Oleh :
Kelompok V
2013
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PERAIRAN
Oleh :
Kelompok V
I.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air
(faktor fisika, kimia, dan biologi perairan) serta produktifitas perairan kolam di
UPT BBI PANDAK.
II. MATERI DAN METODE
II.1 Materi
2.1.1 Alat
Alat yang digunkana dalam praktikum ini adalah depth sounder, keping
Sechi (Sechi disk) dengan tali yang berskala, termometer Celsius, Cawan penguap
berkapasitas 100 mLdan berdiameter 90 mm yang terbuat dari porselin atau
platina atau silika berkualitas tinggi; Cawan Goch atau alat penyaring lain yang
dilengkapi pengisap(penekan), Oven, Desikator, Neraca analitik, Tanur untuk
pemanasan 550 ± 50oC, Penjepit cawan, Botol Winkler bervolume 250 ml, Labu
erlenmeyer bervolume250 ml, Gelas Ukur 100 ml, Buret dan statif, Corong biuret,
Pipet seukuran (1 ml), Pipet tetes, Kertas pH universal (0-14), Spektrofotometer,
range 190 – 900 nm, lebar celah 0,2-2,0 nm, Neraca analitik, Penangas air dengan
pengatur suhu, Labu ukur 100 mL, 1000 mL, Pipet ukur 10 mL, Pipet ukur 250,
500, 1000 µL, Erlenmeyer 50 mL, Gelas ukur 100 mL, Gelas piala 100 mL dan
250 ml, Spektrofotometer sinar tampak dengan kuvet silica; Labu ukur 50 mL;
250 mL; 500 mL dan 1000 mL; Pipet volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan
50 mL; Pipet ukur 5 mL; Gelas piala 200 mL dan 400 mL; Erlenmeyer 250 mL;
dan Neraca analitik, Spektrofotometer sinar tunggal atau sinar ganda yang
mempunyai kisaran panjang gelombang 190-900 nm dan lebar celah 0,2-2,0 nm,
serta tekah dikalibrasi pada saat digunakan; pH meter yang mempunyai kisaran
pH 0-14, dengan ketelitian 0,1dan telah dikalibrasi pada saat digunakan, Pipet
mikro 100,250,500 dan 1000 µl; Labu ukur 500 dan 1000 ml; Gelas ukur 100 ml;
pipet ukur 10 ml; labu Erlenmeyer 100 dan 250 ml gelas piala 100 ml,
Spektrofotometer,Timbangan analitik, Erlenmeyer 125 mL, Labu ukur 100 mL;
250 ml; dan 1000 mL; Gelas ukur 25 ml dan 50 ml, Pipet ukur 10 ml; Pipet
volumetrik (2 mL; 5 mL; 10 ml; 20 ml; dan 25 ml); Gelas piala 1000 ml; Pipet
tetes, Plankton net no. 25, Lugol, Botol sampel plankton, Pipet, Mikroskop, buku
identifikasi, Tabung reaksi, Sentrifuge, timbangan analitik dengan ketelitian 0,1
mg; gelas ukur; batang pengaduk, beaker glass, saringan, refrigerator,
penjepit;pompa vacuum, botol gelap dan terang, tiang pancang, Tali, Peralatan
titrasi untuk pengukuran oksigen terlarut.
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Kertas saring ukuran 0,45
μm, Larutan MnSO4, KOH-KI, Na2S2O3 0,025N, H2SO4 pekat, Indikator amilum,
Akuades, Air bebas nitrat, Larutan stok nitrat (keringkan KNO 3 dalam oven 105oC
selama 24 jam. Dilarutkan 0,2718 g ke dalam air dan encerkan menjadi 1000 mL.
1 mL = 100 μg. Tambahkan 2 mL kloroform per liter, larutan ini stabil selama 6
bulan), HCl 1 N (encerkan 36 mL HCl pekat menjadi 360 mL dengan air suling),
Air suling bebas nitrit,Glass wool,Kertas saring bebas nitrit berukuran 0,45
μm,Larutan sulfanilamida, Larutan NED Dihidroklorida. Larutan natrium
oksalat,Na2C2O4 0,05 N,Larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,05 N,
ammonium klorida NH4Cl; Larutan nessler; Larutan natrium hidroksida 6N;
Larutan Zink sulfat ZnSO4.7H2O; Reagen EDTA, Larutan asam sulfat (H2SO4)
5N ,Larutan kalium antimonil tartrat (K(SbO) C4H4O6.½H2O, Larutan
ammonium molibdat ((NH4)6Mo7O24.4H2OLarutan asam askorbat, C6H8O6 0,1
M, Kalium dihidrogen fosfat anhidrat (KH2PO4),Larutan campuran, Kertas saring
whatman no 1, Kertas saring GF/C atau PTFE atau Millipore 0,45µm, Aluminium
foil, Aseton 85%, MgCO3, Sampel air yang ditempatkan dalam 2 botol winkler
terang dan 1 botol winkler gelap (warna hitam),Sampel air dalam botol terang (1
botol) digunakan untuk pengukuran oksigen inisial ,Sampel air dalam botol terang
lainnya dan sampel air dalam botol gelap digunakan untuk pengukuran oksigen
setelah inkubasi.
II.2 Metode
1. Panaskan cawan kosong dalam tanur pada suhu 550 ± 50 oC selama 1 jam,
biarkan di dalam tanur hingga hampir dingin.
2. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit
3. Timbang dengan neraca analitik
4. Panaskan kembali cawan kosong dalam oven pada suhu 103 – 105 oC
selama 1 jam
5. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit
6. Timbang kembali dengan neraca analitik
7. Ulangi langkah (d) sampai (f) hingga diperoleh berat tetap (kehilangan
berat < 4%)
2. Penyaringan contoh dilakukan dengan urutan :
B− A
C= x1000 mg/ L
Vol . sampel
Keterangan :
A = berat cawan berisi residu terlarut (mg)
B = berat cawan kosong (mg)
C = TDS (mg/L)
2.2.5 Pengukuran pH
Keterangan :
C = kadar yang diperoleh dari hasil pengukuran (mg/L);
fp = faktor pengenceran
NPP =
Keterangan:
NPP : Net Primary Productivity (mgO2/l/jam)
R : Respirasi dan dekomposisi (mgO2/l/jam)
GPP : Gross Primary Productivity (mgO2/l/jam)
L : konsentrasi oksigen dalam botol terang (mgO2/l)
D : konsentrasi oksigen pada botol gelap (mgO2/l)
I : konsentrasi oksigen pada botol inisial (mgO2/l)
t : lama inkubasi (jam)
Perhitungan produktivitas primer fitoplankton dilakukan menurut rumus :
GPP
NPP
Keterangan :
GPP = Produksi Primer Kotor
NPP = Produksi Primer Bersih
0,375 = Faktor konversi dari oksigen ke karbon (12/32)
LB = Botol terang (Light bottle), Kandungan O2 pada botol terang
setelah inkubasi
DB = Botol gelap (Dark bottle), Kandungan O2 pada botol gelap
setelah inkubasi
IB = Kandungan O2 awal sebelum inkubasi
PQ = Photosynthesis Quotient (1,2)
N = Lama inkubasi
TSI -SD
TSI –Chl-a
TSI - TP
Rata-rata TSI
Keterangan :
SD = Secchi Disk TSI –SD = nilai TSI untuk Secchi disk
Chl-a = Chlorophyl a TSI –Chl-a = nilai TSI untuk chlorophyl
TP = Total fosfat TSI – TP = nilai TSI untuk TP
Data hasil perhitungan indeks TSI dekelompokkan seperti pada Tabel 2
sehingga diperoleh status kesuburan perairan berdasarkan parameter-parameter
tersebut :
Tabel 2. Status kesuburan perairan berdasarkan TSI
Keterangan :
k : scaling factor (10)
n : jumlah parameter (4)
U : batas atas (upper)
L : batas bawah (lower)
M : nilai rataan parameter
Dalam TRIX diukur dengan skala 0-10, semakin besar nilai indeks
tersebut semakin tinggi tingkat eutrofikasi pada perairan tersebut.Nilai mendekati
10 menunjukan eutrofikasi yang kuat.
TRIX < 2 : oligotrofik
2 ≤ TRIX < 4 : mesotrofik
4 ≤ TRIX < 6 : eutrofik
TRIX ≥ 6 : hipereutrofik
Hasil- hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Analisis Hasil
Parameter Fisika
1. Kecerahan 43 cm
2. Suhu perairan 29oC
3. Kedalaman 0,5 m
4. TDS 3,33 mg/L
II. Parameter Kimia
1. DO 2,6 mg/l
2. pH 7
3. Nitrat 0,5180
4. Nitrit 0,0185
5. Ammonia 1,2298
6. Phospat
7. Total P 0,1787
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3
Pengukuran Suhu Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel
Air
Plankton
Gambar 7 Penambahan
MnSo4 1 ml
Gambar 8 Penambahan KOH-KI Gambar 9 Penambahan H2SO4
Gambar 16 Sampel
nitran nitrit amonia Gambar 18
dan phospat Gambar 19 Gambar 20
Synechocyatie Glenodinium sp. Pediastrum duplex
aquatilia
III.2 Pembahasan
Kesuburan
IV. KESIMPULAN
Ali ,A,.2013.Kajian Kualitas Air Dan Status Mutu Air Sungai Metro Dikecamatan
Sukun Kota Malang.Universitas Brawijaya.Malang.
Ma’rifatin, Z. 2012.Analisis Kualitas Air Dikawasan Wiasata Alam Bunga Tujuh
Kota Dumai Riau. Universitas Sumatra Utara
Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology.Third edition.WB.Sonderao. Co,
Philadelphia.
PEMDA JATIM. 2008. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun
2008 tentang PengelolaanKualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, Surabaya.
Soeseno, 2001. Pemeliharaan Ikan Dipekarangan. Kanisius, Yogyakarta.
Sumawidjaya, 1974. Limnologi. Fakultas Perikanan Menengah , Bogor
Suryono, T., 2006.Tingkat Kesuburan Perairan Danau Singkarak, Padang,
Sumatra. Makalah Seminar Nasional Limnologi “Pengelolaan perairan
darat secara terpadu”. October 2007. Jakarta
Susanti.I.T .2012. Status trofik waduk Manggar Kota Balikpapan dan Strategi
Pengelolaannya.Universitas Diponegoro.Semarang.
Welch, E. B. 1952. EcologicalEffectof Water Applied Limnology and Pollutant
Effect. E & FN SPON, New York.
LAMPIRAN
DATA LAPANGAN :
Analisis Hasil
III. Parameter Fisika
1. Kecerahan 43 cm
2. Suhu perairan 29oC
3. Kedalaman 0,5 m
4. TDS 3,33 mg/L
IV. Parameter Kimia
1. DO 2,6 mg/l
2. pH 7
3. Nitrat 0,5180
4. Nitrit 0,0185
5. Ammonia 1,2298
6. Phospat
7. Total P 0,1787
PERHITUNGAN :
x+ y
(m) = 2
Penetrasi cahaya
= 54+32= 43 m
Kadar TDS:
B− A
C= x1000 mg/ L
Vol . sampel
= 0,236290-0,236196 x 1000 mg/L
0,03
= 0,0001x 1000 mg/L
0,03
=3,33mg/L
1000
Oksigen terlarut = × p × q × 8 mg/l= 1000 x 1,3 x 0,025 x 8
100
100
= 13 x 0,025 x 8 = 2,6 mg/L
Kadar fosfat (mg P/L) = C x fp
Kadar Total P
Abs = 0,202, 0,1787 ppm
Kadar Nitrat
ABS = 0,157, 0,5180 ppm
Kadar Nitrit
BS = 0,026 , 0,0185 ppm
Kadar Amonia
ABS = 0,280 , 1,2298 ppm
Perhitungan Kelimpahan fitoplankton
Kelimpahanper liter = F x N = 3/6x 211,38216 = 105,69108 individu/l
Q1 V1 1 1
Q 2 V2 p w
F=
F = 324 x 110 x 1 x 1 = 211,38216
1,11279 0,05 3 100
Pengukuran Klorofil-a :
26,7 (664 – 665) x V1
Klorofil-a (mg/m3) = ------------------------------------
V3 x L
=26,7 ( 0,195-0,141) x 0,01
0,00105 x 3
= 26,7 . 0,054 x 0,01
0,00315
= 0,014418
0,00315
= 4,5771429 mg/m3
Abs = 0,209 ( sebelum 664 nm )
Abs = 0,014 ( sebelum hcl 750 nm )
Abs = 0,013 ( sesudah HCL 665 nm )
Pengukuran produktivitas primer
Metode Gelap-Terang
DO Botol terang = 1000x 3,7x0,025x8 = 7,4 mg/L
100
NPP =
TSI –Chl-a
TSI - TP
Rata-rata TSI
TSI - SD = 10 ( 6 – 3,76 )
0,69
= 10 ( 6 – 5,44 )
= 10 . 0,56
= 5,6 m
TSI – CHL-a =10 ( 6 – 2,04 – 0,68 . 4,5771429)
0,69
=10 ( 6 – 2,04 – 1,034)
0,69
=10 ( 6 –0,54)
=10 x 5,46= 54,6 mg/m3
TSI – TP= 10 ( 6 – 3,87 ) = 10 ( 6 – 2,25 )
1,72 0,69
0,69
= 10 ( 6 – 3,2 )
= 10 x(2,8)
= 28 mg/m3
Rata-rata TSI = (5,6+54,6 +28) = 29,4
3