Anda di halaman 1dari 22

SANITASI TEMPAT-TEMPAT

UMUM, PEMUKIMAN DAN


TRANSPORTASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


1. SAMRINA
2. MUHAMMAD JIHAN FIKRI

3. FACHRI ERLANG
4. FITRI
5. RESKY ANUGRAH
SANITASI

Sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk mengawasi


beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada
manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup
Mengingat banyaknya orang-orang yang akan berkumpul dan akan
melakukan suatu kegiatan berarti akan meningkatkan juga hubungan/kontak
antara orang yag satu dnegan yang lain, berarti kemungkinan terjadinya
penularan penyakit baik secara langsung atau tidak langsung yaitu melalui
perantara (berupa benda, alat-alat yang dipergunakan untuk melakukan
kegiatan) akan lebih meningkat.
Untuk mencegah penularan penyakit di tempat-tempat umum
perlu dilakukan pengawasan terhadap : – Manusianya, sebagai
pelaksana kegiatan – Alat-alat, bahan-bahan yang dipergunakan –
Tempat/lingkungan dimana kegiatan dilakukan
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat
umum terutam yang erat hubungannya dengan timbulnya atau
menularnya suatu penyakit.
J EN I S – J EN IS TE MPAT
UMUM

Stasiun

Salon kecantikan

Hotel

Kolam renang

Terminal

Bandar udara

Sekolah

Pasar

Rumah makan

dll
C O N T O H S A N I TA S I T E M PAT-
T E M PAT U M U M , T R A N S P O RTA S I
DAN PEMUKIMAN

STASIUN KERETA API

Menurut Undang Undang No.29 Tahun 2011 tentang


persyaratan teknis bangunan stasiun kereta api, Stasiun kereta api
merupakan prasarana kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api. Dan untuk proses interaksi dan
aktivitas bagi pengguna transportasi kereta api yang menunggu
jadwal keberangkatannya.
Standar Pelayanan Minimum Di Stasiun Kereta Api

a.Tempat parkir;

b.Informasi yang jelas dan mudah dibaca mengenai


c. Fasilitas layanan penumpang

d. loket;

e. ruang tunggu;

f. ruang boarding;
h. ruang ibu menyusui;

i. toilet;

j. fasilitas kemudahan naik / turun penumpang;

k. fasilitas penyandang disabilitas;

I. fasilitas kesehatan;

m. fasilitas keselamatan dan keamanan


FA S I L I TA S P E N U N J A N G

Pertokoan

Restoran

Perkantoran

Perpakiran

Perhotelan

Ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta api.


TEMPAT PARKIR
a. Luas tempat parkir disesuaikan dengan lahan yang tersedia.

b. Sirkulasi kendaraan masuk, keluar, dan parkir lancar.


c. Untuk stasiun besar akses dari dan menuju stasiun dilengkapi
dengan kanopi atau atap.

d. Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih

e. Tidak terdapat sampah berserakan, genangan air, dan lain-lain.

f. Tersedia penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan

g. Terdapat tempat pembuangan sampah yang tertutup dan kedap air


Baik itu Ruang Tunggu, Loket, Ruang Kantor dan Informasi

Tempat pemberhentian dan pemberangkatan

Sarana Ibadah / Masjid


Peron

ntin dan Pedagang Kaki Lima


SAMA HAL NYA DENGAN SANITASI PEMUKIMAN

Rumah sehat harus memiliki persyaratan letak rumah, fisik,


fisiolgi, psikologis, serta fator-faktor yang perlu diperhatikan
dalam membangun rumah.
Dari sanitasi tempat-tempat umum ada dua usaha yg
dilakukan : Pengawasan dan pemeriksaan faktor
lingkungandari tempat-tempat umum dan faktor manusianya
sendiri yang melakukan kegiatan – Penyuluhan terhadap
masyarakat (edukasi), terutama yang menyangkut pengertian
dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang
timbul dari tempat-tempat umum.
Yang dimaksud dengan pengawasan dan pemeriksaan :

– Melakukan pemeriksaan terhadap faktor lingkungan dan


perlengkapan/peralatan dari tempat-tempat umum, misalnya :
lingkungan pekarangan, bangunan, tempat perabotan, persediaan
air bersih, cara pembuangan sampah dan air kotor, perlengkapan
WC dan urinoir dan lain-lain – Melakukan pemeriksaan dengan
maksud memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk kepada
faktor manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat
umum.
P EN GE N D A L I A N
L I N GKU N G A N

Pelaksanaan STTU tidak lepas dari pengendalian lingkungan.


WHO merumuskan usaha pengawasan lingkungan, SBB :
 a. Penyediaan air bersih, dengan penekanan pada kualitas dan
kuantitas yang memenuhi syarat kesehatan siap untuk digunakan,
mencakup juga segi perencanaan, design, pengelolaan dna
pengawasan sanitasi penyediaan air minum bagi masyarakat.
b. Pengolahan air kotor dan pengendalian pencemaran air, meliputi juga
pengumpulan, pengolahan dan pembuangan air kotor rumah tangga, sistem
pengenceran, pengawasan kualitas air permukaan (termasuk laut) dan air tanah.
c. Pengelolaan sampah padat, meliputi penanganan dan cara pembuangan yang
memenuhi syaratsyarat sanitasi
d. Pengawasan vektor penyebab penyakit, meliputi pengawsan terhadap binatang
arthropoda, Molusca, binatang pengerat, dan beberapa binatang/serangga lain
penyebab penyakit.
 e. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh kotoran manusia dan
bahan kotoran lain yang dikeluarkan manusia, binatang, dan makhluk hidup lainnya
f. Hygiene makanan, meliputi juga hygiene susu

g. Pengawasan pencemaran udara


 h. Pengawasan terhadap bahaya radiasi
i. Kesehatan kerja, terutama pengawasan terhadap adanya gangguan/bahaya dari
lingkungan fisik, kimia, biologis.
j. Pengawasan terhadap gangguan suara.

k. Perumahan dan lingkungannya, terutama yang erat hubungannya dengan aspek kesehatan
masyarakat, meliputi bangunan untuk perkantoran, umum, dan institusi.
l. Perkotaan dan perencanaan perkembangannya.
m. Aspek kesehatan dari alat-alat transportasi udara, laut, dan darat
n. Pencegahan terhadap bahaya kecelakaan
o. Tempat-tempat rekreasi dan tourisme, terutama yang erat
hubungannya dengan aspek lingkungan sehat dari pemandian
pantai, kolam renang, tempat camping dan lain sebagainya
p. Tindakan-tindakan sanitasi dihubungkan dengan epidemi,
pertolongan darurat, bencana, daerah urbanisasi dan transmigrasi.

q. Tindakan usaha-usaha pencegahan yang diperlukan agar


lingkungan bebas resikoresiko terhadap kesehatan
PEMBUANGAN SAMPAH
– Pengumpulan sampah hendaknya dilakukan dari penampungan sementara
selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan.
– Tempat pembuangan sementara dapat berupa :

• Tong-tong sampah yang terbuat dari metal/besi dengan isi 50-100 liter yang diletakkan di
pinggir jalan di depan rumah atau toko-toko agar mudah nanti dilakukan pengambilannya
untuk diangkut ke tempat pembuangan
• Tempat pengumpulan yang dibuat dari beton berupa bak-bak dengan isi 5-20 m3.
– Sampah dalam TPS hanya boleh tertimbun paling lama 1 hari selanjutnya dibuang ke
TPA – TPS diletakkan mendekati lokasi sumber sampah dan ditempatkan tersebar
sehingga mudah dijangkau.
TPS hendaknya diberi tutup agar :

– Tidak mudah terjangkau dan dipakai untuk tempat bersarangnya tikus


dan seranggaserangga seperti lalat dan nyamuk atau oleh binatang-binatang
besar seperti anjing dan kucing.

– Sampah yang telah terkumpul tidak mudah diterbangkan oleh angin


disamping itu dengan adanya tutup dapat mengurangi adanya bau.

– Mengurangi minat bagi pencari barang bekas dan sisa makanan.


SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai