Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI PENGIKATAN PROTEIN DENGAN LOGAM

KELOMPOK II A

ANGGOTA KELOMPOK :

1. BIMA HIDAYATULLAH (1810421028)


2. AYU RESTI ANDREA SURI (1810421031)
3. HELSYA VELLARENTIKA L. (1810422003)
4. NADA JULISTA S. (1810422009)

LABORATORIUM PENDIDIKAN III


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
UJI PENGIKATAN PROTEIN DENGAN LOGAM

I. TUJUAN

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu :


1. Untuk mengetahui dan mengamati reaksi pengikatan antara protein dengan logam melalui
pengendapan pada protein.
II. Metode Praktikum

2.1 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 6 Mei 2019 di Laboratorium Pendidikan III Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu test tube, suntikan 1cc, logam cair (Hgcl2),
telur ayam, dan aquades.
III. SKEMA KERJA

Dipisahkan telur Pada test tube pertama,


Disiapkan alat dimasukkan putih
ayam antara telur/albumin 0,6
dan bahan putihnya dengan mL+aquades 0,6 mL
kuningnya. menggunakan suntik

Lalu diteteskan Pada test tube pertama,


dimasukkan kuning
HgCl2 maksimal 5
telur/yolk 0,6
Digoncang dan tetes pada kedua mL+aquades 0,6 mL
diamati. test tube.. menggunakan suntik
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Uji Pengikatan Protein Dengan Logam

Warna
No. Sampel Endapan (Ada/tidak)
Sebelum Sesudah
1. Albumin Putih Putih pekat Ada
2. Yolk Kuning Kuning keputihan Ada

2
.
1
.

Gambar 1. Uji Pengikatan Protein Dengan Logam

Keterangan :

1. Albumin
2. Yolk

4.2. Pembahasan

Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari molekul molekul kecil yang disebut dengan asam
amino (Poedjiadi, 1994).

Logam berat (Heavy metals) merupakan sekelompok elemen elemen logam yang
dikategorikan berbahaya jika masuk kedalam tubuh makhluk hidup. Logam logam seperti merkuri
(Hg), nikel (Ni), kromium (Cr), cadmium (Cd), dan timbal (Pb) dapat ditemukan dalam lingkungan
perairan yang tercemar limbah (Nugroho, 2006).

Kemampuan protein berikatan dengan logam berat, menjadi dasar masyarakat mulai mencari
alternatif pengobatan keracunan logam erat yang efektif, aman, murah, dan mudah didapat. Salah satu
sumber protein alami yang potensial untuk dijadikan sebagai agen kelasi logam berat adalah telur
unggas. Putih telur unggas dilaporkan memiliki kandungan protein tinggi (Jalaludeen dan Churcil,
2006).
Selain itu, telur unggas juga sudah biasa dikonsumsi dan digemari masyarakat dengan harga
yang relatif terjangkau. Oleh karena itu, penelitian untuk mempelajari potensi putih telur berbagai
macam jenis unggas untuk mengatasi keracunan timbal perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari dan membandingkan potensi beberapa jenis putih telur unggas sebagai terapi kelasi pada
keracunan timbal secara in vitro. Denaturasi protein terjadi karena adanya kerusakan ikatan sekunder
dan tersier protein. Denaturasi merusak bentuk alfa-heliks normal protein dan mengurainya menjadi
bentuk yang tidak teratur. Garam logam berat seperti timbal bersifat ionik dan dapat merusak jembatan
garam protein.
Kelasi merupakan ikatan suatu ion logam atau kation dengan suatu struktur cincin kompleks dari
molekul organik, agen kelasi. Ciri suatu kelasi adalah adanya atom donor-elektron pada molekul kelasi
seperti sulfur, nitrogen, dan atau oksigen (Sears 2013).
Mayoritas protein dan peptida yang memiliki fungsi mengikat, mendistribusikan, dan
detoksifikasi logam esensial ataupun yang tidak esesnsial, membentuk satu atau bebrapa situs
pengikatan logam. Telah lama diketahui bahwa komponen yang mengandung sulfahidril mempunyai
kemampuan mengikat logam. Asam amino yang mengandung sulfur terdiri dari methionin, sistein, N-
asetilsistein, analog asetil dari sistein, metabolisme methionin S- adenosilmethionin, asam á-lipoid,
dan tripeptida glutation (GSH) yang semuanya berkontribusi dalam mengikat dan mengeksresikan
logam dari dalam tubuh. Telur unggas memiliki sejumlah potensi, seperti nutrisi perkembangan otak
anak, antikanker, bahan penjaga kesehatan mata, antihipersensitif, pencegah arteriosklerosis, dan
pengikat logam berat (Amour dan Bosche, 2012).
Logam berat dapat mendenaturasi protein dan kemudian berikatan kuat dengan protein pada bagian
sulphidril lalu membentuk jembatan garam (Bettleheimet al., 2010). Penelitian
sebelumnya telah melaporkan adanya ikatan kuat antara ion timbal dan protein dari putih telur saat
direaksikan (Hynek 2012).
Kandungan protein dalam putih telur memiliki peran penting dalam berikatan dengan timbal.
Semakin tinggi nilai protein, denaturasi oleh timbal akan semakin banyak dan cepat. Kadar protein
telur tiap jenis unggas berbeda- beda. Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan
bahwa putih telur bebek mojokerto memiliki nilai protein yang lebih tinggi (11,0%) dibandingkan
protein pada putih telur ayam (10,8 %). Protein telur ayam kampung lebih tinggi dari telur ayam
negeri. Informasi kandungan nutrisi pada telur bebek peking terutama protein dalam putih telur
belum ada. Pada penelitian didapatkan, waktu kelasi telur bebek mojokerto lebih cepat dibandingkan
telur ayam. Hal ini diduga terjadi karena kadar protein telur bebek mojokerto lebih tingggi dari telur
ayam.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan, didapatkan kesimpulan bahwa:

1. Pada putih dan kuning telur terdapat protein, sehingga pada keduanya terjadi peristiwa
pengendapan oleh logam cair.
2. Peristiwa pengendapan mengindikasikan bahwa telah terjadinya pengikatan.

5.2 Saran
Saat melaksanakan praktikum disarankan kepada praktikan untuk lebih serius dan lebih memahami

tentang materi yang akan di praktikumkan.


DAFTAR PUSTAKA

Amour M, Boshe J. 2012. Eggs: clearing the charges, exploring the potential! Dar Es Salaam

Medical Students’ Journal 19:34-37.

Hynek D, Krejèová L, Køížková S, Ruttkay- Nedecky B, Pikula J, Adam V, Hajkova P, Trnková L,

Sochor J, Pohanka M et al. 2012. Metallomics study of lead-protein interactions in albumen

by electrochemical and electrophoretic methods. International Journal of Electrochemical

Science 7:943-964.

Jalaludeen A, Churcil RR. 2006. Duck eggs and their nutritive values. Poultry Line 35-39.

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Cetakan 1. Jakarta. Universitas Trisakti. Hlm 4-5

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar dasar Biokimia. Jakarta: UI

Sears ME. 2013. Chelation: Harnessing and enhancing heavy metal detoxification [ulas balik]. The

Scientific World Journal Article id 219840.


LAMPIRAN

Gambar 1. Uji Pengikatan protein dan Gambar 2. Albumin diambil dengan

Logam suntikan.

Anda mungkin juga menyukai