Anda di halaman 1dari 3

ESSAI PRAKTIKUM

Praktikum Perkembangan Hewan

GAMETOGENESIS
Nada Julista. S, 1810422009, Kelas A

Gamet dihasilkan dalam gonad. Gamet jantan spermatozoa dihasilkan dalam gonad jantan,
disebut testis. Gamet betina ovum dihasilkan dalam gonad betina, disebut ovarium. Gametagonium
membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Gametogonium ini akan tumbuh, menjadi
gametosit I. Gametosit I akan mengalami tahap pematangan, berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis
I membentuk gametosit II, perubahan berbentuk (transformasi) menjadi gamet (Yatim, 1994).
Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu testosteron. Testosteron disintesis oleh sel-
sel intertisial testis atau sel-sel leydig. Sel-sel leydig terdapat diantara tubulus seminiferus testis.
Testosteron berdifusi ke dalam tubulus seminiferus, ia merangsang spermatogenesis. Produksi
testosteron oleh sel leydig diatur oleh hormon gonadotropin, yaitu Luiteinizing hormone (LH) sering pula
dinamakan Inteticial Cell Simulating Hormone (ICSH) (Adnan, 2008). Oogenesis berbeda dari
spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama, selama pembelahan miosis oogenesis, sitokinesis
bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu
oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain miosis, yaitu sel
yang lebih kecil yang disebut badan polar (polar body) akan mengalami degenerasi. Kedua, saat lahir,
ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis
mempunyai periode “istirahat” yang Panjang (Campbell, 2004). Dalam tahap pertama perkembangan
folikel terjadilah folikel primer yang berasal dari satu sel epitel benih yang membelah diri. Sel yang
nantinya aka menjadi ovum (telur) berada di tengah-tengah dikelilingi oleh sel-sel kecil hasil pembelahan
tadi. Sel-sel kecil ini merupakan lapisan sel yang tebal yang disebut membrane granulose. Folikel
perimer ini kebanyakan berada langsung di bawah kulit ovarium yang tipis sekali dan disebut tunika
albuginea. Folikel primer ini dapat dibedakan dari folikel sekunder dari letaknya dan membran yang
membungkus ovumnya. Folikel primer terletak dekat atau melekat pada permukaan ovarium dan ovanya
tidak terbungkus oleh membrane viteline (Partodiharjo, 1987).
Waktu dan Tempat dilaksanakannya praktikum Gametogenesis ini yaitu pada Kamis, 13 Februari
pukul 14.00-selesai di Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan, Universitas Andalas, Padang. Alat dan Bahan yang digunakan ialah dua pasang Mus
musculus, dua pasang Fejervarya sp, dua pasang Valanga sp, NaCl 0,9%, alat bedah, bak bedah, object
glass, cover glass, petridisk, kaca arloji, mikroskop, dan tissue. Skema Kerja dari praktikum ini ialah
Disiapkan hewan uji yang akan diisolasi gonadnya. Kemudian pada Mus musculus dilakukan dislokasi
vertebrae dan pada Fejervarya sp dan Valanga sp secara dekapitasi. Dilakukan pembedahan terhadap
hewan uji dan diisolasi masing-masing gonadnya (testis dan ovarium). Gonad jantan diletakkan di atas
kaca arloji dan dicacah. Ditambahkan larutan NaCl 0,9% secukupnya. Diletakkan hasil cacahan testis di
atas object glass dan ditutup dengan cover glass. Lalu, diamati di bawah mikroskop. Gonad betina
diletakkan di atas petridisk dan bandingkan masing-masing gonad betina yang dibawa.
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum Gametogenesis ini ialah sebagai berikut:
Pada preparat testis Mus musculus, ditemukan sel spermatozoa. Menurut Rugh (1968),
spermatozoa mencit yang normal terbagi atas bagian kepala yang bentuknya bengkok seperti kait, bagian
tengah yang pendek (middle piece), dan bagian ekor yang sangat panjang. Panjang bagian kepala kurang
lebih 0,0080 mm, sedangkan panjang spermatozoa seluruhnya sekitar 0,1226 mm (122,6 mikron).
Pada preparat testis Fejervarya sp, (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak di
sebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesentrium. Testis terdapat
saluran yang disebut vas efferens yang bermuara di cloaca. Bagian ureter yang dekat cloaca mengalami
pembesaran yang disebut vesica seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa
(Zug, 1993).
Pada preparat testis Valanga sp, yang terletak di ujung belakang abdomen. Setiap testis
mengandung unit-unit fungsional (folikel) dimana sperma dihasilkan. Sperma matang yang keluar dari
testis melewati saluran pendek (vas efferentia) dan mengumpul di ruang penyimpan (vesikula seminalis)
(Jumar, 2000).
Pada ovarium Mus musculus, terjadi pembentukan corpus haemorhagicum di tempat folikel de
Graaf yang baru selesai melepaskan sebuah ovum, ovum yang baru saja keluar dari folikel telah berada
dalam tuba fallopii menuju ke uterus. Kelenjar-kelenjar endometrium telah menutup. Kelenjar-kelenjar
cerviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair menjadi kental (Yatim, 1994).
Pada ovarium Fejervarya sp, yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh
penggantungnya yang disebut mesovarium. Katak betina ketika musim kawin pada ovarium terpadat,
ovum yang masak akan menuju ke saluran yang disebut oviduct. Bagian posterior oviduct membesar
membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui cloaca keluar dari tubuh (Zug, 1993).
Pada ovarium Valanga sp, terdiri atas sejumlah ovariol yang berbentuk seperti tabung dan di
dalamnya terdapat sejumlah ovom (telur). Bagian ujung ovariol disebut filamin terminal. Ovarium
bermuara pada saluran telur lateral bersatu menjadi saluran telur utama yang selanjutnya bermuara
pada vagina. Sistem reproduksi betina biasanya memiliki satu atau beberapa kelenjar pelengkap yang
terletak di dekat pertemuan saluran telur dan vagina (Riordi, 2009).
Kesimpulan dari praktikum Gametogenesis ini ialah bahwa pada masing-masing spesies hewan
memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda-beda pada gametnya, baik gamet jantan maupun betina.
Hal ini berkaitan dengan variasi genetik dan jenis fertilisasi suatu spesies hewan.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Campbell, N. A. J. B Reece and L.G Mitchel. 2004. Biologi Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.
Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Riordi, 2009. Dasar dasar Perlindungan Tanaman. Tri ganda karya, Bandung.
Rugh, R. 1968. The Mouse: It’s Reproduction and Development. Burgess Publishing. Co.Minneapolis.
Hlm 2
Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.
Zug, G. R. 1993. Herpetolology: an Introduction Biology of Ampibians and Reptiles. London: Academic
Press.
LAMPIRAN

spermatozoa

spermatosit

spermatosit spermatozoa

Preparat testis Mus musculus Preparat testis Fejervarya sp


Tipe sperma: ekor panjang, kepala berbentuk kait Tipe sperma: ekor panjang, kepala lonjong

spermatozoa

ovarium
spermatosit Oviduk

Preparat testis Valanga sp Ovarium Mus musculus


Tipe sperma: ekor Panjang, kepala lonjong Tipe ovum: Isolecithal

Ovum

Ovum
Ovum Valanga sp
Ovum Fejervarya sp
Tipe ovum: Mesolecithal Tipe ovum: Centrolecithal

Anda mungkin juga menyukai