Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR ILMU RESEPTIR DAN APLIKASI OBAT

LAPORAN KEGIATAN MAGANG APOTEK RSHP FKH IPB DAN


KLINIK TAMAN KENCANA

Disusun oleh:

Nur Anis Sofea, SKH B94192812


Amru Nailul Haq, SKH B94192078

Annisa Maqvira, SKH B94192086

Aditya Riyanto, SKH B94192098

Dosen:
Dr. Lina Noviyanti Sutardi, SSi, Apt, MSi

BAGIAN RESEPTIR DAN APLIKASI OBAT


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
LAPORAN ILMU RESEPTIR DAN APLIKASI OBAT

LAPORAN KEGIATAN MAGANG APOTEK RSHP FKH IPB


DAN KLINIK TAMAN KENCANA

Disusun oleh:

Nur Anis Sofea B94192812


Amru Nailul Haq B94192078
Annisa Maqvira B94192086
Aditya Riyanto B94192098

Laporan Kegiatan Magang


Sebagai salah satu syarat melaksanakan
Mata Kuliah Reseptir dan Aplikasi Obat

BAGIAN RESEPTIR DAN APLIKASI OBAT


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER HEWAN


LAPORAN AKHIR ILMU RESEPTIR AN APLIKASI OBAT

Oleh

Nur Anis Sofea B94192812


Amru Nailul Haq B94192078
Annisa Maqvira B94192086
Aditya Riyanto B94192098

Disetujui

Koordinator Mata Kuliah Ilmu Reseptir Pembimbing

Dr Bayu Febram Prasetyo, S.Si, Apt, M.Si Dr Lina Noviyanti S., SSi, Apt, MSi
NIP. 197702242005011003 NIP. 19541027 197603 1 001

Diketahui oleh,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Prof. drh. Agus Setiyono, MS, PhD, APVet


NIP. 19630810 198803 1 004
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Magang merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan soft


skill maupun hard skill terutama untuk mahasiswa yang sedang menempuh kegiatan
profesi tertentu. Kegiatan ini dapat menjadikan seorang individu menguasai apa yang
dibutuhkan di dunia kerja keprofesian terutama hal-hal yang tidak didapatkan di
bangku perkuliahan. Pengalaman dan pelajaran secara langsung di lapangan dinilai
mampu membuat mahasiswa calon profesi memahami apa yang dibutuhkan khalayak
terkait dengan profesinya, permasalahan yang ada di bidang profesi yang ditemui
biasanya juga dietahui oleh mahasiswa calon profesi ketika melakukan magang.
Kegiatan ini juga dapat dijadikan evaluasi agar nantinya ketika telah benar-benar
menekuni bidang profesi hal yang salah tidak akan dilakukan kembali.
Program pendidikan profesi dokter hewan (PPDH) juga melakukan beberapa
kegiatan magang, salah satunya adalah magang apotek. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa yang menempuh pendidikan
dokter hewan (co-assisten) dalam membaca resep dan menganalisa obat yang
digunakan dokter hewan di rumah sakit hewan. Kemampuan dalam menulis resep
dan mengetahui fungsi obat tertentu diharapkan dapat meningkat setelah dilakukan
magang. Tidak hanya itu, ketika melakukan magang kemampuan mahasiswa dalam
peracikan obat diharapkan juga meningkat, karena karena profesi dokter hewan
merupakan profesi yang dapat meracik, membuat dan memberikan langsung obat
kepada pasien tanpa perantara apoteker secara sah menurut peraturan yang ada.
Magang di apotek rumah sakit hewan sangat penting dilakukan. Kegiatan
magang juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa profesi
tentang kondisi yang ada di rumah sakit hewan. Penanganan yang diberikan oleh
dokter hewan terhadap beberapa penyakit pada pasien juga dapat diketahui ketika
dilakukan kegiatan magang.

Tujuan

Kegiatan magang ini bertujuan untuk melatih keterampilan dalam farmasi


klinik, melatih keterampilan dalam menyajikan obat, mempelajari pengaplikasian
farmasi klinik secara langsung, mendapatkan gambaran mekanisme alur dalam
farmasi klinik, mengaplikasikan langsung ilmu yang telah didapatkan dan melatih
komunikasi dengan klien.
Manfaat

Setelah pelaksaan magang di apotek RSHP FKH IPB manfaat yang diperoleh
adalah mendapatkan pengalaman baru tentang bagaimana menyajikan obat dengan
baik dan benar sesuai dengan permintaan dokter, mengetahui gambaran alur
mekanisme farmasi klinik mulai dari resep yang diberikan dokter hingga pemberian
kepada pasien maupun penjelasan kepada klien.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH IPB

Sejarah dan Perkembangan


Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB (RSHP IPB) terletak di Kabupaten
Bogor tepatnya di Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga Bogor dengan nomor telepon
0251-8425503 dan fax 0251-8629467/8421134. RSHP IPB telah berdiri selama 19
tahun sejak diresmikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, K.H. Abdurrahman
Wahid pada tanggal 11 Oktober 2000 di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Pada awalnya,
RSHP IPB dikelola Tim Manajemen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB sesuai
dengan SK Rektor IPB No. 052/K13.12.1/KP/2000 akan tetapi, pada bulan Juli 2003
dilakukan perubahan pelaporan pertanggungjawaban langsung di bawah Rektor IPB
Pada bulan Mei 2015, Rumah Sakit Hewan IPB bertransformasi kembali
menjadi Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan IPB (RSHP
FKH IPB) yang didukung oleh 19 orang staf dan pegawai (7 orang dengan status
pegawai negeri) dan 7 orang dokter hewan dari FKH IPB. Fungsi dan tugas dari
berdirinya rumah sakit ini pada awalnya adalah untuk menunjang Pendidikan Profesi
Dokter Hewan (PPDH) FKH IPB serta secara bersamaan juga memberikan pelayanan
kesehatan kepada hewan selaku pasien, masyarakat pemilik hewan (owner), dan
lingkungan. Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH IPB merupakan RSHP terbesar di
Indonesia. Pada sisi yang lain, mahasiswa dan para dokter hewan juga membutuhkan
wadah untuk menuliskan dan berbagi pengalaman akan kasus-kasus klinik yang
pernah ditangani, hal ini juga merupakan salah satu alasan RSHP FKH IPB didirikan.

Visi
RSHP FKH IPB sebagai rumah sakit hewan pendidikan rujukan spesialis dan
terpilih yang terdepan, profesional, mandiri, bermartabat dan mengabdi kepada
kepentingan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Misi
Pendidikan : Merupakan sarana untuk melatih kemampuan praktek mahasiswa tingkat
D3, SKH, PPDH dan menunjang program spesialis serta pengembangan
pendidikan profesional berkelanjutan
Penelitian : Merupakan sarana dan prasarana untuk melakukan penelitian dasar dan
terapan termasuk penyiapan hewan laboratorium dan fasilitas yang
terstandar dengan memperhatikan kaidah-kaidah etik penggunaan
hewan
Pengabdian : Merupakan sarana untuk melakukan pelayanan kesehatan hewan kepada
masyarakat berupa pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan
termasuk penyakit-penyakit zoonosis

Sarana dan Prasarana


Fasilitas non medik RSHP IPB di antaranya terdapat ruang administrasi dan
tunggu. Ruang administrasi terdiri atas meja administrasi dan lemari tempat
menyimpan dokumen seperti rekam medik, pembukuan harian hingga tahunan,
serta informasi lainnya. Rumah sakit hewan ini juga memiliki toko perlengkapan
hewan yang menyediakan berbagai hal yang berhubungan dengan hewan kesayangan
seperti kandang, pakan, perlengkapan mandi, rantai, dan sebagainya. Selain itu,
terdapat juga apotek dan tempat parkir bagi pengunjung RSHP FKH IPB. Fasilitas-
fasilitas lain yang dimiliki oleh RSHP yaitu poliklinik dengan 3 ruang periksa, dan 2
bangunan untuk rawat tinggal. Bangunan rawat tinggal I untuk kasus penyakit tidak
menular (Non-Infeksius) dan bangunan rawat tinggal II untuk kasus penyakit
menular (Infeksius). Selain itu, di dalamnya juga terdapat ruang persiapan dan
ruang bedah.
Fasilitas laboratorium berupa ruangan dan perlengkapan untuk beberapa
pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah dengan metode QBC
(Quantitatif Blood Count), preparat ulas darah, pemeriksaan kimia darah,
pemeriksaan urin, feses, kerokan kulit, serta pengujian diagnostik (test kit). Selain itu,
RSHP FKH IPB dilengkapi pula dengan ruang rontgen dan perlengkapannya.
Seiring berjalannya waktu dari tahun 2000 hingga saat ini RSHP FKH IPB
semakin berkembang dan maju, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya fasilitas di
RSHP FKH IPB serta jumlah staf yang semakin bertambah. Hingga tahun 2015
tercatat jumlah staf di RSHP FKH IPB sejumlah 66 orang, yang terdiri atas:
- Medis (45 orang)
- Paramedis (6 orang)
- Staf Pendukung (15 orang) Perincian staf tersebut antara lain:
- Konsultasi Spesialis (32 orang)
- Dokter Hewan Senior (8orang)
- Dokter Hewan Junior (5 orang)
- Paramedis dan Gromer (6 orang)
- Staf Administrasi, Keuangan, Sarana dan Prasarana (5 orang)
- Petugas kandang (2 Orang)
- Cleaning Service (4 orang)
- Satpam (4 orang)

