Anda di halaman 1dari 44

SELAMAT DATANG

IBU-IBU DUKUN BAYI


SALAM SEHAT UNTUK SEMUANYA
HYGIENE SANITASI

HIGIENE, SANITASI, dan GERMAS


Oleh: Septiono Bangun Sugiharto
UPTD PUSKESMAS KARANGMONCOL
DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN DUKUN BAYI SE-KECAMATAN KARANGMONCOL
KARANGMONCOL, 16 JUNI 2022
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya.
Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan

Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk
membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and
Southgate,H.A, 1986).

Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi


yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit).
Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama
yaitu:
Menurut Brownell, “hygiene” adalah bagaimana caranya orang
memelihara dan melindungi kesehatan.

Menurut Gosh, “hygiene” adalah suatu ilmu kesehatan yang


mencakup seluruh faktor yang membantu/mendorong adanya
kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat.

Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:


Yang menyangkut individu (personal hygiene)
Yang menyangkut lingkungan (environment)
Hygiene is a concept related to medicine as well as to personal and
professional care practices related to most aspects of living although
it is most often associated with cleanliness and preventative
measures.
Contoh Higiene Perorangan, meliputi
1. Kebersihan kulit, penyakit menular, alergi serbuk
2. Kebersihan kuku
3. Kebersihan dan Penutup rambut, pelindung tubuh
sampai sarung tangan dan penutup hidung
4. Metode mencuci tangan
5. Kosmetik sederhana.
SANITASI
• Definisi Sanitasi
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan
yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut.

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang


menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia.
Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara
pengawasan masyarakat yang menitikberatkan
kepada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat.
Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention od
diseases by eliminating or controlling the
environmental factor which from links in the chain
of tansmission.
Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap lingkungan.
Maka bahwa:
sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia,
sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang
memelihara dan juga melindungi diri agar tetap
sehat.
• Sanitasi ditujukan kepada lingkungannya,
sedangkan higiene ditujukan kepada orangnya.
Sanitasi : Usaha kesehatan prevenif yang
menitikberatkan kegiatan kepada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Higiene : Usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha
kesehatan individu, maupun usaha kesehatan
pribadi hidup manusia.
Hygienis Pengobat
Kebersihan fisik
Kebersihan mulut, gigi, kuku.
kuku dipotong pendek dan bersih
Mengenakan baju kerja, licin, sopan, warna
sesuai ketentuan. Model berlengan pendek,
tidak mengganggu kerja dan bahan meresap
keringat.
Pengobat, asisten atau karyawan lain di klinik
yang berhubungan langsung dengan pasien
1. Harus bebas dari penyakit menular. Dibuktikan
dengan surat dokter / sertifihat.
2. Harus memiliki pengetahuan tentang sanitasi dan
higiene perorangan.
3. Harus berperilaku positif dalam bidang higienis dan
sanitasi. Membuang limbah/sampah pada tempat
yang telah ditentukan. Tidak meludah di
sembarangan tempat.
4. Harus memberi anjuran, peringatan kepada pasien
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
5. Dilarang merokok di lingkungan tempat pelayanan
Syarat Gedung Pelayanan Kesehatan (Balai
Pengobatan)
1. Bangunan gedung kuat, utuh, bersih serta dapat
mencegah kemungkinan terjadinya penularan
penyakit dan K3 (Kesehatan dan Kecelakaan Kerja).
2. Pembagian ruang yang jelas sesuai dengan fungsinya.
3. Penataan ruangan dan pengaturan perabotan sesuai
prinsip K3 sehingga praktis memudahkan lalulintas
orang.
4. Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan
terhadap rumah penduduk dan tidak terganggu oleh
keadaan di sekitarnya.
. Persyaratan ruangan:
Ad 4

a. Lantai dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin
dan berwarna terang serta mudah dibersihkan.
b. Dinding-dinding disebelah dalam berwarna terang,
rata, cat tidak luntur maupun mengandung logam
berta berwarna terang serta mudah dibersihkan.
Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai,
dinding dengan langit-langit membentuk konus tidak
membentuk siku-siku.
c. Pintu jendela. Pintu harus cukup tinggi minimal 270
cm dan lebar minimal 120 cm. Pintu dapat dibuka dari
luar, Ambang bawah jendela min 1 m. Khusus jendela
yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji.
Persyaratn ruangan, lanjutan.

d. Langit-langi/plafon. Rangka plafon harus kuat dan


anti rayap. Permukaan berwarna terang, rata dan
mudah dibersihkan. Ketinggian dari lantai minimal 2,5
m. Praktek perorangan dan untuk RSA minimal 2,8 m
5.Ventilasi.
 Pemasangan ventilasi alamiah memberikan sirkulasi
udara yang cuku luas minimal 15 % dari luas lantai.
 Ventilasi mekanik (Fan, Exhauser, AC) disesuaikan
dengan peruntukan ruangan.
 Ventilasi AC harus dilengkapi denga filter bakteri
6. Pencahayaan
Tersedia pencahayaan dengan intensitas yang cukup
pada Setiap ruangan . Khusus untuk ruangan
pelayanan, r. kerja tersedia pencahayaan dengan
intensitas antara 200 – 300 lux (ukuran intensitas
cahaya) dan tidak menimbulkan kesilauan
7. Atap
 Harus kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan
serangga, tikus dan binatang pengganggu.
 Untuk atap dengan ketinggian lebih dari 10 m harus
menggunakan penangkal petir.
8. Sanitasi
Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan
berkualitas baik, utuh, tidak cacat dan mudah
dibersihkan.
Untuk RSA urinoir harus ditempel dipasang pada
dinding kuat dan berfungsi dengan baik.
Wastafel dipasang rata, tegak lurus di dinding,
kuat , tidak menimbulkan bau. Dilengkapi
desinfektan dan kertas disposable tissue.
Toilet, kamar mandi, jamban wc, urinoir:
 Harus selalu tersedia air bersih, yang cukup dan
mememnuhi syarat kesehatan, sabun cair , handuk
disposible / bersih .
 Lantai kamar mandi, jamban dari bahan yang kuat,
permukaan rata, kedap air tidak licin dan mudah
dibersihkan.Kemiringan yang cukup (2-3%) kearah aliran
pembuangan air limbah.
 Index Jentik Nyamuk tidak melebihi dari 5%
 Permukaan tempat penampungan air bak mandi, drum,
tempayan harus dibersihkan disikat secara berkala setiap
minggu sekali. Khusus untuk drum dan tempayan
dilengkapi dengan penutup.
9. Pencegahan terhadap serangga dan tikus
10. Lubang penghawaan dilengkapi dengan kawat kasa
nyamuk.
11. Limbah (padat, cair, gas dan radioaktif).
 Tersedia sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat
kesehatan.
 Limbah padat, cair dan gas yang bersifat B3 (Bahan Beracun
Berbahaya) harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 Limbah padat, cair dan gas tidak boleh melewati abang batas
yang telah ditetapkan.
 Lubang pembuangan pada saluran air limbah di kamar mandi,
jamban dll dilengkapi dengan jeruji besi berjarak 1 cm anatara
satu dengan lainnya.
 Saluran pembuangan air limbah kedap air. Air limbah dapat
mengalir dengan lancar (kemiringan saluran 2 – 3 %)
12. Bila menggunakan fasilitasi rak atau lemari maka
sebaiknya jarak antara bagian bawah rak lemari dengan
lantai minimal 15 cm.
13. Tangga.
• Lebar tangga minimal 120 cm jalan searah dan 60 cm jalan 2
arah
• Lebar injakan minimal 28 cm, tinggi injkan maksimal 20 cm.
• Tidak berbentuk bulat / spiral.
• Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
• Memliki kemiringan injakan 90°
• Dilengkapi pegangan , min pada salah satu sisinya. Pegangan
rambat mudah dipegang, ketinggian 60 – 80 cm dari lantai.
• Tangga luar di bangunan dirancang ada penutup agar tidak kena
hujan
14. Pemipaan (Saluran Pipa)
a. Sistem pemipaan menggunakan kode warna biru untuk
untuk pemipaan air bersih dan merah untuk pemipaan
kebakaran.
b. Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan pipa air kotor
c. Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau
berdampingan dengan instalasi listrik
15. Air bersih
• Kapasitas reservoir sesuai dengan kabutuhan RSA.
• Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PAM atau
sumur dalam (artesis)
• Air bersih harus dilakukan pemeriksaan fisik, kimia, dan
biologis setiap 6 bulan sekali.
• Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai
sumber air dalam penanggulangan kebakaran.
16. Kenyaman untuk suhu berkisar antara 20 cm
dan kelembaban berkisar antara 40 – 70 %
17. Tingkat kebisingan : tidak melebihi 85 dB
(deci Bell)

Persyaratan Air bersih bisa dilihat di


PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS
AIR BERSIH DAN AIR MINUM 
NOMOR         : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL     : 3 SEPTEMBER 1990
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian
yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi
karena kondisi yang tidak membawa
keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat.
Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi
kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan
kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi
kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur
penyebab kecelakaan dan atau
mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Defenisi Kecelakaan Kerja menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor:
03/Men/1998 adalah   suatu kejadian yang tidak
dikehendaki  dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan  korban jiwa dan harta benda.

Word Health Organization (WHO) mendefinisikan


kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak
dapat dipersiapkan penanggulangan sebelumnya,
sehingga menghasilkan cidera yang riil
(K3) merupakan instrument yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelaka-
an kerja. K3 bertujuan mencegah, mengurangi,
bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero
accident).

K3 mempunyai banyak pedoman sesuai dengan


bidang kerjanya. K3 untuk di pabrik, di restoran,
di klinik atau pelayanan kesehatan, masing-
masing punya pedoman atau ketentuan yang
dibutuhkan.
Tujuan Umum K3 sesuai gdn UU No.1 th 1970 adalah :
• Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dpt diwujudkan
peningkatan produksi dan produktifitas kerja.
• Melindungi setiap orang lain yg berada di tempat kerja yg selalu
dlm keadaan selamat dan sehat
• Melinduungi bahan dan peralatan produksi agar di capai secara
aman dan efisien.
Tujuan khusus:
• Mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran,
peledakan dan PAK.
• Mengamankam mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil
produksi.
• Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerjaan denganmanusia atau antara
manusia dengan pekerjaan.
DESINFEKTAN
adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau  pencemaran oleh jasad renik
atau obat untuk membasmi kuman penyakit. 
Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia
yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan
membunuh mikroorganisme yang terpapar secara
langsung oleh disinfektan.
Disinfektan tidak memiliki daya  penetrasi sehingga
tidak mampu membunuh mikroorganisme yang
terdapat di dalam celah atau cemaran mineral.
Desinfektan juga tidak dapat membunuh spora
bakteri sehingga dibutuhkan metode lain
seperti sterilisasi dengan autoklaf .
Contoh Desinfektan untuk Sanitasi
1. Golongan Alkohol.
Contohnya: alkohol 70%
Isopropil Alkohol 70%
Cara kerja: menggumpalkan protein dan merusak enzim
2. Golongan Fenol:
Contohnya: Lysol, kresol 0,5 – 3 %
Cara kerja: menggumpalkan protein dan merusak enzim. Bersifat bakterisid
3. Golongan Aldehide
Contohnya: formalin3 – 5 % , glutaraldehide 2%
Cara kerja: menguraikan dan menggumpalkan protein dan merusak enzim
4. Iodium dan senyawa iodophor.
Cara kerja sebagai oksidator
5. Golongan peroksid, sebagai oksidator
6. Senyawa Klor
Contohnya: kloramin, hipoklorid 1-4 %
7. Senyawa Amonium kwartener
Contohnya Benzalkonium klorida
8. Etilenoksida
Nb: cari kerja , kebaikan dan keburukannya
Bahan Pembersih untuk Sanitasi
Deterjen Benzen Sulfonat, alkohol eter sulfonat dan alkohol
etoksilat.
Pemakaian: baik untuk peralatan, lantai dan alat- alat
dari gelas.
Cairan deterjen an-ionik dan jenis Natrium alkilsulfat.
Pemakaian: untuk tanki dan wadah yang dipergunakan
untuk pembuatan obat tradisional cair.
Sabun atau sabun cair.
Pemakaian: mencuci tangan dan peralatan
Deterjen komersial lainnya.
Pemakaian: untuk permukaan tanki, barang-barang kaca,
peralatan dari bahan baja tahan karat, wc dan lantai
Tahap sterilisasi peralatan :
1. Dekontaminasi
= perendaman peralatan menggunakan bahan kimia
yg mengandung benzethonium cloride dan
isopropanol
Tujuannya u menghancurkan spora bakteri
2. Enzim
Menggunakan bahan yg mengandung enzim
proteolitik
Tujuannya untuk memecah jaringan bakteri
3. Pencucian
Tujuannya untuk melepas bakteri yg telah hancur dan
pecah yg menempel pada peralatan
Pencucian :
a. Peralatan yg tahan panas
Setelah dicuci kemudian dikeringkan,
dilakukan pengepakan kemudian dimasukkan
kedalam autoclaf

