Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM I


PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM

Dosen Pembimbing : Dra. Thin Soedarti, CESA


Asisten Dosen : Nunik Gapuraning Pratiwi

Oleh:
Kelompok 5

Nugroho Setio Utomo (081311133005)


Purnomo (081311133006)
Skolastika Resti N. (081311133012)
Wahyu Dalu Dwi P.A. (081311133014)
Aprilliyani Marta Yuliana (081311133015)
Erza Rusvianita (081311133027)
Fatimah Surtianing Tias (081311133038)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat-sifat dari suatu faktor alam di dunia Sains adalah sifat kimiawi dan
biologi. Menyelidiki dari beberapa sifat tersebut, perlu diadakan suatu praktikum
dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan umat
manusia. Praktikan diharuskan mengenal alat-alat laboratorium agar bisa
mengetahui fungsinya dan mengoperasikannya.
Seperti yang diketahui, sebuah praktikum itu tentunya harus menggunakan
laboratorium guna mendukung jalannya kegiatan praktikum tersebut. Di mana
tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat tersebut
tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup. Sebab alat-alat
tersebut memiliki prosedur-prosedur dalam penggunaannya.
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat
tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti termometer,
hygrometer, spektrofotometer, dan lain-lain. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph,
barograph (Moningka, 2008).
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya dengan memahami cara
kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna apabila kebersihan alat yang digunakan dan
ketelitian praktikan dalam perhitungan juga diperhatikan. Ketelitian dan ketepatan
penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalkan (Riadi,
1990).
Pada penjelasan yang telah diuraikan di atas, dalam pelaksanaannya
diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, selain memperkenalkan
alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika
penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat karena dengan mengetahui
sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan membuat praktikan tahu

1
bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat saat kita
melakukan percobaan di laboratorium (Mardani, 2007).

1.2 Permasalahan
Rumusan masalah pada praktikum ini,yaitu:
1. Alat apa saja yang digunakan dalam praktikum?
2. Bagaimana cara mengoperasikan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum?
3. Apa fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum?

1.3 Tujuan
Tujuan pratikum ini, yaitu:
1. Mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam praktikum.
2. Mengetahui cara mengoperasikan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum.
3. Mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Neraca
Setiap benda mempunyai masa bobot atau gaya berat akibat daya tarik
bumi. Semakin besar massa sebuah benda makin besar pula gaya berat benda
tersebut, karena itu massa sebuah benda yang belum diketahui dapat diukur.
Neraca adalah aparat yang dapat dipergunakan untuk mengetahui gaya yang sudah
diketahui dengan gaya yang belom diketahui (Akbar, 2010).
Neraca adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu
benda. Timbangan atau neraca dikategorikan kedalam sistem mekanik dan
juga elektronik atau digital (Wikipedia.com). Neraca Ohauss ada yang terdiri atas
tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala
puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai
ketelitian hingga 0,1 g (Anonim, 2014).

Gambar 1.Neraca Ohauss


Sumber: Anonim (2014)

2.2 Refraktometer
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks cairan atau
padat. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe
seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
Refraktometer analog tradisional sering digunakan sebagai sumber cahaya
sinar matahari atau lampu pijar untuk berpisah dengan filter warna detektor adalah
skala yang dapat dibaca dengan sistem optik, optik dengan mata. Contoh

3
refraktometer adalah Obbe refraktometer, Pulfrich refraktometer, Woltan Stans
refraktometer (1802), dan Jellay refraktometer (Widodo, 2010).

Gambar 2. Refraktometer
Sumber: Ditya (2012)

2.3 Sling Pshycrometer


Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah
satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air
yang melayang-layang di udara. Kabut melayang layang dekat permukaan tanah,
jikaawan melayang-layang di angkasa.Banyaknya uap air yang dikandung oleh
hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin banyak uap air
yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang semakin
lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap.
Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai
bagian dari udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan uap itu adalah juga
bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau
milibar. Jika udara pada suatu temperatur sudah jenuh, tekanan uap pada
temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut
tekanan uap maksimum (Handoko, 1986).
Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban
udara yaitu metode pertambahan panjang dan berat,pada benda-benda
higroskopis, serta metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara
secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode
termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih, 1990).

4
Kelembaban nisbi pada suatu tempat tergantung pada suhu yang
menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air
aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air yang aktual ini ditentukan oleh
ketersediaan air tempat tersebut serta energi untuk menguapkannya. Jika daerah
tersebut basah dan panas seperti daerah-daerah di Kalimantan, penguapan akan
tinggi yang berakibat pada kelembaban mutlak serta kelembaban nisbi yang tingi.
Sedangkan daerah pegunungan di Indonesia umumnya mempunyai kelembaban
nisbi yang tinggi karena suhunya rendah sehingga kapasitas udara untuk
menampung uap air relatif kecil (Handoko, 1986).
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual
dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Apabila kelembaban aktual
dinyatakan dengan tekanan uap aktual, maka kapasitas udara untuk menampung
uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh sehingga kelembaban nisbi (RH)
dapat ditulis dengan persen (Sutrisno, 1986 ).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan
potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi
air udara berhubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung
pada beberapa faktor yaitu:
a. Suhu
b. Tekanan udara
c. Pergerakan angin
d. Kuantitas dan kualitas penyinaran
e. Vegetasi
f. Ketersediaan air di suatu tempat (Umar, 2012).

5
Gambar 3. Sling Psychrometer
Sumber: Shirley (2013)

2.4 Luxmeter
Luxmeter adalah alat untuk mengkur tingkat pencahayaan ruangan. Alat ini
dapat mencegah pemborosan ketika akan memilih lampu. Lux adalah terminologi
untuk menyatakan jumlah sinar yang diterima olehsebuah objek seluas 3 kaki
persegi pada jarak 1 yard oleh sebuah sumber sinar dengan daya 1 watt (Azril,
2012).
Cahaya tampak merupakan energi yang berbentuk gelombang
elektromegnetik yang panjang gelombangnya 400 800 nano meter. Cahaya yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-sehari, baik oleh manusia, hewan ataupun
tumbuhan. Salah satu sifat cahaya yaitu bergerak lurus ke semua arah. Hal ini
terbukti ketika sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah
ruangan gelap. Apabila cahaya terhalang, terjadi bayangan yang disebabkan
cahaya bergerak lurus dan tidak dapat berbelok. Cahaya dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, tanpa cahaya manusia tidak akan bisa berbuat apa-
apa. Terlebih lagi ketika berada didalam ruangan, peran cahaya sangat
berpengaruh pada penglihatan manusia.
Kuat maupun lemahnya intensitascahaya berpengaruh pada akomodasi
mata yang dikenai cahaya tersebut. Bagian mata yang tanggap kebutaan,
berhubungan dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai kemata (J.F Gabriel
1996: 156-158).

6
Gambar 4. Lux Meter
Sumber: Educational Equipments Exporter (2012)

2.5 Secchi Disk


Secchi Disk adalah instrumen alat sederhana yang digunakan untuk
mengukur transparansi air di lautan dan danau. Secchi disk ini berupa lempengan
berbentuk cakram yang diberi warna pada permukaan cakram biasanya
menggunakan 2 warna, hitam dan putih, dengan bentuk arsiran 4 bagian pada
cakram.Secchi disk di temukan oleh Fr. Pietro Angelo Secchi. Secchi adalah
seorang astropsikis. Secchi diminta untuk mengukur kecerahan Laut Mediterania
atas perintah Komandan Cialdi seorang Kepala Angkatan Laut. Secchi
menggunakan beberapa piringan putih untuk mengukur kecerahan air di laut
Mediterania pada bulan April 1965 (Vandef, 2011).
Cara penggunaannya adalah piringan diturunkan ke dalam air secara
perlahan menggunakan pengikat atau tali sampai pengamat tidak melihat
bayangan secchi. Saat bayangan piringan sudah tidak tampak, tali ditahan atau
berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan diangkat kembali
sampai bayangannya tampak kembali. Kedalaman air dimana piringan tidak
tampak, dan mulai tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini.
Kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi adalah penjumlahan
kedalaman tampak dan kedalaman tidak tampak bayangan secchi dibagi dua
(Falcon, 2010).
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran secchi disk:
penglihatan pada waktu pembacaan, waktu pembacaan pada hari tersebut atau
waktu ketika data itu diambil pada pukul 10.00 14.00 WIB, faktor refleksi disk,
warna air, partikel lumpur dan material lain yang tersuspensi dalam air. Perubahan
angka terbesar pada pengukuran dengan secchi disk dapat dilihat jika melakukan

7
pengukuran secara bertahap perminggu, perbulan atau permusim pada suatu lokasi
penelitan seperti danau atau air laut (Falcon, 2010).

Gambar 5.Secchi disk


Sumber: Anonim (2014)

2.6 Termometer Maksimum Minimum Six Bellani


Termometer maksimum dan minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi
danterendah dalam jangka waktu tertentu, misalnya suhu dari pukul 06.00 18.00 WIB.
Termometer dipasang dengan alat penunjuk skala yang terletak diataspermukaan air raksa.
Termometer jenis ini pertama kali dibuat oleh Six Bellani yang kemudian lebih dikenal dengan
termometer maksimum-minimum Six Bellani (Jordan, 2010).
Termometer maksimum dan minimum adalah alat untuk mengukur suhu
maksimum dan minimum dalam jangka waktu tertentu. Termometer dipasang
dengan alat petunjuk skala yang terletak diatas permukaan air raksa. Termometer
jenis ini diperkenalkan oleh James Six Bellani yang kemudian lebih dikenal
dengan termometer Six Bellani. Termometer maksimum dan minimum bekerja
dengan adanya katup pada leher tabung dekat lampu. Saat suhu naik, air raksa
didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun, air raksa
tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke lampu membuat air raksa tetap di
dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimum selama
waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus
diayun dengan keras (Jordan, 2010).

8
Gambar 6. Termometer Maksimum Minimum Six Bellani
Sumber: Anonim (2014)

2.7 Termometer Raksa dan Alkohol


Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564-
1642) pada 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop, berupa labu kosong
yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka (Farhan 2012).
Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan
suhu benda. Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa
mempunyai keunggulan tertentu, yaitu penghantar panas yang baik, pemuaianya
teratur, titik didihnya tinggi, warnanya mengkilap, dan tidak membasahi dinding.
Sedangkan keunggulan alkohol adalah titik bekunya rendah, harganya murah, dan
pemuaianya 6 kali lebih besar daripada raksa sehingga pengukuran mudah
diamati. Termometer yang banyak dijumpai adalah termometer jenis ini. Skala
pada termometer ini -10C sampai dengan 110C. Termometer ini biasa yang
digunakan di laboratorium (Farhan 2012).

Gambar 7.Termometer raksa


Sumber: Baihaqi (2011)

9
2.8 Dissolved Oxygen Meter (DO Meter)
Oksigen terlarut (DO Meter) atau sering juga disebut dengan kebutuhan
oksigen (oxygen demand) merupakan salah satu penting dalam analisis kualitas
air.Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan
jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO
pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya
jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar .
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air
untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam
air (Mahendra 2011).

Gambar 8.DO Meter


Sumber: Anonim (2014)

2.9 Buret dan Botol Winkler


Buret dan botol winkler adalah serangkaian alat yang digunakan untuk
mengukur oksigen terlarut atau dissolved oxygen dengan metode titrasi.
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 dan NaOH atau KI, sehingga akan
terbentuk endapan MnO2. Penambahkan H2SO4 atau HCl maka endapan yang
terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang
ekivalen dengan DO. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan
larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan indikator larutan
amilum (kanji). Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut :

10
MnCI2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCI
Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
(Salmin, 2000)
Kelebihan metode Winkler dalam menganalisis DO, yaitu:
a. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang akurat.
b. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen
terlarut dengan cara DO meter.
c. Dibandingkan dengan metode titrasi, peranan kalibrasi alat DO meter sangat
menentukan akurasinya hasil penentuan pengukuran (Anonim, 2014).

Kelemahan metode Winkler dalam menganalisis DO (Dissolved Oxygen),yaitu:


a. Penambahan indikator amilum harus dilakukan pada saat mendekati titik akhir
titrasi agar amilum tidak membungkus I2 karena akan menyebabkan amilum sukar
bereaksi kembali ke senyawa semula.
b. Proses titrasi harus dilakukan segera mungkin, hal ini disebabkan karena
I2 mudah menguap dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang
biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi
udara dan adsorpsi I2 oleh endapan (Anonim, 2014).

Gambar 9. Buret, Botol Winkler


Sumber: Anonim (2014)

11
2.10 pH Meter
Teori dan Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidak diketahui singkatan apakah
"p" pada kata "pH". Beberapa referensi menyatakan bahwa p berasal dari
Power (daya), yang lainnya merujuk pada bahasa Jerman Potenz (yang juga
berarti daya dalam Bahasa Jerman), ada pula yang merujuk pada kata "potential".
Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang
berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif
(Anonim, 2014).
Probe atau elektroda merupakan bagian penting dari pH meter. Elektroda
adalah batang seperti struktur biasanya terbuat dari kaca. Pada bagian bawah
elektroda ada lampu, lampu merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi
sensor. Jangan pernah menyentuh bola dengan tangan dan bersihkan dengan
bantuan kertas tisu dengan tangan sangat lembut. Untuk mengukur pH larutan,
probe dicelupkan ke dalam larutan. Probe dipasang di lengan dikenal sebagai
probe lengan (Anonim, 2014).
pH meter memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan
meter sama dengan nilai dari buffer pertama standar dan kontrol kedua (slope)
yang digunakan untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua.
Kontrol ketiga memungkinkan suhu harus ditetapkan. Sachet penyangga standar,
yang dapat diperoleh dari berbagai pemasok, biasanya negara bagaimana
perubahan nilai buffer dengan suhu. Untuk pengukuran yang lebih tepat, tiga
penyangga solusi kalibrasi lebih disukai.Sebagai pH 7 pada dasarnya, sebuah
"titik nol" kalibrasi (mirip dengan penekanan atau Taring skala atau
keseimbangan), kalibrasi pada pH 7 pertama, kalibrasi pada pH terdekat dengan
tempat tujuan (misalnya 4 atau 10) kedua dan memeriksa titik ketiga akan
memberikan akurasi lebih linier dengan apa yang pada dasarnya adalah masalah
non-linear. Beberapa meter akan memungkinkan tiga kalibrasi titik dan itu adalah
skema yang lebih disukai untuk pekerjaan yang paling akurat (Anonim, 2014).

12
Gambar 10. pH meter
Sumber: Anonim (2014)

2.11 Ponar Grab


Ponar grab adalah alat pengambil sampel sedimen yang biasa dipakai
karena sangat serba guna untuk semua tipe dari dasar yang keras seperti
pasir,batu,kerikil, dan lumpur. Ponar grab dapat juga digunakan dalam aliran,
danau,kolam air, dan lautan. Modifikasi tipe van veen ini sendiri, perjalanan alat
pengambil sampel sedimen memiliki keistimewaan pusat jepitan yang tinggi yang
biasanya mencegah kehilangan sampel dari samping. Pada puncak adalah penutup
air yang mengalir melalui selama pengendalian penenggelaman dan kurang
gangguan dengan sampel. Alat ini dibuat dari baja yang tidak berkarat dengan
lengan-lengan seng yang berlapis baja dan berat.
Alat pengambil sampel model ponar terdapat dalam beberapa ukuran dengan
model kecil (1/8 lapisan bersih) dengan mudah digunakan dari sebuah perahu
kecil dengan kabel nilon. Model kaliber berat (1/4 lapisan bersih) harus
menggunakan sebuah pengukuran dalam air dengan suara gema suara (Angga,
2013).

Gambar 11. Eckman Grab


Sumber: Rickly (2009)

13
2.12 NetPlankton
Net Plankton merupakan alat untuk sampling dengan objek plankton.Net
plankton merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton.
Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup
banyak. Jaring netplanktonbiasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut
dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter
mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plankton yang berada
didalamnya (Dias, 2011).

Gambar 12.Net Plankton


Sumber: Anonim (2014)

2.13 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang,
tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter dalam suatu benda.
Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong.
Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan pada rahang sorong
terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm
yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm. Hasil pengukuran
menggunakan jangka sorong berdasarkan angka pada skala utama ditambah angka
pada skala nonius yang dihitung dari nol sampai dengan garis skala nonius yang
berimpit dengan garis skala utama (Aan, 2008).
Jangka sorong mempunyai kemampuan untuk mengukur benda kerja
sebagai berikut:
1. Mengukur benda kerja bagian luar, seperti: kubus, persegi panjang, benda
bulat, dll.
2. Mengukur benda kerja bagian dalam, seperti: diameter dalam pipa
3. Mengukur kedalaman, seperti: kedalaman alur kampas rem cakram

14
4. Mengukur ketinggian benda bertingkat, seperti : ketebalan kampas rem
cakram
Kegunaan jangka sorong adalah:
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
3. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan atau menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang(Mansurweb, 2012).

Gambar 13. Jangka Sorong


Sumber: Andi (2012)

2.14 Rollmeter
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung, dengan
panjang 2550 meter. Rollmeterini dipakai oleh tukang bangunan atau pengukur
lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter sampai 0,5 mm. Rollmeterini
biasanya dibuat dari plastik atau pelat besi tipis (Aan, 2008). Seperti namanya,
alat ini adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan. Setiap pekerjaan akan
sering berhubungan dengan alat ini karena semua pekerjaan pasti berhubungan
dengan ukuran. Alat akur dapat dijumpai dalam berbagai bentuk dan ukuran,
bahan alat ukur ada yang terbuat dari kayu, kain, plastik, dan juga dari plat besi.
Umumnya alat ukur dibuatkan dalam dua satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan
meter dan inchi yang mana harus mengikuti ukuran standard yang berlaku. Meter
ukur saat ini dipasaran banyak dijumpai dalam berbagi ukuran panjang. Meter
ukur kecil biasanya mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m. Sedangkan meter
ukur panjang yang biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 m,
30 m , 50 m dan 100 m.

15
Gambar 14. Meteran
Sumber: Rudy (2009)

2.15 Turbidimeter
Turbidimeter adalah salah satu alat pengujian kekeruan dengan sifat optik
akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang
dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi lainnya konstan.
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu :
1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan
terhadap intensitas cahaya yang datang.
2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak
tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
3. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall
meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang
pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.

Gambar 15.Turbidimeter
Sumber: Anonim (2012)

16
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


3.1.1 Tempat
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan di Ruang 226 dan 227
Falkutas Sains dan Teknologi Kampus C Universitas Airlangga.

3.1.2 Waktu
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan pada Kamis, 6 Maret
2014, pukul 10.50 12.20 WIB (jam ke 5-6).

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat kali ini adalah neraca,
meteran, jangka sorong, refraktometer, sling psychrometer, luxmeter, secchi disk,
termometer maksimum minimum six bellani, termometer raksa, dissolved oxygen
meter, pH meter, eckman grab, net plankton, buret, botol winkler, dan
turbidimeter. Bahan yang digunakan pada praktikum pengenalan alat kali ini
adalah aquades dan air garam.

17
3.3 Cara Kerja
Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan dengan prosedur masing
masing kelompok praktikan mendatangi pos pos yang telah ditentukan tata
urutannya dengan waktu 8 menit.

Pos pertama dilakukan praktikum penggunaan


alat refraktometer, turbidimeter, dan pH meter.

Pos kedua dilakukan praktikum penggunaan


alat net plankton dengan metode tuang dan
metode lempar.

Pos ketiga dilakukan praktikum penggunaan


alat ponar grab, kick net, surber net.

Pos keempat dilakukan praktikum penggunaan


alat calipers dan roll meter.

Pos kelima dilakukan praktikum penggunaan


alat neraca dan jangka sorong.

Pos keenam dilakukan praktikum penggunaan


alat DO meter.

Pos ketujuh dilakukan praktikum penggunaan


alat termometer basah, termometer kering six
bellani, sling psychrometer, dan termometer
raksa.

Pos kedelapan dilakukan praktikum


penggunaan alat luxmeter dan secchi disk.
Gambar 17. Skema prosedur praktikum pengenalan alat.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan alat
No. Nama Alat Fungsi Keterangan

1. Neraca Mengukur massa benda


(gram)

2. Callipers Untuk mengukur diameter


pohon (cm)

3. Jangka Untuk mengukur diameter


Sorong luar, diameter dalam, dan
kedalaman suatu benda
(cm).

4. Net Plankton Menangkap plankton yang


ada di perairan.

19
5. Sling Untuk mengukur
Psychrometer kelembapan udara.

6. Termometer Untuk mengukur suhu


Maksimum maksimum dan minimum.
Minimum Six
Bellani.

7. Termometer Untuk mengukur suhu


Raksa cairan dan gas.

20
8. Luxmeter Untuk mengukur intensitas
cahaya dengan satuan lux.

9. Secchi Disk Untuk mengukur penetrasi


cahaya di dalam air
(meter).

10. Refraktometer Untuk mengukur kadar


salinitas air.

11. DO meter Untuk mengukur kadar


oksigen terlarut dengan
satuan ppm, atau mgO2/I

21
12. PH Meter Untuk mengetahui kadar
keasaman air.

13. Ponar Grab Untuk mengambil sedimen


di dasar laut, sungai, danau,
atau yang lainnya.

14. Meteran Untuk mengukur panjang


suatu obyek.

15. Turbidimeter Untuk mengukur


kekeruhan air.

4.2 Pembahasan
Pos pertama dilakukan praktikum penggunaan alat refraktometer,
turbidimeter, dan pH Meter. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur salinitas air. Merk pada refraktometer yang digunakan dalam praktikum
ini adalah Hanna Instrument. Pentingnya mengetahui merk pada setiap alat

22
praktikum ini karena setiap merk memiliki tata cara penggunaan yang berbeda-
beda. Cara penggunaanya yaitu refraktometer dibersihkan dengan aquades lalu
diusap menggunakan tisu hingga kering. Kemudian sampel aquades diteteskan.
Pembacaan hasil dilakukan di tempat terang agar terlihat jelas. Hasil pembacaan
yang menunjukkan angka 0,29 %. Sebenarnya aquades memiliki kadar salinitas 0,
kesalahan ini dikarenakan faktor aquades yang kurang bersih.

Refraktometer ditetesi dengan Sisa aquades yang tertinggal


aquades dibersihkan dengan tisu

Dilihat di tempat bercahaya Refraktometer ditetesi oleh sampel

Bidang berwarna biru dan putih Garis batas antara kedua bidang
akan tampak biru dan putih adalah salinitasnya

Kaca prisma dibilas dengan aquades, diusap dengan tisu, dan refraktometer
disimpan di tempatnya

Gambar 18. Skema Kerja Refraktometer

Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur turbiditas air.


Merk alat ini yaitu Hanna. Satuan yang digunakan dalam pengukuran turbiditas
adalah NTU (Nephellometric Turbidity Unit). Cara penggunaannya yaitu
membersihkan botol tempat sampel dengan aquades, kemudian diusap dengan tisu
hingga kering. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan sampel air ke dalam botol
sampel. Botol sampel ini disebut botol cuvet. Prinsip kerjanya yaitu spectofoto
matrick. Saat memasukkan sampel ke dalam botol cuvet, bagian luar botol
ditutupi menggunakan tisu. Hal ini bertujuan agar tangan tidak mempengaruhi
kekeruhan sampel. Air yang dimasukkan kurang lebih sepuluh milimeter. Setelah
itu botol ditutup dan dimasukkan pada tempatnya. Tombol ON ditekan, lalu
tombol tanda panah ke bawah ditekan hingga muncul tr pada layar. Setelah itu
tekan tombol read maka hasil pengukuran akan muncul.

23
Membersihkan botol tempat memasukkan sampel ke dalam
sampel dengan akuades kemudian botol sampel dan dipasang ke
diusap dengan tisu hingga kering tempat di turbidimeter

Menekan tombol anak panah


kebawah hingga muncul tr Menekan tombol ON

Menekan tombol read Mencatat hasil pengukuran

Gambar 19. Skema Kerja Turbidimeter

pH meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar


keasaman air. Merk alat ini yaitu Hanna Instrument. Cara menggunakannya yaitu
pertama memasukkan sampel air dalam gelas ukur, kemudian mencuci elektroda
dengan aquades dan mengeringkan dengan tisu, setelah itu elektroda dicelupkan
ke dalam sampel, lalu menekan tombol ON pada pH meter. Hasil dari angka
dalam pH meter ditulis jika angka yang muncul sudah benar-benar stabil. pH
meter ini juga bisa digunakan untuk mengukur derajat keasaman tanah. Cara
kerjanya sama dengan mengukur derajat keasaman air, hanya saja sampel tanah
sebelumnya harus dilarutkan di dalam air terlebih dahulu.

Sampel ditempatkan di dalam Elektroda dicuci, dikeringkan


wadah dengan tisu

Tombol ON ditekan, angka pH Hasil pembacaan pH ditunggu


ditunggu sampai muncul beberapa menit hingga stabil

Hasil pengukuran dicatat

Gambar 20. Skema Kerja pH Meter.

Pos kedua dilakukan praktikum penggunaan alat Net Plankton. Alat ini
digunakan untuk menangkap plankton yang ada di perairan. Cara menggunakan
alat ini ada dua metode, yaitu dengan metode lempar dan metode tuang.

24
Penggunaan dengan metode lempar, pertama yang dilakukan yaitu menjepit
saluran yang ada di net plankton, lalu menyiapkan tali kurang lebih sepanjang
sepuluh meter. Kemudian melemparkan net plankton ke perairan dan menariknya
perlahan agar net plankton selalu tepat dibawah permukaan air. Setelah sampai di
permukaan, penjepit saluran net plankton dibuka dan memasukkan air kedalam
botol film, kemudian mengawetkannya dengan menggunakan formalin 4%.
Penggunaan dengan metode tuang, pertama-tama yaitu memasang penjepit
saluran pada net plankton, kemudian menuangkan kurang lebih sepuluh liter air ke
dalam net plankton (prosedur penuangan diulang sepuluh kali). Setelah dilakukan
pengulangan sebanyak sepuluh kali. Penjepit saluran net plankton dibukadan
memasukkan volume air kedalam botol film, kemudian mengawetkan dengan
formalin 4%.

Memasang penjepit saluran Menyipakan tali net plankton


pada net plankton sepanjang 10 meter dan ditekuk
dengan rapi

Menarik tali net plankton Melemparkan jaring net plankton


dengan kecepatan konstan. ke perairan hingga tali sepanjang
10 meter ikut tercelup

Membuka penjepit saluran


pada net plankton dan
Mengawetkan dengan
menempatkannya pada botol
formalin 4%.
film
Gambar 21. Skema Kerja Net Plankton Metode Lempar

25
Memasang penjepit saluran Mengambil 100 liter air dengan
pada net plankton ember 10 liter kemudian
menuangkannya ke dalam net
plankton.

Membuka penjepit saluran


pada net plankton dan Mengulangi penuangan sampai
menempatkannya pada botol 10 kali
film

Mengawetkan dengan
formalin 4%.

Gambar 22. Skema Kerja Net Plankton Metode Tuang.

Pos ketiga dilakukan praktikum penggunaan alat ponar grab dan kick net.
Ponar grab yaitu alat yang digunakan untuk mengambil sedimen di perairan yang
berarus sedangkan kick net digunakan untuk mengambil sedimen di perairan yang
dangkal. Cara kerja ponar grab yaitu mengunci lubang yang terdapat di tengah
tengah lengan penghubung dengan pin berpegas supaya tetap terbuka saat
diturunkan ke perairan dengan kedalaman kirakira 30 cm. Saat ponar grab sudah
diangkat kembali ke permukaan, kunci yang tidak berpegas digunakan untuk
mengunci lengan supaya tetap terbuka saat menuang hasil dari sedimen yang
didapat. Sampel sedimen yang didapat diletakkan disuatu tempat untuk dipisahkan
antara sedimen dengan benthos yang terdapat dalam sampel tersebut.

26
Lubang engsel pada ponar grab Ponar grab dijatuhkan dengan
dikunci dengan pin berpegas keras ke dalam perairan

Memasukkan substrat ke Mengangkat ponar grab dari


dalam tempat yang disediakan dalam perairan

Mengawetkan dengan
formalin 4%.

Gambar 23. Skema Kerja Ponar Grab.

Pos keempat dilakukan praktikum penggunaan alat callipers dan


rollmeter. Pertama dilakukan percobaan penggunaan callipers. Alat ini digunakan
untuk mengukur diameter pohon dalam satuan centimeter. Cara penggunaannya
yaitu pertama alat dibuka dan dilingkarkan ke batang pohon. Batang pohon yang
dilingkari callipers adalah yang berdiameter proporsional. Angka yang
ditunjukkan anak panah merupakan diameter pohon.

Mencatat hasil pengukuran


Membuka Callipers dan
yang ditunjukkan oleh anak
melingkarkannya pada pohon
panah

Gambar 24. Skema Kerja Callipers.

Roll meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang suatu
benda atau obyek. Merk alat ini yaitu Yamayo. Cara menggunakannnya yaitu
pertama membuka kunci roll meter, kemudian menarik roll meter sampai panjang
yang ingin diketahui.

Menarik pita roll metersampai


Membuka kunci pada roll panjang obyek yang ingin
meter diketahui.

Gambar 25. Skema Kerja Roll Meter.

27
Pos kelima dilakukan praktikum penggunaan alat neraca dan jangka
sorong. Neraca merupakan alat yang digunakan untuk mengukur massa benda.
Alat ini memiliki ketelitian 0,01 gram. Karena ketelitiannya yang rendah, neraca
ini biasanya hanya dipakai untuk menimbang zat atau benda yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi. Sebelum digunakan, neraca terlebih dahulu
diseimbangkan dengan cara memutar sekup yang berada di atas piring neraca.
Sekrup diputar kearah luar ataupun kearah dalam sampai tepat berada di tengah
atau berada di nol. Selain itu, pastikan anak timbangan semuanya berada di titik
nol (anak timbang skala ratusan, puluhan, satuan, skala satu desimal dan pemutar
skala dua desimal).

Pada neraca dilakukan kalibrasi Benda yang akan diukur massanya


diletakkan di neraca

Panah dibuat agar berada di titik Skala digeser dimulai dari skala
setimbang 0 dan dua garis besar lalu menggunakan skala
sejajar sudah seimbang yang kecil

Data hasil pengukuran dibaca


dan dicatat
Gambar 26. Skema Kerja Neraca

Alat kedua yaitu jangka sorong. Jangka sorong adalah alat ukur yang
ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian
yaitu, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat
bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Umumnya tingkat
ketelitian jangka sorong adalah 0,05 mm. Jangka sorong mempunyai dua buah
rahang, yaitu rahang atas yang digunakan mengukur diameter bagian dalam suatu
benda, dan rahang bawah yang digunakan untuk mengukur diameter bagian luar
suatu benda. Jangka sorong juga mempunyai dua buah penggaris yang berbeda
ukuran. Penggaris yang berukuran pendek dinamakan skala nonius, sedangkan
yang berukuran panjang dinamakan skala utama.

28
Rahang geser jangka sorong
digeser ke kanan hingga benda Benda yang akan diukur diletakan
yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang
diantara rahang geser dan
rahang tetap

Rahang geser digeser ke kiri


Data hasil pengukuran dibaca sehingga benda yang diukur
dan dicatat terjepit oleh kedua rahang
Gambar 27. Skema kerja jangka sorong untuk mengukur diameter luar.

Benda yang akan diukur diletakan


Rahang geser jangka sorong sehingga kedua dinding dalam
digeser ke kanan benda/cincin disentuh oleh kedua
rahang jangka sorong

Data hasil pengukuran dibaca dan


dicatat
Gambar 28. Skema kerja jangka sorong untuk mengukur diameter dalam

Tabung atau benda yang akan


diukur diletakkan dalam posisi Jangka sorong diposisikan tegak
berdiri tegak

Rahang geser digeser ke bawah Ujung jangka sorong diletakkan di


sehingga menyentuh dasar permukaan tabung
tabung

Data hasil pengukuran dibaca


dan dicatat

Gambar 29. Skema kerja jangka sorong untuk mengukur kedalaman

Pos keenam dilakukan praktikum penggunaan alat DO meter dan pengukuran


DO dengan menggunakan metode winkler. DO meter adalah alat untuk mengukur

29
kadar oxygen dalam air. DO meter adalah singkatan dari "Dissolve Oxygen
Meter". Nilai DO dalam air sangat tergantung pada jumlah zat organik dalam air
dan juga suhu air dimana semakin tinggi suhu air maka semakin rendah nilai DO
nya. Cara penggunaan DO meter adalah dengan memasukkan sampel ke dalam
wadah lalu menghubungkan elektroda ke konektornya. Kemudian DO meter
dinyalakan dengan dengan menekan tombol ON/OFF. Beberapa menit kemudian
akan muncul angka pada layar, lalu menekan tombol CAL. Setelah kurang lebih
satu menit, tekan tombol RANGE pada DO meter. Angka tersebut merupakan
hasil DO.

Wadah dibilas menggunakan Sampel dimasukkan ke dalam


aquades wadah

Elektroda dibilas dengan Elektroda dihubungkan ke


aquadest konektornya

DO meter dinyalakan dengan Menunggu beberapa menit hingga


menekan tombol ON/OFF muncul angka pada layar

Menekan tombol RANGE Menekan tombol CAL

DO meter dimatikan dengan


Catat hasil DO
menekan tombol ON/OFF

Gambar 30. Skema kerja DO meter

Pos ketujuh dilakukan praktikum penggunaan alat termometer basah dan


termometer kering Six Bellani, Sling Psychrometer, dan termometer raksa. Sling
Psychrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan
udara. Alat ini mempunyai dua termometer yaitu termometer kering (dry)dan
termometer basah (wet). Perbedaan antara termometer basah dan kering terletak
pada adanya kain yang terdapat pada ujung (bola air raksa) termometer basah.
Merek produk Sling psychrometer yang digunakan pada praktikum ini adalah

30
Ertco. Cara menggunakannya yaitu pertama-tama termometer basah dan
termometer kering ditarik keluar, kemudian membasahi kain yang ada di
termometer basah. Fungsi dari kain basah ini yaitu sebagai pembungkus bola air
raksa supaya suhu yang terukur adalah suhu yang diperlukan agar uap air di udara
dapat berkondensasi. lalu memutar sling psychrometer di atas kepala secara
konstan selama dua menit, skala yang ditunjukkan termometer kering dicatat,
kemudian termometer kering dan termometer basah dimasukkan kembali dengan
angka-angka yang sebelumnya telah dicatat disejajarkan, nilai yang ditunjukkan
oleh anak panah merupakan nilai kelembapan udara.

Termometer basah dan termometer Kain pada termometer basah


kering ditarik keluar dibasahi dengan air

Besar skala pada termometer Alat diputar dengan kecepatan


kering dan termometer basah sedang secara konstan selama 2
dibaca dan dicatat menit di atas kepala

Termometer kering dan Angka-angka pada termometer


termometer basah dimasukan kering dan termometer basah
kembali seperti keadaan awal disejajarkan

Besar nilai kelembapan


ditunjukan oleh tanda panah
yang terdapat pada alat
Gambar 31. Skema kerja sling psychrometer.

Termometer basah dan termometer kering six bellani adalah alat yang
digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan suhu minimum. Cara
menggunakannya yaitu pertama-tama mengkalibrasi termometer agar posisi air
raksa termometer maksimum dan minimum tepat berada di nol yaitu dengan
mengkocok-kocoknya, untuk menurunkan termometer minimum yaitu
menurunkan garis biru dengan menggunakan magnet. Jika suhu naik maka
alkohol dan air raksa akan mengembang, namun jika suhu turun maka akan

31
bergerak turun. Prinsip kerja apada alat ini yaitu denagn muai ruang zat cair. Pada
percobaan penggunaan termometer raksa, alat ini juga digunakan untuk mengukur
suhu udara. Prinsip kerjanya yaitu berdasarkan kepekaan zat cair terhadap
perubahan suhu.

Jika terjadi kenaikan suhu, alkohol Petunjuk suhu maksimum akan


dan air raksa akan mengembang bergerak naik

Petunjuk suhu minimum akan


Jika terjadi penurunan suhu bergerak turun atau ke kolom
reservoir
Gambar 32. Skema Kerja Termometer Maksimum Minimum Six Bellani

Suhu naik Air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa
dalam tabung bertambah

Suhu turun Air raksa mengerut dan kolom air raksa akan
memendek
Gambar 33. Skema Kerja Termometer Raksa

Pos ketujuh dilakukan praktikum penggunaan alat Luxmeter dan Secchi Disk.
Luxmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya
dengan menggunakan satuan lux. Pada praktikum ini digunakan Luxmeter dengan
merek Sibata. Alat ini mempunyai tiga skala yaitu 300, 1000, dan 3000. Cara
menggunakannnya yaitu langkah pertama mengarahkan sensor kearah atangnya
cahaya, kemudian menentukan besar skala dimulai dari skala terkecil yakni 300,
kemudian jika jarum menunjukkan hasil maksimum, skala ditingkatkan ke 1000,
jika jarum masih menunjukkan anka maksimum maka ditingkatkan kembali
menjadi 3000. Untuk penulisan hasil skala, garis yang ada dibagian atas
digunakan untuk memnentukan pada saat skala 300 dan 3000. Sedangkan garis
yang berada dibawah digunakan untuk menentukan pada saat skala 1000. Jika
pada skala 3000 jarum menunjukkan hasil maksimum, maka hasilnya ditulis lebih
dari 3000 lux.

32
Ditentukan besarnya intensitas
Sensor penerima cahaya diarahkan
cahaya bertahap dari 300,1000,
pada datangnya cahaya
dan 3000

Bila pada skala rendah (300)


Data hasil pengukuran dibaca dan jarum menunjukkan hasil
dicatat maksimum, diteruskan pada
skala yang lebih tinggi

Gambar 34. Skema Kerja Luxmeter.

Secchi Disk adalah alat yang digunakan untuk mengukur penetrasi cahaya
di dalam air. Merek Secchi disk yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Lamotte. Cara menggunakannya yaitu memasukkan secchi disk kedalam air
sampai warna putihnya tidak terlihat, kemudian menarik sedikit sampai warna
putihnya terlihat kembali, lalu memegang tali dari permukaan air, dan mengukur
tali dari permukaan air sampai batas secchi disk sebagai hasilnya.

Secchi disk dimasukkan ke dalam


Tali diukur dari permukaan air
permukaan air sampai warna
sampai batas secchi disk
putihnya tidak terlihat lagi

Gambar 35. Skema Kerja Secchi Disk

33
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

34
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah


1. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah refraktometer, pH meter,
turbidimeter, net plankton, ponar grap, eckman grab, calipers, rollmeter,
neraca Ohaus, jangka sorong, buret, DO meter, termometer maksimum-
minimum Six Bellani, sling psychrometer, termometer raksa, lux meter, dan
secchi disk.
2. Fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
a. Refraktometer: mengukur tingkat salinitas air.
b. pH meter: mengukur tingkat keasaman (pH) suatu sampel/larutan.
c. Turbidimeter: mengukur tingkat kekeruhan air.
d. Net plankton: menangkap organisme plankton.
e. Ponar grap: menangkap organisme benthos di perairan laut.
f. Eckman grab: menangkap organisme benthos di perairan tenang.
g. Calipers: mengukur besarnya diameter, misalnya pohon.
h. Rollmeter: untuk mengukur panjang dari objek yang diteliti.
i. Neraca ohaus: mengukur massa suatu benda.
j. Jangka sorong: mengukur diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman
tabung.
k. Buret: mengukur tingkat Dissolve Oxygen (DO) dalam air.
l. DO meter: mengukur tingkat Dissolve Oxygen (DO) dalam air.
m. Termometer maksimum-minimum Six Bellani: mengukur suhu dalam
ruangan.
n. Sling psychrometer: mengukur tingkat kelembaban udara.
o. Termometer raksa: mengukur suhu.
p. Lux meter: mengukur tingkat intensitas cahaya.
q. Secchi disk: mengukur kedalaman penetrasi cahaya dalam air.

35
3. Cara kerja alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
a. Refraktometer: Refraktometer ditetesi dengan aquades, membersihkan
sisa aquades dengan tisu, refraktometer ditetesi dengan sampel air yang
ingin diketahui salinitasnya, melihat hasilnya di tempat yang bercahaya,
batas antara bidang biru dan bidang putih merupakan hasil dari salinitas
air.
b. pH meter: Memasukkan sampel air dalam gelas ukur, mencuci elektroda
dengan aquades dan mengeringkan dengan tisu, menyelupkan elektroda
ke dalam sampel, menekan tombol ON pada PH meter, mencatat angka
yang telah stabil sebagai hasilnya.
c. Turbidimeter: Membersihkan botol tempat sampel dengan akuades
kemudian diusap dengan tisu hingga kering. Langkah selanjutnya yaitu
memasukkan sampel ke dalam botol sampel. Botol sampel ini disebut
botol cuvet. Saat memasukkan sampel ke dalam botol cuvet bagian luar
botol ditutupi menggunakan tisu hal ini bertujuan agar tangan kita tidak
mempengaruhi kekeruhan sampel. Setelah itu botol ditutup dan
dimasukkan pada tempatnya pada turbidimeter. Tombol ON ditekan, lalu
tombol tanda panah ke bawah ditekan, kemudian tunggu hingga muncul
tr pada layar. Setelah itu tekan tombol read maka hasil pengukuran
akan muncul.
d. Net plankton:
a) Metode lempar : menjepit saluran yang ada di net plankton,
menyiapkan tali sepanjang sepuluh meter, melemparkan net plankton
ke perairan, lalu menariknya perlahan agar net plankton selalu tepat
dibawah permukaan air, membuka penjepit saluran net plankton dan
memasukkan volume air kedalam botol film, kemudian mengawetkan
dengan formalin 4%.
b) Metode tuang : memasang penjepit saluran ke net plankton,
menuangkan sepuluh liter air ke dalam net plankton (prosedur
penuangan diulang sepuluh kali), membuka penjepit saluran net
plankton dan memasukkan volume air kedalam botol film, kemudian
mengawetkan dengan formalin 4%.

36
e. Sling Psychrometer : Termometer basah dan thermometer kering ditarik
keluar, membasahi kain yang ada di thermometer basah, kemudian
memutar sling psychrometer di atas kepala secara konstan selama dua
menit, skala yang ditunjukkan thermometer kering dicatat, kemudian
thermometer kering dan thermometer basan dimasukkan kembali dengan
angka-angka yang sebelumnya telah dicatat disejajarkan, nilai yang
ditunjukkan oleh anak panah merupakan nilai kelembapan udara.
f. Termometer Maksimum-minimum Six Bellani: Mengkalibrasi
termometer agar posisi air raksa termometer maksimum dan minimum
tepat berada di nol yaitu dengan mengkocok-kocoknya, untuk
menurunkan thermometer minimum yaitu menurunkan garis biru dengan
menggunakan magnet. Jika suhu naik maka air raksa dan alcohol akan
mengembang, namun jika suhu turun maka indek petunjuk akan bergerak
turun.
g. Termometer raksa: Termometer dimasukkan kedalam obyek yang akan
di uji, kemudian mencatat suhu yang ditunjukkan termometer setelah air
raksa stabil di angka tertentu.
h. Lux meter: Mengarahkan sensor kearah atangnya cahaya, menentukan
besar skala dimulai dari skala terkecil yakni 300, kemudian jika jarum
menunjukkan hasil maksimum, skala ditingkatkan ke 1000, jika jarum
masih menunjukkan anka maksimum maka ditingkatkan kembali
menjadi 3000.
i. Secchi disk: Memasukkan secchi disk kedalam air sampai warna putihnya
tidak terlihat, kemudian menarik sedikit sampai warna putihnya terlihat
kembali, lalu memegang tali dari permukaan air, dan mengukur tali dari
permukaan air sampai batas secchi disk sebagai hasilnya.
j. DO meter: Gelas ukur dibilas dengan aquades dan memasukkan sampel air
ke dalam gelas ukur tersebut, menghubungkan elektroda dengan
konektornya, menyalakan DO meter denagn menekan tombol ON/OFF,
tunggu beberapa menit lalu menekan tombol CAL, setelah satu menit
lalu menekan tombol RANGE, kemudian mencatat angka yang muncul
di DO meter sebagai hasilnya.

37
k. Ponar grab : Lubang engsel pada ponar grab dikunci dengan pin
berpegas, kemudian dijatuhkan dengan keras ke dalam perairan, lalu
diangkat.
l. Rollmeter : Membuka kunci meteran, menarik rollmetersampai panjang
yang ingin diketahui.
m. Calipers : Membuka dan melingkarkan alat ke batang pohon. Batang
pohon yang dilingkari callipers adalah yang berdiameter proporsional.
Angka yang ditunjukkan anak panah merupakan diameter pohon.
n. Neraca : Melakukan kalibrasi sebelum menimbang. Kemudian
meletakkan benda yang akan ditimbang. Skala digeser dimulai dari skala
besar lalu menggunakan skala yang kecil. Membaca dan mencatat hasil
yang ditunjuk oleh skala.
o. Jangka sorong :
a) Mengukur diameter bagian dalam : Menggeser rahang geser jangka
sorong ke kanan hingga benda yang diukur dapat masuk diantara
rahang geser dan rahang tetap. Menggeser rahang geser jangka
sorong ke kiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang.
Kemudian membaca dan mencatat hasil pengukuran.
b) Mengukur diameter bagian luar : Meletakkan benda yang akan diukur
sehingga kedua dinding dalam benda disentuh oleh kedua rahang
jangka sorong. Kemudian membaca dan mecatat hasil pengukuran.
c) Mengukur kedalaman : Jangka sorong diposisikan tegak, lalu
meletakkan ujung jangka sorong di permukaan tabung. Kemudiab
menggeser rahang geser ke bawah sehingga menyentuh dasar tabung.
Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

38
DAFTAR PUSTAKA

Akbar. 2010. Refraktometer. lizaakbar.blogspot.com/ refraktometer.html. Diakses


pada 15 Maret 2014.

Angga. 2013. Penjelasan Grab Sedimen Core Sampler.


Anggacows3.blogspot.com/2013/Penjelasan-Grab-Sedimen-Core
Sampler.html. Diakses pada 16 Maret 2014.

Anonim. 2014. Alat alat Laboratorium. www.scribd.com/doc/alat-


alatlaboratorium. Diakses pada 17 Maret 2014

Anonim. 2014. Net plankton. http://planktonnet/oseanicinstrumen/2011. Diakses


pada 16 Maret 2014.

Anonim. 2014. PH Meter. www.alatlaboratori.com.2009-2010.phmeter.html.


Diakses pada 17 Maret 2014.

Anonim. 2014. Fungsi dan Pengenalan PH meter.


www.alatlabor.com/artikel/detail/58. Diakses tanggal 16 Maret 2014.

Azril. 2012. Luxmeter. azrilproduction.blogspot.com/2012/luxmeter.html


Diakses pada 15 Maret 2014

Fadli. 2013. Kelembaban Udara Relatif di Beberapa Tempat Berbeda (Sling


Pshycometer). annurfadli.tumblr.com/kelembapan-udara-relatif-
dibeberapa-tempat-berbeda. Diakses pada 15 Maret 2014.

Falcon. 2010. Penjelasan Secchi Disk. http://falcon.blogspot.com/penjelasan


secchidisk//. Diakses pada 16 Maret 2014.

Farhan. 2012. Jenis Jenis Termometer Dan Penjelasannya. www.tuliskan.com.


Diakses pada 16 Maret 2014

Hariyanto, Sucipto, Bambang Irwan, Thin Soedarti. 2008. Teori dan Praktik
Ekologi. Surabaya:. Airlangga University Press.

Heyzem. 2012. Laporan Pengukuran Oksigen Terlarut (DO).


http://fairulfh.blogspot.com. Laporan Pengukuran Oksigen terlarut
(DO).html. Diakses pada 15 Maret 2014.

Mahendra. 2011. Laporan Praktikum DO Meter. (mahendraphe.blogspot.com.


Diakses pada 16 Maret 2014

Mansurweb. 2012. Jangka Sorong. http://mansurweb.blogspot.com/2012/jangka-


sorong. Diakses pada 16 Maret 2014

39
Rudi. 2009. Penggunaan Meteran. http://rudi.blogspot.com/2009/penggunaan-
meteran. Diakses pada 16 Maret 2014

Tria. 2013. Laporan SLM dan Luxmeter. Triamegumi.blogspot.com./2013/


Laporan-SLM-dan-Luxmeter.html. Diakses pada 16 Maret 2014.

40

Anda mungkin juga menyukai