RSHP FKH IPB memiliki fasilitas yang bagus sehingga RSHP menjadi Rumah Sakit
Hewan terluas dengan fasilitas:
- Ruang Periksa
- Ruang Rawat Inap
- Ruang Nekropsi
- Perpustakaan
- Laboratorium Riset
- Laboratorium Histopatologi Fasilitas alat yang dimiliki adalah:
- Mesin USG
- Mesin Fuluoroskopi Demo
- Mesin Roendgen Stasioner
- Mesin Endoskopi
- Mesin Hematologi dan Kimia Darah
- Kandang hewan kecil
- Kandang hewan besar
- Kandang rodensia & Lagomopha
- Kandang hewan coba besar dan unggas Ruang penunjang lain
- Ruang kuliah
- Kamar mahasiswa PPDH
- Toilet
- Musolah
- Ruang seminar besar / Stadium general
- TV

RSHP FKH IPB juga memiliki prasarana pelayanan kesehatan dibeberapa


tempat salah satunya adalah poliklinik hewan Taman Kencana yang dimana tempat
poliklinik jauh dari RSHP FKH IPB tetapi tetap dibawah kendali naungan RSHP
FKH IPB karena semua dokter yang melayani di Poliklinik adalah staf dari RSHP
IPB. PoliklinikTaman Kencana memiliki sarana dan prasarana berupa ruang
resepsionis, apotek, ruang periksa, ruang konsultasi dokter dan ruang bedah.
Umumnya pasien yang datang ke Poliklinik Taman Kencana adalah pasien rawat
jalan, tetapi apabila dokter yang bertanggung jawab memutuskan bahwa pasien harus
rawat inap maka resepsionis akan membuat surat rujukan kemudian ditanda tangani
dorkter hewan penanggung jawab lalu pasien dirujukan ke RSHP FKH IPB.
Struktur Organisasi

Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai
dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan (Kepmenkes 2004). Tujuan kegiatan ini yaitu
mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien, menerapkan farmakoekonomi
dalam pelayanan, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi,
mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna, dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menetukan
dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Hal ini sangat penting
karena perencanaan perbekalan farmasi memiliki tujuan untuk mendapatkan jenis dan
jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Tahap perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi
Pemilihan dan Perhitungan kebutuhan. Fungsi pemilihan adalah untuk menetukan
perbekalan farmasi yang benar- benar diperlukan sesuai dengan jumlah
pasien/kunjungan dan pola penyakit dirumah sakit. Perhitungan Menentukan
kebutuhan perbekalan farmasi merupakan tantangan tenaga farmasi. Langkah
penghitungan rencana kebutuhan obat menurut pola konsumsi adalah Pengumpulan
dan pengolahan data, analisa data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan
perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi
dana.
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dengan cara pembelian atau dengan cara produksi. Pembelian adalah
rangkaian proses pengadaan untuk mendapatrkan perbekalan farmasi. Pembelian obat
dan alat kesehatan di RSHP saat ini dilakukan dengan pembelian langsung di apotek
terdekat karena sumber daya manusia yang terbatas untuk membeli di grosir obat di
Jakarta
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, atau
sumbangan.Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu kedatangan.
Semua perbekalan farmasi yang diterima harus diperiksa dan disesuaikan dengan
spesifikasi pada order pembelian rumah sakit.
Penyimpanan adalah suatu kegiatan penyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak obat. Tujuan penyimpanan antara
lain memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menjaga ketersediaan, dan memudahkan pencarian dan
pengawasan. Metoda penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut
bentuk sediaan dan alfabet dengan menerapkan prinsip first in first out (FIFO) dan
first expired first out (FEFO) dan serta sistem informasi yang selalu menjamin
ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di
rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat dan
rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian adalah
tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu jenis dan
jumlah. Jenis Sistem Distribusi adalah Resep Perorangan dan Sistem distribusi
persediaan lengkap di ruang poliklinik. Distribusi resep dimulai dari ruang
pemeriksaan dokter, lalu ke bagian layanan farmasi untuk dilakukan skrining resep
dan dilakukan pengambilan dan peracikan obat untuk permintaan di resep tersebut.
Sistem distribusi untuk persediaan poliklinik di RSHP dilakukan dengan mengambil
stok persediaan di apotek. Pencatatan stok di poliklinik dilakukan guna melihat
kebutuhan dari poliklinik.

Pengelolaan Pelayanan Resep


Pelayanan resep untuk pasien rawat inap sama seperti pasien rawat jalan pada
keadaan awal. Setelah pemeriksaan oleh dokter, dokter akan memberikan resep
pengobatan untuk pasien tersebut selama rawat inap. Resep didistribusikan ke
layanan farmasi yaitu apotek di RSHP, lalu resep diskrining untuk melihat
kelengkapan resep dan ketersediaan serta harga obat di layanan farmasi. Setelah itu,
dilakukan peracikan obat sesuai resep dokter dan distribusi obat untuk pasien rawat
inap didistribusikan setiap waktu pemberian obat ke penanggungjawab pasien rawat
inap yang ada di RSHP, sehingga tidak didistribusikan secara menyeluruh.
Penyimpanan obat untuk pasien rawat jalan dilakukan di apotek RSHP. Semua obat
untuk pasien rawat jalan berada di penanggungjawab apotek.
Pelayanan pasien rawat jalan non resep merupakan salah satu tindakan yang
dilakukan oleh dokter hewan apabila pasien tersebut tidak memerlukan resep khusus
dari dokter hewan. Pelayanan resep bagi pasien rawat jalan didapat dengan adanya
resep dari dokter hewan setelah dilakukan pemeriksaan. Dokter hewan akan
memberikan resep jika dibutuhkan pengobatan untuk pasien. Resep kemudian
diberikan ke layanan farmasi untuk diracik. Sebelum proses peracikan, petugas
farmasi akan skrining resep dan mempersiapkan obat-obatan yang dibutuhkan dan
melihat daftar harga obat tersebut. Obat-obatan yang sudah diracik, diberikan ke
bagian administrasi untuk dilakukan pendataan dan setelah itu obat diberikan ke
pemilik hewan.
Pengelolaan sistem informasi di Instalasi farmasi RSHP IPB diawali dengan
masuknya resep ke layanan farmasi. Resep yang masuk ke layanan farmasi diskrining
oleh petugas farmasi apakah sudah jelastau belum. Apabila ada yang belum jelas,
maka petugas farmasi akan menghubungi dokter hewan yang memberikan resep
tersebut. Resep yang sudah lengkap dan jelas akan langsung dikerjakan yaitu dengan
meracik obat-obat yang dibutuhkan. Obat yang telah diracik diberi etiket atau label,
setelah itu diberikan ke pemilik hewan setelah admisnistrasi selesai.

BAB III

TUGAS KHUSUS

Obat-obat Pencernaan di Apotek RSHP FKH IPB

Norit
Norit merupakan bubuk halus arang murni, tidak berbau, dan tidak mempunyai
rasa, dipakai sebagai obat penyakit perut (pada keracunan, perut kembung, diare dan
sebagainya), padatan berpori yang mengandug 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-
bahan yang mengandung karbon yang mengalami pemanasan pada suhu tinggi.
Mekanisme Kerja Norit dapat menyerap gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu
atau sifat dapat menyerap gas atau senyawa kimia tertentu atau sifat penyerapan
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap
norit sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat norit (ASOHI 2017).
Indikasi dari pengunaaan norit sebagai antidiare dengan atau tanpa kejang,
perut kembung, dan gangguan lambung pada anjing dan kucing. Sedangkan
kontraindikasinya yaitu sembelit, feses hitam, mulut terasa pahit, Dosis norit untuk
kucing adalah 125 mg/ekor, dan untuk anjing 375 mg/ekor. Dengan frekuensi
pemberian satu kali 24 jam (ASOHI 2017).

Primperan, primpen (Metochlopramide HCl)


Metochlopramide HCL Obat yang berhubungan dengan saluran gastrointestinal
dan sistem saraf pusat. Mekanisme Kerja obat ini yaitu bekerja dengan menghambat
substansi natural (dopamine), mempercepat pengosongan lambung tanpa
memengaruhi sekresi lambung dan meningkatkan pergerakan usus atas.Indikasi:
Digunakan sebagai antiemetik pada anjing dan kucing. Sedangkan kontraindikasi:
Dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada hewan yang sensitif dan dapat
menyebabkan konstipasi. Dosis: 0,2-0,5 mg/kg untuk anjing dan kucing. Dengan
frekuensi pemberian: s6-8j PO.

Lacto-B
Lacto-b merupakan obat yang dapat digolongkan sebagai probiotik yang
digunakan untuk mengobati diare dan mencegah intoleransi laktosa pada anak-anak.
Obat ini bekerja dengan mengembalikan flora normal usus yang mencegah
pertumbuhan bakteri berbahaya, menstimulasi kekebalan tubuh lokal, dan memicu
penyerapan air dalam usus besar. Indikasi Obat Mencegah dan mengobati diare,
penyakit radang usus, dan infeksi gastrointestinal. Menyeimbangkan bakteri flora
normal pada saluran pencernaan. Mengurangi gejala intoleransi laktosa.
menyeimbangkan bakteri flora normal pada saluran pencernaan. Sedangkan
Kontraindikasinya yaitu Pasien dengan kondisi imunosupresan, hipersensitivitas
untuk setiap komponen formulasi.
Bahan aktif Lacto B adalah Bakteri Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium
longum, dan Streptococcus thermophilus. Termaksud kedalam kategori Suplemen,
Golongan probiotik. Penggunaan untuk kucing dilarutkan dalam air minum. Interaksi
obat yaitu dengan menurunkan efektivitas lactobacillus bila dikonsumsi bersamaan
dengan antibiotik. Untuk menghindari interaksi ini, konsumsilah lacto-B 2 jam
sebelum atau sesudah konsumsi antibiotik. Karena lacto B mengandung bakteri flora
normal, maka bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan yang menurunkan
kekebalan tubuh seperti (azathioprine, prednison, kortikosteroid) dapat meningkatkan
resiko sakit.
Mekanisme kerja obat mencegah adhesi patogen, kompetisi nutrien dan faktor
pertumbuhan dengan patogen, efek tropik yang baik bagi fungsi fisiologik dan
integritas mukosa usus serta aktivitas laktase diketahui dapat memperbaiki absorpsi
dan membantu mengatasi kelainan yang terjadi selama diare, sehingga mampu
meminimalkan gangguan nutrisi yang terjadi.
Omedom (Domperidone)
Domperidone adalah obat untuk meredakan mual dan muntah. Selain mual dan
muntah, domperidone dapat digunakan untuk mengatasi gangguan gerakan saluran
cerna, seperti gastroparesis (Schey et al. 2016). Domperidone bekerja dengan
mempercepat proses pencernaan di lambung sehingga makanan yang dikonsumsi
dapat segera masuk ke dalam usus. Akibatnya, rasa mual dapat berkurang.
Pengobatan dengan domperidone biasanya tidak lebih dari 1 minggu. Domperidone
masuk kedalam golongan obat antiemetik (antimuntah), Kategori obat resep. Dengan
indikasi mual, muntah, sendawa, rasa penuh di epigastrik atau abdomen.
Mekanisme Kerja Domperidone Pertama, domperidon membantu
mengosongkan lambung. Pengosongan lambung terjadi karena domperidon memicu
gerak peristaltik esophagus dan usus serta meregangkan sphincter esophagus di
lambung. Dengan begitu makanan segera terdorong keluar dari lambung menuju
usus. Mekanisme lainnya, domperidon memblokir kemoreseptor dopamine di otak
lebih tepatnya reseptor dopamine D2 dan D3. Dengan terblokirnya kemoreseptor
maka dorongan untuk muntah dapat dihindari karena kedua reseptor tersebut
merupakan triger yang memicu terjadinya muntah.
Interaksi domperidone dengan obat lain diantaranya adalah menghambat
efektivitas obat bromocriptine, analgesik opioid (misalnya morfin) dan
antimuskarinik (misalnya atropine) menghambat efektivitas obat domperidone,
meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika diberikan bersamaan
dengan penghambat CYP3A4, seperti ketoconazole atau itraconazole

