Disusun Oleh:
Nama : FRANCISCO EDWARD PEREZ BEWO
NIM : 205100900111031
Jurusan/Fakultas : TEP/FTP
Kelompok :2
Tanggal Praktikum : 22 OKTOBER 2020
Nama Asisten : HANNA FAUZIAH HABIBAH
1.2 Teori
1.2.1 Pengertian Termal, Ekspansi Termal, Koefisien Ekspansi Termal
Temperatur atau panas atau termal adalah suatu besaran fisika yang secara
mikroskopik dapat dikatakan sebagai amplitudo gerak energi atom atau molekul. Energi
ini disebut energi panas karena interaksi antar atom dan molekul tersebut. Dalam ilmu
termodinamika, temperatur merupakan kecenderungan suatu sistem melepaskan energi
secara spontan. Temperatur adalah fenomena fisika yang lebih dikenal oleh orang awam
sebagai panas atau dingin suatu benda (Huda, 2011).
Ekspansi termal atau dikenal sebagai pemuaian adalah peristiwa pertambahan
ukuran (panjang, volume, dan luas) suatu benda ketika terjadi perubahan suhu.
Perubahan suhu suatu benda mempengaruhi gerak partikel pada benda. Benda yang
memiliki suhu tinggi gerak partikelnya menjadi lebih cepat. Gerak partikel yang lebih
cepat memerlukan luas yang lebih besar sehingga benda akan memuai saat dipanaskan
(Gozali, 2012).
Koefisien muai biasa di definisikan sebagai pertambahan ukuran suatu benda saat
dipanaskan sehingga suhu nya naik 1°C. Koefisien muai memiliki beberapa jenis yaitu
koefisien muai panjang, koefisien muai volume, dan koefisien muai volume. Koefisien
muai menggambarkan perubahan ukuran suatu obyek ketika terjadi peningkatan suhu
(Pujayanto dkk, 2016).
Kuningan 19 ×10−6
Perunggu 19 ×10−6
Tembaga 17 ×10−6
Baja 11×10−6
Sumber : Yamani, 2016
BAB II METODE
PERCOBAAN
2.1 Alat, Bahan. Dan Fungsi
Tabel 2.1 Alat, bahan, dan fungsi
NO Alat dan Bahan Gambar Fungsi
1. Termometer Mengukur suhu
Memasang penghubung
slang dan termometer pada
penyumbat karet
Memasang Erlenmeyer
pada klem pendukung
Hasil
Pembakar spiritus
dinyalakan di bawah
erlenmeyer
Hasil
2.3 Gambar Rangkaian Percobaan Praktikum Ekspansi Termal Volumetrik + Penjelasan
Erlenmeyer
Balok pendukung
Spiritus
Dasar Statif
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Grafik
Hubungan Antara Perubahan Volume dan Koefisen Ekspansi Termal
0.01
0.01
0.01
Koefisien Ekspansi Termal ((0C-1)
0.01 0.01
0.01
0 0
0
2 3 4 5 6 7 8
Perubahan Volume (mL)
3.1.1 Grafik Hubungan Pengaruh Perubahan Suhu dan Koefisien Ekspansi Thermal
Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan suhu dan koefisien ekspansi termal
Sumber: Data diolah
Hubungan Antara Perubahan Suhu dan Koefisien Ekspansi Termal
0.01
0.01
0.01
Koefisien Ekspansi Termal (0C-1)
0.01 0.01
0.01
0 0
0
0 5 10 15 20 25 30
Perubahan Suhu (°C)
Gambar 3.2 Grafik hubungan perubahan volume dan koefisien ekspansi termal
Sumber: Data diolah
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.2 Grafik Hubungan Pengaruh Perubahan Volume dan Koefisien Ekspansi Thermal
Berdasarkan grafik n.n didapati grafik yang semakin menurun. Hal ini dikarenakan
ketika terjadi pertambahan volume pada suatu benda maka niai koefisien ekspansi termal
akan semakin mengecil atau dapat disimpulkan bahwa nilai pertambahan volume
berbanding terbalik dengan nilai koefisien ekspansi termal. Berdasarkan Jurnal yang ditulis
Yantidewi dkk (2018) pertambahan benda akan berbanding lurus dengan pertambahan
volume sehingga arah grafiknya akan sama dengan arah grafik pada hubungan perubahan
suhu dengan koefisien ekspansi termal. Pada grafik hubungan perubahan suhu dengan
koefisien ekspansi termal didapat grafik yang cenderung untuk turun karena pertambahan
suhu berbanding terbalik dengan nilai koefisien ekspansi termal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa grafik hubungan pertambahan volume dengan koefisien ekspansi
termal seharusnya mengalami penurun. Pernyataan tadi sesuai dengan grafik n.n yang
menunjukan grafik yang mengalami penurunan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Temperatur atau panas atau termal adalah suatu besaran fisika yang secara mikroskopik dapat
dikatakan sebagai amplitudo gerak energi atom atau molekul. Pertambahan panas pada benda dapat
mengakibatkan pertambahan panjang pada suatu benda. Hal tersebut terjadi dikarenakan Benda yang
memiliki suhu tinggi gerak partikelnya menjadi lebih cepat. Gerak partikel yang lebih cepat
memerlukan luas yang lebih besar sehingga benda akan memuai saat dipanaskan. Nilai pertambahan
ukuran suatu benda pada saat suhu dinaikkan sebanyak 1°C. Koefisien ekspansi termal memiliki tiga
jenis yaitu koefisien ekspansi panjang yang disimbolkan dengan α, koefisien ekspansi volume yang
disimbolkan dengan β, dan koefisiek ekspansi volume yang disimbolkan dengan γ .
Untuk mengetahui nilai dan faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien ekspansi termal maka
dapat dilakukan percobaan dengan mengamati volume gas ketika dipanaskan. Pada saat proses
pemanasan gas, volume gas akan menjadi lebih besar. Hal ini berarti pertambahan panas berbanding
lurus dengan pertambahan volume atau semakin tinggi nilai pertambahan gas maka akan semakin
tinggi juga nilai pertambahan volume begitu juga sebaliknya. Sementara itu berkebalikan dengan
hubungan antara pertambahan suhu dengan pertambahan volume, nilai koefisien ekspansi termal
berbanding terbalik dengan perubahan suhu dan perubahan volume atau semakin besar nilai
pertambahan volume dan suhu maka nilai koefisien ekspansi termal akan semakin turun begitu juga
sebaliknya. . Hal ini bisa terjadi karena jarak antar partikel di udara pada awalnya sudah renggang
sehingga ketika dipanaskan partikel yang bergerak lebih cepat itu hanya membutuhkan sedikit
pertambahan ruang gerak. Selain itu koefisien ekspansi termal suatu benda juga dipengaruhi oleh
massa jenis suatu benda, semakin besar massa jenis suatu benda maka benda tersebut akan memiliki
rongga udara yang kecil sehingga akan memperkecil pertambahan ukuran saat proses pemuaian.
Koefisien ekspansi termal memiliki banyak penerapan dalam kehidupan manusia terutama pada
bidang yang berhubungan dengan suhu dan pemuaian. Bidang teknologi pertanian adalah bidang yang
memanfaatkan koefisien ekspansi termal. Contoh penerapan ini ada pada mesin pengering yang
memanfaatkan proses pemuaian untuk menentukan suhu pada saat proses pengeringan menggunakan
termometer bimetal.
5.2 Saran
Diharapkan sebelum melakukan pengukuran air yang berada di manometer diberi pewarna
sintesis terlebih dahulu. Pemberian pewarna sintesis ini berguna agar pada saat tabung erlenmeyer
dipanaskan gas yang terdorong pada selang dapat terlihat dengan lebih jelas. Selain itu pada saat
memanaskan erlenmeyer harap berhati-hati dan menggunakan alat pemanas yang stabil seperti spiritus
agar proses pemanasan dapat berlangsung maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gozali, Rahmat. 2012. Alat Ukur Muai Panjang Sungai. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia
Huda, Syahrial Nurul. 2011. Rancang Bangun Sistem Pengendali Temperatur Furnace Dengan
Menggunakan Sensor Termokopel Tipe-K Berbasis Mikrokontroler Atmega 16. Skripsi.
Depok: Universitas Indonesia.
Pujayanto, Rini Budiharti, Yohanes Radiyono, Dyah Fitriana Masithoh, Fardani Arfian. 2016.
Pembuatan Alat Percobaan Pengukuran Koefisien Pemuaian Panjang Logam Dengan
Difraksi. Seminar Nasional Pendidikan Sains. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 263 –
268.
Andesta, Peti. 2018. Pengembangan Buku Saku Materi Alat-Alat Ukur Siswa Sebagai Penunjang
Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika. Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan Lampung
Novalina, Christine. 2012. Studi Kinerja Pemisahan Etanol-Air Menggunakan Proses Pervaporasi
Dengan Membran TFC (Thin Film Composite) Komersial. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.
Yamani, Insan Kamla. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Suplemen Fisika Materi Suhu dan
Perubahannya Berbasis Open-Ended Problem Sebagai Sarana Berpikir Siswa. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Supriyono dan Tri Mulyanto. 2013. Analisis Proses Pembuatan Body Tank Korek Api Gas Type 4
mL. Skripsi. UG Journal. 7(4), 23 – 26.
Ahmed, Temoor, Muhammad Noman, Muhammad Shadid, Muhammad Bilal Khan Niazi, Sabir
Hussain, Natasha Manzoor, Xiaoxuan Wang, and Bin Li. 2020. Green synthesis of silver
nanoparticles transformed synthetic textile dye into less toxic intermediate molecules
through LC-MS analysis and treated the actual wastewater. Environmental Reseach.
191(2020), 110142, 1 – 11.
Mahajan, Rajesh, Ahufta Rasool, Robina Nazir, and Smirti Gulati. 2016. Monitoring of
oropharyngeal leak pressures using cuff manometer/cuff inflator device. Journal of Clinical
Anesthesia. 30(2016), 66 – 67.
Purba, Jean Glusevic. 2019. Rancang Bangun Mesin Pengering Bawang Kapasitas 7 Kg/jam.
Skripsi. Medan: Universitas Medan Area.
Doloksaribu, Maryati dan Lisnawaty Simatupang. 2016. Uji Fisis Bahan Isolator Listrik Berbasis
Keramik Porselin Alumnina. Jurnal Einstein. 4(2), 18 – 22.
Wulandari, Puspita Septim dan Yohanes Radiyono. 2015. Penggunaan Metode Difraksi Celah
Tunggal pada Penentuan Koefisien Pemuaian Panjang Alumunium. Prosiding Seminar
Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 6(1), 263 – 268.
Yantidewi, Meta, Tjipto Prastowo, dan Alimufi Arief. Pengukuran Koefisien Muai Volume Minyak
Nabati dan Air Berdasarkan Perubahan Linear Antara Perubahan Volume dan Perubahan
Temperatur. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah. 2(1), 43 – 48.
Pasinggi, Tri Wahyu Ningsi. 2016. Studi Kassus Kelengkapan Dan Penggunaan Alat
Laboratorium Fisika SMA Dalam Bidang Mekanika Di Kecamatan Rantepao Dan
Kecamatan Sesean Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Nazali, Bani Hafidz. 2016/2017. Pengembangan Ensiklopedia Alat Laboratorium Kimia Berbasis
Android Untuk Peserta Didik SMA/MA. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.
Cao, Chunyan, Hongyang Li, Zhujun Shao. 2020. The novel application of syringes in
dermabrasion surgery. Journal of the American Acedemy of Dermatology.
LAMPIRAN DHP
LAMPIRAN