Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DARING

ERA PANDEMI COVID-19

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN TEORI ALAT

Disusun oleh :

Nama : Aisyah Putri Andriyani


Nim : 205100600111015
Jurusan/ Fakultas : Keteknikan Pertanian/ Fakultas Teknologi Pertanian
Kelompok : H-2
Nama Asisten : Addis Letisia Agnes de Fretes

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu menggunakan berbagai alat ukur yang tersedia di rumah masing-
masing yang digunakan untuk pengukuran panjang, massa, waktu, suhu, jumlah zat,
serta unit lainnya
2. Mahasiswa mampu menerapkan teori ralat dalam menyatakan hasil pengukuran.

1.2 Teori
1.2.1. Pengertian Pengukuran Presisi dan Akurat
Pengukuran terdapat dua jenis yaitu, pengukuran presisi dan pengukuran
akurat Maksud dari pengukuran presisi yaitu, merupakan suatu hasil
pengukuran yang hasilnya mendekati atau hampir sama dengan ukuran yang
ditentukan. Kemudian maksud dari pengukuran akurat yaitu, suatu benda
yang diukur secara berulang kali sehingga bisa mendapatkan hasil yang
paling mendekati dengan hasil sebenarnya.(Riskawati,2019)

1.2.2. Macam-macam Ketidakpastian Teori Ralat


Ada berbagai macam ketidakpastian teori ralat yaitu, ketidakpastian
mutlak, ketidakpastian relatif, ketidakpastian bersistem, ketidakpastian
rambang (acak), ketidakpastian pada pengukuran yang diulang.
Ketidakpastian mutlak ialah ketidakpastian yang dikarenakan terbatasnya alat
ukur. Selanjutnya ada teori ralat ketidakpastian relatif. Yang dimaksud
ketidakpastian relatif disini adalah jika suatu ketidakpastian dibandingkan
dengan hasil pengukuran (Kristiantoro dkk, 2016).Ada ketidak pastian
bersistem yaitu hasil yang didapat memperoleh penyimpangan dari hasil
sebenarnya. Lalu ada ketidakpastian rambang atau acak. Ketidakpastian
rambang berasal dari gejala yang tidak dapat mungkin untuk di atasi.
Kemudian ada ketidakpastian pada pengukuran yang diulang yaitu
melakukan pengukuran secara berulang kali hingga mendapatkan hasil yang
terbaik. (Riskawati,2019)
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1. Alat, Bahan dan Fungsi


• Jeruk Nipis : buah yang berbentuk seperti bola
• Panci : digunakan untuk memasak
• Timbangan : untuk mengukur massa
• Penggaris : untuk mengukur panjang

2.2. Gambar Alat dan Bahan

Gambar 2.1 Jeruk nipis


Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 2.2 Panci


Sumber : Dokumentasi pibadi

Gambar 2.3 Timbangan


Sumber : Aliyanto dkk, 2018

Gambar 2.4 Penggaris


Sumber : Siswanto, dkk, 2013
2.3. Cara Kerja
• Jeruk Nipis
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Potong jeruk nipis menjadi dua buah bagian
3. Ukur diameter jeruk nipis dengan menggunakan penggaris
4. Lakukan percobaan tersebut selama tiga kali
5. Catat hasil pengukuran dalam DHP
6. Kemudian timbang jeruk nipis diatas timbangan
7. Lakukan percobaan tersebut selama tiga kali
8. Lalu catat hasil pengukuran dalam DHP
• Panci
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Ukur diameter panci dengan menggunakan penggaris
3. Lakukan percobaan tersebut selama tiga kali
4. Catat hasil pengukuran dalam DHP
5. Kemudian timbang panci diatas timbangan
6. Lakukan percobaan tersebut selama tiga kali
7. Lalu catat hasil pengukuran dalam DHP
BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1. Data Hasil Percobaan

Tabel 3.1 Data hasil perhitungan massa, diameter dan volume

Percobaan Satu Percobaan Dua Percobaan Tiga


Benda Uji Massa Diameter Volume Massa Diameter Volume Massa Diameter Volume
(g) (cm) (cm³) (g) (cm) (cm³) (g) (cm) (cm³)

50 4 33,5 50 4,2 38,77 50 4,4 44,58


Jeruk Nipis

150 16 1507,2 150 15,9 1488,42 150 16,1 1526,1


Panci

Tabel 3.2 Data hasil perhitungan massa jenis

Percobaan Satu Percobaan Dua Percobaan Tiga


Benda Uji Massa Jenis Massa Jenis Massa Jenis
(g/cm3) (g/cm3) (g/cm3)
Jeruk Nipis 1,5 1,29 1,21
Panci 0,09 0,1 0,09

3.2. Perhitungan Data


1. Massa Benda
i. Jeruk Nipis
Massa percobaan satu : 50 g
Massa percobaan dua : 50 g
Massa percobaan tiga : 50 g
Rata-rata massa :

50 + 50 + 50 150
𝑔̅ = = = 50 𝑔
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍
∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(50−50)2 +(50−50)2 +(50−50)2


∆𝑥 = √
3(3−1)

0+0+0 0
∆𝑥 = √ = √6
3(2)

∆𝑥 = 0

Massa jenis rata-rata dengan ralat :

𝑔 = 50 ± 0 𝑔
ii. Panci
Massa percobaan satu : 150 g
Massa percobaan dua : 150 g
Massa percobaan tiga : 150 g
Rata-rata massa :

150 + 150 + 150 450


𝑔̅ = = = 150 𝑔
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍

∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(150−150)2 +(150−150)2 +(150−150)2


∆𝑥 = √ 3(3−1)

0+0+0 0
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 0

Massa jenis rata-rata dengan ralat :


𝑔 = 150 ± 0 𝑔

2. Diameter Benda
i. Jeruk Nipis
Diameter percobaan satu : 4 cm
Diameter percobaan dua : 4,2 cm
Diameter percobaan tiga : 4,4 cm
Rata-rata massa :

4 + 4,2 + 4,4 12,6


𝑑̅ = = = 4,2 𝑐𝑚
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍

∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(4−4,2)2 +(4,2−4,2)2 +(4,4−4,2)2


∆𝑥 = √ 3(3−1)

0,04+0+0,04 0,08
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 0,013

Massa jenis rata-rata dengan ralat :


𝑑 = 4,2 ± 0,013 𝑐𝑚
ii. Panci
Diameter percobaan satu : 16 cm
Diameter percobaan dua : 15,9 cm
Diameter percobaan tiga : 16,1 cm
Rata-rata massa :

16 + 15,9 + 16,1 48
𝑑̅ = = = 16 𝑐𝑚
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍

∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(16−16)2 +(16−15,9)2+(16−16,1)2
∆𝑥 = √ 3(3−1)

0+0,01+0,01 0,02
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 0,003

Massa jenis rata-rata dengan ralat :


𝑑 = 16 ± 0,003 𝑐𝑚

3. Volume Benda
i. Jeruk Nipis
4 4
Volume percobaan satu : 𝑣 = 3 × 𝜋 × 𝑟 3 = 3 × 3,14 × 23 = 33,5 cm3
4 4
Volume percobaan dua : 𝑣 = 3 × 𝜋 × 𝑟 3 = 3 × 3,14 × 2,13 = 38,77 cm3
4 4
Volume percobaan tiga : 𝑣 = 3 × 𝜋 × 𝑟 3 = 3 × 3,14 × 2,23 = 44,58 cm3
Rata-rata volume :

33,5 + 38,77 + 44,58 116,86


𝑣̅ = = = 38,95 𝑐𝑚3
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍
∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(33,5−38,95)2 +(38,77−38,95)2+(44,58−38,96)2
∆𝑥 = √ 3(3−1)

29,7+0,03+31,58 61,31
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 10,22

Volume rata-rata dengan ralat :


𝑉 = (38,95 ± 10,22) cm3
ii. Panci
4
Volume percobaan satu :𝑣 = 3 × 𝜋 × 𝑟 3 = 3,14 × 82 × 7,5 =
1507,2 cm3
4
Volume percobaan dua :𝑣 = 3 × 𝜋 × 𝑟 3 = 3,14 × 7,952 ×
7,5 = 1488,42 cm3
4
Volume percobaan tiga :𝑣 = 3 × 𝜋 × 𝑟 3 = 3,14 × 8,052 ×
7,5 = 1526,1 cm3
Rata-rata volume :
1507,2+1488,42+1526,1 4521,72
𝑣̅ = = = 1507,24 𝑐𝑚3
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍
∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(1507,2−1507,24)2 +(1488,42−1507,24)2+(1526,1−1507,24)2
∆𝑥 = √ 3(3−1)

0,002+354,2+355,7 709,9
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 118,32
Volume rata-rata dengan ralat :
𝑉 = (1507,24 ± 118,32) cm3

4. Massa Jenis Benda


i. Jeruk Nipis
𝑚 50 𝑔
Massa jenis percobaan satu :𝜌= = = 1,5 ⁄𝑐𝑚3
𝑣 33,5
𝑚 50 𝑔
Massa jenis percobaan dua : 𝜌 = 𝑣 = 38,77 = 1,29 ⁄𝑐𝑚3
𝑚 50 𝑔
Massa jenis percobaan tiga : 𝜌 = 𝑣 = 44,58 = 1,21 ⁄𝑐𝑚3
Rata-rata massa jenis :
1,5+1,29+1,21 4 𝑔
𝜌̅ = = = 1,33 ⁄𝑐𝑚3
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍
∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(1,5−1,33)2 +(1,29−1,33)2+(1,21−1,33)2
∆𝑥 = √ 3(3−1)

0,03+0,002+0,01 0,04
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 0,007
Massa jenis rata-rata dengan ralat :
𝑔
𝜌 = 1,33 ± 0,007 ⁄𝑐𝑚3
ii. Panci
𝑚 150 𝑔
Massa jenis percobaan satu :𝜌= = = 0,09 ⁄𝑐𝑚3
𝑣 1507,2
𝑚 150 𝑔
Massa jenis percobaan dua : 𝜌 = 𝑣 = 1488,42 = 0,1 ⁄𝑐𝑚3
𝑚 150 𝑔
Massa jenis percobaan tiga : 𝜌 = 𝑣 = 1526,1 = 0,09 ⁄𝑐𝑚3
Rata-rata massa jenis :

0,09 + 0,1 + 0,09 0,28 𝑔


𝜌̅ = = = 0,093 ⁄𝑐𝑚3
3 3

Nilai ralat :
𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍

∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)

(0,09−0,093)2 +(0,1−0,093)2+(0,09−0,093)2
∆𝑥 = √ 3(3−1)

0,000009+0,000049+0,000009 0,000067
∆𝑥 = √ =√
3(2) 6

∆𝑥 = 0,000012

Massa jenis rata-rata dengan ralat :

𝑔
𝜌 = 0,093 ± 0,000012 ⁄𝑐𝑚3
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data Percobaan


Dari data tabel diatas diketahui hasil pengukuran dari percobaan. Percobaan
tersebut menggunakan alat ukur standar yang dapat menunjukan suatu nilai ukuran
tententu. Pengukuran dilakukan dengan cara dibandingkan dengan bentuk standar. Dari
data tersebut didapatkan 3 hasil dari setiap pengukuran. Akan tetapi untuk massa benda
beratnya tetap sama.(Sidik,2012).

4.2. Analisa Perhitungan data


Dari tabel diatas kita juga dapat menganalisa perhitungan data. Data tersebut
didapatkan dari data percobaan. Dari data perhitungan diatas, diketahui perhitungan yang
digunakan adalah dengan ketidakpastian pada pengukuran diulang. Jadi, perhitungan
diatas didapat setelah tiga kali pengukuran, dan tiga data yang dihasilkan dicari nilai rata-
ranya dengan cara menjumlahkan ketiga data tersebut kemudian dibagi tiga karena jumlah
datanya ada tiga. Kemudian setelah menghitung nilai rata-rata dari data tersebut kemudian
dicari nilai ralatnya dengan cara mengakarkan jumlah dari nilai data dikurang nilai rata-
rata yang dikudratkan kemudian dibagi dengan jumlah data dikali dengan jumlah data
dikurang satu.
Menurut teori kita dapat menghitung nilai rata-rata menggunakan :

𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3
𝑥̅ =
3

Nilai rata-rata dari data untuk jeruk nipis, antara lain :


50+50+50 150
Massa : 𝑔̅ = = = 50 𝑔
3 3
16+15,9+16,1 48
Diameter : 𝑑̅ = = = 16 𝑐𝑚
3 3

33,5+38,77+44,58 116,86
Volume : 𝑣̅ = = = 38,95 𝑐𝑚3
3 3
1,5+1,29+1,21 4 𝑔
Massa Jenis : 𝜌̅ = = 3 = 1,33 ⁄𝑐𝑚3
3

Nilai rata-rata dari data untuk panci, antara lain :


150+150+150 450
Massa : 𝑔̅ = = = 150 𝑔
3 3
16+15,9+16,1 48
Diameter : 𝑑̅ = = = 16 𝑐𝑚
3 3
1507,2+1488,42+1526,1 4521,72
Volume :𝑣̅ = = = 1507,24 𝑐𝑚3
3 3
0,09+0,1+0,09 0,28 𝑔
Massa Jenis :𝜌̅ = = = 0,093 ⁄𝑐𝑚3
3 3

Kemudian dicari nilai laratnya menggunakan :

𝓍 = 𝓍̅ ± ∆𝓍
Nilai ralat dari data untuk jeruk nipis, antara lain :
Massa : 𝑔 = 50 ± 0 𝑔
Diameter : 𝑑 = 4,2 ± 0,013 𝑐𝑚
Volume : 𝑉 = (38,95 ± 10,22) cm3
𝑔
Massa Jenis : 𝜌 = 1,33 ± 0,007 ⁄𝑐𝑚3

Nilai ralat dari data untuk panci, antara lain :


Massa : 𝑔 = 150 ± 0 𝑔
Diameter : 𝑑 = 4,2 ± 0,013 𝑐𝑚
Volume : 𝑉 = (1507,24 ± 118,32) cm3
𝑔
Massa Jenis : 𝜌 = 0,093 ± 0,000012 ⁄𝑐𝑚3

Sehingga bisa mendapatkan nilai rata-rata dari suatu pengukuran dan nilai ralatnya.
Dari percobaan.(Riskawati,2019)

4.3. Faktor yang mempengaruhi kesalahan pengukuran


Banyak faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam pengukuran. Ada beberapa
penyebab ketidakpastian tersebut antara lain, nilai skala terkecil, kesalahan dalam
mengkalibrasi alat, kesalahan dalam pembacaan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, metoda sampling, homogenitas sampel, keadaan alat untuk
percobaan, pengaruh personil dan kondisi tempatnya. (Kristiantoro dkk,2016).
Kemudian ada faktor lain yaitu, orang yang melakukan percobaan tidak siap
untuk melakukan praktikum, belum bisa dalam menggunakan alat-alat percobaan, dan
tidak pernah melaksanakan perocbaan ini. Maka bisa dihasilkan pengukuran yang berbeda-
beda. Untuk itu diperlukan adanya pengukuran berulang. (Riyanto, 2012)

4.4. Aplikasi Pengukuran dan Teori Ralat di Bidang Teknologi Pertanian


Dalam pertanian juga banyak faktor dalam kesuburan suatu tanah yaitu salah
satunya faktor kimia , fisik dan biologis. Banyak unsur hara yang terdapat di dalam tanah
dan salah satu faktornya adalah pH. Untuk itu pertanian butuh alat untuk mengukur pH
tanah. Karena untuk menemukan suatu alat butuh waktu yang lama, penelitian yang
panjang, dan biaya yang tidak murah, sehingga hanya sedikit teknologi tersebut yang
ditemukan yang disebut teknologi sensor. Teknologi sensor antara lain, geolistrik,
potensiometri pH, dan sinar gamma.(Erler et all, 2020).
BAB V
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa untuk percobaan ini
dapat menggunakan alat ukur sederhana seperti timbangan dan penggaris. Kemudian
untuk mendapatkan nilai yang akurat dan presisi, dilakukan pengukuran secara berulang.
Dalam pengukuran ini dilakukan tiga kali pengukuran untuk mendapatkan nilai yang
akurat dan presisi. Untuk mendapatkan nilai ralatnya hal yang pertama kali dilakukan
adalah menuliskan hasil percobaan ke dalam DHP. Kemudian hitung rata-rata dari
masing masing data dengan masing-masing benda yang di uji.
Dilakukannya percobaan selama berulang kali dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi hasil pengukuran. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
secara umum antara lain, tidak kesiapannya untuk melakukan praktikum sehingga hasil
pengukuran tidak akurat. Kemudian kebelum mahirannya dalam menggunakan alat-alat
pengukuran sehingga tidak mengerti cara membaca skalanya. Kemudian yang terakhir
karena belum pernah melakukan percobaan tersebut sebelumnya.
Dalam pengaplikasiannya di bidang pertanian yaitu sebuah alat yang berupa
teknologi sensor. Alat ini memudahkan untuk insudtri pertanian, salah satunya dalam
mengukur pH. Teknologi sensor tersebut ada geolistrik, potensiometri pH, dan sinar
gamma.

4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa data yang dihasilkan dari setiap
percobaan berbeda beda. Sehingga perlunya menghitung nilai ralat untuk mengetahui
nilai yang lebih akurat dan presisi mendekati ukuran sebenarnya. Untuk itu pemahaman
mengenai materi ketidakpastian teori ralat ini sangan berguna untuk menemukan hasil
pengukuran yang akurat dan presisi.
DAFTAR PUSTAKA

Aliyanto, Ahmad N., Saleh, Muhammad , Hartoyo,Aryanto. 2018. Perancangan Sistem


Timbangan Digital Berbasis Arduino Mega 2560. Sumatera Utara.

Erler,A., Riebe,D., Beitz,T., Löhmannsröben,H.G., and Robin Gebbers,. 2020. Soil Nutrient
Detection for Precision Agriculture Using Handheld Laser-Induced Breakdown
Spectroscopy (LIBS) and Multivariate Regression Methods (PLSR, Lasso and GPR).
Germany.

Kristiantoro, T., Idayanti, N., Sudrajat, N., Septiani, Mulyadi, Dadang, Dedi. 2016.
Ketidakpastian Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet Permanen dengan
Alat Ukur Permagraph. Bandung.

Riskawati, Nurliana, Karim, Rahan. 2019.Alat ukur dan pengukuran. 2018.LPP Unismuh
Makassar. Makassar.

Riyanto,Edy. 2012.Identifikasi Kesalahan Mahasiswa Dalam Melaksanakan Praktikum Pada


Matakuliah Konsep Ipa 2 Di Prodi Pgsd Fip Ikip Pgri Madiun. Madiun.

Sidik, R. A. 2012. Percobaan Pengukuran Dan Ketidakpastian. Makassar.

Siswanto , P., Sri Suparwiti. 2013. Perbandingan Gaya Friksi Kawat Stainless Steel Sebelum
Dan Setelah Perendaman Dalam Saliva Buatan Pada Periode Waktu Yang Berbeda.
Yogyakarta.
LAMPIRAN DHP
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai