Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM KE – 2

Mengenal Alat Yang Digunakan Dalam Bidang Ekologi Part 2

Dosen Pengampu; Nanda Eska Anugrah Nasution, M.Pd.

Nama : Lukman Nur Hakim Ibnu Latief P

NIM : T20188088

Kelas : Biologi 3

Mata Kuliah : Ekologi Dasar

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


A. Tujuan

Mampu mengklasifikasikan dan merangkum fungsi alat-alat yang digunakan


di bidang kajian ekologi, Mampu mengaplikasikan (secara naratif) penggunaan alat-
alat tersebut di bidang kajian ekologi, Mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar
dalam mengerjakan praktikum, Mampu menggunakan aplikasi perangkat lunak yang
digunakan dalam mengelolah data penelitian ekologi.

B. Tinjauan Teori

Ekologi merupakan ilmu tentang interaksi faktor biotik dan abiotik.Interaksi


faktor biotik pada suatu lingkungan merupakan konsep dari ekosistem. Faktor biotik
yang dimaksud merupakan mahluk hidup, sedangkan faktor abiotik merupakan
kondisi lingkungan baik tempat, maupun kondisi/ cuaca lingkungan. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi suatu ekosistem khususnya mahluk hidup itu
sendiri, yaitu klimatik, edafik, dan fisiografik.

Faktor klimatik merupakan faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari,
kelembapan, angin, dan curah hujan. Faktor edafik atau tanahmerupakan media utama
khususnya bagi pertumbuhan jenis vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, seperti mineral (unsur hara), kebutuhan
bahan organik (humus), air, dan udara keberadaannya disediakan oleh tanah,
sedangkan faktor fisiografi memengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi
ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap
perubahan suhu udara.

Untuk mengetahui pengaruh dari ketiga faktor tersebut maka penggunaan alat
sangatlah penting berkenaan dengan tingkat akurasi pengukuran ketiga faktor. Dilihat
dari penggunaannya alat yang biasa digunakan ada yang bersifat manual,ada pula
yang bersifat digital. Alat yang bersifat manual biasanya memiliki teknik penggunaan
yang cukup bertahan bila dibandingkan dengan alat yang bersifat digital. Walaupun
begitu, alat yang bersifat digital juga memiliki beberapa kelemahan seperti sensitivitas
tinggi sehingga pengguanaannya harus dilakukansecara hati-hati dan secara ekonomis
lebih mahal dari alat yang bersifat manual.

Beberapa alat memiliki fungsi khas pada ekosistem tertentu. Misalnya DO


meter dan turbidimeter merupakan alat khas digunakan pada ekosistem perairan. Hal
tersebut dikarenakan fungsi kedua alaat tersebut untuk mengukur oksigen terlarut dan
tingkat kekeruhan air di suatu perairan. Alat lainnya ada yang digunakan secara
umum, bahkan tidak hanya digunakan pada kegiatan yang berhubungan denan ekologi
saja. Salah satu contohnya adalah Handy tally counter yang berfungsi sebagai alat
penghitung atau sekop yang berfungsi untuk menggali tanah pada ekosistem darat.

Pengamatan mahasiswa di bidang ekologi tidak serta merta dilakukan, tentu


membutuhkan alat-alat yang dapat mendukung prosesnya. Alat-alat yang digunakan
memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda. Walaupun pengamatan ekologi
mencakup lingkungan, bukan berarti penyimpanan alat-alatnya tidak membutuhkan
tempat khusus atau laboratorium. Maka dari itu, ketersediaan laboratorium yang
memadai dirasa sangat diperlukan.

Pada konteks proses belajar mengajar sains seringkali istilah laboratorium


diartikan dalam pengertian sempit yaitu, ruang yang di didalamnya terdapat sejumlah
alat-alat dan bahan praktikum. Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui
media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang
dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan untuk keselamatan kerja


saat melakukan penelitain karena biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan
pengenalan alat-alat praktikum adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat
tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian data
yang diperoleh akan benar pula.

Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan


kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga, pengenalan alat praktikum
bertujuan untuk mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-
alat praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun praktikum terutama
dalam proses praktikum biologi. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan
mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan ataupun proses
penelitian tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali.
Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam
prosedur pemakaiannya. Maka diadakannya pengenalan alat-alat laboratorium agar
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik
dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit. Hal ini
penting agar dapat mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang
tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Dalam praktikum pengenalan
alat-alat laboratorium akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi
masing-masing alat-alat tersebut. sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-
bahan dari mikroba yang tidak diinginkan.

Pengetahuan mengenai fungsi, spesifikasi, cara kerja, serta prinsip kerja alat
merupakan hal yang wajib diketahui mengingat peran alat yang sangat fundamental
dalam kegiatan praktikum ekologi. Selain itu, pengetahuan wajib dimiliki oleh
masing-masing ekolog agar alat tidak mudah rusak mengingat peralatan ekologi
memiliki harga yang kebanyakan tidak murah.

C. Alat

a. Termometer Ruang
b. Hygrometer
c. Evaporimeter Panci Terbuka
d. Secchi disk
e. Soil Tester
f. Kompas
g. Light Trap Set
h. Pit Fall Trap
i. Perangkap Jaring (Sweep Net)
j. Mikroskop Elektron
k. SPSS
l. Molecular Evolutionary Genetics Analysis (MEGA)

D. Metode

Mencari informasi mengenai (i) pengertian, (ii) fungsi, (iii)


kelebihan/kekurangan/keterbatasan alat tersebut, (iv) cara penggunaan (beserta contoh
penggunaannya baik itu dalam bentuk link video youtube, kumpulan gambar, atau
dalam bentuk tulisan narasi), dan (v) cara menganalisis/memahami data hasil dari
penggunaan alat tersebut (tuliskan rumus jika ada rumus, contoh thermometer, jika
hasil penggunaan sekian derajat maka dapat dinyatakan suhu ruangan, dsb), dari alat-
alat berikut ini:

 Alat untuk mengukur suhu udara, seperti : Termometer, Termograf, dsb (boleh
ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk mengukur kelembaban udara, seperti : Psichrometer (boleh
ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk mengukur penguapan air, seperti : Evaporimeter Piche (boleh
ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk mengukur kekeruhan air, seperti : Keping Secchi/Secchi disk
(boleh ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk mengukur pH dan kelembapan tanah, seperti : Soil Tester (boleh
ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk menentukan arah mata angin, seperti : Kompas (boleh ditambah
jika ada yang lain).
 Alat untuk menangkap sample serangga malam terbang, seperti : Light Trap
Set (boleh ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk menangkap serangga tanah, seperti : Pit Fall Trap Set (boleh
ditambah jika ada yang lain).
 Alat untuk menangkap serangga terbang, seperti : Swing net (boleh ditambah
jika ada yang lain).
 Alat untuk melihat sampel mikro, seperti : Mikroskop (boleh ditambah jika
ada yang lain).
 Aplikasi perangkat lunak untuk menganalisis data penelitian ekologi, seperti :
SPSS, PRIMER, PC-ORD, ENVI (boleh ditambah jika ada yang lain).
 Aplikasi perangkat lunak untuk menganalisis data penelitian ekologi berbasis
molekular, seperti : MEGA, Basic Local Alignment Search Tool (BLAST),
sequence scanner, (boleh ditambah jika ada yang lain).
E. Hasil & Pembahasan

1. Alat untuk mengukur suhu udara


Nama Alat :
Termometer Ruang
(Jenis Air Raksa)

Pengertian Merupakan alat ukur suhu udara pada suatu ruangan dan
biasanya diletakkan pada dinding. Prinsip kerjanya tak jauh
berbeda dengan termometer lainnya, karena juga menggunakan
air raksa. Perbedaannya hanyalah terdapat pada skala dari
termometer ini, yaitu berkisar antara suhu -50°C sampai 50°C
(Agung P., 2016).
Fungsi - Dipergunakan untuk mengukur suhu di dalam ruangan
- Dipergunakan untuk laboratorium-laboratorium percobaan
yang membutuhkan kestabilan suhu ruangan
- Dipergunakan untuk mesin penetas yang mau tidak mau
membutuhkan suhu ruangan yang stabil
(Prasko, 2017)
Kelebihan - Hasil pengukuran teliti karena air raksa tidak membasahi
dinding kaca.
- Pada termometer air raksa dengan mudah kita melihat
hasilnya karena mengkilat.
- Air raksa mudah menyerap panas sehingga termometer air
raksa bisa dengan cepat untuk mengukur suhu benda.
- Perubahan volume ada air raksa secara teratur.
- Titik beku air raksa -40°C dan titik didihnya 360°C. Jadi
termometer tersebut bisa digunakan untuk mengukur suhu
pada rentang tersebut (Pak Mono, 2016)
Kekurangan - Harga air raksa lumayan mahal sehingga harga termometer
air raksa pun lebih mahal dibandingkan termometer
alkohol.
- Termometer air raksa tidak bisa digunakan untuk mengukur
suhu dibawah -40°C
- Air raksa tergolong sebagai zat yang beracun, apabila
termometer pecah perlu hati-hati jangan sampai terkena
kulit (Pak Mono, 2016).
Cara penggunaan - Bila zat cair didalam tandon dikenai panas, maka zat cair
tersebut akan memuai.
- Karena zat cair dalam tandon tersebut memuai, maka zat
cair tersebut masuk ke celah pipa kapiler.
- Selanjutnya, suhu tersebut berhenti pada celah tertentu. Dan
dari skala tersebut maka dapat dibaca skala suhu dari benda
atau zat tersebut.
- Secara umum prinsip kerja termometer dapat dipengaruhi
oleh 2 hal yaitu perubahan suhu benda atau zat, dan juga
voluem dari zat atau benda yang akan diukur.
(Agung P, 2016).
https://www.youtube.com/watch?v=NY7v5rdqCIc
Cara menganalisis

Titik tetap atas mengacu pada titik didih air, dimana setiap
termometer mempunyai nilai yang berbeda. Pada skala Celcius
(°C) titik didih air ditetapkan pada skala 100.
Pada Fahrenheit (°F), Kelvin (°K), Reamur (°R), dan Rankine
(°Ra) berturut-turut titik didih air ditetapkan pada skala 212.
373,15. 80. dan 671,67.
Adapun titik tetap bawah ditetapkan berdasarkan titik beku air
dimana Celcius, Fahernheit, Kelvin, Reamur, dan Rankine
berturut-turut titik beku air ditetapkan pada skala 0, 32,
273.25, 0 dan 491.67.
Skala antara titik tetap atas dan titik tetap bawah merupakan
interpolasi antara kedua titik tetap tersebut.
Rumus Konversi Suhu :
- Konversi Suhu Celcius (C)
1. Rumus konversi suhu Celcius ke Fahrenheit :
°F = (9/5) x °C + 32
2. Rumus konversi suhu Celcius ke Kelvin :
K = °C + 273,15
3. Rumus konversi suhu Celcius ke Reamur :
°R = (4/5) °C
4. Rumus konversi suhu Celcius ke Rankine :
°Ra = (°C +273,15) x 9/5
- Konversi Suhu Fahrenheit (F)
1. Rumus konversi suhu dari Fahrenheit ke Celcius :
°C = (°F – 32) x 5/9
2. Rumus konversi suhu dari Fahrenheit ke Kelvin :
K = (°F + 459,67) x 5/9
3. Rumus konversi suhu dari Fahrenheit ke Reamur :
°R = 4/9 (F – 32)
4. Rumus konversi suhu dari Fahrenheit ke Rankine :
°Ra = °F + 459,67
- Konversi Suhu Kelvin (K)
1. Rumus konversi suhu dari Kelvin ke Celcius :
°C = K – 273,15
2. Rumus konversi suhu dari Kelvin ke Fahrenheit :
°F = (K x 9/5) – 459,67
3. Rumus konversi suhu dari Kelvin ke Reamur :
°R = 4/5 (K – 273)
4. Rumus konversi suhu dari Kelvin ke Rankine :
°Ra = K x 9/5
- Konversi Suhu Reamur (R)
1. Rumus konversi suhu dari Reamur ke Celcius :
°C = °R / 0,8
2. Rumus konversi suhu dari Reamur ke Fahrenheit :
°F = (°R x 2,25) + 32
3. Rumus konversi suhu dari Reamur ke Kelvin :
K = (°R / 0,8) + 273,15
4. Rumus konversi suhu dari Reamur ke Rankine :
°Ra = (°R x 2,25) + 491,67
- Konversi Suhu Rankine (Ra)
1. Rumus konversi suhu dari Rankine ke Celcius :
°C = (°Ra – 491,67) x 5/9
2. Rumus konversi suhu dari Rankine ke Fahrenheit :
°F = °Ra – 459,67
3. Rumus konversi suhu dari Rankine ke Fahrenheit :
K = °Ra x 5/9
4. Rumus konversi suhu dari Rankine ke Reamur :
°R = (°Ra / 1,8 + 273,15) 0,8
(Bang Day, 2018).

2. Alat untuk mengukur kelembaban udara


Nama Alat :
Hygrometer
Pengertian Sebuah alat yang dapat digunakan untuk menentukan
kelembaban atmosfer yang mana dapat menunjukkan
kelembaban yang relatif. Maksud dari relatif ini adalah
persentase dari kelembaban udara, kelembaban mutlak, atau
dari keduanya (Achmadi, 2019)
Fungsi - Meramal cuaca disekitar
- Mengetahui dan monitoring kelebaban laboratorium
- Mengetahui kelembaban dari ruang penyimpanan
- Berguna dalam kegiatan pembuatan tanaman
- Diletakkan dalam Box penyimpanan barang (misal : dry
Box untuk penyimpanan kamera)
- Dipakai untuk sebuah penelitian (Achmadi,2019 )
Kelebihan Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif
secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah
pembacaan temperatur ke data kelembaban udara (Maria
Deswita, 2012).
Kekurangan Pada saat pengukuran menggunakan hygrometer selama
pembacaan harus diberi aliran udara yang berhembus ke arah
alat dengan secarik kertas atau kipas, sedangkan pada cling
alatnya harus diputar (Maria Deswita, 2012).
Cara penggunaan Cara menggunakan hygrometer itu sangat sederhana, tidak
jauh berbeda dengan alat ukur termometer. Caranya yaitu
dengan meletakkan alat ini di tempat yang ingin diukur
kelembabannya. Lalu anda hanya perlu menunggu beberapa
saat saja dan kemudian dibaca skala yang ditunjukkan. Skala
yang terlihat umumnya ditandai dengan persen (%) bersama
dengan derajat celcius (Achmadi, 2019)
https://www.youtube.com/watch?v=6J1lMwjAKII
Cara menganalisis RH merupakan satuan pengukuran yang mempresentasikan
jumlah titik-titik air di udara pada suhu tertentu, lalu
dibandingkan dengan jumlah maksimum titik-titik air yang
dapat dikandung di udara pada suhu tersebut.
Semakin tinggi nilai RH maka semakin tinggi terjadinya
pengembunan. 100% RH berarti bahwa penambahan titik-titik
air di udara akan berlangsung mengembun.
Tingkat kelembaban yang ideal adalah 50-55% RH. 50% RH
menunjukkan bahwa udara terisi setengah dari kapasitas
maksimum air yang bisa ditampung di udara.
Maka dari itu rumus kelembaban udara sebagai berikut ;
LR = e/E x 100%
Keterangan :
LR : Kelembaban Relatif
e : Kandungan uap air aktual di udara
E : Kemampuan maksimal udara dalam mengandung uap air.
(Nur Aini, 2020).

3. Alat untuk mengukur penguapan air


Nama Alat :
Evaporimeter Panci
Terbuka

Pengertian Evaporimeter panci terbuka adalah sebuah alat yang dirangkai


sedemikian rupa sehingga dapat mencatat jumlah penguapan
yang terjadi selama 24 jam (Aprilia Erlita, 2015).
Fungsi Mengukur evaporasi (Fauzi Albar Rasyidin, 2012).
Kelebihan Penggunaannya lebih mudah dan murah (Fauzi Albar
Rasyidin, 2012).
Kekurangan Alat ini tidak dapat mengukur secara langsung baik penguapan
dari permukaan air dalam alam, evapotranspirasi nyata,
maupun evapotranspirasi potensial (Fauzi Albar Rasyidin,
2012).
Cara penggunaan - Hook gauge dipasang diatas bejana still well
- Skrup pengatur diputar pada hook gauge sampai ujung
jarum tepat pada permukaan air.
- Hook gauge daingkat dan dibaca serta dicatat angka yang
ditunjukkan skala atau micrometer.
- Ketinggian permukaan air didalam panci diukur pada awal
periode waktu pengamatan dan akhir periode waktu
tersebut. selisihnya (setelah dikoreksi dengan banyaknya
curah hujan yang jatuh selama periode waktu pengamatan)
adalah besarnya penguapan
- Esok harinya dilakukan pengamatan seperti diatas dan
keduanya itu dapat menentukan jumlah penguapan yang
terjadi dalam 24 jam.
- Jika air didalam panci hampir habis, maka diisi kembali
hingga air mencapai tenda atau skala yang telah ditentukan.
Begitupun sebaliknya dengan mengurasnya jika air meluap.
- Hasil pengamatan dicatat di buku observasi, lalu disalin di
back up synop dan dilaporkan dalam AGM IB, dan laporan
data penguapan.
(Aprilia Erlita, 2015).
https://www.youtube.com/watch?v=2qhYz6HtHSI
Cara menganalisis Evaporasi dari suatu waduk atau danau dalam waktu yang
berurutan dapat ditentukan dengan mengunakan persamaan
matematik sebagai berikut :
E0 =I −O−∆ S
Keterangan :
I = Masukan air ke waduk ditambah curah hujan yang
langsung jatuh pada permukaan waduk
O = Air keluaran dari waduk ditambah bocoran air dalam
tanah (seepage)
∆ S=¿ Perubahan kapasitas tampung waduk
(C Asdak, 2007)

4. Alat untuk mengukur kekeruhan air


Nama Alat :
Secchi Disk

Pengertian Secchi disk merupakan alat instrumen untuk mengukur


kecerahan badan perairan, baik perairan tawar maupun laut
atau asin. Secchi disk pertama kali diciptakan oleh ahli
astrofisika yang bernama Fr. Pietro Angelo Secchi pada abad
19  berbentuk lempeng dengan ukuran bervariasi berwarna
putih. Seiring dengan penelitian dan perkembangan secchi disk
kemudian dimodifikasi terus menerus. Secchi disk yang
berukuran diameter 8 inchi dan diberi warna hitam dan putih
berbentuk kuadrat (4 arsiran) merupakan modifikasi dari
George C. Whipple (Laboratorium MSP. FPPB UBB, 2018).
Fungsi Secchi disk digunakan untuk melihat sebarapa jauh jarak
(kedalaman) penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam
perairan (Khairunnisa sang, 2011).
Kelebihan Alat ini sering digunakan karena bentuk dan penggunaannya
yang praktis (Khairunnisa sang, 2011).
Kekurangan Sebagai alat ukur kecerahan perairan dalam mengukur
transparasi air, perolehan datanya masih sebatas perkiraan atau
tidak terlalu akurat (Khairunnisa sang, 2011).
Cara penggunaan Penurunan Secchi disk diharapkan pada tempat yang terpapar
langsung dengan cahaya atau tidak membelakangi cahaya, hal
ini agar lebih mudah untuk melihat atau mengamati secchi
disk.
1. Terlebih dahulu ikatkan secchi disk dengan tali.
2. Turunkan piring secchi disk ke perairan secara
perlahan, sampai tidak terlihat.
3. Catat dikedalaman berapa meter secchi disk sampai
dengan terlihat (D1)
4. Angkat perlahan secchi disk sampai dengan terlihat.
5. Kemudian catat dikedalaman berapa meter secchi disk
terlihat (D2).
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal ulangi
langkah tersebut sampai 3 kali.
(Laboratorium MSP. FPPB UBB, 2018).
https://www.youtube.com/watch?v=h5-mIeKWo74
Cara menganalisis Kecerahan perairan dapat dinilai dengan angka kuantitatif
dengan satuan meter/persen. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kecerahan seperti keadaan cuaca, waktu
pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi serta ketelitian
orang yang melakukakn pengukuran. Rumus kecerahan
peraian :
D1+ D 2
Kecerahan =
2
(Laboratorium MSP. FPPB UBB, 2018).

5. Alat untuk mengukur pH dan kelembaban tanah :


Nama Alat :
Soil Tester

Pengertian Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur


kelembaban tanah yang dinyatakan dalam satuan pH.
(Astrid Junita, 2020).
Fungsi Untuk mengukur pH dan kelembaban tanah (Pingkrystal,
2016).
Kelebihan - Alat yang praktis sehingga mudah dibawa kemana-mana
karena ukurannya kecil.
- Memiliki double fungsi sehingga alat ini sangat dibutuhkan
dalam kegiatan praktikum.
- Tidak menggunakan tenaga atau bahan yang habis pakai.
(Khosyik, 2018).
Kekurangan Apabila digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama,
maka pengukuran menjadi tidak akurat seperti awal (Khosyik,
2018).
Cara penggunaan - Menancapkan ujung alat ke tanah yang ingin diukur.
- Kemudian tombol ditekan dengan lama untuk mengukur
pH tanah dan dengan menekan tombol untuk mengukur
kelembaban tanah.
- Lalu dilihat penunjuk pada soil tester.
- Nilai yang diatas menunjukkan pH tanah 3-8 dan nilai yang
dibawah menunjukkan nilai kelembaban tanah dalam
satuan (x 10%)
(Pingkrystal, 2016).
https://www.youtube.com/watch?v=NKh7wZawAzY
Cara menganalisis massa air
Kadar air = x 100%
massa butiran tanah
Kadar air tanah (soil water content) dapat dinyatakan dalam %
berat air, % volume air atau inch air tiap foot tanah, kadang
inch air per inch tanah. Water content by volume diperoleh
dengan mengalirkan water content by weight dengan bulk
density tanah. Bulk density tanah adalah berat relatif tanah
kering dibanding dengan berat air pada volume yang sama (I
Wayan dan Yani, 2015).
6. Alat untuk menetukan arah mata angin
Nama Alat :
Kompas

Pengertian Kompas merupakan alat navigasi berupa panah penunjuk


magnetis yang menyesuaikan dirinya dengan medan magnet
bumi untuk menunjukkan arah mata angin. Kompas bekerja
berdasarkan medan magnet. Oleh karena itu jarumnya akan
selalu menunjuk arah utara-selatan magnetis (Ahmad Izzuddin.
2012).
Fungsi Untuk mencari arah utara magnetis dan mengukur besarnya
sudut peta ( Ahmad Izzuddin. 2012).
Kelebihan - Kompas dibuat sebagai perlatan yang kuat dan tidak mudah
dihancurkan.
- Tidak membutuhkan daya baterai apalagi koneksi internet
untuk mengoperasikannya.
- Tidak memerlukan pembaruan perangkat lunak untuk
mendukung sistem kerjanya.
(Ayu Isti Prabandari, 2020).
Kekurangan Tidak mudah dan membutuhkan ketelitian (Ayu Isti
Prabandari, 2020).
Cara penggunaan 1. Meletakkan kompas di atas permukaan yang datar,
setelah jarum kompas tidak bergerak maka jarum
tersebut akan menunjukkan utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir, melalui celah pada kaca
pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira-
kira bersudut 50° dengan kaca dial
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas terleihat
dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada
tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik
agar mudah terlihat melalui kaca pembesar.
4. Apabila sasaran bidik 40°, maka bidiklah ke arah 40°.
Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu titik
sasaran sepanjang jalur 40°. Kemudian mencari sebuah
benda yang menonjol atau tingi diantara benda lain
disekitarnya, sebab rute ke 40° tidak selalu benar
( Ahmad Izzuddin. 2012).
https://www.youtube.com/watch?v=pqsDj-1J77s
Cara menganalisis Untuk kompas dengan sistem kuadran misalnya hasil
pembacaan jurus 45° kemiringan 25°, maka tata cara
penulisannya adalah S 45° W / 25° NW, dimana NW
menunjukkan arah kemiringan (Feronika Purba, 2020)

7. Alat untuk menangkap sample serangga malam terbang


Nama Alat :
Light Trap Set

Pengertian Merupakan suatu unit alat untuk menangkap atau menarik


serangga pada malam hari (Nurmanihsan, 2012).
Fungsi - Untuk mengetahui keberadaan atau jumlah populasi
serangga di lahan pertanian.
- Untuk monitoring sekaligus juga pengendalian.
- Sebagai deteksi dini wereng coklat imigran dan ngengat
penggerek batang padi sehingga dapat mengetahui
datangnya hama imigran dan puncak tangkapan populasi
suatu hama.
(Nurmanihsan, 2012).
Kelebihan - Petani sehat
- Ekosistem sehat
- Hasil panen sehat
- Bekerja secara otomatis
- Praktis (untuk berbagai hama dan berbagai tanaman)
- Bisa dipindah-pindah
- Tidak meninggalkan residu
- Tidak menimbulkan kekebalan terhadap hama (imun)
- Peluan hasil panen luas
(Susanto, 2016).
Kekurangan Bagi petani awam alat ini dipasang mudah hilang karena
dampak lingkunga (tangan jahil) (Susanto, 2016).
Cara penggunaan Cara kerja perangkap ini, lampu diletakkan di dalam lahan
sawah di pinggir pematang. Letak bisa disesuaikan dengan
kondisi tempat karena alat ini menggunakan lampu sehingga
memerlukan sumber aliran listrik. Satu unit lampu perangkap
sebagai monitoring dapat digunakan untuk luasan 300-500 ha,
sedangkan untuk pengendalian seluas 50 ha. Lampu
dinyalakan setiap hari mulai dari pukul 6 pagi – 6 sore dan
hasil tangkapan diambil setiap pagi kemudian diamati jenis
serta jumlah serangga yang tertangkap (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2019).
https://www.youtube.com/watch?v=UIdlzN76_yw
Cara menganalisis Indeks keanekaragaman merupakan suatu penggambaran
secara matematik untuk mempermudah dalam menganalisis
informasi mengenai jumlah jenis individu serta berapa banyak
jumlah jenis individu yang ada dalam suatu area. Keuntungan
dari indeks ini adalah dapat memperhitungkan jumlah spesies
dan kemerataan spesies. Indeks tersebut meningkat seiring
dengan penambahan spesies unik atau dengan adanya
kemerataan spesies yang lebih besar.
¿
H = ∑ Pi ∈Pi dimana Pi = N
Keterangan :
Ni adalah jumlah individu jenis ke-i
N adalah jumlah individu seluruh jenis
Pi adalah kelimpahan relatif dari masing-masing spesies,
dihitung sebagai proporsi individu dari spesies yang diberikan
kepada total jumlah individu dalam komunitas.
(Hanna dkk,. 2015).

8. Alat untuk menangkap serangga tanah


Nama Alat :
Pitfall Trap

Pengertian Merupakan jenis perangkat yang cukup sederhana namun


efektif dan sangat berguna untuk menjerat serangga. Metode
pitfall trap merupakan metode penangkapan hewan dengan
sistem perangkap, khususnya untuk organisme yang hidup di
permukaan tanah atau dibagian serasah contohnya serangga
(Adi dan Widayat, 2018).
Fungsi Berfungsi untuk menangkap, menjerat, dan mempelajari
serangga penggali tanah, rayap, kumbang, ataupun serangga-
serangga lain yang mempunyai mobilitas diatas tanah (Adi dan
Widayat, 2018).
Kelebihan Tidak diperlukan alat atau bahan yang sulit dibuat dan dicarai
(dapat dibuat dari toples), dan tidak terlalu menarik perhatian
karena terletak dalam tanah (Novia dan Dyah, 2007).
Kekurangan Tutup trap dapat lepas atau hilang, jika hujan atau terjadi
banjir dapat kemasukan air (Novia dan Dyah, 2007).
Cara penggunaan Prinsip kerja Pitfall trap yaitu mengarahkan hewan target ke
lubang perangkap. Pitfall trap dapat dibuat dengan cara
membuat lubang jebakan kemudian dimasukkan kaleng yang
telah dilubangi, untuk mencegah adanya genangan air jika
hujan turun. Kemudian kaleng dipasang timbal balik dan
saling berhadapan, posisi kaleng harus sejajar dengan tanah.
Kemudian dbuat pagar pengarah yang diletakkan diantara
kedua lubang jebakan dengan menggunakan terpal yang diikat
pada tiang.
Pemasangan Pitfall trap sebaiknya dilakukan pada sore hari
atau menjelang malam hari. Pengecekan dilakukan 1x1 jam
untuk mencegah hewan-hewan yang telah terperangkap mati
atau lolos (Nurjatmi Puter, 2020).
https://www.youtube.com/watch?v=z05bIpseAp0
Cara menganalisis Indeks keanekaragaman merupakan suatu penggambaran
secara matematik untuk mempermudah dalam menganalisis
informasi mengenai jumlah jenis individu serta berapa banyak
jumlah jenis individu yang ada dalam suatu area. Keuntungan
dari indeks ini adalah dapat memperhitungkan jumlah spesies
dan kemerataan spesies. Indeks tersebut meningkat seiring
dengan penambahan spesies unik atau dengan adanya
kemerataan spesies yang lebih besar.
¿
H = ∑ Pi ∈Pi dimana Pi = N
Keterangan :
Ni adalah jumlah individu jenis ke-i
N adalah jumlah individu seluruh jenis
Pi adalah kelimpahan relatif dari masing-masing spesies,
dihitung sebagai proporsi individu dari spesies yang diberikan
kepada total jumlah individu dalam komunitas.
(Hanna dkk,. 2015).

9. Alat untuk menangkap serangga terbang


Nama Alat :
Perangkap
Jaring
(Sweep Net)

Pengertian Merupakan jaring serangga yang dapat dibuat dari kayu, kawat, dan
kain kelambu (Simanjuntak dan Hadikastowo, 1996).
Fungsi Berfungsi untuk menangkap serangga-serangga kecil yang gesit dan
berada di rerumputan atau pada pucuk-pucuk tanaman (Annisa Ratu,
2013).
Kelebihan - Terbuat dari bahan ringan dan kuat seperti kain kasa
- Mudah diayunkan dan serangga yang tertangkap dapat terlihat.
(Anna Sari dkk, 2014).
Kekurangan -
Cara Sweep net dapat digunakan dengan dua cara. Pertama, mengayunkan
penggunaan pada tanaman, dalam keadaan ini diperlukan kecepatan dan
keterampilan, khususnya bagi serangga terbang cepat. Kedua
menyapukan disekitar tanaman, disini akan diperoleh jumlah dan jenis
serangga yang relatif kecil (Maqsalina, 2016).
https://www.youtube.com/results?
search_query=cara+kerja+sweep+net
Cara Serangga yang sudah didapatlan kemudian dipisahkan berdasarkan
menganalisi family dan proses identifikasi dilakukan pada tingkat famili serta
s menghitung jumlahnya. Terdapat beberapa kriteria untuk menganalisis
atau melakukan pengukuran pada suatu populsi yaitu terdiri dari :
komposisi jenis, keanekaragaman, kekayaan jenis, kurva jenis atau
kekayaan jenis. Data komposisi spesies dan jumlah individu serangga
predator digunakan untuk menganalisis kelimpahan serta
keanekaragaman dari spesies serangga predator. Untuk mnegetahui
kelimpahan spesies dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

¿
∑ serangga spesies i
∑ total serangga
Dimana Pi = nilai kelimpahan
(Fahruddin Hamzah,2019).

10. Alat untuk melihat sampel mikro

Nama Alat :
Mikroskop Elektron

Pengertian Kata mikroskop sendiri berasal dari dua kata dalam Bahasa
Yunani yaitu micros yang berarti kecil dan scopein yang
berarti melihat. Secara pengertian, mikroskop adalah suatu alat
bantu penglihatan berlensa yang digunakan untuk melihat
benda-benda atau organisme-organisme berukuran sangat kecil
yang tak kasat mata. Mikroskop mampu memperbesar
bayangan suatu benda mulai dari 40 kali, 100 kali, 300 kali,
400 kali, bahkan sampao 1000 kali dan seterusnya yang
tentunya seiring perkembangan zaman akan semakin
bertambah besar pembesaran yang bisa dilakukan oleh
mikroskop (Teuku Rifki, 2020).
Jenis mikroskop elektron ini ialah mampu untuk melakukan
pembesaran objek sampai 2 juta kali, dengan menggunakan
elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan
pembesaran objek dan resolusi yang lebih bagus daripada
mikroskop cahaya (Firdaustoliz, 2019).
Fungsi Fungsi mikroskop adalah alat bantu untuk melihat benda-
benda serta organisme kecil yang tidak akan bisa dilihat hanya
dengan mata telanjang. Ada beberapa mikroskop dengan
fungsi yang lebih spesifik untuk melihat suatu jenis objek
mikroskopis tertentu saja, tetapi pada intinya fungsi utama
mikroskop tetaplah sama (Teuku Rifki, 2020).
Kelebihan Dapat menghasilkan gambar lebih besar, jelas, serta lebih baik
daripada mikroskop cahaya (Firdaustoliz, 2019).
Kekurangan Mikroskop ini membutuhkan proyektor dan ruangan yang luas
dalam melihat hasil pengamatan (Firdaustoliz, 2019).
Cara penggunaan Cara kerja dari mikroskop scanning electron adalah sinar dari
lampu dipancarkan pada lensa kondensor, sebelum masuk pada
lensa kondensor ada pengatur dari pancaran sinar elektron
yang ditembakkan. Sinar yang melewati lensa kondensor
diteruskan lensa objektif yang dapat diatur maju mundurnya.
Sinar yang melewati lensa objektif diteruskan pada spesimen
yang diatur miring pada pencekamnya, spesimen ini disinari
oleh deteksi x-ray yang menghasikan sebuah gambar yang
diteruskan pada layar monitor (S. M. B. Respati, 2008).
https://www.youtube.com/watch?v=zLTSpq0fkJI
Cara menganalisis Menghitung Pembesaran :
Pembesaran menggambarkan seberapa besar suatu objek
muncul ketika dilihat melalui mikroskop dibandingkan dengan
mata tanpa bantuan. Angka pada lensa mata dan tujuan yang
ditandai dengan simbol perkalian (X) memberitahukan berapa
kali lensa setiap bagian mikroskop memperbesar objek.
- Untuk menghitung pembesaran total dari objek apapun
yang dilihat di bawah mikroskop, nomor dikalikan
pada eyepiece dengan nomor pada tujuan dimana kita
dapat melihat objek.
- Misalnya jika perbesaran lensa mata adalah 4 dan
perbesaran daya rendah adalah 10, maka total
perbesaran di bawah objektif daya rendah adalah 40.
Dengan lensa mata yang sama dan perbesaran daya
tinggi 40, pembesaran total dibawah daya tinggi tujuan
akan 160
- Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung
selisih antara kedua titik (diameter bidang pandang )
dengan rumus : L = π r 2
Keterangan :
L adalah luas bidang
π adalah 3,14
radalah jari-jari
(Dwi Wati, 2020)

11. Aplikasi perangkat lunak untuk menganalisis data penelitian ekologi


Nama Alat :
SPSS
Pengertian SPSS (Statistikal Package for the Social Sciens) dimana pada
waktu itu SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data
statistik untuk ilmu-ilmu sosial, sehingga sekarang
kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai jenis
pengguna (user), seperti proses produksi di pabrik, riset ilmu
sains dan lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan
SPSS adalah (Statistical Product and Service Solutions ) yang
artinya adalah sebuah program aplikasi yang memiliki
kemampuan untuk analisis statistik cukup tinggi serta sistem
manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan
menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana
sehingga mudah dipahami untuk cara pengoperasiannya
(Donny Ady Darmawan, 2016).
Fungsi - Menganalisis statistik dengan keakuratan yang cukup
tinggi, serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis
dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak
dialog sederhana.
- Digunakan pada berbagai riset pemasaran, pengendalian,
dan perbaikan mutu
- SPSS dapat membaca berbagai macam jenis data atau
memasukkan data secara langsung ke dalam SPSS data
editor.
(Dewi Puspita, 2016).
Kelebihan - Mampu mengakses data dari berbagai macam format yang
tersedia, seperti pada dBase, Lotus, Text file dan lain-lain.
Sehingga data yang sudah ada dari berbagai format data
dapat langsung digunakan untuk dianalisis.
- SPSS memberikan tampilan data yang lebih informatif.
- Memberikan informasi lebih akurat dengan memberikan
kode alasan jika terjadi missing data.
- Mudah digunakan, pengguna tidak perlu belajar bahasa
pemograman.
(Donny Ady Darmawan, 2016).
Kekurangan - Meskipun tergolong program yang mudah digunakan,
namun untuk dapat menjalankan program ini, pengguna
minimal harus mengetahui dasar ilmu statistik terlebih
dahulu.
- Berkembangnya versi terbaru dengan cepat dan tampilan
secara fisik yang terkadang berbeda dengan versi lama
membutuhkan adaptasi dengan pengguna untuk dapat
menjalankan program ini. Dan jangan lupa pilih seri SPSS
yang sesuai dengan spesifikasi komputer yang anda
gunakan.
(Donny Ady Darmawan, 2016).
Cara penggunaan - Input data, langkah awal saat mengoperasikan SPSS adalah
dengan memasukkan data. Masukkan data dalam Data
View, untuk pengaturan dan memberi nama variabel pada
Variabel View.
- Proses, sebelum dilakukan proses analisis data, pastikan
bahwa sudah memilih terlebih dahulu jenis analisis yang
digunakan untuk mengolah data. Berbagai jenis analisis
terdapat pada menu Analyze.
- Output, setelah proses analisis data dilakukan, kemudian
akan muncul hasil analisis pada jendela output. Hasil
analisis dapat berupa angka yang tersusun dalam tabel
maupun grafik sesuai jenis analisis yang digunakan.
(Donny Ady Darmawan, 2016).
https://www.youtube.com/watch?v=rTAs2XY245w
Cara menganalisis Beberapa Rumus- rumus Statistik yang Sering Digunakan :
Nilai tengah sampel :
+x́ =
∑ +x
n
Varians Sampel :
2
n ∑ + x 2−(∑ + x)
+ s2=
n(n−1)
Peluang keadaan :
P ¿+ (+ A ∩+ B+ ¿
+P\left+(+B│A+right+) =
P¿+ ¿ ¿
(Syafdillah, 2012).

12. Aplikasi perangkat lunak untuk menganalisis data penelitian ekologi berbasis
molekular.
Nama Alat :
Molecular
Evolutionary
Genetics Analysis
(MEGA)

Pengertian Merupakan program aplikasi komputer yang didesain untuk


membandingkan dan menganalisis sekuens gen yang homolog
(Ika Maryamah, 2015).
Fungsi - Sebagai pengambilan kesimpulan hubungan evolusi dari
sekuens yang homolog
- Memperkirakan keragaman evolusi netral dan selektif
diantara sekuens.
(Ika Maryamah, 2015).
Kelebihan - Dapat mengetahui tingkat kemiripan antara sekuen satu
dengan sekuen pembanding (standart)
- Dapat digunakan untuk 2 tujuan sekaligus yaitu
pengambilan kesimpulan hubungan evolusi dari sekuen-
sekuen yang homolog dan memperkirakan keragaman
evolusi netral dan selektif diantara sekuen
- Dilengkapi dengan hasil berupa diagram pohon filogenik
serta matrik jarak evolusi.
(Harumi dkk, 2016).
Kekurangan -
Cara penggunaan Dilakukan instal program Mega-7 dan diperoleh seperti
gambar berikut :
Kemudian dilanjutkan tahap editing

Langkah selanjutnya adalah memilih menu “align” dilanjutkan


dengan “edit/build alignment”, dipilih halaman baru dan
dimasukkan sekuen yang akan dianalisis, seperti gambar
berikut

Kemudian muncul kotak dialog “Select on options”.


Selanjutnya dipilih “Create a new” untuk membuat halaman
baru
Setelah itu dipilih menu DNA yang akan dianalisis

Kemudian muncul data sekuen yang akan dianalisis

Kemudian muncul pilihan DNA atau protein sebagai data type


yang akan dianalisis keragaman filogeniknya, karena yang
akan dianalisis adalah DNA maka dipilih DNA seperti gambar
dibawah ini. Data akan dianalisis dengan cara Edit-Insert
sequence from file, dengan memilih file dari komputer seperti
gambar berikut
Pada tahap alignment dimasukkan 10 sekuen yang akan
dianalisis (termasuk standart), namun sekuen yang terbaca
dengan baik hanya 5 sekuen, yaitu : sampel-4 (pGEM-BDT2),
sampel-1 (pGEM-BDT4), sampel-5 (pGEM-BDT50), untuk
sycle cycling, 25 kali pada suhu annealing 50C dan sampel-2
(pGEM-BDT8), sebagai pembanding (standart) yaitu sampel-3
(pGEM-std). Kemudian dimasukkan dengan cara copy paste
ke dalam kotak yang tersedia, dengan ketentuan format
penulisan FASTA sebagai berikut : “>NamaSPecies” dan tidak
lebih dari 30 karakter (angka tanpa spasi), langkah berikutnya
adalah menekan tombol Open, sehingga akan muncul basa
DNA dari masing-masing sekuen

Kemudian disimpan dalam format MEGA dengan cara klik


Data-Export-MEGA format,

Untuk menyimpan file, digunakan save as dengan mengetik


nama file :

Langkah terkahir adalah membuat diagram filogeniknya dan


melakukan analisis

Akan diperoleh tampilan pohon filogenik seperti berikut :

(Harumi dkk, 2016).


https://www.youtube.com/watch?v=1V1OlELarVY
Cara menganalisis Dari implementasi diatas Tampilan diagram pohon filogenetik
serta hubungan kekerabatan ditunjukkan oleh jarak terdekat
terhadap sekuen standart. Dari uraian diatas maka tampak data
sekuensing dengan hasil paling konsisten yang ditandai dengan
kemiripan tinggi dibanding dengan pGEM standart, yaitu
terlihat pada jarak paling dekat, hal tersebut menunjukkan
hubungan kekerabatan paling dekat. Dengan demikian dari
hasil tampilan diagram pohon filogenik (Phylogenetic tree)
menggunakan program analisis Mega 7 dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
- Masing-masing titik dalam pencabangan
direpresentasikan sebuah pemisahan garis evolusi
(kekerabatan) ke dalam dua sekuen yang berbeda.
- Panjang masing-masing cabang pada titik berikutnya
menunjukkan jumlah sekuen yang berubah yang terjadi
sebelum level pemisahannya.
- Panjang yang sama menunjukkan sekuen mempunyai
rata-rata evolusi yang sama hal ini ditunjukkan bahwa
panjang garis yang ada berpangkal dari pangkal pohon
utama.
(Harumi dkk, 2016).

F. Kesimpulan

Dari data dan pembahasan hasil praktikum maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu setiap alat memiliki prinsip kerja yang berbeda-beda karena setiap alat memiliki
spesifikasi yang berbeda sesuai dengan objek atau hal yang akan ditentukan. Terdapat
alat yang dapat digunakan secara digital dan juga manual. Dalam penelitian ekologi
tentunya penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan fungsinya. Alat yang
bersifat manual biasanya memiliki teknik penggunaan yang cukup bertahan bila
dibandingkan dengan alat yang bersifat digital. Walaupun begitu, alat yang bersifat
digital juga memiliki beberapa kelemahan seperti sensitivitas tinggi sehingga
pengguanaannya harus dilakukan secara hati-hati dan secara ekonomis lebih mahal
dari alat yang bersifat manual.

Supaya dapat menggunakan alat dengan benar hendaknya kita harus


mengetahui dan memahami semua prinsip kerja dari setiap alat. Kita juga harus
berhati-hati dalam menggunakan alat tersebut.

G. Daftar Pustaka
Agung. 2016. “Jenis-jenis Alat Ukur Suhu yang Paling Banyak Digunakan”.
https://serviceacjogja.pro/alat-ukur-suhu/#:~:text=3.%20Termometer
%20Ruang,C%20sampai%2050%C2%B0C. Diakses pada 16 November
2020 pukul 15.47.
Achmadi. 2019. Higrometer : Gambar, Fungsi, dan Cara Kerjanya.
https://www.pengelasan.net/higrometer/ Diakses pada 16 November 2020
pukul 12.44.
Annisa Ratu Aqilah. 2013. Cara Koleksi Serangga.
http://planthospital.blogspot.com/2013/10/entomologi-serangga-cara-
koleksi.html Diakses pada 18 November 2020 pukul 09.50.
Aprilia Erlita. 2015. Evaporimeter Panci Terbuka.
https://apriliaerlita.com/2015/02/21/903/#:~:text=Evaporimeter%20panci
%20terbuka%20adalah%20sebuah,yang%20tejadi%20selama
%2024%20jam.&text=Gambar%20di%20atas%20merupakan
%20salah,jenis%20united%20class%20a%20pan. Diakses pada 18
November 2020 pukul 18.45.
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Astrid Junita. 2020. Makalah Soil Tester.
https://www.academia.edu/43224195/MAKALAH_SOIL_TESTER
Diakses pada 19 November 2020 pukul 08.45.
Ayu Isti Prabandari. 2020. https://www.merdeka.com/jateng/8-cara-menggunakan-
kompas-perhatikan-arah-mata-angin-kln.html?page=1 Diakses pada 19
November 2020 pukul 09.37.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2019.
http://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/1081/#:~:text=Corong
%20merupakan%20tempat%20masuknya%20serangga,lahan%20sawah
%20di%20pinggir%20pematang. Diakses pada 23 November 2020 pukul
11.25.
Bang day. 2018. Konversi Suhu – Celcius, Kelvin, Fahrenheit, Reamur, dan Rankine
Secara online. https://www.climate4life.info/2018/06/konversi-online-
satuan-suhu-celcius-kelvin-fahrenheit-reamul-rankine.html Diakses pada 23
November 2020 pukul 13.58.
Basuki. 1998. Prinsip Kerja Alat Ukur. Jakarta: Dikmenjur.
Degeng, I Wayan dan Prabowo Yani. 2015. Alat Ukur Kelembaban Tanah Berbasis
Atmega 8535. Jurnal Arsitron. Vol. 6 No. 1.
Dewi Puspita. 2016. Pengertian, Sejarah, dan Manfaat SPSS.
http://dewipuspitaa.blogspot.com/2016/08/pengertian-sejarah-dan-manfaat-
spss.html Diakses pada 21 November 2020 pukul 18.35.
Donny Ady Darmawan. 2016). Kelebihan dan Kekurangan SPSS.
http://yammygang.blogspot.com/2016/04/spss-adalah-software-statistik-
yang.html Diakses pada 22 November 2020 pukul 20.42.
Dwi Wati. 2020. Laporan Praktikum Biologi Dasar.
https://www.academia.edu/40431098/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLO
GI_DASAR 24 November 2020 pukul 13.14.
Fahruddin Hamzah. 2019. “Keanekaragaman Serangga Predator Pada Tanaman
Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) di Kecamatan Sumberejo Kabupaten
Tanggamus”. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
Fathir, Amin. 2011. Ekologi II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fauzi Albar Rasyidin. 2012. Laporan Praktikum Agroklimatologi.
http://kamaratas190.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-
agroklimatologi.html Diakses pada 22 November 2020 pukul 21.47.
Feronika Purba. 2020.
https://www.academia.edu/11470917/cara_menggunakan_kompas_geologi
Diakses pada 24 November 2020 pukul 09.14.
Firdaustoliz. 2019. Macam-macam Mikroskop Beserta Kelebihan dan
Kekurangannya. https://firdaustoliz.blogspot.com/2019/07/macam-macam-
mikroskop-beserta-kelebihan.html Diakses pada 23 November 2020 pukul
06.55.
Ika Maryamah. 2015. Aalisis Filogeni Menggunakan Software Mega.
https://ikamaryamahbiochemist.wordpress.com/2015/06/06/analisis-
filogeni-menggunakan-software-mega/ Diakses pada 23 November 2020
pukul 23.26.
Izzuddin, Ahmad. 2012. Ilmu Falak Praktis. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Khairunnisa sang. 2011. Alat Biota Perairan. http://khairunnisa-
sasang.blogspot.com/2011/11/alat-biota-perairan_30.html Diakses pada 19
November 2020 pukul 12.15.
Kartikasari, Hanna dkk,. 2015. Analisis Biodiversitas Serangga di Hutan Malabar
Sebagai Urban Ecosystem Services Kota Malang Pada Musim Pancaroba.
Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 3, No. 8.
Khosyik, 2018. Kelebihan, Kekurangan, dan Prinsip Kerja Alat Praktikum
Geomorfologi Dasar. http://khosyik12.blogspot.com/2018/04/kelebihan-
kekurangan-dan-prinsip-kerja.html#:~:text=Soil%20Tester%2C
%20kelebihan%20soil%20tester,karena%20ukurannya%20yang%20kecil
%20juga.&text=Sementara%20itu%20kekurangan%20dari%20soil,menjadi
%20tidak%20akurat%20seperti%20awal. Diakses pada 22 November 2020
pukul 22.00.
Laboratorium MSP. FPPB UBB. 2018. Secchi Disk dan Cara Pengukuran Kecerahan.
http://laboratoriummspubb.blogspot.com/2018/07/secchi-disk-dan-cara-
pengukuran.html Diakses pada 19 November 2020 pukul 10.31.
Laila, Khusucidah. 2006. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Maria Deswita. 2012. Meteorologi Laut. http://blog.ub.ac.id/madestaa/alat-alat-
meteorologi-ik2011/ Diakses pada 19 November 2020 pukul 06.53.
Maqsalina. 2016. Beberapa macam Penangkap Serangga.
https://maqsalina.blogspot.com/2016/06/entomologi.html Diakses pada 26
November 2020 pukul 08.24.
Nur Aini. 2020. Kelembaban Udara : Pengertian – Alat Ukur dan Rumus
Menghitungnya. https://haloedukasi.com/kelembaban-udara Diakses pada
23 November 2020 pukul 14.53.
Nurjatmi Puteri Mayang Sari. 2020. Laporan Metode Lapangan.
https://www.academia.edu/11139243/Laporan_metode_lapangan Diakses
pada 25 November 2020 pukul 18.38.
Nurmanihsan. 2012. Mengenal Lampu Perangkap Serangga.
https://ceritanurmanadi.wordpress.com/2012/07/21/mengenal-lampu-
perangkap-serangga/ Diakses pada 22 November 2020 pukul 18.10.
Pak Mono. 2016. Keuntungan dan Kerugian Termometer Air Raksa.
https://fismath.com/keuntungan-dan-kerugian-termometer-air-raksa/
Diakses pada 19 November 2020 pukul 09.48.
Pingkrystal. 2016. Mengenal Alat-alat Ekologi.
https://pingkrystal.blogspot.com/2016/12/mengenal-alat-alat-
ekologi.html#:~:text=Soil%20tester%20adalah%20alat%20untuk
%20mengukur%20pH%20dan%20kelembapan%20tanah.&text=dengan
%20satuan%20meter-,Cara%20penggunaan%3A,permukaan%20air
%20kemudian%20diberi%20tali. Diakses pada 22 November 2020 pukul
22.13.
Prasko. 2017. Termometer Suhu Badan dan Termometer Suhu Ruangan.
http://prasko17.blogspot.com/2012/05/termometer-suhu-badan-dan-
termometer.html Diakses pada 18 November 2020 pukul 14.38.
Purnomo, H. dan N.T. Haryadi. 2007. Entomologi. Jember : Center of Society
Studies.
Respati, S. M. B. 2008. Macam-macam Mikroskop dan Cara Penggunaan.
Momentum. Vol. 4, No. 2.
Simanjuntak, R. H. dan Hadikastowo. 1996. Mengumpulkan dan Mengawetkan
Serangga. Jakarta: Penerbit Bharata.
Siregar, Anna Sari dkk,. 2014. Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe
Lahan Sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 3, No. 4.
Sitompul. 2011. Teknologi Energi Terbarukan Yang Tepat Untuk Aplikasi Di
Masyarakat Pedesaan. Jakarta: PNPM Mandiri.
Subroto. 2000. Buku Pintar Alat-Alat Laboratorium. Solo: CV. Aneka.
Surya Jaya, Adi dan Widayat Widayat. 2018. Pengaruh Umpan Terhadap Keefektifan
Pitfall Trap untuk Mendukung Praktikum Ekologi Hewan di Laboratorium
Ekologi FMIPA Unsyiah. Jurnal Bioseluler. Vol. 2, No.3.
Susanto.2016. Light Trap (Lampu Perangkap Hama). http://joglogandu.blogspot.com/
Diakses pada 22 November 2020 pukul 18.25.
Syafdillah. 2012. Rumus-rumus Statistik yang Sering Digunakan.
https://blogtutorialspss.blogspot.com/2012/04/rumus-statistik.html Diakses
pada 25 November 2020 pukul 14.45.
Teuku Rifki. 2020 Serba-serbi Mikroskop dan Fungsinya.
https://www.medicalogy.com/blog/serba-serbi-mikroskop-dan-fungsinya/
Diakses pada 19 November 2020 pukul 10.01.
Tim Dosen Jurusan Tanah Universitas Brawijaya. 2012. Panduan Praktikum Dasar
Ilmu Tanah. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Tri Astuti, Novia dan Widiastuti, Dyah. 2007. Survei Tikus dengan Berbagai Metode
di Komplek Perkantoran Selamanik Banjarnegara. Banjarnegara: Balaba.
Yuniarti, Harumi dkk. 2016. Diagram Filogenik Hasil Sekuens Basa DNA
Menggunakan Program MEGA-7 (Molecular Evolutionary Genetics
Analysis). Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah. Vol. 1, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai