Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA DENGAN
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

NAMA : DAVINA RAHMA PUTRI ARTAMEVIA


NIM : 225100307111096
KELAS : N
KELOMPOK : N8
ASISTEN : DINI MARIATUL SETYANINGSIH

Pas foto 3 x 4

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

BAB 6
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

1. PRELAB
1. Jelaskan prinsip dasar metode spektrofometri dan prinsip absorbsimetri!

Prinsip dasar dari metode spektrofometri adalah menggunakan hukum Lambert-Beer.


Pada sinar seberkas, suatu larutan melewati panjang gelombang tertentu. Akibatnya, sinar
tersebut sebagian ada yang dipantulkan dan diserap oleh larutan (Warono dan Syamsudin,
2013).
Prinsip dasar dari absorbsimetri adalah menggunakan media cair sebagai pelarut dalam
suatu proses. Proses yang dimaksud yaitu glikol dan methanol. Zat pada absorbsimetri terbagi
menjadi dua, yaitu absorben yang merupakan zat penyerap. Selain itu, adsorbat merupakan zat
yang diserap (Setiawan dkk., 2017).

2. Jelaskan prinsip kerja dan komponen penyusun spektrofotometer UV-Vis! (minimal 5)

Adapun prinsip kerja yang digunakan oleh spektrofotometer UV-Vis. Jika suatu cahaya
monokromatik melewati suatu larutan, maka Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap, dan
sebagian dari cahaya yang lain akan dipantulkan. Juga, sebagian dari cahaya lainnya akan
dipancarkan (Yanlinastuti dan Fatimah, 2016).
Adapun komponen – komponen penyusun dari spektrofometer UV-Vis. Yang pertama
adalah sumber sinar yang stabil. Yang kedua adalah monokromator yang meliputi cermin, lensa,
celah dan lain sebagainya. Yang ketiga adalah kuvet yang merupakan wadah untuk meletakkan
suatu larutan yang akan diuji. Yang keempat adalah detector yang merupakan pendeteksi untuk
radiasi. Dan yang kelima adalah ruang sampel yang digunakan untuk meletakkan sampel larutan
(Helwandi, 2016).

3. Sebutkan dan jelaskan pengaruh penyebab penyimpangan yang terjadi pada Hukum Lambert-
Beer!

Adapun pengaruh penyimpangan pada penggunaan spektrofotometer. Yang pertama


adalah penyimpangan kimia yang dapat terjadi jika ada perubahan dalam proses kimia, seperti
senyawa yang diuji bereaksi dengan senyawa lain. Yang kedua adalah penyimpangan alat yang
dapat terjadi jika masih adanya sinar yang memiliki sifat polikromatik. Yang ketiga adalah
penyimpangan terhadap Hukum Lambert-Beer yang akan terjadi apabila konsentrasi larutan
yang dipakai terlalu pekat, maka fungsi absorbans terhadap konsentrasi larutan menjadi tidak
linear (Warono dan Syamsudin, 2013).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Analisa Spektrofotometri Sinar Tampak

Spektrofotometri sinar tampak merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang
gelombang, konsentrasi serta nilai absorbansi pada suatu larutan. Sinar tampak merupakan
spektrum radiasi yang dihasilkan oleh spektrofotometri. Cahaya pada sinar tampak memiliki
Panjang gelombang sebesar 400-800 nm (Afandi, 2018).

2. Warna Komplementer

Warna komplementer merupakan cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari – hari.
Warna hidrindantin biru memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 590 nm. Hidrindantin
biru menyerap warna komplementer, yaitu orange yang memiliki panjang gelombang berkisar
antara 580-650 nm (Kusumawardhani dkk., 2015).

3. Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa penyerapan cahaya yang diukur sebagai


absorbansi. Pengukuran cahaya dilakukan dengan pengukur cahaya monokromatik yang ketat.
Di sisi lain, penghamburan cahaya diukur sebagai transmintansi. Kondisi fundamental yang
akan terjadi adalah distribusi molekul yang homogen dalam suatu sampel larutan (Mantele and
Deniz, 2017).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

3. TINJAUAN BAHAN
1. Larutan KMnO4

KMnO4 merupakan nama senyawa dari kalium permanganat. KMnO4 merupakan suatu
senyawa yang bersifat sebagai pengoksidasi. KMnO4 dapat bereaksi dengan materi yang
tereduksi dan hal tersebut menyebabkan mudah terbakar. KMnO4 merupakan senyawa yang
berbentuk padatan yang memiliki warna hitam keunguan (Ping et. al., 2012).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

4. DIAGRAM ALIR
1. Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan KMNO4 1 × 10−3

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 500-570 nm

Mencari nilai absorbansi tinggi

Hasil (λ maksimum)

2. Pembuatan kurva standar

Larutan KMNO4 1 × 10−3

Diencerkan menggunakan aquades

10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4 KMNO4
1 × 10−4 2 × 10−4 3 × 10−4 4 × 10−4 5 × 10−4 6 × 10−4 7 × 10−4 8 × 10−4 9 × 10−4 1 × 10−3

Diukur absorbansi masing-masing pada λ maksimum

Dibuat kurva standar absorbansi (sumbu y) terhadap konsentrasi (sumbu x)

Hasil (y = ax + b)
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4

Larutan sampel A/B

Diperoleh nilai absorbansi

Dihitung konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan persamaan kurva standar

Hasil
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

5. DATA HASIL PRAKTIKUM


1. Penentuan panjang gelombang maksimum
Konsentrasi KMNO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = 1×10-3 M.

Panjang gelombang (nm) range 500-570 nm Absorbansi (A)


515 0,902
525 1,186
535 1,010
545 1,097
555 0,800
Panjang gelombang maksimum adalah 525 nm.
(panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi
paling tinggi)

2. Perhitungan pengenceran larutan standar KMnO4

1. M1V1 = M2V2 6. M1V1 = M2V2


10-3.V1 = 10-4.10 10-3.V1 = 6.10-4 .10
V1 = 1 mL V1 = 6 mL

2. M1V1 = M2V2 7. M1V1 = M2V2


10-3.V1 = 2.10-4 .10 10-3.V1 = 7.10-4 .10
V1 = 2 mL V1 = 7 mL

3. M1V1 = M2V2 8. M1V1 = M2V2


10-3.V1 = 3.10-4 .10 10-3.V1 = 8.10-4 .10
V1 = 3 mL V1 = 8 mL

4. M1V1 = M2V2 9. M1V1 = M2V2


10-3.V1 = 4.10-4 .10 10-3.V1 = 9.10-4 .10
V1 = 4 mL V1 = 9 mL

5. M1V1 = M2V2 10. M1V1 = M2V2


10-3.V1 = 5.10-4 .10 10-3.V1 = 10.10-4 .10
V1 = 5 mL V1 = 10 mL
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

3. Pembuatan kurva standar

Konsentrasi Larutan KMNO4(M) Absorbansi (diukur pada panjang gelombang


(sumbu x) maksimum) (sumbu y)
1×10-4 0,203
2×10-4 0,465
3×10-4 0,976
4×10-4 1,146
5×10-4 1,091
6×10-4 1,394
7×10-4 1,585
8×10-4 1,783
9×10-4 2,013
1×10-3 2,259

Kurva standar/baku yang diperoleh


NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

6. ANALISIS PROSEDUR

1. Berapa konsentrasi larutan KMnO4 yang digunakan? Jelaskan langkah-langkah menentukan


panjang gelombang maksimum dan hasil panjang gelombang maksimum yang didapatkan!

Dari praktikum yang telah dilakukan, dilakukan pengenceran larutan KMnO4 sebanyak
−4
8×10 mL menggunakan rumus pengenceran dan didapati hasil yaitu 8 mL. Selanjutnya, larutan
KMnO4 dimasukkan ke dalam kuvet dan kuvet tersebut diletakkan ke dalam spektrofotometer.
Selanjutnya, larutan tersebut diukur absorbansi pada panjang gelombang 500-570 nm. Lalu,
didapati panjang gelombangnya yaitu 525 nm dan didapati nilai absorbansinya, yaitu 1,783.

2. Mengapa ketika memegang kuvet yang disentuh hanya pada sisi buram ketika menuangkan larutan
ke dalam kuvet? Dan mengapa harus dengan gerakan searah saat mengelap bagian kuvet?

Kuvet perlu dipegang pada sisi buram, karena jika kita memegang pada sisi terangnya
akan mempengaruhi kinerja dari spektrofotometer. Karena, sisi terang dari kuvet akan
membekas sidik jari kita. Kuvet harus dibersihkan dengan gerakan searah agar kuvet tidak
gampang tergores dan hasil pengukuran pada spektrofotometer akurat.
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

7. ANALISIS HASIL
1. Jelaskan hasil panjang gelombang maksimum yang didapatkan dan bandingkan dengan literatur!

Hasil panjang gelombang maksimum yang didapatkan adalah 525 nm dan memiliki nilai
absorbansi sebesar 1,783. Hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur, karena panjang
gelombang maksimum berbanding lurus dengan nilai absorbansinya. Hal ini, akan berpengaruh
kepada perhitungan di kurva standar (Kusumawardhani dkk., 2015).

2. Bagaimana tingkat akurasi (R2) kurva standar dari data hasil praktikum yang didapat? Bandingkan
dengan literatur!

Dari hasil praktikum, R2 yang didapatkan adalah 0,9705. Hal tersebut tidak sesuai dengan
literatur, karena pengukuran yang akurat dimulai dari 0,98. Pengukuran yang tidak akurat ini
disebabkan oleh kontaminasi bahan pengotor pada pengukuran nilai absorbansi KMnO4 atau
kuvet yang tidak bersih sehingga mempengaruhi pengukuran tersebut (Lusiana, 2012).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

8. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva standar!

Kurva standar dapat disebut sebagai kurva kalibrasi. Kurva standar merupakan kurva yang
menggambarkan hubungan antara respons instrumen dengan konsentrasi tertentu yang telah
diketahui. Kurva standar memiliki fungsi, yaitu untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat
dalam suatu sampel yang tidak diketahui dengan membandingkannya ke dalam sampel standar
dari yang telah diketahui konsentrasinya (Nisah dan Nadhifa, 2020).

2. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat absorbansi dari suatu larutan!

Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat absorbansi pada suatu larutan adalah adanya
serapan oleh zat pelarut, dan cara mengatasinya adalah digunakannya blangko. Yang kedua
adalah serapan oleh kuvet. Yang ketiga adalah kesalahan dari fotometrik yang mempengaruhi
tinggi/ rendahnya pengukuran absorbansi. Selain ketiga faktor tersebut, faktor lainnya meliputi
pH, suhu dan zat pengotor (Putri, 2017).

3. Terdapat 2 sampel larutan yaitu sampel A dan sampel B. Diketahui absorbansi dari sampel A adalah
0,892 dan absorbansi dari sampel B adalah 0,758 dengan persamaan garis y=2682x-0,0356.
Hitunglah konsentrasi dari masing-masing sampel!

Diketahui :

Absorbansi A = 0,892
Absorbansi B = 0,758
Persamaan garis : y = 2682x - 0,0356

Ditanya : Konsentrasi masing – masing sampel?


Jawab :
ya = ax+b
0,892 = 2682x - 0,0356
2682x = 0,9276
x = 0,00034586
= 3,4 x 10-4

yb = ax+b
0,758 = 2628x - 0,0356
2628x = 0,7936
x = 0,0002959
= 2,9 x 10-4
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

4. Bagaimana korelasi hasil pengukuran absorbansi dengan hasil perhitungan konsentrasi pada
masing-masing sampel A dan B yang telah anda hitung pada soal nomor 3?

Dari perhitungan yang telah dilakukan pada nomor 3, didapatkan hasil bahwa konsentrasi
A memiliki nilai yang lebih besar daripada konsentrasi B. Konsentrasi tersebut dipengaruhi oleh
nilai absorbansi dari sampel yang dihitung. Hasil perhitungan yang didapatkan sesuai dengan
literatur, yaitu salah satu faktor dari nilai absorbansi adalah tergantung dari jumlah konsentrasi
larutan (Charlinia, 2016).
NAMA DAVINA RAHMA PUTRI A
NIM 225100307111096
KELAS N
KELOMPOK N8

9. KESIMPULAN

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menetukan panjang gelombang dan nilai
absorbansi dari spektrofotometer. Prinsip dasar dari spektrofotometer adalah mengukur
intensitas warna larutan yang ditentukan konsentrasinya dan dibandingkan dengan warna larutan
standar. Adapun prinsip kerja yang digunakan oleh spektrofotometer UV-Vis. Jika suatu cahaya
monokromatik melewati suatu larutan, maka Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap, dan
sebagian dari cahaya yang lain akan dipantulkan. Juga, sebagian dari cahaya lainnya akan
dipancarkan.
Dari data hasil pengamatan, diperoleh Panjang gelombang maksimum, yaitu 525 nm.
Didapati beberapa nilai absorbansi tertinggi, yaitu 1,186. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan yang menentukan tinggi/rendahnya nilai absorbansi yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, R. 2018. Spektrofotometer Cahaya Tampak Sederhana untuk Menentukan Panjang


Gelombang Serapan Maksimum Larutan Fe(SCN)3 dan CuSO4. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Helwandi, I. R. 2016. Validasi Metode Spektrofotometer UV-Vis Analisis Tiga Panjang Gelombang
untuk Penetapan Kadar Tablet Prednison yang Mengandung Zat Pewarna. Skripsi. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Kusumawardhani, N., Sulistyarti, H. dan Atikah. 2015. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
dan pH Optimum dalam Pembuatan Tes Kit Sianida Berdasarkan Pembentukan
Hidrindantin. Kimia Student Journal. 1(1): 711-717.
Mantele, W. and Deniz, E. 2017. UV–VIS Absorption Spectroscopy: Lambert-Beer Reloaded.
Spectrochimica Acta Part A: Molecular and Biomolecular Spectroscopy. 173(2017): 965-
968.
Ping, F., Chao-ping, C., and Zi-jun, T. 2012. Experimental study on the oxidative absorption of Hg0
by KMnO4 solution. Chemical Engineering Journal. 198-199(2012): 95-102.
Setiawan, A., Purwadi, M. I., Sanjaya, A. S., dkk. 2017. Evaluasi Kinerja Heat Exchanger dengan
dan Tanpa Twisted Tape terhadap Kinerja Gas Dehydration Menggunakan Software
UNISIM dan HTRI 6.0. Prosiding Seminar Nasional Teknologi. 4: 65-75.
Warono, D. dan Syamsudin. 2013. Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa Zat Aktif
Ketoprofen. KONFERSI. 2(2): 57-65.
Yanlinastuti dan Fatimah, S. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pelarut untuk Menentukan Kadar
Zirkonium dalam Paduan U-Zr dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis.
Jurnal BATAN. 9(17): 22-33.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Charlinia, W. 2016. Pengaruh Penambahan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap
Aktivitas Antioksidan dan Kadar Kafein Biji Kopi Robusta (Coffea canephora). Skripsi.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Lusiana, U. 2012. Penerapan Kurva Kalibrasi, Bagan Kendali Akurasi dan Presisi sebagai
Pengendalian Mutu Internal pada Pengujian COD dalam Air Limbah. BIOPROPAL INDUSTRI.
3(1): 1-8.
Nisah, K. dan Nadhifa, H. 2020. Analisis Kadar Garam Fe dan Mn pada Air Minum dalam Kemasan
(AMDK) dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. AMINA. 2(1): 6-12.
Putri, L. E. 2017. Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO4 dengan Metoda Spektroskopi
UV Visible. NATURAL SCIENCE JOURNAL. 3(1): 391-398.
LAMPIRAN DHP

Anda mungkin juga menyukai