Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA

PEMBUATAN MEDIA DAN PENGIDENTIFIKASIAN BAKTERI


Mycobacterium tuberculosis DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN
YOGYAKARTA

Oleh :
Dyah Wulandhari
4411411018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta dan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang.
Hari

Tanggal

Dosen Pembimbing

Pembimbing Lapangan

Dr. Ari Yuniastuti, Spt, M.Kes.

Andi Priono, Amd.AK

(NIP. 196806021998032002)

NIP. (198809252011011005)

Mengetahui,

Mengetahui,

Ketua Jurusan Biologi

Kepala Laboratorium

Andin Irsadi S.Pd,M.Si

Drg. H.M. Taufiq. A.K, M.Kes

(NIP.197403102000031001)

(NIP. 196007021989031010)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia,
rahmat dan hidayahNYA, sehingga pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini dapat berjalan dengan baik. Praktik Kerja Lapangan di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta telah banyak memberikan wawasan dan
pengetahuan di bidang pembuatan cat bakteri dan pengidentifikasiannya serta
komposisi yang terkandung didalamnya yang sudah seharusnya dimiliki sesuai
dengan kompetensi program studi biologi.
Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban dari pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan yang telah berlangsung lebih kurang selama satu bulan. Pelaksanaan
PKL dimulai pada tanggal 4 Agustus 2014 sampai dengan 4 September 2014 di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
Selama pelaksanaan PKL, baik pada saat persiapan, pelaksanaan kegiatan
hinggapenyusunan laporan ini, banyak pihak yang memberikan kontribusi

bagi

kebaikan penyusunan laporan ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Bapak Prof.Dr. Wiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
3. Bapak Andin Irsadi, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri
Semarang
4. Bapak Drg. H.M. Taufiq AK, M.Kes., selaku Kepala Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta.
5. Ibu Dr. Ari Yuniastuti , SPt, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Lapangan PKL
6. Bapak Andi Priono, Amd.Ak sebagai pembimbing lapangan PKL
7. Bapak Irvan, Ibu Siti, Ibu Darwani, Mbak Wulan, Mbak Evina, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan PKL.

ii

8. Teman-teman sesama peserta PKL (nunung dan Srim) serta teman-teman baru dari
poltekes Yogyakarta (Pak Dwi, Mbak Nurul, Mbak Ida, Pak Leo, Mbak Mita,
Mbak Lia dan Mbak Ana, Tante Peni, Mas Kiko)
9. Serta semua pihak yang telah membentu secara langsung maupun tidak langsung,
baik bantuan materiil maupun moril.
Dengan terbatasnya kemampuan, penulis menyadari bahwa laporan PKL ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan PKL ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan PKL ini dapat berguna
serta memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 1 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................

iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................

iv

ABSTRAK........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
iii

A Latar belakang...........................................................................................

B. Identifikasi masalah...................................................................................

C. Pembatasan masalah..................................................................................

D. Rumusan masalah......................................................................................

E. Tujuan........................................................................................................

F. Manfaat.......................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Pustaka...........................................................................................

B. Kerangka berpikir teoretis.........................................................................

BAB III METODE PKL


A.Lokasi PKL.................................................................................................

10

B. Desain PKL................................................................................................

10

C. Objek PKL.................................................................................................

10

D. Metoda Pengumpulan Data.......................................................................

11

E. Instrumen PKL...........................................................................................

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................

39

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

40

LAMPIRAN...................................................................................................

41

ABSTRAK
PEMBUATAN MEDIA DAN PENGIDENTIFIKASIAN BAKTERI
Mycobacterium tuberculosis DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN
YOGYAKARTA
Biologi,S1-Biologi
Universitas Negeri Semarang
iv

2014
Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang
profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman kerja sesuai dengan ilmu biologi, mendapatkan wawasan tentang cara
praktik laboratorium yang baik dan benar, serta mendapatkan keterampilan dalam
mengoperasikan instrumen laboratorium.
Berdasarkan permasalahan di atas, dalam pengumpulan data digunakan
berbagai metode observasi, metode praktik kerja, metode interview dan metode
literatur. Metode observasi yaitu dengan cara pengamatan langsung proses pembuatan
media bakteri, sedangkan metoda praktik kerja lapangan yaitu dengan melakukan
kerja praktik secara langsung, sedangkan metoda literatur yaitu dengan membaca
berbagai buku sebagai dasar atau acuan teori dalam melaksanakan dan membuat
laporan PKL.
Dari observasi dan kerja praktik yang telah dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta, maka diperoleh gambaran tentang profil Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta. Salah satu bidang yang diikuti diantaranya adalah
mikrobiologi dan bidang media. Mikrobiologi yang merupakan suatu cabang ilmu
yang kurang kuantitatif sehingga hasil akhir lebih ditekankan pada kesempurnaan
teknis. Bidang media merupakan suatu reagensia yang terdiri dari reagensia yang
terdiri dari bahan kimia, makanan, dan mikroorganisme yang telah melalui proses
pengolahan tertentu menjadi perbenihan untuk menanam bakteri, jamur, maupun
virus. Meliputi berbagai macam jenis media dan reagensia, uji sterilisasi alat dan
media, uji kualitas dan penanaman bakteri, pembuatan cat bakteri dan
pengidentifikasian bakteri sehingga dari informasi tersebut dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mengenai bakteri.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi Biologi merupakan salah satu program studi yang
berada di bawah jurusan Biologi FMIPA UNNES. Berdasarkan visi dan misi
Program Studi Biologi, maka diperlukan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
(PKL) bagi mahasiswa program studi biologi, sebagai usaha untuk
memberikan bekal pengalaman sebelum lulusan benar-benar terjun di
lapangan (industri).
Praktik Kerja Lapangan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
ini dilaksanakan pada semester gasal dengan bobot 4 SKS. PKL dilaksanakan
sekitar satu bulan, tepatnya pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 4
September 2014. Pelaksanaan PKL perlu bekerja sama denganindustri-industri
yang memenuhi syarat yang relevan dengan program studi biologi, salah
satunya yaitu Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

merupakan

unit

Pelasanaan Teknis Dinas Kesehatan di lingkungan Pemda Propinsi D.I.


Yogyakarta.

Balai

Laboratorium

Kesehatan

Yogyakarta

bertugas

merencanakan dan melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana, mengelola


sarana dan prasarana melalui kegiatan pemeliharaan peralatan, melayani
pemeriksaan klinis dan atau medis, melayani pemeriksaan kesehatan
masyarakat, individu dan institusi, melayani pengujian higiene sanitasi,
menyelenggarakan pembinaan laboratorium kesehatan, menyelenggarakan
kerjasama pelatihan, melayani konsultasi bidang kesehatan yang berkaitan
dengan hasil laboratorium dan melaksanakan ketatausahaan.
Pembuatan media digunakan untuk sarana penyediaan sampel atau
untuk uji sampel dan sebagai bahan untuk penyedia reagen dalam bidang
mikrobiologi

misalnya

digunakan

untuk

pengecatan

bakteri

dan

pengidentifikasian bakteri. Media yang telah jadi selanjutnya digunakan untuk


1

tiap-tiap sampel sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing bidang, di


