Kelompok 2B
Atikah Ratna Anindita 05061182227009
Dea Amanda Marasabessy 05061182227011
Siti Rukmana 05061182227068
Muhammad Depa Wahyudi 05061282227035
Lutvi Firmasyah 05061282227041
Regi Febriansyah 05061282227072
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Oleh:
Atikah Ratna Anindita 05061182227009
Dea Amanda Marasabessy 05061182227011
Siti Rukmana 05061182227068
Muhammad Depa Wahyudi 05061282227035
Lutvi Firmansyah 05061282227041
Regi Febriansyah 05061382227072
Mengetahui,
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan bundelan praktikum
Bioteknologi Hasil Perikanan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi standar nilai pada mata kuliah
Bioteknologi Hasil Perikanan. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai Bioteknologi bagi pembaca dan juga penulis.
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada asisten dosen selaku
pembimbing praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. kami juga mengcapkan terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini. kami menyadari laporan yang saya tulis masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan
sangat kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Dengan demikian kami
sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat yang
digunakan dalam praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan materi Pengenalan
Alat-Alat Bioteknologi adalah sebagai berikut.
4.1.1. Tabel hasil praktikum materi Pengenalan Alat-Alat Bioteknologi
No Nama alat Gambar Fungsi Prinsip kerja
1. Inkubator Menginkubasi Mengatur suhu di
suatu bakteri agar ruang terisolasi dan
dapat hidup pada dilengkapi dengan
suatu media timer, suhu 42,5℃
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum Bioteknologi Hasil perikanan materi
Pengenalan alat laboratorium adalah sebagai berikut.
1. Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktikum maupun
penelitian. Banyak alat-alat yang terdapat di laboratorium baik yang berbahaya
maupun tidak berbahaya, oleh sebab itu kita harus mengetahui cara penggunaa
n, fungsi dan prinsip kerja setiap alat-alat tersebut.
2. Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan
percobaan atau penelitian karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui
fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut.
3. Umumnya setiap alat di Laboratorium Bioteknologi memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika
alat digunakan.
4. Grinder fungsinya untuk menghaluskan bahan, Dehidrator fungsinya sama
seperti oven tetapi lebih di khususkan makanan dengan waktu 12 jam saja.
5. Laminar air flow fungsinya mengalirkan udara steril secara terus menerus
melewati beberapa komponen sehingga tempat yang digunakan akan terbebas
dari debu, spora.
5.2. Saran
Adapun saran pada praktikum teknik laboratorium yakni harap pada praktikan
agar lebih konsisten dan tertib pada saat praktikum sedang berlangsung.
EKSTRAKSI TUMBUHAN ECENG GONDOK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Eceng gondok merupakan tanaman makrofita yang termasuk ke dalam
famillia Pontederiaceae (tanaman berbunga) yang mengapung di air. Tanaman ini
umumnya dikenal sebagai tanaman gulma yang dapat merusak perairan
menimbulkan masalah ekologis karena pertumbuhannya yang sangat cepat, eceng
gondok memiliki tinggi sekitar 0,4 - 0,8 m. Bagian organ pada eceng gondok
meliputi akar, daun dan tangkai. Pada tangkai eceng gondok berbentuk bulat
menggelembung (bulb) yang di dalamnya penuh dengan rongga udara yang
berperan untuk mengapungkan tanaman di permukaan air. Tempat tumbuh yang
ideal bagi tanaman eceng gondok adalah perairan yang dangkal dan berair keruh
dengan pH berkisar 4-12, manfaat tanaman eceng gondok adalah dapat menambah
kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik, sebagai bahan industri kertas,
sebagai medium penanaman jamur, isolator logam berat, sebagai penghasil gas
bio dan bahan kerajinan dengan kadar selulosa yang tinggi (25% selulosa, 33%
hemiselulosa, dan 10% lignin) sebagai bahan baku selulosa berbasis polimer,
lebih bernilai ekonomis dibandingkan yang ada saat ini (Anggraeni, 2013).
Penelitian secara ilmiah telah membuktikan bahwa eceng gondok
mengandung berbagai jenis senyawa aktif (komponen fenol, flavonoid, tanin,
alkaloid, sterol, dan glikosida) yang memiliki aktivitas biologi misalnya
antioksidan, antibakteri, dan antifungi, Hasil analisa dari eceng gondok dalam
keadaan segar diperoleh bahan organik seperti fosfor dan kalium. Kandungan
kimia pada tangkai eceng gondok segar adalah air, fosfor, kalium, klorida,
alkanoid sedangkan dalam keadaan kering tangkai eceng gondok mempunyai
kandungan selulosa, pentosa silika dan lignin. Tanaman eceng gondok juga
diketahui berfungsi sebagai sumber bahan organik yang dapat memperbaiki fisik
tanah, menambah daya serap air dalam tanah dan mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman, Tanaman eceng gondok dapat mempercepat pertumbuhan
tanaman tanaman seledri, karena mengandung zat pengatur tumbuh seperti IAA
(Indole Asetic Acid) tersebut dalam tumbuhan perairan (Permatasari, 2016).
Serat eceng gondok sekarang banyak digunakan dalam industri mebel dan
kerajinan rumah tangga karena mudah didapat, murah dan dapat mengurangi
polusi lingkungan (biodegradability) sehingga komposit ini mampu mengatasi
permasalahan lingkungan serta tidak membahayakan kesehatan. Untuk
menghasilkan komposit dengan kualitas fisik dan mekanik yang tinggi maka jenis
resin yang digunakan harus sesuai dengan bahan pembuatan komposit, dalam
mengoptimasi proses pembuatan serat eceng gondok untuk menghasilkan
komposit serat dengan kualitas fisik dan mekanik yang tinggi diperoleh bahwa
semakin panjang serat maka harga impak akan semakin menurun, kekuatan impak
maksimum terjadi pada panjang serat 50 mm, dengan kekuatan harga 0,002344
J/mm2 menggunakan resin unsaturated polyester resin (Makyanie, 2015).
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Bioteknologi untuk mengetahui ekstraksi tumu
buhan eceng gondok dan mendapatkan hasil pada eceng gondok tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Hasil
Adapun hasil praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan berjudul Ekstraksi
Tumbuhan Eceng Gondok ini adala sebagai berikut.
Tabel 4.1.1 Hasil Praktikum Ekstraksi Tumbuhan Eceng Gondok
No. Tingkat Ekstraksi Keterangan Gambar
1. Ekstraksi Pertama Warna lebih pekat, gelap dan
sedikit kental
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari praktikum Bioteknologi Hasil
Perikanan tentang Ekstraksi Tumbuhan Eceng Gondok sebagai berikut.
1. Eceng gondok merupakan gulma di air karena pertumbuhannya yang begitu c
epat. Karena pertumbuhan yang cepat, maka eceng gondok dapat menutupi pe
rmukaan air dan menimbulkan masalah pada lingkungan.
2. Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan kimia untuk memisahkan se
nyawasenyawa dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
3. Proses maserasi adalah proses ekstraksi yang dilakukan dengan cara merenda
m simplisia dalam satu atau campuran pelarut selama waktu tertentu pada tem
peratur kamar dan juga tempat penyimpanan yang terlindung dari cahaya
4. Ekstraksi pertama menampilkan karakteristik yang mencolok, ditandai denga
n adanya perubahan signifikan pada warna cairan yang menjadi lebih pekat, g
elap, dan memiliki konsistensi sedikit kental, yang mungkin disebabkan oleh
adanya peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa tertentu serta keberadaan p
artikel-padatan yang terperangkap dalam larutan
5. ketika sampel tersebut diekstraksi kembali pada tahap kedua, terlihat bahwa c
airan yang dihasilkan memiliki warna yang lebih bening dan konsistensi yang
cukup encer.
5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan yaitu ketika
praktikan berada di dalam lab hendaklah lebih kondusif lagi, dan untuk asisten
dosennya harap memperhatikan pratikan yang belum paham dengan penyampaian
materinya.
EVAPORASI TUMBUHAN ECENG GONDOK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari Praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan tentang Evaporasi ini adalah
untuk mengetahui dan memahami bagaimana proses evaporasi dan melakukan percobaan
evaporasi pada ekstrak eceng gondok.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Evaporasi
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam
dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.Evaporasi
adalah salah satu kaedah utama dalam industri kimia untuk memekatkan larutan
yang encer. Pengertian umum dari evaporasi ini adalah menghilangkan air dari
larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung yang sesuai yang disebut
evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.
Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industri kimia
untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses di evaporator
adalah evaporasi. Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan proses
perubahan molekul yang memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas.
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Laju evaporasi didalam evaporator
vakum dapat diketahui melalui penurunan kadar air pada bahan. Besarnya laju
evaporasi ini dipengaruhi oleh temperatur dari larutan sirup buahSalah satu faktor
yang mempengaruhi proses evaporasi pada evaporator (Syakdani, 2019).
Evaporasi atau penguapan adalah suatu operasi dimana suatu fluida berubah
dari keadaan cairan menjadi keadaan uap. Penguapan dapat dipakai untuk tujuan
pemisahan pelarut (solven) dari larutan yang lebih pekat. Selanjutnya larutan yang
pekat ini biasanya dikerjakan untuk kristalisasi. Tujuan dari evaporasi itu sendiri
yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Evaporator mengubah air menjadi
uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan
menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek
pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan pendingin yang
menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas). Evaporator juga
digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat
kontaminasilain. Titik didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat dikontrol
dengan mengatur tekanan pada permukaan uap-cair (Ismiyati, 2020).
2.2. Rotary Evaporator
Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk destilasi tipe vacuum,
destilasi vacuum adalah destilasi yang menggunakan tekanan rendah pada tabung
destilasiatau ruangan destilasi. Salah satu alat yang sering digunakan dari berbagai
evaporator yaitu Rotary evaporator diamana alat ini merupakan alat yang biasa
digunakan di laboratorium kimia untuk mengefisienkan dan mempercepat
pemisahan pelarut dari suatu larutan. Alat ini menggunakan prinsip vakum
destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap dibawah titik
didihnya alat ini bekerja seperti alat destilasi. Pemanasan pada alat ini
menggunakan penangas air yang dibantu dengan rotavapor akan memutar labu
yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga pemanasan Selain itu, penurunan
tekanan diberikan ketika labu yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan
lebih cepat. Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan pun menjadi lebih
cepat terjadi. Pompa vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke
kondensor Pemanasan yang akan dilakukan dibawah titik didih pelarut, membuat
senyawa yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi (Alex,
2014).
Salah satu alat yang digunakan untuk proses penguapan atau evaporasi adalah
Vacuum Rotary Evaporator. Vacuum Rotary Evaporator merupakan alat yang
dapat berfungsi untuk memisahkan bahan sempel dengan penambahan pelarut
setelah proses ekstraksi sehingga dapat mengasilkan ekstrak sesuai dengan yang
diinginkan. Alat rotary evaporator atau semacam mesin penyaring yang berputar.
Prinsip kerja dari rotary evaporator adalah untuk menguapkan suatu pelarut
ekstraksi dan hanya meninggalkan senyawa hasil diekstraksi disebut ekstrak.
Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan dalam wadah gelas dan ditambahkan
methanol untuk ekstraksi selanjutnya Karena alat ini berbeda dengan alat yang
lain yaitu perbedaanya terletak pada prinsip dasarnya alat rotary evaporator yaitu
dengan menurunkan tekanan, maka suhu yang dibutuhkan juga akan semakin
kecil maka suhu yang dicatat pada data yang ada akan berbeda yaitu akan lebih
kecil dari suhu titik didih normalnya, maka user akan mencatat dari suhu yang
dirubah tadi sesuai dengan tekanan tekanan dan jenis cairan yang didestilasi
selama proses destilasi berlangsung, hal ini pengguna alat rotary evaporator akan
kesulitan dalam mencatat rata- rata suhu selama destilasi tersebut berlangsung
(Ergina, 2014).
2.3. Feeze Dryer
Freeze Dryer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk ke dalam
Conduction Dryer / Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak
langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media
pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah/lembab yang
menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa
perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga
Conduction Dryer / Indirect Dryer. Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah
satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan
mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap
panas. Adapun prinsip kerja Freeze Dryer meliputi pembekuan larutan,
menggranulasikan larutan yang beku tersebut, mengkondisikannya pada vakum
ultra-high dengan pemanasan pada kondisi sedang, sehingga mengakibatkan air
dalam bahan pangan tersebut akan menyublim dan akan menghasilkan produk
padat. produk serbuk pigmen angkak yang dikeringkan menggunakan metode
freeze drying memiliki rendemen lebih tinggi dan lebih higroskopis dibanding
metode spray drying pada alat yang digunakan tersebut (Reyes,2015).
Freeze drying adalah metode yang paling efektif untuk mengeringkan substansi
yang bersifat rentan terhadap panas. Prinsip kerja freeze drying adalah dengan
membekukan material dan mengurangi tekanan di sekitar bahan yang menyebakan
terjadinya sublimasi partikel air menjadi fase gas. Freeze drying, vacuum oven
drying dan cabinet drying adalah metode yang dapat digunakan untuk membuat
produk menjadi serbuk. Kelebihan dari metode tersebut adalah dapat dilakukan
pengaturan suhu, serta tidak bergantung pada cuaca. Freeze drying merupakan
metode pengeringan yang terbaik karena dapat mempertahankan warna,
kandungan gizi, rasa, dan struktur biologi.Namun freeze drying memiliki
kelemahan yaitu tidak hemat energi karena proses pengeringan berlangsung relatif
lama dan biaya operasional yang tinggi. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian
untuk menentukan metode pengeringan lain yang dapat menghasilkan kualitas
serupa dengan hasil freeze drying namun lebih ekonomis dalam penggunaan
energi dan biaya operasional. Cara kerja alat dengan metode freeze drying adalah
sebagai berikut. ekstrak cairan sebelum dimasukkan kedalam freeze dryer telah
dibekukan dalam refrigerator (lemari es) minimal semalam pada alat
(Wang,2010).
2.4. Etanol 70%
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Penggunaan etanol 70% dipilih sebagai
penyari karena pelarut etanol merupakan pelarut universal yang memiliki
kemampuan menyari senyawa pada rentang polaritas yang lebar mulai dari
senyawa polar hingga non polar. Senyawa polifenol memiliki tingkat kepolaran
yang polaritasnya mendekati dengan etanol sehingga dapat larut lebih banyak
pada etanol. Pelarut etanol 70% dapat mengekstrak senyawa fenol lebih baik
sehingga kadar yang dihasilkan akan menjadi tinggi karena etanol lebih mudah
masuk ke dalam membran sel untuk mengekstrak senyawa di dalam tanaman.
Selain itu pelarut etanol merupakan pelarut yang tidak toksik dibanding dengan
pelarut organik yang lain, tidak mudah ditumbuhi mikroba dan relatif murah.
Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua (Padmasari dkk., 2013).
Etanol dipertimbangkan sebagai cairan pelarut karena lebih efektif, tidak
beracun, dan kuman sulit untuk tumbuh dalam etanol dengan konsentrasi lebih
dari 20%, absorbsinya baik, panas yang diperlakukan untuk pemekatan lebih
sedikit, serta etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan. Etanol
cenderung aman dan memiliki titik didih yang rendah. Etanol juga memiliki
kepolaran yang tinggi sehingga mudah untuk melarutkan senyawa, karbon, resin,
lemak, asam lemak, minyak, serta senyawa organik lainnya. Etanol merupakan
pelarut yang dapat melarutkan senyawa yang bersifat kurang polar hingga polar
seperti senyawa fenolik. Etanol yang bersifat semi polar dapat melarutkan
senyawasenyawa yang bersifat polar maupun nonpolar seperti tanin, flavonoid,
fenol, dan minyak atsiri. Etanol dapat mendegradasi dinding sel sehingga senyawa
bioaktif lebih mudah keluar dari sel tanaman. Gugus hidroksil pada etanol dengan
gugus hidrogen dari gugus hidroksil senyawa fenolik meningkatkan kelarutan
senyawa fenolik. perbedaan konsentrasi etanol dapat memengaruhi kelarutan
senyawa fenolik di dalam pelarut. Terlarutnya suatu zat apabila pelarut yang
digunakan memiliki tingkat kepolaran yang sama (Sa’adah et al., 2015).
2.5. Senyawa Bioaktif Eceng Gondok
Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung dalam tubuh hewan
maupun tumbuhan. Senyawa bioaktif ini ada yang dapat berfungsi sebagai
antibakteri, antikanker, antiinflamasi dan antioksidan. Antioksidan adalah zat
yang
dapat menunda, memperlambat dan mencegah terjadinya proses oksidasi.
Senyawa
ini memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya dapat
dijadikan
sebagai sumber antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dan antikanker.
Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk
mempertahankan mutu produk pangan. Antioksidan dalam produk pangan, dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan
kerusakan. Manfaat antioksidan bagi kesehatan dan kecantikan, misalnya untuk
mencegah penyakit kanker dan tumor, penyempitan pembuluh darah, penuaan
dini, dan lain-lain. Senyawa antioksidan dapat berupa senyawa alami maupun
senyawa sintetik, pada saat ini senyawa antioksidan sintetis sudah mulai
ditinggalkan karena memiliki sifat karsinogenik dan antioksidan yang berasal dari
alam mulai memegang peranan penting. Senyawa bioaktif yang bersifat
antioksidan alam banyak ditemukan di dalam kulit buah dan juga tumbutumbuhan
(Pratama, dkk, 2014).
Banyaknya tanaman eceng gondok yang tersebar di rawa ataupun empang
yang sangat mengganggu bagi air dan hewan yang ada disekitarnya. Namun,
tanaman eceng gondok juga memberikan manfaat bagi manusia, terutama bila
kepentingan manusia terhadap tumbuhan tersebut bersifat subyektif. Ekstrak
metanol eceng gondok menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok memiliki
kandungan metabolit sekunder sebagian besar menjadi alkaloid, komponen fenol,
dan terpenoid. Eceng gondok juga mengandung senyawa flavonoid (luteolin,
apigenin, tricin, chrysoeriol, kaempferol, azaeleatin, gossypetin, dan orientin),
asam amino (metionin, valine, asam teonin glutamate, tryptofan, tyrosin, leusin,
dan lysine), fosfor, protein, komponen organik, dan sianida. Tanaman eceng
gondok diduga memiliki potensi sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan zat
yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata
mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi
meskipun dalam konsentrasi rendah. Metabolit sekunder dalam tumbuhan berasal
dari alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, dan steroid (Nyananyo et al.,
2005).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BAB 4
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum Bioteknologi Hasil Perikanan
dengan materi Evaporasi Tumbuhan Eceng Gondok adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1.1. Hasil Evaporasi Tumbuhan Eceng Gondok.
No Gambar Keterangan
1. Larutan eceng gondok 600ml sebelum
dievaporasi terlihat agak pekat dan kental.
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dari praktikum bioteknologi hasil perikanan a
dalah sebagai berikut.
1. Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau m
enguapkan pelarut.
2. Sampel sebelum dievaporasi terlihat agak pekat dan juga cukup kental sehing
ga menyebabkan sampel berkerak pada permukaan labu.
3. Setelah dievaporasi, larutan eceng gondok terlihat sedikit cair dari yang sebel
umnya dan volumenya dari larutan sampel eceng gondok menjadi berkurang
dan pada sebelum proses evaporasi larutan sampel eceng gondok terlihat ber
warna biru kehitaman.
4. proses evaporasi tanpa menggunakan suhu dan tidak bisa langsung digunakan
kembali harus dilakukan tahap pemurnian dengan cara insuling dengan pelaru
t tidak tercampur dengan pelarut lainnya.
5. Proses evaporasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu. Suhu lingkungan, lu
as permukaan cairan yang terpapar udara, kelembaban relatif udara, tekanan a
tmosfer, aliran udara dan kondisi pada permukaan cairan evaporasi.
5.2. Saran
Untuk praktikum bioteknologi hasil perikanan semoga kedepannya bisa mela
kukan kegiatan praktikum dengan seluruhnya dan semoga kedepannya juga ada ta
mbahan waktu untuk dilaboratorium supaya semua bisa mengikuti sampai dengan
selesai.