Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Pariwisata

• Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No.10/


2009 tentang Kepariwisataan, Bab I pasal I mengenai
ketentuan umum. wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
• Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
• Pariwisata adalah perpindahan sementara orang-orang
kedaerah tujuan diluar tempat kerja dan tempat tinggal
sehari-harinya, kegiatan yang dilakukannya adalah fasilitas
yang digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhannya (Fandeli, 1995: 47).
WISATA

BUDAYA BAHARI
Pariwisata Budaya
Pariwisata Budaya adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari daya tarik budaya dengan
memanfaatkan potensi budaya dari tempat yang
dikunjungi tersebut.
Klasifikasi atau Komponen Pariwisata
NAB Pariwisata dan STTU
Berikut adalah hukum yang mendasari nilai ambang batas
(NAB) yaitu;
• UU No.23 thn 1992 tentang Kesehatan.
• UU No.11 thn 1962 tentang Hygiene untuk usaha bagi
umum.
• UU No. 2 thn 1966 tentang Hygiene
• Permenkes No. 06/menkes/per/I/1990 tentang pesyaratan
kesehatan kolam renang dan pemandian umum.
• Pemerkes No.80/menkes/II/1990 tentang persyaratan
kesehatanhotel.
• Peraturan daerah yang mengatur kegiatan-kegiatan usaha
bagi umum.
Nilai ambang batasnya dalam penilaian STTU
yang distandarkan yaitu:

a. Gedung secara umum :


• Bangunan gedung kuat.
• Bangunan gedung utuh
• Bangunan gedung bersih.
• Bangunan tidak rentan menimbulkan kecelakaan.
• Bangunan tidak rentan menimbulkan penyakit.
• Bangunan gedung tidak mengganggu lingkungan sekitar
• Bangunan gedung tidak terganggu lingkungan sekitar.
b. Lantai :
• Lantai kedap air.
• Lantai rata.
• Lantai tidak licin.
• Lantai mudah dibersihkan.
• Lantai dalam keadaan bersih.
c. Dinding
• Dinding sebelah dalam berwarna terang.
• Dinding sebelah dalam rata.
• Dinding mudah dibersihkan.
e. Atap
• Atap kuat.
• Atap tidak bocor.
• Atap tidak memungkinkan dijadikan sarang serangga dan tikus.
f. Ventilasi
• Terdapat ventilasi alami atau mekanis.
• Udara dalam ruangan tidak pengap.
g. Pencahayaan
• Pencahayaan dalam ruangan cukup terang.
• Pencahayaan tidak menimbulkan silau.

h. Perlindungan terhadap serangga dan tikus


• Lubang penghawaan terlindung rapat.
• Lubang pembuangan air limbah tertutup dan dilengkapi jeruji
atausaringan.
• Tempat penampungan air diberi tutup.
• Tempat penampungan air dibersihkan secara berkala.
• Saluran pembuangan air limbah mengalir dengan lancar.
i. Penyediaan air bersih
• Air bersih memenuhi syarat fisik ( tidak berasa, berbau dan berwarna).
• Jumlah kuantitas air cukup
j. Kamar mandi dan jamban
• Tersedia kamar mandi dan jamban
• Kamar mandi bersih.
• Tersedia air dalam jumlah cukup.
• Dilengkapi dengan bahan pembersih (sabun, sikat, dll).
• Lantai tidak licin.
• Lantai tidak tergenang air atau miring ke arah saluran
pembuangan.
• Jamban menggunakan tipe minimal leher angsa.
• Jarak jamban dapat dijangkau atau berdekatan dengan
bak penampungan air.

k. Tempat sampah
• Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat.
• Tempat sampah kedap air.
• Tempat sampah mudah dibersihkan.
• Permukaan bagian dalam rata.
• Dilengkapi dengan tutup.
l. Karyawan

Berdasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011
Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional dan No. 10 Tahun
2009
TentangKepariwisataan.