Mylanta Antasid
Mylanta adalah obat maag yang mengandung kombinasi aluminium hidroksida
dan magnesium hidroksida yang bekerja menetralkan asam lambung dan
menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung
dan pepsin berkurang. Obat ini termasuk golongan obat bebas yang dapat dibeli tanpa
resep. Alumunium hidroksida Merupakan antasida yang relatif aman dan banyak
digunakan. Tetapi alumunium dapat berikatan dengan fosfat di dalam saluran
pencernaan, sehingga mengurangi kadar fosfat darah dan mengakibatkan
hilangnya nafsu makan dan lemas . Resiko timbulnya efek samping ini
lebih besar pada penderita yang juga alkoholik dan penderita penyakit ginjal
(termasuk yang menjalani hemodialisa). Obat ini juga bisa menyebabkan sembelit.
Magnesium hidroksida Merupakan antasida yang lebih efektif daripada
alumunium hidroksida. Seju m l a h k e c i l magnesium diserap ke dalam darah,
sehingga obat ini harus diberikan dalam dosis kecil kepada penderita yang
mengalami kerusakan ginjal. Banyak antasida yang mengandung magnesium
dan alumunium hidroksida (Ridho 2009).
Indikasi untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan a
sam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejal
a seperti mual, nyeri lambung dan nyeri ulu hati. Kontraindikasi jangan diberikan pad
a penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, karena dapat menimbulkan hipermagn
esia (kadar magnesium dalam darah meningkat). Efek Samping yang umum adalah se
mbelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian dih
entikan. Interaksi obat, pemberian bersama-sama dengan simetidin atau tetrasiklin da
pat mengurangi absorbsi obat tersebut.

Guanistrep
Guanistrep adalah obat yang berguna untuk pengobatan diare dimana tidak
diketahui penyebabnya dengan jelas. Obat ini merupakan golongan obat bebas yang
mengandung zat aktif kaolin dan pectin. Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis
dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang menyerap toksin dan bakteri dalam
saluran pencernaan. Kaolin secara alami terjadi dari silikat aluminium hydrat yang
berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak dapat
larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial
methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak
berbau dengan suatu mucilagenous, diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian
dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin dapat larut dalam 20 ml air
dalam suatu solusi merekat (Plumb 2005).
Farmakologi dari kaolin/pektin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat
menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan
melindungi mucosa gastrointestinal. Komponen pektin dari pembentukan asam
galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen usus. Dosis pada anjingdan
kucing untuk mengobati diare adalah sebesar 1-2 ml/kgBB PO diulang setiap 4-6 jam
(Plumb 2005).

