat, cepat, akurat
dapat menunjang ketepatan diagnosa dan dapat memberikan
2.
kepuasan pelanggan.
Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan sehingga mudah
diterima oleh masyarakat, terjangkau dan dapat menjangkau
3.
4.
5.
13
parasit
cacing,
Seksi Patologi
1. Hematologi
a. Hematologi rutin, hematologi lengkap.
b. Morfologi sel-sel darah.
c. Pemeriksaan fungsi koagulasi, hemostasis, bank darah, (CT/BT,
PPT, Coombs test,dll).
d. Pemeriksaan LE sel.
2. Kimia Klinik
a. Bahan darah, cairan tubuh, LCS,tinja,Kolesterol,Trigliserida, Apo
b.
c.
d.
e.
f.
g.
A/B, Protein.
Enzim SGOT/SGPT/AP, CPK, CKMB, LDH, dll.
Hormon T3, T4.
Elektrolit.
Urinalisa lengkap.
Analisa sperma.
Analisa batu saluran kemih.
15
3. Medikal Forensik
Memeriksa sampel dari hasil otopsi untuk mengetahui
penyebab kematian pasien bekerjasama dengan kepolisian dan RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta.
Seksi Kimia Kesehatan
1. Toxicologi
a. Pemeriksaan toksikologi logam berat dalam spesimen manusia.
b. Toksikologi obat dalam spesimen manusia (narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat aditif lainnya).
2. Kimia Lingkungan
a. Pemeriksaan kimia organik atau anorganik terhadap kualitas air
minum, air bersih, air kolam renang, air limbah, dll.
b. Pemeriksaan kualitas makanan, minuman dan bahayanya.
c. Pemeriksaan kandungan kimia tertentu dalam makanan dan
minuman.
Seksi Media dan Reagensia
Untuk mendukung kebutuhan media dan reagensia Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta memiliki seksi media dan reagensia dengan
kegiatan.
1. Membuat media dan reagensia yang rutin digunakan untuk kebutuhan
pemeriksaan seksi mikrobiologi dan seksi lainnya.
2. Melaksanakan uji coba laboratorium dengan menggunakan hewan
percobaan.
3. Pembuatan cat Ziehl Nielsen.
4. Melaksanakan pencucian dan sterilisaasi alat-alat gelas untuk
keperluan rutin.
5. Menyediakan hewan-hewan coba untuk keperluan penelitian.
6.
untuk
memberikan
pelayanan
Aspek Teknis
a. Alur Sampel
Sampel diterima kemudian masuk ke sub seksi yang bersangkutan,
dilakukan preparasi sampel (penyimpanan, pengawetan, dan pengerjaan),
analisa hasil. Hasil diberikan kepada kepala urusan data pengetikan,
kepala seksi pengetikan, kepala seksi pengecekan, kepala seksi atau
kepala BLK, kepala urusan data pengarsipan, hasil diberikan kepada
b.
pengirim sampel.
Keselamatan Kerja
Maksud dan tujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan sebagai akibat
dari pekerjaan baik bagi petugas maupun orang lain, bahkan lingkungan
serta menghindari kerusakan alat sebagai akibat dari kelalaian petugas.
1. Pembuatan tanda-tanda bahaya.
2. Kotak P3K.
3. Alat pemadam kebakaran.
4. Pemakaian jas praktik, sarung tangan dan masker.
5. Sterilisasi meja kerja.
6. Pencegahan alat-alat gelas dilakukan terlebih dahulu dengan
c.
d.
17
19
e.
f.
No.445/0299/IV.2.
Kegiatan Unggulan
1. Satu-satunya Laboratorium Kesehatan di Indonesia yang mampu
membuat antigen F1 untuk pemeriksaan Serologi Pes yang hasilnya
setara dengan produk dari ford Collins Amerika Serikat.
2. Memelihara 302 jenis strain kuman yang sangat bermanfaat untuk
penelitian/pendidikan dan program Pemantapan Mutu Eksternal
Mikrobiologi.
3. Pemeriksaan dan isolasi virus campak (untuk wilayah DIY dan Jawa
Tengah).
4. Sebagai Laboratorium rujukan pemeriksaan NAPZA.
5. Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal (PME) / Uji profisiensi:
a. Tingkat Nasional
PME isolasi dan identifikasi kuman
Uji kepekaan kuman terhadap antibiotik (peserta Balai Labkes
seluruh Indonesia dan Laboratorium RS).
b. Tingkat Regional
PME pemeriksaan kadar gula, kolesterol, SGOT, Total protein dan
bilirubin (peserta RS pemerintah dan swasta di wilayah propinsi
DIY dan Jawa Tengah)
c. Tingkat Propinsi
PME pemeriksaan mikroskopis BTA, malaria dan telur cacing
serta PME pemeriksaan urinalisa (peserta laboratorium Puskesmas
dan RSUD di Wilayah Propinsi DIY).
Fungsi :
Sebagai media penanaman bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan :
Nutrient agar 7 gram
Aquades 250 ml
Alat :
Autoclave
Dispenset
Tabung reaksi
Sendok penyu
Timbangan
Tabung erlenmeyer
Gelas ukur
Persiapan Kerjs
1. Membersihkan meja dengan alkohol
2. Membersihkan timbangan dan memposisikan pada angka nol
3. Mengisi autoclave dengan air sebelum digunakan
4. Menyiapkan tabung reaksi dan erlenmeyer
Cara Kerja :
1. Menimbang 7 gram serbuk nutrient agar lalu dimasukkan kedalam
erlenmeyer.
2. Menambahkan 250 ml aquades, dikocok sampai larut dan homogen.
3. Dimasukkan dalam waterbath, lalu dipanaskan diatas kompor hingga
larut.
4. Dituang dalam tabung reaksi, ditutup dengan kapas, dikumpulkan lalu
diikat dan kemudian ditutup dengan kertas.
5. Larutan disterilkan dengan autoclave pada suhu 1210 C selama 15
menit.
6. Setelah dingin diambil dan diletakkan dalam posisi miring, lalu
didinginkan sampai suhu 500C.
Pembahasan :
Nutrien Agar adalah medium untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar . NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
21
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi
nutrien agar adalah ekstrak beef, pepton, NaCl, air destilat, dan agar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan media agar ini adalah
serbuk nutrien agar dan aquades. Aquades berfungsi untuk melarutkan,
selain itu dibutuhkan beberapa alat diantaranya yaitu kapas dan kertas
payung atau dapat pula diganti dengan aluminium foil, alat ini digunakan
agar larutan tidak terkontaminasi oleh suhu luar, autoclave digunakan
sebagai alat penyeteril.
b. Briliant Green Lactose Bile
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan
46 gram BGLB
1000 ml aquades
Alat
Autoclave
Dispenset
Sendok penyu
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Auto laktif
Cara Kerja
1. Menimbang 46 gram BGLB kemudian dimasukkan kedalam tabung
2.
3.
4.
5.
6.
erlenmeyer
Menambahkan 1000 ml aquades
Larutan kemudian dikocok sampai homogen
Memasukkan dalam dispente lalu di stel pada ukuran 10 ml
Kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi
Setelah itu ditutup dengan kapas kemudian disterilkan didalam
autoclave
Pembahasan :
22
BGLB
memasukkannya
adalah
kedalam
menimbang
tabung
46
erlenmeyer.
larutan
BGLB
Selanjutnya
dan
dalam
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Cara kerja
1. Menimbang 72 gram LTSB kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
2. Kedalam erlenmeyer ditambahkan aquades 2000 ml
3. Tabung dikocok sampai larutan homogen
4. Memasukkan larutan dalam tabung reaksi yang telah diisi tabung
sebanyak 10 ml
Pembahasan :
Pembuatan LTSB sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu. Selain itu media ini
23
kedalam
25
bakteri.
Di
bagian
EC Bouillon
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan
37 gram EC Bouillon
1000 ml aquades
Alat
Autoclave
Dispente
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Autolaktiv
Cara kerja
1. Menimbang 37 gram EC Bouillon kemudian dimasukkan kedalam
erlenmeyer
2. Menambahkan 1000 ml aquades kedalam erlenmeyer
26
2.
3.
4.
5.
cawan petri
Pembahasan:
PCA merupakan media yang berfungsi untuk media pertumbuhan
bakteri. Bahan utama yang digunakan adalah serbuk PCA dan aquades. Cara
kerja yang dilakukan adalah menimbang PCA sebanyak 9 gram kemudian
dimasukkan dalam erlenmeyer. Selanjutnya kedalam erlenmeyer ditambahkan
aquadest sebanyak 500 ml kemudian dikocok agar larutan homogen,
erlenmeyer kemudian dipanaskan dalam waterbath sampai larutan berwarna
jernih setelah agak dingin larutan dimasukkan kedalam cawan petri dan
disimpan dalam tempat yang steril.
i.
Lampu spirtus
Object glass
b. Bahan dan reagensia
Minyak imersi
Sampel dahak
c. Cara Kerja
1.
Membersihkan meja kerja BSC dengan desinfektan
2.
Mencuci tangan dengan sabun dan air
3. Menyediakan kaca sediaan yang telah bebas lemak kemudian ditulisi
dengan pensil 2B nomor identitas sediaan di bagian ujung yang
4.
5.
6.
7.
8.
9.
fuchsin 3%),
10. Dipanaskan dari bawah dengan menggunakan api setiap sediaan
sampai keluar uap, kemudian didiamkan selama 5 menit
11. Sediaan dibilas secara hati-hati dengan air mengalir
12. Menggenangi sediaan dengan ZN B (asam alkohol 3%) sampai warna
merah laru, kemudian dibilas dengan air mengalir
13. Menggenangi permukaan sediaan dengan ZN c (metil biru 0,3 %)
selama 10-20 detik
14. Dibilas dengan air mengalir
15. Sediaan kemudian dimiringkan pada rak pengering supaya sediaan
cepat kering
16. Setelah kering diamati di mikroskop, pertama menggunakan lensa
objektif 10X untuk menetapkan fokus dan menemukan lapang
pandang. Sediaan yang baik pada umumnya ditemukan sel leukosit
lebih banyak daripada sel epitel
17. Meneteskan satu tetes minyak emersi
18. Memutar lensa objek 100X dengan hati-hati keatas sediaan
19. Menyesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat dengan
d.
a.
Negatif
b.
lapang pandang
Scanty
: jika ditemukan 1-9 BTA dalam 100
c.
lapang pandang
Positif 1 : jika ditemukan 10-99 BTA
d.
e.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta dapat diambil kesimpulan yaitu :
32
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Akiko fujiki. Quality Examination Smear make Quality TB Control Programme. The
research Institute of Tuberculosis.Japan.2000.
Anonim . 2007. Profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Yogyakarta : Balai
Laboratorium Kesehatan.
Boyle, E.C dan B.B. Finlay. (2003).Bacterial Pathogenitas : exploithing celluler
adherence. Cuur Opin Cell Biol Oct 15(5) : 633-9
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis.2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Bagi Petugas Laboratorium
Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis.2007
Shihnyoto,dkk. (2007). Sistem Pengendalian Mutu Laboratorium Mikrobiologi.
Yogyakarta : Balai Laboratorium Kesehatan.
33
Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta : Akademi Analis
Kesehatan.
LAMPIRAN
No
Gambar
Keterangan
34
Medium LY
Preparasi pembuatan
medium darah
Medium BP
35
Gelas ukur
36
Nacl
Medium BGLB
37
Memasukkan medium
BGLB dari dispenset ke
tabung reaksi yang diisi
tabung durham
38
Inkubator 35 0C untuk
inkubasi bakteri yang
sudah ditanam pada
medium
39