Yang dimaksud dengan “Prasarana Umum”


meliputi:
1) jaringan listrik dan lampu penerangan;
2) jaringan air bersih;
3) jaringan telekomunikasi; dan
4) sistem pengelolaan limbah.
Yang dimaksud dengan “Fasilitas Umum” meliputi:
1) fasilitas keamanan, seperti: pemadam kebakaran, fasilitas tanggap bencana
(early warning system) di destinasi yang rawan bencana;
2) fasilitas keuangan dan perbankan, seperti: Anjungan Tunai Mandiri dan tempat
penukaran uang (money changer);
3) fasilitas bisnis, seperti: kios kelontong dan obat 24 (dua puluh empat) jam (drug
store), warung internet, telepon umum, sarana penitipan/penyimpanan barang
(public locker);
4) fasilitas kesehatan berupa poliklinik 24 (dua puluh empat) jam dan fasilitas
pertolongan pertama pada kecelakaan;
5) fasilitas sanitasi dan kebersihan, seperti: toilet umum, jasa binatu (laundry), dan
tempat sampah;
6) fasilitas khusus bagi penderita cacat fisik, anak-anak dan lanjut usia;
7) fasilitas rekreasi, seperti fasilitas peristirahatan (rest area), fasilitas bermain
anak-anak, fasilitas olahraga, dan fasilitas pejalan kaki (pedestrian);
8) fasilitas lahan parkir; dan
9) fasilitas ibadah.
Yang dimaksud dengan “Fasilitas Pariwisata”
meliputi:
1) Fasilitas akomodasi;
2) Fasilitas rumah makan;
3) Fasilitas informasi dan pelayanan pariwisata,
fasilitas pelayanan keimigrasian, pusat informasi
pariwisata (tourism information center), dan e-
tourism kiosk;
4) Polisi pariwisata dan satuan tugas wisata;
5) Toko cinderamata (souvenir shop);
6) Penunjuk arah/papan informasi wisata/rambu
lalu lintas wisata (tourism sign and posting);
Hasil Survey
Berdasarkan hasil survey pada kawasan wisata budaya osing di
kab. banyuwangi
1. Pemenuhan Kualitas Fisik Air Bersih
Berdasarkan tabel di bawah ini dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden
untuk penyediaan air bersih sudah terpenuhi secara standart kualitas fisik air
yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Lanjutan Hasil Survey
2. Kuantitas Pada Air
Berdasarkan tabel di bawah ini tabel di bawah ini dapat kita ketahui bahwa
dari 100 responden untuk penyediaan air bersih yaitu meliputi : mayoritas
penyediaan air bersih sudah memenuhi standar kuantitas air yaitu air tersedia
untuk per orang ≥100 per hari, jadi bisa di simpulkan bahwa kebutuhan setiap
orang sudah terpenuhi.
Lanjutan Hasil Survey
3. Kepemilikan Jamban
• Berdasarkan tabel di bawah ini dapat kita peroleh informasi bahwa dari
100 responden untuk kepemilikan jamban yaitu sebagian besar sudah
memiliki jamban. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sanitasi lingkungan
di kawasan wisata budaya osing sudah lebih baik.
Kondisi Jamban
• Berdasarkan tabel kepemilikan jamban disini kita dapat ketahui bahwa
sebagian besar responden sudah memiliki jamnam demgan kondisi
jambang yang baik meliputi : Luas ventilasi dan tidak ada serangga besar.
Dari hasil observasi yang di lakukan mayoritas sudah mempunya kondisi
jamban yang tida berbau, bersih, tersedia alat pembersih, tersedia air
yang cukup, lokasi yang baik, (jauh dari sumber air, dan terletak di tempat
yang mudah longsor), kontruksi bangunannya kuat (terbuat dari bahan
batu bata dan kayu). Jumlah jamban juga seimbang (1 untuk 60 orang).
Hal ini dapat kita lihat pada tabel yang kita buat di bawah ini.
5. Kepemilikan Sarana Pengolahan sampah
Berdasarkan tabel di bawah ini dapat kita ketahui bahwa dari 100 responden
terkait dengan kepemilikan sarana pengolahan sampah diketahui sebagian
besar sudah memiliki tempat sampah, pengumpul sampah, serta sudah
memiliki tempat pembungan akhir.
Pengolahan sampah
• Berdasarkan tabel di bawah ini sudah dapat kita ketahui bahwa mayoritas
responden mempunyai kondisi tempat sampah yang tidak bocor,
mempunyai peuntup, sampah tidak berserakan, mudah di angkut, serta
kontruksinya kuat.
• Kondisi Kamar Mandi
• Berdasarkan tabel di bawah ini sudah dapat kita ketahui bahwa sebagian
besar mayoritas responden mempunya kamar mandi dengan penerangan
kurang, bersih, tidak ada alat pembersih, lokasi cukup baik( jauh dari
sumber air, tidak terletak pada tanah yang mudah longsor), kontruksi
bangunan kuat (terbuat dari bahan bata atau kayu)

Anda mungkin juga menyukai