b. Peralatan tidak tahan panas


Perendaman dicairan disinfektan tingkat
tinggi menggunakan zat glutaraldehide skitar
1 jam kemudian dilakukan pembilasan
kemudian dikeringkan
TEMPAT PRAKTIK

RUANG
KONSULTASI RUANG
RUANG ADMINISTRASI PERAWATAN

RUANG TUNGGU
RUANG
MERAMU
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
( GERMAS )
PERAN DUKUN BAYI
DALAM GERMAS

32
33
Posyandu Lansia

Continum of care Posbindu PTM


Pusk. Santun
Lansia
ANAK
a BALIT SD
ertam A
p
hari pan
0
100 kehidu BADUT
A
PUS
BUMIL BAYI

Kegiatan
PKPR
Posyandu
Kegiatan Remaja
UKS Kespro
Dokcil
Kegiatan Posyandu Ponpes
PMT, KP Ibu, ASI Eksklusif,
Imunisasi, Desa Siaga
PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN
FAKTOR PERILAKU
• Tahun 1990: PENYAKIT INFEKSI (ISPA, TB, Diare) menjadi penyebab kematian dan kesakitan
• Sejak Tahun 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes)
menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan
Peringkat Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015

1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke

2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin

3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik

4 Stroke 4 Diare 4 Kanker

5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus

6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis

7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi

13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma Kelahiran

16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)

35
GERMAS untuk Bantul 2016 36
GERMAS untuk Bantul 2016 37
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
PENGERTIAN
Suatu tindakan yang terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
TUJUAN TUJUAN TUJUAN

1. Meningkatkan produktivitas penduduk


2. Menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan
3. Memperbaiki kualitas hidup masyarakat

38
GERMAS PONPES 39
Biasakan...
MAKAN
BUAH
DAN SAYUR
PERIKSA
KESEHATAN
SECARA BERKALA
TERIMAKASIH
MATURSUWUN
ARIGATOO GOZAIMASU 42
Daftar Pustaka
1. PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL
YANG BAIK, BPOM, 2005
2. PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR
BERSIH DAN AIR MINUM  no
416/MENKES/PER/IX/1990
3. http://www.slideshare.net/tasyalailiakadari/
sanitasi-hygiene
4. Hygiene-Sanitasi, bahan kuliah Dharma Usada, dr.
Vivi Kurniati Tjahjadi MSi
5. (https://www.scribd.com/doc/138085891/k3-
kesehatan-dan-keselamatan-kerja)
6.  https://tuloe.wordpress.com/2010/02/20/
kecelekaan-kerja/
7. GERMAS

Anda mungkin juga menyukai