BIOLOGI
KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA
EKOSISTEM PERAIRAN
7 PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI PADA EKOSISTEM PERAIRAN
PRE-LAB
1. Mengapa keanekaragaman hayati dalam biosfer perlu dipelajari?
Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan hidup di bumi dimana terdapat jutaan
tumbuhan, hewan, maupun mikroorganisme yang melangsungkan kehidupan. Setiap
kehidupan memiliki peran dan manfaatnya masing-masing. Seperti contohnya di dalam
ekosistem hutan terdapat berbagai macam flora maupun fauna yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pangan, obat-obatan, maupun kebutuhan lainnya (Sunarmi, 2014).
Keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3. Yang pertama adalah keanekaragaman
spesies yaitu keanekaragaman yang mencangkup semua spesies yang ada di bumi termasuk
bakteri, protista, maupun spesies dari kingdom bersel banyak. Yang kedua adalah
keanekaragaman genetic yaitu variasi gen dari semua spesies yang ada di bumi. Dan yang
terakhir adalah keanekaragaman komunitas yaitu perbedaan komunitas biologi serta
asosiasinya dengan ekosistem masing-masing. Ketiga jenis keanekaragaman hayati ini
memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Karena itu
diperlukan pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati yang ada di bumi (Anggraini,
2018).
3. Parameter apa saja yang dapat mempengaruhi viabilitas/kemampuan hidup dari organisme
yang terdapat pada sampel perairan? Jelaskan!
Untuk mengetahui tingkat kualitas perairan, diperlukan pengamatan dengan
memperhatikan beberapa indicator sebagai berikut;
• Kecerahan perairan
Semakin cerah suatu ekosistem perairan, maka tingkat kehidupan di dalamnya
akan semakin tinggi. Hal ini karena kemampuan sinar matahari menembus air
dipengaruhi oleh tingkat kecerahan air. Semakin keruh air tersebut, sinar matahari akan
sulit menembus. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses fotosintesis biota di
perairan (Hamuna, dkk., 2018).
Praktikum Biologi 2022-2023
Nama Fadilla Putri K. N. H.
NIM 225100901111020
Prodi Teknik Lingkungan
Kelas Y
Kelompok Y3
• Suhu
Suhu sangat berpengaruh dalam kehidupan di perairan. Hal ini dikarenakan
metabolisme biota di perairan dipengaruhi oleh suhu. Pelapisan air disebabkan adanya
peningkatan suhu yang pada akhirnya dapat mengganggu penyebaran oksigen. Selain
itu perubahan suhu juga dapat mempengaruhi proses fisik, kimia, maupun biologi biota
yang ada di perairan (Kusumaningtyas, et al., 2014).
• Salinitas
Salinitas merupakan konsentrasi larutan garam di air laut. Salinitas adalah faktor
penting yang dapat mempengaruhi tingkat kehidupan biota di perairan. Hal ini
disebabkan karena salinitas memiliki hubungan linear dengan tekanan osmotik. Selain
itu perbedaan salinitas antar perairan merupakan indikator adanya perbedaan penguapan
dan presipitasi (Hamuna, dkk., 2018).
• pH
Derajat keasaman atau pH adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion
hidrogen. Nilai pH sangat berpengaruh terhadapt biota di perairan. Hal ini dikarenakan
tingkat nilai pH akan menentukan dominasi fitoplankton. Dominasi fitoplankton ini
akan mempengaruhi tingkat produktivitas primer yang mana semakin banyak
ketersediaan fitoplankton maka ketersediaan nutrient di perairan akan semakin
meningkat (Megawati, et al., 2014).
4. Berdasarkan cara pengumpulannya, sampel dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel
individu (discrete) dan campuran (composite). Jelaskan mengenai perbedaan kedua jenis
sampel tersebut!
Discrate sample adalah sampel yang digunakan untuk menunjukkan sejumlah kecil
sampel yang memiliki sifat khusus. Discrate sample juga biasa disebut dengan sampel
individu. Metode dalam pengambilan sampel individu menggunakan peralatan sederhana
dan waktu yang diperlukan relative singkat (Munvika, 2018).
Berbeda dengan discrate sample, Composite sample menggunakan peralatan yang
cukup kompleks dengan waktu pengambilan sampel sekitar 24 jam. Composite sample
atau biasa disebut sampel campuran adalah gabungan dari sampel individu. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa sampel pada wilayah yang besar
dengan tujuan untuk mempertahankan kepercayaan dalam memprediksi bahaya (Hess, et
al., 2016).
DIAGRAM ALIR
A. Pengujian Parameter Fisik
Sampel
Diamati
Hasil
Muncul tanda panah lalu dipindahkan ke Cal menggunakan tombol tanda seru
Ditunggu hingga pada layar meminta larutan sampel untuk kalibrasi alat
Wadah sampel dibersihkan dengan tisu lalu dimasukkan ke dalam alat dengan tanda panah
pada alat dan ditutup
Didapatkan hasil kalibrasi, antara dilayar dan dibotol sampel harus sama. Dilakukan pada
sampel lain secara bergantian
Hasil
A.
B. Pengujian Parameter Kimia
1. pH
Sampel
Hasil
2. DO
Sampel
Dikalibrasi DO meter
Hasil
Sampel
Digambar
Hasil
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 7.Pengamatan Keanekaragaman Hayati Pada Ekosistem Perairan
Gambarkan jumlah dan bentuk morfologi dari sampel limbah cair yang diamati!
Sampel 1 Sampel 2
Air Selokan Air Kolam
Sampel 3 Sampel 4
Air Tahu Air Sungai
Pertanyaan:
1. Jelaskan mengenai perbedaan karakteristik fisik dari setiap sampel limbah cair yang diamati!
Hubungkan antara parameter fisik tersebut dengan asal sampel cair
2. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter fisik dan kimia!
Parameter fisik meliputi warna, bau, suhu, dan tingkat kekeruhan. Air selokan
memiliki warna kuning dengan bau dan tingkat kekeruhannya 2,71 NTU yang artinya keruh.
Air tahu memiliki bau yang asam dengan warna cream dan tingkat kekeruhannya 17,7 NTU
atau sangat keruh. Air sungai memiliki warna kuning dengan tingkat kekeruhannya 367 NTU
namun tidak berbau. Dari ketiga sampel, rata-rata suhunya adalah 25°-26°. Untuk air kolam,
kualitas sampel tersebut lebih baik daripada ketiga sampel lainnya, yaitu tidak berbau, tidak
keruh, dan hanya sedikit berwarna hijau (Mukarromah, 2016).
Parameter kimia meliputi pH dan DO. pH adalah parameter yang digunakan untuk
mengukur tingkat keasaman pada air. Nilai pH pada sampel air selokan, air kolam, air tahu,
dan air sungai berturut-turut adalah 6,968; 7,211; 3,499; dan 7,048. Sedangkan parameter
DO adalah parameter yang digunakan untuk mengukur jumlah oksigen pada air. Harga DO
pada sampel air selokan, air kolam, air tahu, dan air sungai berturut-turut adalah 2,56; 3,32;
0,38; dan 2,36. Nilai minimum DO adalah 4 mg/l yang artinya jika suatu perairan memiliki
harga DO dibawah nilai minimun maka perairan tersebut memiliki kualitas yang buruk
(Sagala, 2019).
3. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter biologi!
4. Organisme apa saja yang mungkin terdapat pada setiap sampel cair? Jelaskan alasan anda!
Organisme adalah salah satu parameter biologi yang digunakan untuk mengetahui
kualitas perairan. Setiap perairan tentu memiliki perbedaan organisme yang hidup di
dalamnya. Namun organisme yang umum dijumpai di semua perairan adalah koliform,
plankton, dan ganggang (Andika, dkk., 2020).
5. Bagaimana hubungan antara pH dan jarak pengambilan sampel limbah cair yang diamati?
Mengapa demikian?
Nilai pH dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah kadar CO2
dalam perairan, konsentrasi garam karbonat dan bikarbonat, dan jarak pengambilan sampel.
Jarak pengambilan sampel termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi nilai pH
dikarenakan jika sampel yang diujikan merupakan air pada dasar perairan, nilai pH akan
tidak akurat. Hal ini disebabkan karena umumnya dasar perairan mengandung banyak
endapan bahan organik hasil dekomposisi organisme sehingga menyebabkan kualitas air
menurun (Syarifudin, 2016).
6. Bagaimana hubungan antara bentuk dan morfologi organisme yang ditemukan pada sampel
air limbah dengan parameter fisik dan kimia sampel? Mengapa demikian?
Parameter fisik meliputi warna, bau, suhu, dan kekeruhan. Sedangkan parameter kimia
meliputi pH dan DO. Kedua parameter memiliki hubungan yang erat. Contohnya jika suatu
perairan memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi, maka intesitas cahaya matahari yang
masuk ke dalam perairan akan sedikit dikarenakan sinar matahari susah menembus. Hal
tersebut akan menyebabkan fitoplankton terhambat dalam melakukan fotosintesis sehingga
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya organisme pada setiap sampel cair
hasil pengamatan anda!
Organisme dalam perairan satu tentu akan berbeda dengan organisme dalam perairan
lainnya. Hal ini disebabkan adanya kondisi fisik yang berbeda. Contohnya seperti tingkat
kekeruhan tiap perairan tentu tidak sama. Perairan yang keruh akan menyebabkan kurangnya
oksigen dalam perairan sehingga menyebabkan sulitnya organisme untuk tumbuh dan
berkembang dalam perairan tersebut. Selain itu adanya ganggang juga dapat menyebabkan
sulitnya cahaya matahari masuk dan menembus perairan sehingga proses fotosintesis yang
dilakukan fitoplankton akan terhambat (Putro, et al., 2021).
Kesimpulan
Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan agar praktikan mampu mengidentifikasi
biota apa saja yang ada dalam perairan dan menganalisis kualitas air melalui
pengamatansampel yang telah diambil. Keanekaragaman hayati adalah merupakan kekayaan
hidup di bumi dimana terdapat jutaan tumbuhan, hewan, maupun mikroorganisme yang
melangsungkan kehidupan. Setiap kehidupan memiliki peran dan manfaatnya masing-
masing. Pengamatan kali ini dilakukan dengan menggunakan 4 sampel yaitu sampel air
selokan, air kolam, air tahu, dan air sungai. Sedangkan parameter yang digunakan, yaitu
parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi. Parameter fisik mencangkup warna,
bau, suhu, dan kekeruhan. Parameter kimia mencangkup pH dan DO. Sedangkan parameter
biologi mencangkup mikroorganisme di dalam perairan.
19
Daftar Pustaka Tambahan
Andika, B., Wahyuningsih, P., dan Fajri, R. 2020. Penentuan Nilai BOD dan COD Sebagai
Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah Di Pusat Penelitian Kelapa
Sawit (PPKS) Medan. Jurnal Kimia Sains dan Terapan. 2(1): 14-22.
Khairul, K., Siregar, Z. A., & Machrizal, R. 2019. Korelasi Faktor Fisika Kimia Perairan
terhadap Densitas Belangkas di Pantai Timur Sumatera Utara. CHEESA: Chemical
Engineering Research Articles. 2(1): 10-18.
Kusumawati, P., Rif’an, A. A., dan Sugiarto, E. 2019. Potensi Selokan Mataram: Ulasan
Keadaan Fisik Dan Kualitas Airnya. Jurnal Pendidikan Geografi. 24(2): 108-118.
Li, D. & Liu, S. 2019. Water quality monitoring in aquaculture. Water quality monitoring
and management: basis, technology and case studies. Academic Press, Cambridge.
Mukarromah, R. 2016. Analisis sifat fisis dalam studi kualitas air di mata air sumber asem
dusun Kalijeruk, Desa Siwuran, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Putro, A. I., Saitun, S., & Hidayat, Y. M. 2021. TEKNOLOGI SIRKULASI AIR
PERMUKAAN (SiAP) UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ALGA. Jurnal
Ilmiah Desain & Konstruksi. 19(1): 28-42.
Rochyani, N. 2018. Analisis Karakteristik Lingkungan Air Dan Kolam Dalam Mendukung
Budidaya Ikan. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan. 13(1): 51-56.
Sagala, R. U. 2019. Analisis Kualitas Air Sungai Gajah Wong Ditinjau dari Konsentrasi
Klorofil-a dan Indeks Pencemaran. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Salim, D., Yuliyanto, Y., & Baharuddin, B. 2017. Karakteristik parameter oseanografi fisika-
kimia perairan pulau kerumputan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal
Enggano. 2(2): 218-228.
Sujati, A. B., Priyono, A., dan Badriyah, S. 2017. Karakteristik Kualitas Air Sungai Ciliwung
Di Segmen Kebun Raya Bogor. Jurnal Media Konservasi. 22(2): 111-117.
Syarifudin. 2016. PENGARUH pH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BIAWAN (Helostoma temmincki). Skripsi.
Pontianak: Universitas Muhammadiyah Pontianak.
19
LAMPIRAN
19