dalam Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Bidang-bidang yang sering
membutuhkan media antara lain mikrobiologi dan imunologi.
B. Identifikasi Masalah
1. Gambaran tentang profil BLK Yogyakarta
2. Instrumen laboratorium yang digunakan
3. Pembuatan media untuk pengujian sampel
C. Pembatasan Masalah
1. Gambaran tentang profil BLK Yogyakarta
2. Instrumen yang digunakan seperti autoclave, oven pensteril, lemari es,
water bath, dll.
3. Media yang dibuat diantaranya EC, BGLB, Nutrien agar, cat bakteri,
Erlich, Nitrat Agar
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran profil BLK Yogyakarta?
2. Bagaimana cara menggunakan instrumen dalam pembuatan media?
3. Bagaimana cara pembuatan media?
E. Tujuan
Tujuan dari praktik Kerja Lapangan (PKL) antara lain :
1. Memberikan kesempatan penerapan ilmu bagi mahasiswa dengan dijiwai
visi dan misi universitas maupun fakultas.
2. Membantu mahasiswa memahami dunia kerja sesuai dengan bidang ilmu
yang dipelajarinya.
3. Membantu mahasiswa untuk terampil dan bekerja sama.
4. Membangun instansi lokasi praktik kerja lapangan.
5. Sebagai wahana memperoleh umpan balik untuk peningkatan kualitas
penyelenggaraan pendidikan sesuai kebutuhan dunia kerja.
F. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan baru tentang proses pengambilan dan
penangan bahan pemeriksaan, penggunaan alat dan bahan, metode dan
cara pemeriksaan, pembacaan hasil, dan evaluasi hasil.
b. Memperoleh pengetahuan tentang administrasi laboratorium dan
mampu

mengadministrasikan

pemeriksaan

sampai

dengan

laboratorium.
2

mulai

dari

menuangkan

pengambilan
dalam

bahan

administrasi

2. Bagi Lembaga Pendidikan


a. Dapat membangun hubungan baik antara Program Studi Biologi
khususnya dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNNES pada umumnya dengan Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta sehingga memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan dan
bentuk kerjasama lainnya.
b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga selalu dapat mengikuti perkembangan dunia industri.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Media
Metode laboratorium langsung seperti mikroskopi memberikan
informasi awal tentang bakteri yang menyebabkan sebuah penularan
penyakit tetapi pertumbuhan bakteri biasanya

dibutuhkan suatu

pengenalan dan mempraktikkan pengolahan bakteri yang mempunyai tiga


tujuan utama :
a. Untuk menumbuhkan dan memisahkan semua bakteri yang ada
b.

dalam sebuah penularan penyakit.


Untuk membedakan dari bakteri yang tumbuh yang hampir semua

c.

disebabkan penularan penyakit dan pencemar atau koloni.


Untuk mendapatkan pertumbuhan bakteri yang cukup relevan secara
klinis agar bisa diidentifikasi dan dikarakterisasi.
3

Untuk menumbuhkan suatu organisme diperlukan suatu substrat


makanan yang biasa disebut media yang mengandung unsur-unsur
makanan yang diperlukan oleh jasad tersebut. Unsur-unsur makanan itu
dapat berupa garam-garam anorganik dan senyawa-senyawa organik
seperti protein, pepton, asam-asam amino, dan vitamin-vitamin yang
diperlukan untuk pertumbuhan. Bahan-bahan nutrien yang disediakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam laboratorium disebut
kultur media. Fungsi Media di Laboratorium Mikrobiologi bukan hanya
merupakan makanan untuk pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir,
akan tetapi juga mempunyai fungsi khusus yaitu :
a. Isolasi bakteri dari populasi mikroorganisme campuran.
b. Diferensiasi kelompok-kelompok bakteri berdasarkan kenampakan
c.
d.

makroskopis koloni dan reaksi-reaksi biokimiawi di dalam media.


Perhitungan jumlah bakteri.
Uji zat-zat yang disintesis secara alamiah, misalnya: antibiotik,

e.

vitamin, dan produk-produk fermentasi.


Karakteristik dan identifikasi bakteri melalui kemampuannya
menghasilkan perubahan-perubahan kimiawi pada media yang
berbeda.

1.1 Klasifikasi-klasifikasi Media dan Fungsi media


Media dikategorikan berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Dalam
diagnosa bakteri terdapat empat kategori umum dari media : pengayaan,
pendukung, selektif, dan perbedaan. Media pengayaan terdiri dari
persyaratan nutrisi khusus untuk pertumbuhan dari bakteri patogen khusus
yang mungkin diberikan sendiri atau dengan bakteri spesies lain dalam
jenis yang sama. Jenis media ini digunakan untuk memperkaya
pertumbuhan

dari

sebuah

bakteri

patogen

khusus

dari

sebuah

pencampuran mikroorganisme dengan menggunakan nutrisi khusus.


Media pendukung terdiri dari makanan bergizi yang mendukung dari
kebanyakan organisme bukan pemilih tanpa memberikan keuntungan pada
4

pertumbuhan organisme. Media selektif terdiri dari satu atau lebih agen
dimana merupakan penghambat semua organisme-organisme kecuali yang
telah ditemukan. Dengan kata lain, media ini memilih tumbuh dari bakteri
lain yang dirugikan. Agen-agen penghambat digunakan untuk tujuan ini
termasuk warna celupan, garam air empedu, alkohol, cuka, dan antibiotik.
Sebuah contoh dari sebuah mesia selektif adalah fenil etil alkohol.
1.2. Jenis-jenis Media
1. Berdasarkan konsistensinya, media dapat dibagi menjadi :
a. Media padat, yaitu media yang berbentuk padat. Contoh : media
kentang, nasi, wortel, dan lain-lain.
b. Media cair, yaitu media yang berbentuk cair. Contoh : media susu,
nutrient broth (bouilon daging), glukosa pepton, dan lain-lain.
c. Media semi padat, yaitu media yang dapat berbentuk padat apabila
suhunya dingin, dan dapat berbentuk cair apabila suhunya panas.
Media ini merupakan media yang dibubuhi atau ditambah agaragar sebagai bahan pemadat.
2. Berdasarkan komposisi/susunannya, media dapat dibagi menjadi
a. Media sintesis, yaitu media yang dapat diketahui dengan pasti
susunan kimianya. Contoh : Bushnel-Hazs yang terdiri dari : 1000
mL air suling, 0,2 gram MgSO4, 0,002 gram CaCl2, 1 gram
KH2PO4, 1 gram NH4NO3, 2 tetes larutan FeCl3.
b. Media non sintesis, yaitu media yang tidak dapat diketahui
susunan kimianya , merupakan bahan-bahan alami seperti kentang,
nutrien kaldu, telur, dan lain sebagainya.
3. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibagi menjadi :
a. Media Umum, yaitu media yang dapat digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bermacam-macam mikroba.
b. Media Khusus, yaitu media yang hanya dapat digunakan untuk
menumbuhkan satu macam mikroba. Contoh : Endoagar, yaitu
suatu media khusus yang digunakan untuk menumbuhkan
Eschericia coli. Dalam endoagar sebenarnya dapat tumbuh bakteri
5

lain, akan tetapi dengan melihat warnanya, dapat diketahui


Eschericia coli yang berwarna kuning merah seperti warna emas.
c. Media Eksklusif, yaitu media yang hanya dapat tumbuh pada satu
jenis bakteri, sedang bakteri lain akan mati.
4. Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, media dapat dibagi menjadi:
a. Media selektif, Media ini memberi nutrien yang cukup untuk
pertumbuhan satu mikroba dapat menghambat pertumbuhan
mikroba lain yang tidak diharapkan yang juga dapat tumbuh pada
media ini. Contoh : Sabourouds glucose agar, mempunyai derajat
keasaman (pH) 5,6 digunakan untuk mengisolasi fungsi.
b. Media diferensial, media ini digunakan untuk menumbuhkan
mikroba tertentu dan dapat membedakan berbagai macam jenis
mikroba.
c. Media penguji (Assay media), media ini digunakan untuk
pengujian viamin-vitamin, asam-asam amino, dan antibiotik.
d. Media untuk perhitungan bakteri, media ini digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri yang terdapat dalam suatu bahan.
Masih banyak lagi tipe-tipe media lain, seperti Maintainance
Media, semi solid media, dan lain-lain. Berikut ini contoh media
selektif dan media differensial yang sering digunakan di dalam
laboratorium mikrobiologi.
2. Penyakit Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri

ini

berbentuk

batang

dan

bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam
(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut di beri
nama Baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC dan paru-paru kadang di sebut
sebagai Koch Pulmonum (KP). (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
Penyakit TBC (Tuberkulosa) merupakan penyakit kronis (menahun)
telah lama di kenal oleh masyarakat luas dan ditakuti, karena menular.
6

Namun demikian TBC dapat disembuhkan dengan memakan obat anti TB


dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan
lainnya. (Depkes RI, 2003).
Penderita TB Paru kategori I adalah TB Paru yang tergolong dalam
penderita kasus baru dengan hasil pemeriksaan dahak pewarnaan langsung
BTA positif (+) atau BTA negatif (-) namun dengan lesi yang luas.
Resistensi primer adalah strain Mycobacterium tuberculosis yang
mengalami resisten terhadap obat anti tuberkulosis dimana pasien yang
tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya atau

telah mendapat

pengobatan antituberkulosis dengan lamanya kurang dari 1 (satu) bulan.


Kerentanan penyakit Tuberkulosis terjadi karena daya tahan tubuh
yang rendah yang disebabkan oleh karena gizi yang buruk, terlalu
lelah, kedinginan, dan cara hidup yang kurang teratur. Kelompok umur
yang biasa diserang berada dalam kelompok usia produktif antara 16-64
tahun, yang memiliki pola hidup tidak sehat serta kurang gizi. Sehingga
biasanya penyakit

ini

menyerang

masyarakat

golongan sosial ekonomi rendah, dimana

rendah

yang

berada

keadaan sosial ekonomi

rendah, terdapat kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang caracara hidup yang sehat. Akan tetapi bukan berarti masyarakat golongan
menengah keatas dapat terbebas dari penyakit Tuberkulosis. (Depkes RI,
2003).
2.1. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar
0,30,6 mm dan panjang 14 mm. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks,
terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel
M. tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes),
trehalosa dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial sulfolipids
yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat merupakan asam lemak
berantai panjang (C60 C90) yang dihubungkan dengan arabinogalaktan
7

oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester.


Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah
polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan. Struktur dinding sel
yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri M. tuberculosis bersifat tahan
asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya
penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asamalkohol.
B. Kerangka Berfikir Teoretis
Pada proses pembuatan media bakteri sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan bakteri yang akan digunakan, oleh karena itu, pembuatan media
bakteri dipengaruhi oleh kadar pembuatannya sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan media dalam penanaman bakteri disesuaikan dengan kondisi yang
ada. Pembuatan cat bakteri harus sesuai takaran pula karena bila tidak akan
mempengaruhi pengecatan bakteri yang akan diamati. Bakteri yang digunakan
dalam proses ini bermacam-macam, misalnya bakteri TBC, bakteri E-Coli dan
bakteri yang ada di lingkungan sekitar.
Pembuatan media bakteri dan pembuatan cat bakteri dilakukan di
Laboratorium media Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, teknik
pengambilan data dilakukan dengan praktik langsung di Lboratorium hal-hal
yang dilakukan di Laboratorium tersebut diantaranya adalah penanaman
bakteri, pengecatan bakteri, pengidentifikasian bakteri dan pengidentifikasian
virus TBC dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta. Selanjutnya data yang diperoleh dari laboratorium
diserahkan kepada pihak-pihak yang bersangkutan seperti pada Puskesmas,
Instansi-instansi kesehatan, rumah sakit dan yang bersangkutan dengan halhal kesehatan.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Lokasi PKL
1. Nama Laboratorium
Propinsi DIY
2. Alamat Laboratorium

: Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta


: Jalan Ngadinegaran MJ III/62 Yogyakarta

B. Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2014 sampai
dengan 4 September 2014, dengan jam kerja senin sampai dengan sabtu.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk membuat laporan PKL ini, metode yang
digunakan antara lain :
1. Metode observasi
Penulis secara langsung mengamati dan melakukan proses pembuatan
media, pengidentifikasian bakteri, dan penanaman bakteri
2. Metode praktik kerja
Penulis mendapatkan pengetahuan dan dapat mebumpulkan data dengan
cara melakukan kerja prakti di laboratorium. Kegiatan praktik yang
dilakukan adalah membuat media, penanaman bakteri, pengujian jamur
dan kuman pada kosmetik.
3. Metode interview
Pada metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data dengan cara
menanyakan langsung kepada tenaga ahli, laboran dan juga karyawan.
4. Metode literature
Metode literature ialah metode yang dilakukan sepanjang pelaksanaan
PKL untuk memperoleh bahan atau data dari sumber tertilis sebagai dasar
atau acuan teori dalam melaksanakan dan membuat laporan PKL, sebagai
pembanding antara praktik kerja di lapangan dengan teori yang dipelajari.
Referensi penulis yang didapatkan dari perpustakaan Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta, buku petunjuk praktik di Laboratorium Media dan
Laboratorium Mikrobiologi di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta,
perpustakaan jurusan Biologi UNNES dan media internet.
D. Instrumen PKL

Alat-alat yang dipakai dalam Praktik Kerja Lapangan di Balai Laboratorium


Media dan Laboratorium Mikrobiologi meliputi :
1. Autoclave
2. Oven
3. Timbangan
4. Waterbath
5. Magnetic stirrer
6. Lemari es penyimpan media
7. Erlenmeyer
8. Beker glass
9. Labu ukur
10. Gelas ukur
11. Tabung reaksi
12. Kapas
13. Cawan petri
14. Dispente
15. Kertas saring
16. Tabung durham
17. Corong gelas
18. Spatula
19. Autolaktiv

10

BAB IV
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Dari hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium mikrobiologi dan
media yang telah dilakukan oleh penulis, maka diperoleh data mengenai profil BLK
Yogyakarta dan pembuatan beberapa media bakteri serta identifikasi bakteri dan
kuman.
A. Profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah instansi pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Derah Propinsi DIY berdiri sejak tanggal 25 Januari
1950 merupakan laboratorium type A.
Sejak berlakunya otonomi daerah Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta yang sebelumnya merupakan UPT Departemen Kesehatan diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Propinsi DIY yang merupakan unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan di lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi DIY.
1. Sejarah
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta pada awalnya sebalai
Laboratorium Assaineering DIY yang berada di bawah Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada tanggal 25 Januari 1950
laboratorium ini menerima secara resmi gabungan bagian Kimia Laboratorium
Pusat Klaten dan disebut Laboratorium Umum atau Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta (SK. Kem Kes. Nomor: 126/secr.Dj/64 tanggal 25 Januari 1950)
beralamat di Polowijan, Ngasem, Yogyakarta, memiliki bagian kimia
(termasuk hortus medicus di Tawangmangu) , bagian Bakteriologi, bagian
Serologi dan bagian Kesehatan Teknik yang dipimpin oleh Prof.Dr.Sarjidto.
Pada tanggal 1 januari 1952 nama Laboratorium diubah menjadi
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (Labkesda) menunjuk wilayah kerja yang
11

meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan yang
dipimpin oleh M. Soepadi Sastrodarsono dan supervisor Prof. Dr. Sardjito (SK
Kem. Kes Nomor: 8848/UK/III, tanggal 24 Februari 1952). Pada bulan
Agustus 1952 bagian Kimia, bagian Bakteriologi dan Serologi pindah
menempati lokasi di Jl. Malioboro 16 Yogyakarta.
Pada tanggal 1 Juli 1953 bagian Kesehatan Teknik bergabung dengan
Laboratorium Ilmu Kesehatan Teknik Bandung. Sejak 1 Maret 1960
Laboratorium Kesehatan Daerah menempati bekas Dalem Ngadinegaran
MD.VII/48 Yogyakarta atau sekarang Ngadinegaran MJ.III/62 Yogyakarta
bersama dengan sekolah Penjenang Kesehatan Tingkat F (SPKF).
Pada bulan Juni 1974 nama Laboratorium Kesehatan Daerah berubah
menjadi Laboratorium Kesehatan Yogyakarta pada tanggal 28 April 1978,
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berubah menjadi Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta (SK Men. Kes RI Nomor 142/Menkes/SK/IV/1978)
sesuai dengan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan
emerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, maka Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta yang semula unit pelaksana teknis yang dikelola oleh
pusat melalui kantor wilayah departemen kesehatan Propinsi DIY diserahkan
kepada Pemerintah Propinsi DIY. Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
adalah Balai Laboratorium Kesehatan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Daerah di lingkungan Pemda Yogyakarta yang menyelenggarakan pelayanan
pemeriksaan laboratorium kesehatan, berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY.
Periode Kepemimpinan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
a. Tahun 1950-1951
: Prof. Dr. Sardjito
b. Tahun 1952-1961
: M. Soepadi S.
c. Tahun 1962-1963
: R. Noerudin
d. Tahun 1964-1968
: R.M.Jatman
e. Tahun 1969-1992
: Dr. Soetrisno Eram, MPH.
f.
Tahun 1993-1998
: Dr. Drajat nenrosuwito,MSc.
g. Tahun 1999-2000
: Dr.dr. Harundriyo, MPH.
12

h. Tahun 2000-2001
: Dr. Bambang Sugiarto,MPHM,DTMH.
i.
Tahun 2003-2005
: Dr. M. Kristi Indrati S.
j.
Tahun 2005-2006 : Dr. Sri Sudardjijah
Tahun 2007-sekarang
: Drg. H.M. Taufiq AK,M.Kes.
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai pusat pelayanan
laboratorium dan laboratorium rujukan berkualitas mendukung
terbentuknya masyarakat sehat.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan secara profesional, terjangkau semua

c.

2.
3.
4.

lapisan masyarakat
Menerapkan sistem mutu laboratorium
Berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
Berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia di bidang

5.

kesehatan
Mengembangkan

dan

menerapkan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi
Tujuan
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium
sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat, cepat, akurat
dapat menunjang ketepatan diagnosa dan dapat memberikan
2.

kepuasan pelanggan.
Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan sehingga mudah
diterima oleh masyarakat, terjangkau dan dapat menjangkau

3.
4.

semua lapisan masyarakat.


Meningkatkan kesehatan masyarakat.
Meningkatkan kualitas cakupan pembinaan sehingga dapat
memberikan pembinaan secara proffesional serta meningkatkan

5.

SDM tenaga kesehatan yang berkualitas.


Meningkatkan penelitian yang didukung Sumber Daya Manusia
(SDM) profesional yang berpengalaman.

3. Fungsi dan Tugas Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

13

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Derah Istimewa Yogyakarta


Nomor 160 Tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta. Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta Mempunyai Fungsi dan Tugas, sebagai berikut :
a.
Fungsi
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai
unsur pelaksana operasional sebagian kewenangan dinas dalam bidang
pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat melalui kegiatan pemeriksaan
laboratorium dan kegiatan rujukan
b.
Tugas
1. Merencanakan dan melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana.
2. Mengelola sarana dan prasarana melalui kegiatan pemeliharaan
peralatan.
3. Melayani pemeriksaan klinis atau medis.
4. Melayani kesehatan masyarakat individu dan institusi.
5. Melayani pelayanan higiene sanitasi.
6. Menyelenggarakan pembinaan laboratorium kesehatan.
7. Menyelenggarakan kerjasama pelatihan.
8. Melayani konsultasi bidang kesehatan yang berkaitan dengan hasil
laboratorium.
9. Melaksanankan ketatausahaan.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta terdiri:
1. Kepala Balai Laboratorium Kesehatan.
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Seksi Mikrobiologi dan Immunologi.
5. Seksi Kimia Kesehatan.
6. Seksi Patologi.
7. Seksi Media dan Reagensia.
5. Kemampuan Pemeriksaan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Seksi Mikrobiologi dan Immunologi
1. Bakteriologi
a. Identifikasi mikroorganisme (aerob dan anaerob) secara
mikroskopik, biakan maupun percobaan hewan.
b. Tes kepekaan (resistensi).
c. Angka kuman, pemeriksaan infeksi nosokomial.
14

d. Pemeriksaan bakteriologi air, makanan atau minuman, bahan obat,


kain kasa.
e. Pemeriksaan bakteriologik keracunan makanan (dari bahan
makanan dan minuman, muntahan darah, tinja, air bersih).
2. Parasitologi
a. Identifikasi

parasit

dari preparat direk (amoeba,

cacing,

Plasmodium malaria, jamur, dll.)


b. Biakan dan tes kepekaan (jamur, larva, cacing, dll.)
3. Virologi
a. Isolasi dan identifikasi enterovirus (polio, Echo, Coxsackie)
dengan biakan jaringan.
b. Identifikasi flu burung secara PCR.
4. Immunologi
a. Pemeriksaan antibody terhadap jasad renik.
b. Pemeriksaan antibody terhadap virus.
c. Pemeriksaan antibody lain.

Seksi Patologi
1. Hematologi
a. Hematologi rutin, hematologi lengkap.
b. Morfologi sel-sel darah.
c. Pemeriksaan fungsi koagulasi, hemostasis, bank darah, (CT/BT,
PPT, Coombs test,dll).
d. Pemeriksaan LE sel.
2. Kimia Klinik
a. Bahan darah, cairan tubuh, LCS,tinja,Kolesterol,Trigliserida, Apo
b.
c.
d.
e.
f.
g.

A/B, Protein.
Enzim SGOT/SGPT/AP, CPK, CKMB, LDH, dll.
Hormon T3, T4.
Elektrolit.
Urinalisa lengkap.
Analisa sperma.
Analisa batu saluran kemih.

15

3. Medikal Forensik
Memeriksa sampel dari hasil otopsi untuk mengetahui
penyebab kematian pasien bekerjasama dengan kepolisian dan RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta.
Seksi Kimia Kesehatan
1. Toxicologi
a. Pemeriksaan toksikologi logam berat dalam spesimen manusia.
b. Toksikologi obat dalam spesimen manusia (narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat aditif lainnya).
2. Kimia Lingkungan
a. Pemeriksaan kimia organik atau anorganik terhadap kualitas air
minum, air bersih, air kolam renang, air limbah, dll.
b. Pemeriksaan kualitas makanan, minuman dan bahayanya.
c. Pemeriksaan kandungan kimia tertentu dalam makanan dan
minuman.
Seksi Media dan Reagensia
Untuk mendukung kebutuhan media dan reagensia Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta memiliki seksi media dan reagensia dengan
kegiatan.
1. Membuat media dan reagensia yang rutin digunakan untuk kebutuhan
pemeriksaan seksi mikrobiologi dan seksi lainnya.
2. Melaksanakan uji coba laboratorium dengan menggunakan hewan
percobaan.
3. Pembuatan cat Ziehl Nielsen.
4. Melaksanakan pencucian dan sterilisaasi alat-alat gelas untuk
keperluan rutin.
5. Menyediakan hewan-hewan coba untuk keperluan penelitian.
6.

Peningkatan Mutu Pelayanan


Dalam upaya peningkatan

untuk

memberikan

pelayanan

peeriksaan laboratorium yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan


masyarakat dan berorientasi pada kepuasan pelanggan, maka Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sejak tahun 2005 telah diakreditasi
oleh Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) berdasarkan
SK Menkes No. 943 tahun 2002 dan mendapatkan status Akreditasi
16

penuh sesuai dengan SK Dinas Kesehatan Propinsi DIY pada tanggal 14


Januari 2006 No. 445/0299/IV.2
Disamping itu Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta saat ini
dalam persiapan untuk akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional sesuai
dengan standard ISO 17025 tahun 2005 yang diharapkan pada tahun2007
sudah memperoleh sertifikat akreditasi dari KAN.
7.

Aspek Teknis
a. Alur Sampel
Sampel diterima kemudian masuk ke sub seksi yang bersangkutan,
dilakukan preparasi sampel (penyimpanan, pengawetan, dan pengerjaan),
analisa hasil. Hasil diberikan kepada kepala urusan data pengetikan,
kepala seksi pengetikan, kepala seksi pengecekan, kepala seksi atau
kepala BLK, kepala urusan data pengarsipan, hasil diberikan kepada
b.

pengirim sampel.
Keselamatan Kerja
Maksud dan tujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan sebagai akibat
dari pekerjaan baik bagi petugas maupun orang lain, bahkan lingkungan
serta menghindari kerusakan alat sebagai akibat dari kelalaian petugas.
1. Pembuatan tanda-tanda bahaya.
2. Kotak P3K.
3. Alat pemadam kebakaran.
4. Pemakaian jas praktik, sarung tangan dan masker.
5. Sterilisasi meja kerja.
6. Pencegahan alat-alat gelas dilakukan terlebih dahulu dengan

c.

merendamnya di dalam larutan anti septic.


7. Bekerja sesuai dengan protap.
Pengolahan Limbah Laboratorium
Untuk limbah yang sifatnya infeksius diberi dengan desinfektan terlebih
dahulu baru kemudian dibuang kesaluran pembuangan limbah selanjutnya
dilakukan pengolahan limbah lebih lanjut dengan cara aerosi, apabila

d.

limbah cair sudah aman selanjutnya dilarikan ke saluran lingkungan.


Pemantapan Mutu atau Quality Control

17

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta telah melakukan kewajibannya


dalam upaya mempertahankan mutu pelayanan berupa kegiatan
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI)
a. Pemantapan Mutu Internal Mikrobiologi dan immunologi
meliputi:
Pemantauan suhu almari es, incubator, deepfreezer, waterbath.
Penyertaan bahan atau strain kuman untuk kontrol kualitas
pemeriksaan.
Uji kualitas Media Reagensia dan zat warna
Pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat laboratorium seperti
miro elisa, centrifuge, almari es,dll.
Pemantauan sterilitas ruang pemeriksaan sacara rutin.
b. Pemantapan Mutu Internal Kimia Kesehatan meliputi:
Pencatatan atau pemantauan suhu almari es.
Kalibrasi turbidimetri.
Kalibrasi alat GC.
Kalibrasi alat AAS.
c. Pemantapan Mutu Internal Patologi meliputi :
Pencatatan atau pemantauan suhu almari es.
Kalibrasi fotometer.
Pemeriksaan gula.
Pemeriksaan SGOT.
Pemeriksaan SGPT.
Pemeriksaan kreatin.
Pemeriksaan ureum.
Pemeriksaan cholesterol.
Pemerisaan trigliserid.
Pemeriksaan uric acid.
d. Pemeriksaan Mutu Internal Media dan Reagensia meiputi :
Monitoring suhu oen.
Monitoring suhu autoclave.
Monitoring suhu refrigerator.
Indicator autoclave tape.
Uji kualitas media dengan kuman kontrol positif dan negatif.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
18

a. Pemantapan Muru Eksternal Mikrobiologi biakan dan uji


kepekaan.
Jumlah peserta 59 laboratorium yang terdiri dari 25 BLK di
Indonesia, 33 laboratorium RS di Indonesia dan 1 Laboratorium
FKUI di Jakarta. Kegiatan tersebut selama tahun 2002
dilaksanakan I periode dengan penilaian dan evaluasi dilakukan
oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta dan feed back
dikirim ke Dinkes Propinsi DIY dan ke Ditlabkes sebagai laporan.
b. Pemantapan Mutu Eksternal Regional (PMER) meliputi :
PMER- Urinalisa dengan peserta sebanyak 40 laboratorium

Puskesmas Kab/Kota dan dilaksanakan I periode.


PMER- Kimia Klinik dengan peserta sebanyak 60 terdiri dari
54 laboratorium RSU di DIY dan Jawa Tengah dan 6

laboratorium RS Swasta di Yogyakarta dilakukan I periode.


PMEM- TB, malaria dan telor cacing dengan peserta 70
laboratorium puskesmas dan Rumah Sakit Kab/Kota di

Propinsi DI Yogyakarta dilakukan I tahap.


PME Pemantapan Kualitas air dengan peserta sebanyak 15

laboratorium dan dilakukan I periode.


Disamping sebagai penyelenggara, BLK Yogyakarta juga sebagai
peserta Pemantapan Mutu Nasional dan Internasional sebagai
berikut :
Nasional
1. Pemantapan Mutu Bidang Immunologi yaitu HBs Ag,

Anti HIV, VDRL dan Widal.


2. Pemantapan Mutu Bidang Toksikologi dan Kimia Air.
3. Pemantapan Mutu Bidang Kmia Klinik dan Hematology.
Internasional
1. Pemantapan Mutu Bidnag Mikrobiologi atau Immunologi
yaitu isolasi virus campak oleh CDC di Atlanta serta IgM
campak dan IgM Rubella oleh WHO SEARO IndiaAustralia.

19

e.

Peningkatan Mutu Pelayanan


Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanannya telah mengikuti akreditasi yang dilaksanakan oleh
Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KAKL) dari hasil audit
memperoleh nilai akhir 88,66% sehingga memiliki status penuh sesuai
SK Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY tanggal 14 Januari 2006

f.

No.445/0299/IV.2.
Kegiatan Unggulan
1. Satu-satunya Laboratorium Kesehatan di Indonesia yang mampu
membuat antigen F1 untuk pemeriksaan Serologi Pes yang hasilnya
setara dengan produk dari ford Collins Amerika Serikat.
2. Memelihara 302 jenis strain kuman yang sangat bermanfaat untuk
penelitian/pendidikan dan program Pemantapan Mutu Eksternal
Mikrobiologi.
3. Pemeriksaan dan isolasi virus campak (untuk wilayah DIY dan Jawa
Tengah).
4. Sebagai Laboratorium rujukan pemeriksaan NAPZA.
5. Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal (PME) / Uji profisiensi:
a. Tingkat Nasional
PME isolasi dan identifikasi kuman
Uji kepekaan kuman terhadap antibiotik (peserta Balai Labkes
seluruh Indonesia dan Laboratorium RS).
b. Tingkat Regional
PME pemeriksaan kadar gula, kolesterol, SGOT, Total protein dan
bilirubin (peserta RS pemerintah dan swasta di wilayah propinsi
DIY dan Jawa Tengah)
c. Tingkat Propinsi
PME pemeriksaan mikroskopis BTA, malaria dan telur cacing
serta PME pemeriksaan urinalisa (peserta laboratorium Puskesmas
dan RSUD di Wilayah Propinsi DIY).

B. Pembuatan Media Bakteri Serta Cara Identifikasi Bakteri TBC


1. Pembuatan Media Bakteri
a. Nutrient Agar (250 mili liter)
20

Fungsi :
Sebagai media penanaman bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan :
Nutrient agar 7 gram
Aquades 250 ml
Alat :
Autoclave
Dispenset
Tabung reaksi
Sendok penyu
Timbangan
Tabung erlenmeyer
Gelas ukur
Persiapan Kerjs
1. Membersihkan meja dengan alkohol
2. Membersihkan timbangan dan memposisikan pada angka nol
3. Mengisi autoclave dengan air sebelum digunakan
4. Menyiapkan tabung reaksi dan erlenmeyer
Cara Kerja :
1. Menimbang 7 gram serbuk nutrient agar lalu dimasukkan kedalam
erlenmeyer.
2. Menambahkan 250 ml aquades, dikocok sampai larut dan homogen.
3. Dimasukkan dalam waterbath, lalu dipanaskan diatas kompor hingga
larut.
4. Dituang dalam tabung reaksi, ditutup dengan kapas, dikumpulkan lalu
diikat dan kemudian ditutup dengan kertas.
5. Larutan disterilkan dengan autoclave pada suhu 1210 C selama 15
menit.
6. Setelah dingin diambil dan diletakkan dalam posisi miring, lalu
didinginkan sampai suhu 500C.
Pembahasan :
Nutrien Agar adalah medium untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar . NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
21

prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi
nutrien agar adalah ekstrak beef, pepton, NaCl, air destilat, dan agar.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan media agar ini adalah
serbuk nutrien agar dan aquades. Aquades berfungsi untuk melarutkan,
selain itu dibutuhkan beberapa alat diantaranya yaitu kapas dan kertas
payung atau dapat pula diganti dengan aluminium foil, alat ini digunakan
agar larutan tidak terkontaminasi oleh suhu luar, autoclave digunakan
sebagai alat penyeteril.
b. Briliant Green Lactose Bile
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan
46 gram BGLB
1000 ml aquades
Alat
Autoclave
Dispenset
Sendok penyu
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Auto laktif
Cara Kerja
1. Menimbang 46 gram BGLB kemudian dimasukkan kedalam tabung
2.
3.
4.
5.
6.

erlenmeyer
Menambahkan 1000 ml aquades
Larutan kemudian dikocok sampai homogen
Memasukkan dalam dispente lalu di stel pada ukuran 10 ml
Kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi
Setelah itu ditutup dengan kapas kemudian disterilkan didalam

autoclave
Pembahasan :
22

BGLB (Briliant Green Lactose Bile) merupakan media penumbuh


bakteri. Bahan utamanya adalah serbuk BGLB. Langkah kerja dalam
pembuatan

BGLB

memasukkannya

adalah

kedalam

menimbang
tabung

46

erlenmeyer.

larutan

BGLB

Selanjutnya

dan
dalam

erlenmeyer dimasukkan 1000 ml aquades setelah itu dikocok sampai


homogen, setelah larut dimasukkan dalam dispente yang distel pada ukuran
10 ml. Larutan BGLB yang telah homogen tersebut dimasukkan kedalam
tabung reaksi sebanyak 10 ml. Setelah tabung terisi, langkah selanjutnya
menutup tabung reaksi dengan kapas dan disterilkan didalam autoclave.
Untuk mengetahui bahan0bahan yang dibuat telah steril atau belum pada
bagian erlenmeyer diberi kertas autolaktiv, apabila bahan sudah steril maka
kertas laktiv akan berwarna kehitaman yang sebelumnya berwarna coklat.
c. Lauryl Triptose Sulfat Broth (single)
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan :
2000 ml aquades
72 gram serbuk LTSB
Alat :
Dispenset

Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Cara kerja
1. Menimbang 72 gram LTSB kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
2. Kedalam erlenmeyer ditambahkan aquades 2000 ml
3. Tabung dikocok sampai larutan homogen
4. Memasukkan larutan dalam tabung reaksi yang telah diisi tabung
sebanyak 10 ml
Pembahasan :
Pembuatan LTSB sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu. Selain itu media ini
23

digunakan sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk


Salmonellae. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan
gas adalah presumptive test untuk koliform. Komposisi media Lactose
Broth terdiri dari 0,3% ekstrak beef, 0,5% pepton, dan 0,5% laktosa.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk metabolisme
bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan LTSB adalah
serbuk LTSB dan 2 liter aquades sebagai pelarut. Pembuatan LTSB single
ini caranya tidak jauh beda dengan pembuatan nutrien agar yaitu langkah
pertama adalah menimbang 72 gram serbuk LTSB lalu memasukkan
kedalam tabung erlenmeyer. Menambahkan aquades kedalam erlenmeyer
sebanyak 2 liter, setelah itu, larutan kemudian dihomogenkan dengan
dikocok. Memasukkan larutan yang telah homogen kedalam dispente dan
mengisikannya kedalam tabung reaksi yang berisi tabung durham dengan
voume 10 ml. Setelah LTSB dimasukkan kedalam tabung reaksi
selanjutnya di tata dan dimasukkan kedalam autoclave.
d. Lauryl Triptose Sulfat Broth (triple)
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mancari ciri khas bakteri
Bahan :
17,8 gram LTSB
Aquades 500 ml
Alat
Dispente
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Gelas ukur
Cara Kerja
1. Menimbang 7,8 gram LTSB kemudian dimasukkan
erlenmeyer .
24

kedalam

2. Kedalam erlenmeyer ditambahkan 500 ml aquades


3. Mengocok tabung sampai larutan yang ada di tabung homogen
4. Memasukkan larutan dalam tabung reaksi yang telah diisi tabung
durham sebanyak 5 ml
Pembahasan :
Pembuatan Lauryl Triptose Sulfat Broth (LTSB) triple cara nya
tidak jauh berbeda dengan Lauryl Triptose Sulfat Broth single. Sama hal
nya dengan LTSB single, LTSB triple berfungsi sebagai media
pertumbuhan bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
medium ini adalah LTSB serbuk dan aquades 500 ml. Langkah pertama
yang dilakukan saat akan membuat larutan ini adalah menimbang 17,8
gram serbuk LTSB kemudian dilarutkan dengan aquades 500 ml dalam
tabung erlenmeyer setelah itu dihomogenkan dengan cara dikocok. Larutan
kemudian dimasukkan dalam dispente dan diisikan kedalam tabung reaksi
5 ml.
e. Saburout Dextrosa Agar
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri (media pertumbuhan)
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan
Aquades 500 ml
Serbuk SDA
Alat
Dispente
Timbangan
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Cara Kerja
1. Menimbang 32,5 gram SDA kemudian dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer
2. Menambahkan 500 ml aquades
3. Larutan dihomogenkan dengan mengocok labu erlenmeyer
4. Memanaskan erlenmeyer yang berisi larutan kedalam waterbath

25

5. Setelah larutan bening kemudian diangkat dari waterbath setelah itu


dimasukkan kedalam tabung reaksi dalam keadaan masih panas
6. Tabung ditutup dengan kapas, kemudian didinginkan dengan posisi
dimiringkan
7. Ditaruh didalam tempat yang steril
Pembahasan :
SDA digunakan untuk pertumbuhan

bakteri.

Di

bagian

Laboratorium Media di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Adapun


bahan-bahan yang digunakan adalah aquades dan serbuk SDA. Langkah
pertama yang dilakukan adalah menimbang 32,5 gram SDA kemudian
dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 500 ml aquades kemudian
dikocok sampai homogen, setelah itu larutan dipanaskan dalam waterbath
setelah larut dan larutan berwarna menjadi bening kemudian dimasukkan
dalam tabung reaksi dalam keadaan panas kemudian tabung dimiringkan.
Setelah memadat medium kemudian ditempatkan pada ruangan dengan
suhu -150 C supaya tetap steril.
f.

EC Bouillon
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan
37 gram EC Bouillon
1000 ml aquades
Alat
Autoclave
Dispente
Erlenmeyer
Tabung reaksi
Kapas
Autolaktiv
Cara kerja
1. Menimbang 37 gram EC Bouillon kemudian dimasukkan kedalam
erlenmeyer
2. Menambahkan 1000 ml aquades kedalam erlenmeyer
26

3. Larutan dihomogenkan dengan cara di kocok


4. Larutan dimasukkan dalam dispente kemudian di stel pada ukuran 10
ml
5. Memasukkan larutan dalam atbung reaksi
6. Tabung reaksi ditutup dengan kapas kemudian disterilkan dalam
autoclave
Pembahasan:
EC Bouillon digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Bahan-bahan utamanya untuk membuat media ini adalah aquadest 1000
ml dan serbuk EC Bouillon 37 gram. Langkah pertama yaitu menimbang
37 gram EC Bouillon kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan
dilarutkan kedalam aquades 1000 ml setelah itu di kocok agar homogen.
Setelah homogen dimasukkan dalam dispente dan kemudian larutan
diisikan kedalam tabung reaksi sebanyak 10 ml, setelah itu tabung ditutup
dengan kapas lalu disterilkan dalam autoclave.
g. SS
Fungsi
Sebagai media untuk penanaman bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan
250 ml aquades
16 gram ss
Alat
Dispente
Timbangan
Erlenmeyer
Cawan petri
Cara kerja
1. Menimbang 16 gram ss lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer
2. Menambahkan 250 ml aquades
3. Larutan dikocok hingga homogen
4. Erlenmeyer kemudian di panaskan di waterbath
5. Setelah larutan berwarna bening, erlenmeyer diangkat
6. Larutan dimasukkan kedalam cawan petri saat masih hangat-hangat
kuku
27

7. Setelah itu ditunggu membeku kemudian apabila sudah beku


dimasukkan kedalam tempat yang steril
Pembahasan :
Media SS selain digunakan sebagai penanaman bakteri juga
digunakan sebagai media untuk pertumbuhan bakteri. Bahan utama yang
digunakan untuk membuat media ini adalah serbuk SS dan aquades. Cara
kerja yang dilakukan adalah dengan menimbang 16 gram SS lalau
memasukkan serbuk SS kedalam erlenmeyer selanjutnya kedalam erlenmeyer
tersebut ditambahkan aquadest sebanyak 250 ml, kemudian dikocok agar
larutan homogen. Erlenmeyer yang berisi larutan kemudian dipanaskan dalam
waterbath sampai larutan menjadi berarna jernih. Setelah larutan jernih
erlenmeyer diangkat dari waterbath, kemudian menunggu hingga larutan
hangat-hangat kuku setelah itu larutan dimasukkan kedalam cawan petri.
Media kemudian disimpan didalam tempat yang steril.
h. PCA (Plate Count Agar)
Fungsi :
Sebagai media penanam bakteri
Untuk mengidentifikasi dan mencari ciri khas bakteri
Bahan:
500 ml aquades
9 gram PCA
Alat:
Dispenset
Sendok penyu
autoclave
Timbangan
Erlenmeyer
Cawan petri
Persiapan kerja
1. Membersihkan meja dengan alkohol
2. Membersihkan timbangan dan memposisikan pada angka nol
3. Mengisi autoclave dengan air sebelum digunakan
4. Menyiapkan tabung reaksi dan erlenmeyer
Cara kerja
1. Menimbang 9 gram PCA lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer
28

2.
3.
4.
5.

Menambahkan aquades 500 ml pada erlenmeyer


Larutan kemudian dikocok sampai homogen
Larutan dipanaskan di waterbath sampai berwarna bening
Setelah bening ditunggu agak dingin kemudian dimasukkan kedalam

cawan petri
Pembahasan:
PCA merupakan media yang berfungsi untuk media pertumbuhan
bakteri. Bahan utama yang digunakan adalah serbuk PCA dan aquades. Cara
kerja yang dilakukan adalah menimbang PCA sebanyak 9 gram kemudian
dimasukkan dalam erlenmeyer. Selanjutnya kedalam erlenmeyer ditambahkan
aquadest sebanyak 500 ml kemudian dikocok agar larutan homogen,
erlenmeyer kemudian dipanaskan dalam waterbath sampai larutan berwarna
jernih setelah agak dingin larutan dimasukkan kedalam cawan petri dan
disimpan dalam tempat yang steril.
i.

Garam NaCl Isotonis (0,8%-0,9%)


Fungsi
sebagai garam larutan standard
sebagai pelarut dalam perendaman.
Bahan :
Garam NaCl 17 gram
Akuades 2000 ml
Alat
Dispenset
Erlenmeyer
Timbangan analitik
Kertas pH
NaOH
Cara Kerja :
1. Menimbang NaCl sebanyak 17 gram kemudian dimasukkan dalam
erlenmeyer
2. Ditambahkan aquades 250 ml kedalam erlenmeyer kemudian dikocok
hingga homogen
3. Larutan yang sudah homogen kemudian ditambah dengan 8 tetes NaOH
agar pH netral setelah itu di cek dengan kertas pH
4. Sisa aquades kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
29

5. Larutan disaring menggunakan kertas saring


6. Larutan dimasukkan kedalam tabung rekasi sebanyak 9 ml
7. Dimasukkan kedalam autoclave untuk di sterilkan
Pembahasan :
Fungsi dari media garam NaCl ini adalah untuk pembuatan larutan
garam standar dan sebagai pelarut dalam perendaman. Larutan garam ini
berwarna putih jernih. Komposisi secara umumnya adalah garam dan akuades.
Larutan garam ini dibuat pada pH 7.
2. Pengujian Mikroskopis Bakteri Tahan Asam (Mycobacterium tubercolosis)
a. Alat

Bio Sfety Cabinet

Ose atau lidi yang dipipihkan pada bagian ujungnya

Lampu spirtus

Rak tabung reaksi

Object glass
b. Bahan dan reagensia

Cat ziehl nielsen

Minyak imersi

Sampel dahak
c. Cara Kerja
1.
Membersihkan meja kerja BSC dengan desinfektan
2.
Mencuci tangan dengan sabun dan air
3. Menyediakan kaca sediaan yang telah bebas lemak kemudian ditulisi
dengan pensil 2B nomor identitas sediaan di bagian ujung yang
4.

buram dan kasar


Mengambil sputum dengan menggunakan ose atau lidi dan dipilih

5.

bagian yang berkualitas


Apabila menggunakan ose dalam membaut sediaan, ose tersebut
dicelupkan kedalam pasir alkohol 70% kemudiaan disterilkan dengan

6.

cara dibakar diatas api sampai membara


Apabila sediaan sudah setengah kering, ukir dengan lidi lancip

7.

dengan arah tegak lurus


Sediaan ditunggu hingga kering udara, kemudiaan dilakukan fiksasi
dengan melewatkan diatas nyala api 3 kali dengan perukaan yang ada
smear berada menghadap atas
30

8.

Meletakkan sediaan yang telah difiksasi dengan bagian apusan

9.

menghadap keatas diatas rak pengecatan.


Mengeenangi seluruh permukaan sediaan dengan ZN A (carbol

fuchsin 3%),
10. Dipanaskan dari bawah dengan menggunakan api setiap sediaan
sampai keluar uap, kemudian didiamkan selama 5 menit
11. Sediaan dibilas secara hati-hati dengan air mengalir
12. Menggenangi sediaan dengan ZN B (asam alkohol 3%) sampai warna
merah laru, kemudian dibilas dengan air mengalir
13. Menggenangi permukaan sediaan dengan ZN c (metil biru 0,3 %)
selama 10-20 detik
14. Dibilas dengan air mengalir
15. Sediaan kemudian dimiringkan pada rak pengering supaya sediaan
cepat kering
16. Setelah kering diamati di mikroskop, pertama menggunakan lensa
objektif 10X untuk menetapkan fokus dan menemukan lapang
pandang. Sediaan yang baik pada umumnya ditemukan sel leukosit
lebih banyak daripada sel epitel
17. Meneteskan satu tetes minyak emersi
18. Memutar lensa objek 100X dengan hati-hati keatas sediaan
19. Menyesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat dengan
d.

jelas menggunakan mikrometer


Pembahasan
Bakteri Tahan Asam adalah sekelompok mikroorganisme yang
pada pengecatan Ziehl Neelsen berbentuk batang tunggal, rantai, atau
berkelompok dan berwarna merah. Contoh bakteri tahan asam adalah
Mycobacterium tubercolosis. Pewarnaan Ziel Nielseen adalah suatu
reagensia yang terdiri dari ZN A (Fuchsin 0,3%), ZN B(asam alkohol
3%), dan ZN C (metil biru 0,3%). Salah satu alat yang digunakan adalah
ose, ose disini berfungsi sebagai pemindah koloni dari media ke media
lain, menanam sampel media dan membuat sediaan/smear pada objek.
Untuk perhitungan hasil dibaca sesuai dengan acuan IUATLD
(International Unit Tuberculosis Lung Desesases), sebagai berikut :
31

a.

Negatif

: jika tidak ditemukan BTA minimal 100

b.

lapang pandang
Scanty
: jika ditemukan 1-9 BTA dalam 100

c.

lapang pandang
Positif 1 : jika ditemukan 10-99 BTA

d.

dalam 100 lapang pandang


Positif 2 : jika ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang

e.

pandang, minimal diperiksa 50 lapang pandang


Positif 3 : jika ditemukan lebih dari 10 BTA dalam 1
lapang pandang, minimal diperiksa 20 lapang pandang

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta dapat diambil kesimpulan yaitu :
32

1.
2.
3.
4.

Diperoleh gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta


Diperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja sesuai dengan ilmu biologi
Mendapatkan wawasan tentang cara praktik laboratorium yang baik dan benar
Mendapatkan keterampilan dalam pembuatan media pertumbuhan bakteri dan

pengidentifikasian bakteri tahan asam (Mycobacterium tubercolosis)


B. Saran
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan selanjutnya diharapkan agar :
1. Semua pihak yang berkaitan dapat saling membantu sehingga dapat
mengoptimalkan kinerja mahasiswa.
2. Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan ditambah jumlahnya agar
pemeriksaan dapat berjalan dengan baik.
3. Para mahasiswa yang melaksanakan PKL lebih proaktif.

DAFTAR PUSTAKA
Akiko fujiki. Quality Examination Smear make Quality TB Control Programme. The
research Institute of Tuberculosis.Japan.2000.
Anonim . 2007. Profil Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Yogyakarta : Balai
Laboratorium Kesehatan.
Boyle, E.C dan B.B. Finlay. (2003).Bacterial Pathogenitas : exploithing celluler
adherence. Cuur Opin Cell Biol Oct 15(5) : 633-9
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis.2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Bagi Petugas Laboratorium
Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis.2007
Shihnyoto,dkk. (2007). Sistem Pengendalian Mutu Laboratorium Mikrobiologi.
Yogyakarta : Balai Laboratorium Kesehatan.

33

Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta : Akademi Analis
Kesehatan.

LAMPIRAN

No

Gambar

Keterangan

Penuangan cat ziehl


Nielsen

Preparasi uji BTA

34

Preparasi uji BTA

Penempatan sampel dahak

Medium LY

Preparasi pembuatan
medium darah

Medium BP

35

Penuangan darah kedalam


petridish

Penuangan darah dalam


media NA

Gelas ukur

Medium LTSB triple

36

Medium LTSB single

Nacl

Medium BGLB

Pengepakan medium yang


akan dimasukkan dalam
autoclave

37

Pengepakan medium yang


akan dimasukkan dalam
autoclave

Memasukkan medium
BGLB dari dispenset ke
tabung reaksi yang diisi
tabung durham

Pembuatan medium BGLB


tahap pengocokan agar
homogen

Preparasi alat untuk


membuat medium
(memasukkan tabung
durham ke tabung reaksi)

38

Preparasi alat untuk


membuat medium

Ose (alat untuk mengambil


dan menanam bakteri)

Rak (untuk tempat


meletakkan tabung reaksi)

Inkubator 35 0C untuk
inkubasi bakteri yang
sudah ditanam pada
medium

39

Anda mungkin juga menyukai