Sucralfate
Sucralfate adalah obat untuk mengobati dan mencegah tukak lambung serta
ulkus duodenum. Sucralfate juga dapat digunakan untuk mengatasi peradangan pada
lambung (gastritis) dan mencegah perdarahan saluran cerna. Obat ini bekerja dengan
membentuk lapisan pada bagian yang luka dan melindunginya dari asam lambung
dan pepsin yang dapat memperlambat penyembuhan. Lapisan yang dibentuk oleh
sucralfate akan melapisi daerah inflamasi atau ulserasi sehingga dapat memperceat
penyembuhan (Herman 2004).
Indikasi dari penggunaan sucrarfate antaralain mual, muntah, tukak pada
lambung dan duodenum. Mekanisme kerja Sucralfate akan mengikat jaringan ulkus
pada saluran gastrointestinal untuk membantu penyembuhan ulkus. Sucralfate
berperan dalam meningkatkan faktor devensif dengan cara melindungi mukosa
lambung. Sucralfate juga berfungsi sebagai sitoprotektan dengan merangsang
produksi bikarbonat dan bertindak seperti buffer asam dan digunakan untuk terapi
dan pencegahan ulkus.
Dosis untuk anjng yaitu 0.5-1 gs8-12j PO Sedangkan untuk kucing 0.25 g s8-
12j PO. Kontraindikasi Penggunaan sucralfate dikontraindikasikan pada pasien yang
diketahui memiliki riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap kandungan yang ada di
dalam sucralfate. Interaksi obat Sucralfate yaitu bisa menghambat penyerapan
ketoconazole, teofilin, tertracycline, ranitidine, cimetidine, phenytoin, norfloxacin,
Ciprofloxacin dan digoxin.

Omegdiar
Omegdiar adalah obat untuk mengatasi diare nonspesifik atau diare yang umum
terjadi bukan disebabkan oleh masalah spesifik di saluran pencernaan. Obat ini
diformulasikan menggunakan dua bahan utama yaitu kaolin dan pectin yang
berfungsi memperpadat feses yang encer dan membantu mengeluarkan racun
atau penyebab diare lainnya dari saluran cerna. Indikasi dari penggunaan omegdiar
yaitu sebagai Antidiare. Mekanisme Kerja obat Omegdiar dapat dicermati dari
kandungan bahan aktif penyusunnya, yaitu kaolin merupakan mineral silika berlapis
yang kerap digunakan dalam bahan baku obat, keramik, pasta gigi dan zat aditif
makanan. Bentuknya seperti tanah liat halus berwarna putih atau keputihan yang
bersifat menyerap air. Kaolin akan menyerap racun atau bakteri yang menyebabkan
iritasi di saluran pencernaan kemudian racun tadi ikut dikeluarkan dalam bentuk feses
yang lebih padat.
Pectin merupakan senyawa heteropolisakarida yang diekstrak dari dinding sel
tumbuhan darat. Pectin membantu menyerap racun di saluran cerna dan menurunkan
keasamannya sehingga dapat mengurangi efek perih jika ada iritasi di saluran
pencernaan. Pectin akan menyerap kelebihan air dalam usus, menghilangkan racun
dalam usus, serta mengurangi isi cairan feses (Yulianti et al 2007). Dosis
pengunaanya yaitu ml/kg s2-6j PO. Kontraindikasi Penggunaan Omegdiar
dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat
hipersensitivitas alergi terhadap kandungan aktif obat ini dan sedang mengalami
obstruksi usus.
Interaksi Obat: Berbagai jenis obat akan lebih sedikit diserap di pencernaan jika
dikonsumsi dengan obat diare ini. Obat clyndamicin, digoxin, quinidine dapat
terganggu penyerapannya di usus jika dikonsumsi bersamaan dengan obat ini.

Kasus Pencernaan:

BAB IV

PENUTUP
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

[ASOHI] Asosiasi Obat Hewan Indonesia. 2017. Indeks Obat Hewan. Jakarta (ID):
Kementerian Pertanian.
Herman RB. 2004. Fisiologi Pencernaan untuk Kedokteran. Padang (ID): Andalas
University Press.
Plumb, Donald C. 2005. Plumb's veterinary drug handbook. Iowa (US): PhrmaVet
Blackwell Pub.
Ridho. 2009. Tentang antasida another story oret-oretannya seorang apoteker. Tersedi
a pada: http//potterclay.wordpress.com/2020/02/04/tentang-antasida. Diakses
pada Februari 2020.
Schey R, Saadi M, Midani D, Roberts AC, Parupalli R, Parkman HP. 2016.
Domperidone to treat symptoms of gastroparesis: benefits and side effects from
a large single-center cohort. Digestive diseases and sciences. 61(12): 3545-
3551.
Wientarsih I, Prasetyo BF, Madyastuti R, Sutardi LN, Akbari RA. 2018. Obat-Obatan
untuk Hewan Kecil. Bogor (ID): IPB Press.
Yulianti S, Irlansyah, Junaedi E, dam Mufatis W. 2007. Khasiat dan Manfaat Apel.
Jakarta (ID): Agro Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai