Oleh:
Kelompok 5
1
bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat saat kita
melakukan percobaan di laboratorium (Mardani, 2007).
1.2 Permasalahan
Rumusan masalah pada praktikum ini,yaitu:
1. Alat apa saja yang digunakan dalam praktikum?
2. Bagaimana cara mengoperasikan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum?
3. Apa fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum?
1.3 Tujuan
Tujuan pratikum ini, yaitu:
1. Mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam praktikum.
2. Mengetahui cara mengoperasikan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum.
3. Mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neraca
Setiap benda mempunyai masa bobot atau gaya berat akibat daya tarik
bumi. Semakin besar massa sebuah benda makin besar pula gaya berat benda
tersebut, karena itu massa sebuah benda yang belum diketahui dapat diukur.
Neraca adalah aparat yang dapat dipergunakan untuk mengetahui gaya yang sudah
diketahui dengan gaya yang belom diketahui (Akbar, 2010).
Neraca adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu
benda. Timbangan atau neraca dikategorikan kedalam sistem mekanik dan
juga elektronik atau digital (Wikipedia.com). Neraca Ohauss ada yang terdiri atas
tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala
puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai
ketelitian hingga 0,1 g (Anonim, 2014).
2.2 Refraktometer
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks cairan atau
padat. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe
seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya
sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah
skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh
3
refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich refraktometer, Woltan Stans
refraktometer (1802), dan Jellay refraktometer (Widodo, 2010).
Gambar 2. Refraktometer
Sumber: Ditya (2012)
4
Kelembaban nisbi pada suatu tempat tergantung pada suhu yang
menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air
aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air yang aktual ini ditentukan oleh
ketersediaan air tempat tersebut serta energi untuk menguapkannya. Jika daerah
tersebut basah dan panas seperti daerah-daerah di Kalimantan, penguapan akan
tinggi yang berakibat pada kelembaban mutlak serta kelembaban nisbi yang tingi.
Sedangkan daerah pegunungan di Indonesia umumnya mempunyai kelembaban
nisbi yang tinggi karena suhunya rendah sehingga kapasitas udara untuk
menampung uap air relatif kecil (Handoko, 1986).
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual
dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Apabila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual, maka kapasitas udara untuk menampung
uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh sehingga kelembaban nisbi (RH)
dapat ditulis dengan persen (Sutrisno, 1986 ).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan
potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi
air udara berhubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung
pada beberapa faktor yaitu:
a. Suhu
b. Tekanan udara
c. Pergerakan angin
d. Kuantitas dan kualitas penyinaran
e. Vegetasi
f. Ketersediaan air di suatu tempat (Umar, 2012).
5
Gambar 3. Sling Psychrometer
Sumber: Shirley (2013)
2.4 Luxmeter
Luxmeter adalah alat untuk mengkur tingkat pencahayaan ruangan. Alat ini
dapat mencegah pemborosan ketika akan memilih lampu. Lux adalah terminologi
untuk menyatakan jumlah sinar yang diterima olehsebuah objek seluas 3 kaki
persegi pada jarak 1 yard oleh sebuah sumber sinar dengan daya 1 watt (Azril,
2012).
Cahaya tampak merupakan energi yang berbentuk gelombang
elektromegnetik yang panjang gelombangnya 400 800 nano meter. Cahaya yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-sehari, baik oleh manusia, hewan ataupun
tumbuhan. Salah satu sifat cahaya yaitu bergerak lurus ke semua arah. Hal ini
terbukti ketika sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah
ruangan gelap. Apabila cahaya terhalang, terjadi bayangan yang disebabkan
cahaya bergerak lurus dan tidak dapat berbelok. Cahaya dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, tanpa cahaya manusia tidak akan bisa berbuat apa-
apa. Terlebih lagi ketika berada didalam ruangan, peran cahaya sangat
berpengaruh pada penglihatan manusia.
Kuat maupun lemahnya intensitascahaya berpengaruh pada akomodasi
mata yang dikenai cahaya tersebut. Bagian mata yang tanggap kebutaan,
berhubungan dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai kemata (J.F Gabriel
1996: 156-158).
6
Gambar 4. Lux Meter
Sumber: Educational Equipments Exporter (2012)
7
pengukuran secara bertahap perminggu, perbulan atau permusim pada suatu lokasi
penelitan seperti danau atau air laut (Falcon, 2010).
8
Gambar 6. Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Sumber: Anonim (2014)
9
2.8 Dissolved Oxygen Meter (DO Meter)
Oksigen terlarut (DO Meter) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (oxygen demand) merupakan salah satu penting dalam analisis kualitas
air.Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan
jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO
pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya
jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar .
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air
untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam
air (Mahendra 2011).
10
MnCI2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCI
Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
(Salmin, 2000)
Kelebihan metode Winkler dalam menganalisis DO, yaitu:
a. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang akurat.
b. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen
terlarut dengan cara DO meter.
c. Dibandingkan dengan metode titrasi, peranan kalibrasi alat DO meter sangat
menentukan akurasinya hasil penentuan pengukuran (Anonim, 2014).
11
2.10 pH Meter
Teori dan Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidak diketahui singkatan apakah
"p" pada kata "pH". Beberapa referensi menyatakan bahwa p berasal dari
Power (daya), yang lainnya merujuk pada bahasa Jerman Potenz (yang juga
berarti daya dalam Bahasa Jerman), ada pula yang merujuk pada kata "potential".
Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang
berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif
(Anonim, 2014).
Probe atau elektroda merupakan bagian penting dari pH meter. Elektroda
adalah batang seperti struktur biasanya terbuat dari kaca. Pada bagian bawah
elektroda ada lampu, lampu merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi
sensor. Jangan pernah menyentuh bola dengan tangan dan bersihkan dengan
bantuan kertas tisu dengan tangan sangat lembut. Untuk mengukur pH larutan,
probe dicelupkan ke dalam larutan. Probe dipasang di lengan dikenal sebagai
probe lengan (Anonim, 2014).
pH meter memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan
meter sama dengan nilai dari buffer pertama standar dan kontrol kedua (slope)
yang digunakan untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua.
Kontrol ketiga memungkinkan suhu harus ditetapkan. Sachet penyangga standar,
yang dapat diperoleh dari berbagai pemasok, biasanya negara bagaimana
perubahan nilai buffer dengan suhu. Untuk pengukuran yang lebih tepat, tiga
penyangga solusi kalibrasi lebih disukai.Sebagai pH 7 pada dasarnya, sebuah
"titik nol" kalibrasi (mirip dengan penekanan atau Taring skala atau
keseimbangan), kalibrasi pada pH 7 pertama, kalibrasi pada pH terdekat dengan
tempat tujuan (misalnya 4 atau 10) kedua dan memeriksa titik ketiga akan
memberikan akurasi lebih linier dengan apa yang pada dasarnya adalah masalah
non-linear. Beberapa meter akan memungkinkan tiga kalibrasi titik dan itu adalah
skema yang lebih disukai untuk pekerjaan yang paling akurat (Anonim, 2014).
12
Gambar 10. pH meter
Sumber: Anonim (2014)
13
2.12 NetPlankton
Net Plankton merupakan alat untuk sampling dengan objek plankton.Net
plankton merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton.
Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup
banyak. Jaring netplanktonbiasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut
dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter
mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plankton yang berada
didalamnya (Dias, 2011).
14
4. Mengukur ketinggian benda bertingkat, seperti : ketebalan kampas rem
cakram
Kegunaan jangka sorong adalah:
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
3. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan atau menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang(Mansurweb, 2012).
2.14 Rollmeter
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung, dengan
panjang 2550 meter. Rollmeterini dipakai oleh tukang bangunan atau pengukur
lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm. Rollmeterini
biasanya dibuat dari plastik atau pelat besi tipis (Aan, 2008). Seperti namanya,
alat ini adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan. Setiap pekerjaan akan
sering berhubungan dengan alat ini karena semua pekerjaan pasti berhubungan
dengan ukuran. Alat akur dapat dijumpai dalam berbagai bentuk dan ukuran,
bahan alat ukur ada yang terbuat dari kayu, kain, plastik, dan juga dari plat besi.
Umumnya alat ukur dibuatkan dalam dua satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan
meter dan inchi yang mana harus mengikuti ukuran standard yang berlaku. Meter
ukur saat ini dipasaran banyak dijumpai dalam berbagi ukuran panjang. Meter
ukur kecil biasanya mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m. Sedangkan meter
ukur panjang yang biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 m,
30 m , 50 m dan 100 m.
15
Gambar 14. Meteran
Sumber: Rudy (2009)
2.15 Turbidimeter
Turbidimeter adalah salah satu alat pengujian kekeruan dengan sifat optik
akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang
dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi lainnya konstan.
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu :
1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan
terhadap intensitas cahaya yang datang.
2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak
tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
3. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall
meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang
pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Gambar 15.Turbidimeter
Sumber: Anonim (2012)
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.2 Waktu
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan pada Kamis, 6 Maret
2014, pukul 10.50 12.20 WIB (jam ke 5-6).
17
3.3 Cara Kerja
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan dengan prosedur masing
masing kelompok praktikan mendatangi pos pos yang telah ditentukan tata
urutannya dengan waktu 8 menit.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan alat
No. Nama Alat Fungsi Keterangan
19
5. Sling Untuk mengukur
Psychrometer kelembapan udara.
20
8. Luxmeter Untuk mengukur intensitas
cahaya dengan satuan lux.
21
12. PH Meter Untuk mengetahui kadar
keasaman air.
4.2 Pembahasan
Pos pertama dilakukan praktikum penggunaan alat refraktometer,
turbidimeter, dan pH Meter. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur salinitas air. Merk pada refraktometer yang digunakan dalam praktikum
ini adalah Hanna Instrument. Pentingnya mengetahui merk pada setiap alat
22
praktikum ini karena setiap merk memiliki tata cara penggunaan yang berbeda-
beda. Cara penggunaanya yaitu refraktometer dibersihkan dengan aquades lalu
diusap menggunakan tisu hingga kering. Kemudian sampel aquades diteteskan.
Pembacaan hasil dilakukan di tempat terang agar terlihat jelas. Hasil pembacaan
yang menunjukkan angka 0,29 %. Sebenarnya aquades memiliki kadar salinitas 0,
kesalahan ini dikarenakan faktor aquades yang kurang bersih.
Bidang berwarna biru dan putih Garis batas antara kedua bidang
akan tampak biru dan putih adalah salinitasnya
Kaca prisma dibilas dengan aquades, diusap dengan tisu, dan refraktometer
disimpan di tempatnya
23
Membersihkan botol tempat memasukkan sampel ke dalam
sampel dengan akuades kemudian botol sampel dan dipasang ke
diusap dengan tisu hingga kering tempat di turbidimeter
Pos kedua dilakukan praktikum penggunaan alat Net Plankton. Alat ini
digunakan untuk menangkap plankton yang ada di perairan. Cara menggunakan
alat ini ada dua metode, yaitu dengan metode lempar dan metode tuang.
24
Penggunaan dengan metode lempar, pertama yang dilakukan yaitu menjepit
saluran yang ada di net plankton, lalu menyiapkan tali kurang lebih sepanjang
sepuluh meter. Kemudian melemparkan net plankton ke perairan dan menariknya
perlahan agar net plankton selalu tepat dibawah permukaan air. Setelah sampai di
permukaan, penjepit saluran net plankton dibuka dan memasukkan air kedalam
botol film, kemudian mengawetkannya dengan menggunakan formalin 4%.
Penggunaan dengan metode tuang, pertama-tama yaitu memasang penjepit
saluran pada net plankton, kemudian menuangkan kurang lebih sepuluh liter air ke
dalam net plankton (prosedur penuangan diulang sepuluh kali). Setelah dilakukan
pengulangan sebanyak sepuluh kali. Penjepit saluran net plankton dibukadan
memasukkan volume air kedalam botol film, kemudian mengawetkan dengan
formalin 4%.
25
Memasang penjepit saluran Mengambil 100 liter air dengan
pada net plankton ember 10 liter kemudian
menuangkannya ke dalam net
plankton.
Mengawetkan dengan
formalin 4%.
Pos ketiga dilakukan praktikum penggunaan alat ponar grab dan kick net.
Ponar grab yaitu alat yang digunakan untuk mengambil sedimen di perairan yang
berarus sedangkan kick net digunakan untuk mengambil sedimen di perairan yang
dangkal. Cara kerja ponar grab yaitu mengunci lubang yang terdapat di tengah
tengah lengan penghubung dengan pin berpegas supaya tetap terbuka saat
diturunkan ke perairan dengan kedalaman kirakira 30 cm. Saat ponar grab sudah
diangkat kembali ke permukaan, kunci yang tidak berpegas digunakan untuk
mengunci lengan supaya tetap terbuka saat menuang hasil dari sedimen yang
didapat. Sampel sedimen yang didapat diletakkan disuatu tempat untuk dipisahkan
antara sedimen dengan benthos yang terdapat dalam sampel tersebut.
26
Lubang engsel pada ponar grab Ponar grab dijatuhkan dengan
dikunci dengan pin berpegas keras ke dalam perairan
Mengawetkan dengan
formalin 4%.
Roll meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu
benda atau obyek. Merk alat ini yaitu Yamayo. Cara menggunakannnya yaitu
pertama membuka kunci roll meter, kemudian menarik roll meter sampai panjang
yang ingin diketahui.
27
Pos kelima dilakukan praktikum penggunaan alat neraca dan jangka
sorong. Neraca merupakan alat yang digunakan untuk mengukur massa benda.
Alat ini memiliki ketelitian 0,01 gram. Karena ketelitiannya yang rendah, neraca
ini biasanya hanya dipakai untuk menimbang zat atau benda yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi. Sebelum digunakan, neraca terlebih dahulu
diseimbangkan dengan cara memutar sekup yang berada di atas piring neraca.
Sekrup diputar kearah luar ataupun kearah dalam sampai tepat berada di tengah
atau berada di nol. Selain itu, pastikan anak timbangan semuanya berada di titik
nol (anak timbang skala ratusan, puluhan, satuan, skala satu desimal dan pemutar
skala dua desimal).
Panah dibuat agar berada di titik Skala digeser dimulai dari skala
setimbang 0 dan dua garis besar lalu menggunakan skala
sejajar sudah seimbang yang kecil
Alat kedua yaitu jangka sorong. Jangka sorong adalah alat ukur yang
ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian
yaitu, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat
bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Umumnya tingkat
ketelitian jangka sorong adalah 0,05 mm. Jangka sorong mempunyai dua buah
rahang, yaitu rahang atas yang digunakan mengukur diameter bagian dalam suatu
benda, dan rahang bawah yang digunakan untuk mengukur diameter bagian luar
suatu benda. Jangka sorong juga mempunyai dua buah penggaris yang berbeda
ukuran. Penggaris yang berukuran pendek dinamakan skala nonius, sedangkan
yang berukuran panjang dinamakan skala utama.
28
Rahang geser jangka sorong
digeser ke kanan hingga benda Benda yang akan diukur diletakan
yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang
diantara rahang geser dan
rahang tetap
29
kadar oxygen dalam air. DO meter adalah singkatan dari "Dissolve Oxygen
Meter". Nilai DO dalam air sangat tergantung pada jumlah zat organik dalam air
dan juga suhu air dimana semakin tinggi suhu air maka semakin rendah nilai DO
nya. Cara penggunaan DO meter adalah dengan memasukkan sampel ke dalam
wadah lalu menghubungkan elektroda ke konektornya. Kemudian DO meter
dinyalakan dengan dengan menekan tombol ON/OFF. Beberapa menit kemudian
akan muncul angka pada layar, lalu menekan tombol CAL. Setelah kurang lebih
satu menit, tekan tombol RANGE pada DO meter. Angka tersebut merupakan
hasil DO.
30
Ertco. Cara menggunakannya yaitu pertama-tama termometer basah dan
termometer kering ditarik keluar, kemudian membasahi kain yang ada di
termometer basah. Fungsi dari kain basah ini yaitu sebagai pembungkus bola air
raksa supaya suhu yang terukur adalah suhu yang diperlukan agar uap air di udara
dapat berkondensasi. lalu memutar sling psychrometer di atas kepala secara
konstan selama dua menit, skala yang ditunjukkan termometer kering dicatat,
kemudian termometer kering dan termometer basah dimasukkan kembali dengan
angka-angka yang sebelumnya telah dicatat disejajarkan, nilai yang ditunjukkan
oleh anak panah merupakan nilai kelembapan udara.
Termometer basah dan termometer kering six bellani adalah alat yang
digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan suhu minimum. Cara
menggunakannya yaitu pertama-tama mengkalibrasi termometer agar posisi air
raksa termometer maksimum dan minimum tepat berada di nol yaitu dengan
mengkocok-kocoknya, untuk menurunkan termometer minimum yaitu
menurunkan garis biru dengan menggunakan magnet. Jika suhu naik maka
alkohol dan air raksa akan mengembang, namun jika suhu turun maka akan
31
bergerak turun. Prinsip kerja apada alat ini yaitu denagn muai ruang zat cair. Pada
percobaan penggunaan termometer raksa, alat ini juga digunakan untuk mengukur
suhu udara. Prinsip kerjanya yaitu berdasarkan kepekaan zat cair terhadap
perubahan suhu.
Suhu naik Air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa
dalam tabung bertambah
Suhu turun Air raksa mengerut dan kolom air raksa akan
memendek
Gambar 33. Skema Kerja Termometer Raksa
Pos ketujuh dilakukan praktikum penggunaan alat Luxmeter dan Secchi Disk.
Luxmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
dengan menggunakan satuan lux. Pada praktikum ini digunakan Luxmeter dengan
merek Sibata. Alat ini mempunyai tiga skala yaitu 300, 1000, dan 3000. Cara
menggunakannnya yaitu langkah pertama mengarahkan sensor kearah atangnya
cahaya, kemudian menentukan besar skala dimulai dari skala terkecil yakni 300,
kemudian jika jarum menunjukkan hasil maksimum, skala ditingkatkan ke 1000,
jika jarum masih menunjukkan anka maksimum maka ditingkatkan kembali
menjadi 3000. Untuk penulisan hasil skala, garis yang ada dibagian atas
digunakan untuk memnentukan pada saat skala 300 dan 3000. Sedangkan garis
yang berada dibawah digunakan untuk menentukan pada saat skala 1000. Jika
pada skala 3000 jarum menunjukkan hasil maksimum, maka hasilnya ditulis lebih
dari 3000 lux.
32
Ditentukan besarnya intensitas
Sensor penerima cahaya diarahkan
cahaya bertahap dari 300,1000,
pada datangnya cahaya
dan 3000
Secchi Disk adalah alat yang digunakan untuk mengukur penetrasi cahaya
di dalam air. Merek Secchi disk yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Lamotte. Cara menggunakannya yaitu memasukkan secchi disk kedalam air
sampai warna putihnya tidak terlihat, kemudian menarik sedikit sampai warna
putihnya terlihat kembali, lalu memegang tali dari permukaan air, dan mengukur
tali dari permukaan air sampai batas secchi disk sebagai hasilnya.
33
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
34
BAB V
KESIMPULAN
35
3. Cara kerja alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
a. Refraktometer: Refraktometer ditetesi dengan aquades, membersihkan
sisa aquades dengan tisu, refraktometer ditetesi dengan sampel air yang
ingin diketahui salinitasnya, melihat hasilnya di tempat yang bercahaya,
batas antara bidang biru dan bidang putih merupakan hasil dari salinitas
air.
b. pH meter: Memasukkan sampel air dalam gelas ukur, mencuci elektroda
dengan aquades dan mengeringkan dengan tisu, menyelupkan elektroda
ke dalam sampel, menekan tombol ON pada PH meter, mencatat angka
yang telah stabil sebagai hasilnya.
c. Turbidimeter: Membersihkan botol tempat sampel dengan akuades
kemudian diusap dengan tisu hingga kering. Langkah selanjutnya yaitu
memasukkan sampel ke dalam botol sampel. Botol sampel ini disebut
botol cuvet. Saat memasukkan sampel ke dalam botol cuvet bagian luar
botol ditutupi menggunakan tisu hal ini bertujuan agar tangan kita tidak
mempengaruhi kekeruhan sampel. Setelah itu botol ditutup dan
dimasukkan pada tempatnya pada turbidimeter. Tombol ON ditekan, lalu
tombol tanda panah ke bawah ditekan, kemudian tunggu hingga muncul
tr pada layar. Setelah itu tekan tombol read maka hasil pengukuran
akan muncul.
d. Net plankton:
a) Metode lempar : menjepit saluran yang ada di net plankton,
menyiapkan tali sepanjang sepuluh meter, melemparkan net plankton
ke perairan, lalu menariknya perlahan agar net plankton selalu tepat
dibawah permukaan air, membuka penjepit saluran net plankton dan
memasukkan volume air kedalam botol film, kemudian mengawetkan
dengan formalin 4%.
b) Metode tuang : memasang penjepit saluran ke net plankton,
menuangkan sepuluh liter air ke dalam net plankton (prosedur
penuangan diulang sepuluh kali), membuka penjepit saluran net
plankton dan memasukkan volume air kedalam botol film, kemudian
mengawetkan dengan formalin 4%.
36
e. Sling Psychrometer : Termometer basah dan thermometer kering ditarik
keluar, membasahi kain yang ada di thermometer basah, kemudian
memutar sling psychrometer di atas kepala secara konstan selama dua
menit, skala yang ditunjukkan thermometer kering dicatat, kemudian
thermometer kering dan thermometer basan dimasukkan kembali dengan
angka-angka yang sebelumnya telah dicatat disejajarkan, nilai yang
ditunjukkan oleh anak panah merupakan nilai kelembapan udara.
f. Termometer Maksimum-minimum Six Bellani: Mengkalibrasi
termometer agar posisi air raksa termometer maksimum dan minimum
tepat berada di nol yaitu dengan mengkocok-kocoknya, untuk
menurunkan thermometer minimum yaitu menurunkan garis biru dengan
menggunakan magnet. Jika suhu naik maka air raksa dan alcohol akan
mengembang, namun jika suhu turun maka indek petunjuk akan bergerak
turun.
g. Termometer raksa: Termometer dimasukkan kedalam obyek yang akan
di uji, kemudian mencatat suhu yang ditunjukkan termometer setelah air
raksa stabil di angka tertentu.
h. Lux meter: Mengarahkan sensor kearah atangnya cahaya, menentukan
besar skala dimulai dari skala terkecil yakni 300, kemudian jika jarum
menunjukkan hasil maksimum, skala ditingkatkan ke 1000, jika jarum
masih menunjukkan anka maksimum maka ditingkatkan kembali
menjadi 3000.
i. Secchi disk: Memasukkan secchi disk kedalam air sampai warna putihnya
tidak terlihat, kemudian menarik sedikit sampai warna putihnya terlihat
kembali, lalu memegang tali dari permukaan air, dan mengukur tali dari
permukaan air sampai batas secchi disk sebagai hasilnya.
j. DO meter: Gelas ukur dibilas dengan aquades dan memasukkan sampel air
ke dalam gelas ukur tersebut, menghubungkan elektroda dengan
konektornya, menyalakan DO meter denagn menekan tombol ON/OFF,
tunggu beberapa menit lalu menekan tombol CAL, setelah satu menit
lalu menekan tombol RANGE, kemudian mencatat angka yang muncul
di DO meter sebagai hasilnya.
37
k. Ponar grab : Lubang engsel pada ponar grab dikunci dengan pin
berpegas, kemudian dijatuhkan dengan keras ke dalam perairan, lalu
diangkat.
l. Rollmeter : Membuka kunci meteran, menarik rollmetersampai panjang
yang ingin diketahui.
m. Calipers : Membuka dan melingkarkan alat ke batang pohon. Batang
pohon yang dilingkari callipers adalah yang berdiameter proporsional.
Angka yang ditunjukkan anak panah merupakan diameter pohon.
n. Neraca : Melakukan kalibrasi sebelum menimbang. Kemudian
meletakkan benda yang akan ditimbang. Skala digeser dimulai dari skala
besar lalu menggunakan skala yang kecil. Membaca dan mencatat hasil
yang ditunjuk oleh skala.
o. Jangka sorong :
a) Mengukur diameter bagian dalam : Menggeser rahang geser jangka
sorong ke kanan hingga benda yang diukur dapat masuk diantara
rahang geser dan rahang tetap. Menggeser rahang geser jangka
sorong ke kiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang.
Kemudian membaca dan mencatat hasil pengukuran.
b) Mengukur diameter bagian luar : Meletakkan benda yang akan diukur
sehingga kedua dinding dalam benda disentuh oleh kedua rahang
jangka sorong. Kemudian membaca dan mecatat hasil pengukuran.
c) Mengukur kedalaman : Jangka sorong diposisikan tegak, lalu
meletakkan ujung jangka sorong di permukaan tabung. Kemudiab
menggeser rahang geser ke bawah sehingga menyentuh dasar tabung.
Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
38
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto, Sucipto, Bambang Irwan, Thin Soedarti. 2008. Teori dan Praktik
Ekologi. Surabaya:. Airlangga University Press.
39
Rudi. 2009. Penggunaan Meteran. http://rudi.blogspot.com/2009/penggunaan-
meteran. Diakses pada 16 Maret 2014
40