Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KEGIATAN BELAJAR LAPANGAN

DI BBTKLPP JAKARTA DAN BBALITVET BOGOR


TAHUN 2016
Disusun Oleh :
Nanda Amala Elsany (11141010000008)
Nabilah Musyarrofah (11141010000069)
Irma Fajar Hadi Suryaningrum (11141010000080)
Ni Made Shellasih (11141010000094)

Latar Belakang
Di Indonesia, penyebaran penyakit menular 60,3%
diantaranya disebabkan zoonosis.
Penyakit zoonosis yang termasuk penyakit hewan
menular strategis di Indonesia yakni rabies,
antraks, avian influenza, salmonella, dan
brucellosis.
Perlunya mengembangkan kesatuan kebijakan,
strategi, dan program untuk menangani penyakit
zoonosis pada hewan, kedokteran, kesehatan
masyarakat, dan kesehatan lingkungan.

Latar Belakang...
Pendekatan yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan ialah konsep
One Health.
Upaya pengendalian penyakit dapat ditingkatkan
secara komprehensif, efektif, dan efisien dengan
dilakukannya pendekatan one health.
Upaya pengendalian penyakit perlu
pengembangan kinerja surveilans, teknologi
laboratorium bagian veteriner serta penyehatan
lingkungan yang intensif.

Latar Belakang...
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Jakarta dan
Balai Besar Penelitian dan Veteriner merupakan
salah satu sektor terkait dalam upaya
pengendalian penyakit.
BBTKL-PP merupakan salah satu lembaga yang
terkonsentrasi terhadap bagaimana surveilans
penyehatan lingkungan yang berbasis
laboratorium serta surveilans faktor resiko
penyakit tersebut.

Latar Belakang...
Sedangkan BBALITVET merupakan institusi
penelitian internasional yang mendukung
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
dengan teknologi veterinernya.

Tujuan
Tujuan Umum :
a. Mengetahui peranan instansi tersebut
dalam
menangani gambaran penyakit, surveilans, dan upaya
penaggulangan serta pencegahan zoonosis.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui gambaran penyakit zoonosis yang ada di
BBTKL-PP Jakarta dan BBALITVET Bogor.
b. Mengetahui
bagaimana
penanggulangan
dan
pencegahan penyakit yang dilakukan oleh BBTKL-PP
Jakarta dan BBALITVET Bogor.
c. Mengetahui gambaran penyakit yang menjadi fokus
sasaran atau masalah zoonosis di BBTKL-PP dan
BBALITVET Bogor.

Tujuan khusus...
d. Mengetahui bagaimana gambaran surveilans
yang dilaksanakan dan diterapkan oleh BBTKL-PP
Jakarta dan BBALITVET Bogor terkait penyakit
zoonosis.
e. Mengetahui bagaimana gambaran surveilans
penyakit zoonosis yang menjadi fokus sasaran atau
masalah di BBTKL-PP Jakarta dan BBALITVET Bogor.
f. Mengetahui peran atau manfaat BBTKL-PP Jakarta
dan BBLITVET Bogor dalam penelitian epidemiologi
penyakit.

Manfaat
a. Dapat menambah dan memperoleh
pengetahuan serta wawasan baru
tentang gambaran penyakit zoonosis,
bagaimana surveilansnya serta upaya
penanggulangan dan pencegahannya.
b. Dapat mengetahui beberapa
gambaran penyakit zoonosis serta
upaya pencegahan dan
pengobatannya, sehingga dapat
meningkatkan kewaspadaan dini
terhadap penyakit zoonosis.

Ruang Lingkup
Kegiatan dilakukan di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKL-PP) Jakarta dan Balai Besar Penelitian dan
Veteriner (BBALITVET).
Kegiatan dilaksanakan di hari yang berbeda,
BBTKL-PP dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei
2016 jam 09.00 13.00 WIB.
BBALITVET dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Mei
2016 jam 10.00 12.30 WIB.

Ruang Lingkup...
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kunjungan
ke BBTKL-PP Jakarta adalah untuk mengetahui
faktor resiko serta reservoir penyakit, dan peran
epidemiolog dalam melakukan surveilans penyakit
yang berkaitan dengan lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kunjungan
ke BBALITVET Bogor adalah untuk mengetahui
tentang bagaimana veteriner yang dilakukan di
instansi ini, penanggulangan penyakit zoonosis,
serta peran epidemiolog dalam melakukan
surveilans penyakit zoonosis.

BBTKL-PP
Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiataan kunjungan dilakukan di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKLPP) yang berada di daerah Cakung, Jakarta
Timur. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 Mei
2016.
Peserta Kegiatan

Peserta pada kegiatan kunjungan ini adalah


mahasiswi peminatan Epidemiologi 2014
berjumlah 16 orang.

Alur Kegiatan
Mahasiswi
mengawali
perjalanan dari FKIK
UIN
Jakarta
ke
Cakung pada pukul
6.30 WIB. Sekitar
pukul 8.30 WIB
mahasiswi
pun
sampai di kantor
BBTKL-PP Jakarta.
Foto bersama,
pemberian plakat,
dan pulang ke FKIK

Sambutan baik dari


staff BBTKL-PP
maupun dosen
pembimbing

Materi
selanjutnya,
mahasiswi
dijelaskan
beberapa
cara-cara
mengidentifikasi penyakit
dan sebagainya oleh dr.
Endah Kusumowardani,
M.Epid sebagai kepala
bidang
surveilans
epidemiologi di BBTKL-PP.

Materi atau pemaparan


pertama dari Dr. P.A. Kodrat
Pramudho, SKM, M.Kes
sebagai kepala BBTKL-PP.
Adapun
materi
yang
disampaikan yaitu berupa
pemaparan
dari
profil
BBTKL-PP.
Mahasiswi
pun
diarahkan menuju lab
entomologi. Di lab,
mahasiswi
diberikan
penjelasan mengenai
beberapa nyamuk dan
sedikit
memperkanalkan alatalat di lab oleh Ibu
Marisa

BBALITVET
Lokasi dan Waktu Kegiatan

Kegiatan kunjungan dilakukan di Balai Besar


Penelitian Venteriner (BBALITVET) yang berada
di Jl. R.E. Martadinata No.30, Bogor. Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 25 Mei 2016.
Peserta Kegiatan

Peserta pada kegiatan kunjungan ini adalah


mahasiswi peminatan Epidemiologi 2014
berjumlah 14 orang.

Alur Kegiatan
Mahasiswi
mengawali
perjalanan dari FKIK
UIN Jakarta ke Bogor
pada pukul 8.00
WIB. Sekitar pukul
10.00
WIB
mahasiswi
pun
sampai di kantor
BBTKL-PP Jakarta.
Pulang ke FKIK UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta

Sambutan dari Kasi


PHP
(Dr.
drh.
Bambang
Ngaji
Utomo, MSc.) dan
dosen
pembimbing
kami
yaitu
Ibu
Minsarnawati serta
pemberian
plakat
untuk BBALITVET
Mengunjungi wilayah
di dalam BBALITVET
dan
beberapa
pengenalan
lab,
namun hanya 1 lab
yang
hanya
bisa
dikunjungi yaitu lab
zoonosis (BSL 3)

Bapak
Bambang
pun
memaparkan profil BB Litvet
sebagai gambaran umum
bagi mahasiswa tentang
kegiatan yang ada di
BBALITVET serta tanya jawab
dengan mahasiwi peminatan
Epidemiologi 2014 FKIK UIN
Jakarta
Mahasiswi
beserta
dosen
pembimbing
dipandu oleh salah satu
pegawai perpustakaan
BBALITVET
untuk
berkeliling
di
BBALITVET.
Tempat
pertama yang diknjungi
adalah perpustakaan
BBALITVET

Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pemberantasan Penyakit Jakarta
(BBTKLPP) JAKARTA

SEJARAH
Masa Sebelum Kemerdekaan
Tahun 1920, Dienst Voor De Volks Deandheid
(pemerintah Hindia Belanda), mendirikan
Proesfstation Voor Rivier Water Zuivering Voor
Drink Water di Manggarai Penyelidikan dan
Pengolahan air sungai, bahan baku air minum
Tahun 1935, berubah nama jadi Lab. Voor
Technish Hygiene & Drink Water Voorzeining di
Bandung, kerja sama dengan Technische Hooge
Scool (ITB) dan STT

SEJARAH
Masa Setelah Kemerdekaan
Zaman kemerdekaan berubah nama menjadi Laboratorium Kesehatan Teknik (LKT)
Tahun 1946: LKT dipindah ke Yogyakarta
Tahun 1949: LKT Yogyakarta berubah menjadi Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik, di bawah
Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan
Tahun 1953: menjadi Lembaga Ilmu Kesehatan Teknik Bandung cabang Yogyakarta
Tahun 1964: diserahkan oleh Departemen Kesehatan kepada Institut Teknologi Bandung
(ITB)
Tahun 1967: menjadi Laboratorium Kesehatan Teknik Yogyakarta, di bawah Departemen
Kesehatan
Tahun 1978: LKT Yogyakarta menjadi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), di bawah
Ditjen Yanmedik Depkes
Tahun 1982: BTKL Yogyakarta bentuk pos Jakarta dan Surabaya
Tahun 1993: Setelah 11 tahun, BTKL dilimpahkan dari Dirjen Yanmedik Dirjen PPM & PL
(SK Menkes No.426 tahun 1989)
Tahun 1993: BTKL Yogyakarta pos Jakarta terbentuk BTKL Jakarta, UPT esselon III b
Tahun 2004: BTKL JakartaBBTKLPPM Jakarta, UPT Ess.II b (SK Menkes RI
No.267/Menkes/SK/III/2004)
Tahun 2011: BBTKLPPM Jakarta berubah nama menjadi BBTKLPP Jakarta

Visi dan Misi


Visi

Pusat Unggulan Regional Surveilans Faktor Risiko Penyakit


dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Laboratorium.
Misi
Melakukan pengujian dan pengkajian faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan
Mengembangkan laboratorium yang handal dan prima
Merekayasa teknologi tepat guna dan penerapannya
Mendorong kemampuan wilayah layanan dalam surveilans faktor
risiko berbasis laboratorium
Menjalin kerja sama kemitraan dalam surveilans dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium

Struktur Organisasi
Kepala
Kepala Bagian Tata Usaha
Kasubbag PL
Kasubbag Umum

: Dr. P.A. Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes


: Sri Hartuti, S.Sos, M.Si
: Rusmawati Silaban, SKM, M.Kes
: Ir. Kusmiyarti

Ka. Bidang SE
- Seksi Advokasi KLB
- Seksi Pengkajian & Diseminasi

: dr. Endah Kusumowardani,M.Epid


: Widiawati, SKM, MKM
: Dwinda Romadhoni, SKM, M.Epid

Ka. Bidang PTL


- Seksi Teknologi PP
- Seksi Teknologi Laboratorium

: Martahan Sitorus, SKM, MPH


: Roeberji, SKM, MKM
: Ninik Sulistiani, SKM, M.Kes

Kepala Bidang ADKL


: Ir. Deny Mulyana, M. Kes
- Ka. Seksi Lingkungan Fisik & Kimia : Heri Nugroho, ST, MKM
- Ka. Seksi Lingkungan Biologi
: Ir. Parulian S, M.Kes

STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA
Kepala Bagian Tata Usaha

Dr. P.A. Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes

Sri Hartuti, S.Sos, M.Si

Kasubbag PL

Kasubbag Umum

Rusmawati Silaban, SKM, M.Kes

Ir. Kusmiyarti

Ka. Bidang SE

Ka. Bidang PTL

Kepala Bidang ADKL

dr. Endah Kusumowardani,M.Epid

Martahan Sitorus, SKM, MPH

Ir. Deny Mulyana, M. Kes

Seksi Advokasi KLB

Seksi Teknologi PP

Widiawati, SKM, MKM

Roeberji, SKM, MKM

Ka. Seksi Lingkungan


Fisik & Kimia
Heri Nugroho, ST, MKM

Seksi Pengkajian &


Diseminasi

Seksi Teknologi Laboratorium

Ka. Seksi Lingkungan Biologi

Dwinda Romadhoni, SKM, M.Epid

Ninik Sulistiani, SKM, M.Kes

Ir. Parulian S, M.Kes

INSTALASI

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

Ruang Lingkup
Bidang Tata Usaha
Bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
Bidang Pengembangan Teknologi
Laboratorium
Bidang Surveilans Epidemiologi

Pola dan Prinsip Kerja


Pendekatan pola pikir kegiatan BBTKLPP dengan
kaji, uji, dan solusi. Kajian dilakukan dengan
melihat tren penyakit dan faktor risiko di
masyarakat. Kemudian dilakukan pengujian dari
faktor agen, pejamu ataupun lingkungan
berbasis laboratorium. Kegiatan mencegah
penyakit dilakukan dengan deteksi dini faktor
risiko penyakit dan respon dini terhadap faktor
risiko penyakit berbasis konfirmasi laboratorium.

PRINSIP KERJA BBTKLPP Jakarta


(Kaji-Uji-Solusi)
Trend Penyakit & Faktor Risiko
Global Climate Change

KAJI
Masalah
Kesmas

Masyarakat
Berisiko

UJI
Host

Agent

Environment

Pengendalian
Faktor Risiko & TTG
berbasis potensi
masyarakat

SOLUSI
Rekomendasi
Perbaikan Manajemen Program

Peningkatan
Status
Kesmas

Peran dan Dukungan


Surveilans Faktor Risiko Penyakit Zoonosis
Surveilans Sentinel Zoonosis (Leptospirosis,
Flu Burung)
Respon Cepat KLB Penyakit Zoonosis
Perlu peningkatan kapasitas sumber daya
surveilans, program, laboratorium
Jejaring Laboratorium Regional Flu Burung dan
Emerging Infectious Disease (EID)

Kegiatan Surveilans Epidemiologi

BBALITVET
Balai Besar Penelitian Veteriner

bogor

Gambaran Profil BBALITVET


Balai Besar Penelitian Veteriner merupakan
lembaga penelitian bidang veteriner tertua di
Indonesia. Sejak didirikannya bulan Juni 1908,
secara terus menerus BBALITVET mengemban
Mandat Nasional untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai lembaga penelitian bidang
penyakit hewan, kesehatan hewan dan
masyarakat veteriner, serta keamanan pangan.
Balai ini juga ditunjuk sebagai Laboratorium
Referensi Nasional untuk bidang veteriner.

Sejarah BBALITVET
Sepanjang perjalanan sejarahnya, BBALITVET mengalami
pergantian nama hingga 10 kali yaitu :
Veeartsenijkundig Laboratorium (V.L.) 1908
Veeartsenijkundig Instituut (V.I.) 1927
Balai Penyidikan Penyakit Hewan (BPPH) 1942
Veeartsenijkundig Instituut NICA 1947
Lembaga Penyakit Hewan (LPH) 1950
Lembaga Pusat Penyakit Hewan (LPPH) 1955
Lembaga Penelitian Penyakit Hewan (LPPH) 1962
Balai Penelitian Penyakit Hewan (BPPH) 1980
Balai Penelitian Veteriner (BALITVET) 1984
Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor (BBALITVET)
2006

Foto Foto Kepala BBALITVET dari masa ke masa

Peran aktif BBALITVET dalam pembangunan nasional


khususnya pembangunan pertanian umumnya dalam
bentuk pemberantasan, pengendalian dan pengawasan
penyakit hewan; penyediaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) veteriner; konservasi dan optimalisasi
sumber daya alam lokal; serta penyediaan data epidemiologi
penyakit hewan.
BBALITVET secara aktif ikut pada pemberantasan
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rinderpest, Rabies,
Anthrax, Septicaemia epizootica (SE) dan Brucellosis serta
pengendalian dan pengawasan penyakit-penyakit endemik
maupun eksotik seperti Hog cholera dan Japanese
encephalitis (JE).
BBALITVET,
di
pihak
lain
telah
berhasil
mengembangkan beberapa vaksin dan teknologi diagnosis
seperti vaksin ND, Gumboro, SE, Clostridium, kolibasilosis;
antigen trypanosoma, mycoplasma, pasteurella, salmonella
dan tuberkulin PPD bovine; serta teknologi diagnosis ELISA
dan PCR untuk beberapa penyakit.

Beberapa data epidemiologi penyakit


hewan maupun residu dan kontaminasi pada
produk ternak telah tersedia untuk pengendalian
dan pengawasan kesehatan hewan di Indonesia
Untuk meningkatkan pemanfaatan dan
konservasi sumber daya alam lokal, BBALITVET
mendirikan
suatu
unit
koleksi
Biakan
BBALITVET
(BBALITVET
Culture
Collection/BCC)
yang
menyimpan
dan
mengidentifikasikan berbagai mikroba untuk
keperluan kegiatan veteriner.

Tugas dan Fungsi BBALITVET


Tugas pokok BBALITVET adalah melaksanakan kegiatan penelitian veteriner
dengan fungsi sebagai berikut :
Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan veteriner.
Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan
pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah mikroba veteriner.
Pelaksanan penelitian virologi, bakteriologi, parasitologi, mikologi,
toksikologi, patologi, epidemiologi, bioteknologi, farmakologi dan teknik
penyehatan hewan.
Pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan
produk peternakan.
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan komponen teknologi veteriner.
Pelaksanaan penelitian dan pelayanan diagnostik veteriner sebagai rujukan
penyakit hewan.
Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner.
Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.

Kelompok Peneliti Bakteriologi


Kegiatan utama dari Kelti Bakteriologi
yaitu melaksanakan kegiatan penelitian yang
berkaitan dengan penyakit bakterial dan
memberikan pelayanan diagnostik.
Penyakit-penyakit bakterial yang diteliti di
Kelti
Bakteriologi
yaitu
tuberkulosis,
brucellosis, leptospirosis, mastitis, kolera
unggas, pullorum, mikoplasmosis, klostridium,
Septicaemia
epizootica,
salmonellosis,
Haemophilus paragallinarum pada unggas,
kolibasilosis, anthrax, coryza, dan lain-lain.

Kelompok Peneliti Virologi


Tugas pokok Kelti Virologi yaitu melaksanakan
kegiatan penelitian yang berkaitan dengan penyakit
viral dan memberi pelayanan diagnostik.
Kegiatan penelitian di Kelti Virologi meliputi
penelitian penyakit tetelo New Casttle Disease (ND),
Egg Drop Syndrome (EDS), Avian Influenza (AI),
Enzootic Bovine Leucosis (EBL), Infectious Bursal
Disease (IBD), Equine Infectious Anaemia (EIA),
Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR), rabies,
Swollen
Head
Syndrome
(SHS),
Avian
Encephalomyelitis
(AE),
Infectious
Laryngotracheitis (ILT), BVD, penyakit mulut dan
kuku (PMK), dan Nipah

Kelompok Peneliti Parasitologi


Kelti Parasitologi melaksanakan penelitian
yang berkaitan dengan penyakit parasitik sebagai
tugas pokoknya dan memberikan pelayanan
diagnostik kepada masyarakat pengguna.
Penelitian-penelitian yang dilakukan di Kelti
Parasitologi diantaranya penelitian penyakit
myasis, skabies, surra, filariasis, fasciolosis,
penyakit kecacingan yang disebabkan oleh
Trypanosoma, Haemonchus, dan penelitian obat
tradisional untuk pengendalian penyakit parasit.

Kelompok Peneliti Patologi


Kelti Patologi melaksanakan tugas pokoknya
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian
berbagai penyakit hewan melalui pemeriksaan
post mortem hewan besar/kecil dan unggas, serta
pemeriksaan
histopatologi
(PA).
Metode
immunohistokimia (IHK) juga dikembangkan
untuk pengujian beberapa penyakit hewan.
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
Kelti Patologi yaitu penelitian penyakit hewan dan
sindroma yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
keracunan yang ditinjau dari aspek patologis,
diantaranya penelitian AI, anthrax, BSE, dan
myeloid leukosis.

Kelompok Peneliti Toksikologi dan Mikologi


Kelti Toksikologi dan Mikologi melaksanakan tugas
pokoknya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian
penyakit hewan yang disebabkan oleh bahan-bahan
toksik, baik yang berupa bahan kimia maupun bahan
toksik alami, dan tanaman beracun.
Penelitian-penelitian yang dilakukan di Kelti
Toksikologi meliputi penelitian residu antibiotika dan
hormon, pestisida, logam berat, mikotoksin, penelitian
tanaman obat dan tanaman beracun, serta bahan kimia
pengawet makanan seperti formalin. Pengembangan
metode analisis seperti khromatografi (TLC, HPLC, GC),
serta ELISA juga merupakan topik penelitian yang
dilakukan di Kelti Toksikologi.

Fasilitas Penelitian
BBALITVET memiliki fasilitas penunjang untuk melaksanakan kegiatan
penelitian bidang veteriner sebagai berikut :
Laboratorium (9 buah) : Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi,
Bioteknologi, Parasitologi, Bakteriologi, Laboratorium Penyakit
Zoonosis; dan Laboratorium BSL-3 moduler.
Unit Pelayanan (2 buah) : Unit Pelayanan Diagnostik dan Unit
BBALITVET Culture Collection.
Unit Breeding Hewan Laboratorium.
Kandang hewan percobaan untuk ruminansia besar, kecil dan
unggas.
Kebun rumput : Kiaralawang dan Cimanglid.
Perpustakaan: Koleksi buku, jurnal dan CD-ROM.
Bengkel.
Kantor administrasi.
Internet : Local Area Network dan Website.

Laboratorium Zoonosis BSL-3

Laboratorium Moduler BSL-3

Perkembangan Balai dalam satu dekade


terakhir sangat
pesat,
terutama
dalam
perkembangan status Balai, perkembangan fisik
dan prasarana penelitian.
Selama periode ini, perkembangan fisik
terlihat
lebih
pesat
terutama
dengan
terselesaikannya pembangunan Laboratorium
Zoonosis yang setara dengan Biosafety Level 3
(BSL-3). Laboratorium moduler BSL-3 yang dibeli
sepasang dari Amerika. Dengan adanya kedua
laboratorium BSL-3 tersebut diharapkan bahwa ke
depan kegiatan penelitian penyakit AI dan
penyakit zoonosis lain akan lebih baik.

Perpustakaan

Kandang hewan percobaan

Teknologi yang dihasilkan BBALITVET

Antigen Brucella MRT


Antigen ND
Antigen AI
Vaksin Blackfleg Bivalen
Antraks
Vaksin ND RIVS2
Skabies
Brucella Rose Bengal
Closvak Multi
Kit Elisa Aflatoksin
Vaksin E.Coli Polivalen
Vaksin Etec Multivalen
Felisavet
Vaksin ND IBD
Antigen Pullorum Polivalen
Rhinovet
Strip Kertas Saring
Vaksin IB Inaktif

Kesimpulan
BBTKL-PP
1. Proses pembentukan BBTKL-PP sudah dimulai sejak masa sebelum
kemerdekaan dan setelah kemerdekaan
2. BBTKL-PP merupakan pusat unggulan regional surveilans faktor risiko penyakit
berbasis lingkungan
3. Surveilans epidemiologi di BBTKL-PP melakukan beberapa fungsi
pengembangan teknologi dan laboraturium serta pendidikan dan pelatihan
pada bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan
matra
4. Dalam mencapai suatu solusi dari masalah kesehatan, BBTKL-PP melakukan
pengkajian dan pengujian berbasis laboratorium terhadap tren penyakit dan
faktor risiko baik dari faktor agent, penjamu atau lingkungan
5. Memiliki peran seperti surveilans faktor risiko penyakit zoonosis, surveilans
sentinel zoonosis (leptospirosis dan fulu burung), respond cepat KLB zoonosis
dan jejaring laboratorium regional flu burung dan Emerging Infectious Disease
(EID)

BBALITVET
1. BBALITVET berdiri sejak masa sebelum kemerdekaan, masa kemerdekaan, masa
pembangunan nasional dan masa reformasi serta mengalami perubahan nama
sebanyak 10 kali
2. Perkembangan fisik terlihat lebih pesat terutama dengan terselesaikannya
pembangunan Laboratorium Zoonosis yang setara dengan Biosafety Level 3 (BSL3)
3. Tidak semua orang dapat mengakses masuk ke dalam laboratorium mengingat lab
di BBALITVET masuk kedalam kategori berbahaya sehingga di depan gedung
terdapat visitor center dengan penjagaan yang ketat dari petugas
4. Peran aktif BBALITVET tersebut umumnya dalam bentuk pemberantasan,
pengendalian dan pengawasan penyakit hewan; penyediaan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) veteriner; konservasi dan optimalisasi sumber daya alam
lokal; serta penyediaan data epidemiologi penyakit hewan seperti anthrax dsb
5. Telah berhasil mengembangkan beberapa vaksin dan teknologi diagnosis seperti
vaksin ND, Gumboro, SE, Clostridium, dll
6. Tugas dan fungsi BBALITVET mengarah ke venteriner
7. Terdapat fasilitas berupa beberapa lab yang disediakan oleh BBALITVET

SARAN
1. Untuk mahasiswi agar lebih tepat waktu
dalam melakukan segala hal supaya tidak
mengalami kemunduran jam kegiatan
kunjungan
2. Lebih mempersiapkan segala sesuatunya
agar kegiatan kunjungan dapat berjalan
dengan maksimal
3. Lebih aktif lagi untuk bertanya agar informasi
yang ingin dicapai dapat diterima dengan
baik
4. Dapat menerapkan ilmu-ilmu atau materi
yang telah diberikan untuk masa mendatang
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

Hidayat, Muhammad. (2014). Peran Kesehatan Masyarakat


Veteriner dalam Pengendalian Zoonosis. Direktorat Kesehatan
Masyarakat Veteriner: Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Indonesia. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2012. Seratus Tahun Balai Besar Penelitian
Veteriner Bogor (1902 2012). Jakarta : IAARD Press.
Nurhayati, Diah. 2014. Konsep Ecohealth dalam Pengendalian
Zoonosis. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner: Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian
Indonesia. Jakarta.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Balai Besar Penelitian Veteriner.
http://bbalitvet.litbang.pertanian.go.id/ind/ diakses pada 7 Juni
2016.

Anda mungkin juga menyukai