Oleh :
Massa Bianka Rahmadanti
05061282227049
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Dasar
Dasar Mikrobiologi Akuatik
Oleh :
Massa Bianka Rahmadanti
05061282227049
Oleh
Massa Bianka Rahmadanti
05061282227049
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Dan Lulus
Dalam Praktikum Dasar Dasar Mikrobiologi Akuatik.
Mengetahui,
Asisten I Asisten II
Massa Bianka Rahmadanti atau biasa dipanggil Massa, lahir di Ibu Kota
Jakarta pada hari Jum’at 07 November 2003 pukul 11.59 WIB. Massa merupakan
anak ke-dua dari pasangan Bapak Supriyoko dan Ibu Darmi Septi. Massa
mempunyai satu kakak perempuan dan satu adik perempuan. Massa telah
menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 58 Palembang pada tahun
2016, Pada tahun yang sama Massa melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Nurul Amal Palembang dan lulus pada tahun 2019, kemudian melanjutkan
Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Palembang dan lulus pada tahun
2022. Alhamdulillah karena atas karunia dan kebaikan ALLAH SWT pada tahun
2022 Massa lulus seleksi sbmptn di Perguruan Tinggi Negeri tepatnya di
Universitas Sriwijaya, Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan, Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan dan Massa kembali melanjutkan Pendidikan nya hingga
saat ini dimana Massa harus menyelesaikan Laporan Tetap Praktikum Dasar Dasar
Mikrobiologi Akuatik sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir dan
lulus dalam mata kuliah Praktikum Dasar Dasar Mikrobiologi Akuatik.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin saya haturkan puji syukur kepada Allah SWT. Atas
segala rahmat, karunia, dan kesempatan dalam meyelesaikan tugas laporan
Praktikum Dasar Dasar Mikrobiologi Akuatik. Segala syukur saya ucapkan
kepadamu Ya Allah, karena telah menghadirkan orang-orang berarti disekeliling
saya, yang selalsu memberikan semangat dan doa sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Laporan ini saya persembahkan kepada
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat yang sudah diberikan kepada saya
agar dapat membuat serta menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar Dasar
Mikrobiologi Akuatik. Adapun pembuatan laporan ini ditujukan sebagai syarat
kelulusan dari mata kuliah Praktikum Dasar Dasar Mikrobiologi Akuatik. Saya
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik tidak lepas dari bantuan teman teman
yang ada disekeliling saya dan termasuk asisten dosen yang selalu membimbing
saya dalam pembuatan Laporan Praktikum Dasar Dasar Mikrobiologi Akuatik ini.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
saya memohon maaf dan akan sangat menghargai apabila ada kritik dan saran untuk
laporan ini. Demikianlah, saya sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Indralaya, November 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
INSTRUMENTASI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alat-Alat Laboratorium
2.2. Bahan Kimia Laboratorium Mikrobiologi
2.3. Alkohol
2.4. Autoklaf
2.5. Colony Counter
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
STERILISASI ALAT
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi Alat
2.2. Sterilisasi Kimia
2.3. Sterilisasi Fisika
2.4. Sterilisasi Mekanik
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
PREPARASI MEDIA KULTUR JAMUR DAN BAKTERI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Media
2.2. Jamur
2.3. Bakteri
2.4. PDA (Potato Dextrose Agar)
2.5. TSA (Tryptic Soy Agar)
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
METODE ISOLASI DAN KULTUR JAMUR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Isolasi Kultur Jamur
2.2. Metode Gores
2.3. Metode Sebar
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
METODE ISOLASI DAN KULTUR BAKTERI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Isolasi Kultur Bakteri
2.2. Bakteri
2.3. TSA (Tryptic Soy Agar)
2.4. Metode Gores
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
PENGENCERAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengenceran Larutan
2.2. Larutan
2.3. Sampel
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
PERHITUNGAN COLONY BAKTERI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PCA (Plate Count Agar)
2.2. Colony Counter
2.3. Koloni Bakteri
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1.
INSTRUMENTASI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”.
Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya,
yaitu tempat bekerja khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium
adalah suatu ruangan atau tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian
yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur
laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya)
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Laboratorium adalah
tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Tempat ini dapat merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun. Dalam
pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat
melakukan percobaan dan penyelidikan. Selain itu, Laboratorium adalah suatu
ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang
oleh adanya seperangkat alat-alat Laboratorium serta adanya infrastruktur
Laboratorium yang lengkap, pada konteks proses belajar mengajar sains di
sekolah-sekolah seringkali istilah Laboratorium diartikan dalam pengertian
sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan
bahan praktikum. Peranan laboratorium sangat besar dalam menentukan mutu
pendidikan karena laboratoriumlah yang menghasilkan karya-karya ilmiah
yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh institusi lainnya.
Sehingga bagi perguruan tinngi yang bermutu dan menjadi bagian yang
dikedepankan (Aprillia et al., 2014).
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa
alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu
dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan (Ayuni et al.,2018).
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Objek kajiannya biasannya adalah semua makhluk hidup
yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga, protozoa,
dan archaea. Pada saat melakukan praktikum mikrobiologi, tentu saja terlebih
dahulu kita perlu mengetahui jenis alat yang akan digunakan pada praktikum
tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengetahui prosedur penggunaannya, cara
pembersih dan fungsi dari masing-masing alat tersebut. Pada saat sekarang ini
alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan
dilaboratorium.Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat
diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian (Ririn, 2016).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan instrumen yang bisa
digunakan untuk kegiatan mikrobiologis baik fungi maupun penggunaannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alat-Alat Laboratorium
Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama
dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia, yaitu
berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, dan pipet
volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji,
termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak
tabung reaksi. Di samping peralatan gelas tersebut,ada juga peralatan lain seperti
peralatan non gelas , pemanas dan ada peralatan tambahan yaitu asparatus. pada
laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain
:autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek,kaca
penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan
mikroorganisme dengan suhu tertentu yang kostan, spektrofotometer untuk
mengukur kepekatan suspensi atau larutan, penangas air untuk mencairkan
medium, magnetik stirrer untuk mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian
fermentasi. Alat - alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram
(inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur,
pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampus pritus, ose. Dalam mikorbiologi,
pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode
hitungan cawan paling banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada
bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium platecount agar
(PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan Swarastuti, 2011).
Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, karena
tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca
seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau
deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin juga memerlukan
larutan deterjen panas untuk bisa membersihkan dengan benar (Alimah, 2013).
2.3. Alkohol
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organic apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkoholModel bola dan stik
dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol Alkohol sering
dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol, dan kadang untuk
minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol
yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau
grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia
farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu
kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Kelas alkohol yang penting, dimana
metanol dan etanol adalah bagian yang paling sederhana, mencakup semua senyawa
yang memiliki rumus umum CnH2n+1OH. Akhiran -ol muncul dalam penamaan
kimia IUPAC bagi seluruh zat yang terdapat gugus hidroksil sebagai gugus
fungsional dengan prioritas tertinggi. Ketika gugus dengan prioritas yang lebih
tinggi hadir di dalam senyawa tersebut, awalan hidroksidigunakan dalam nama
IUPAC-nya. Akhiran -ol dalam nama non-IUPAC (seperti parasetamol atau
kolesterol) juga biasanya menunjukkan bahwa zat tersebut adalah alkohol. Namun,
banyak zat yang mengandung gugus fungsi hidroksil (terutama gula, seperti glukosa
dan sukrosa) memiliki nama yang tidak memasukkan akhiran -ol, maupun awalan
hidroksi, dan sukrosa (Metcalf, 2010).
Etanol merupakan kandungan utama dalam minuman beralkohol,
sedangkan methanol digunakan sebagai bahan tambahan yang dicampur dalam
minuman beralkohol. Senyawa tersebut dapat ditentukan kadarnya dengan metode
konvensional, yaitu metode berat jenis. Metode berat jenis merupakan
perbandingan massa suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada temperatur
tertentu. Metode tersebut memiliki kekurangan yaitu ketidaktepatan pengamatan
pada saat cairan telah menguap semua atau belum yang mengakibatkan kesalahan
dalam perhitungan. Selain metode konvensional juga digunakan metode
instrumental yaitu metode kromatografi gas (Bintang, 2010).
2.4. Autoklaf
Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap
panas dengan tekanan tinggi. Suhu didalamnya dapat mencapai 115C hingga
125C dan tekanan uapnya mencapai 2 - 4 atm. Alat tersebut merupakan ruang uap
berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan dipertahankan
pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Kondisi yang baik digunakan untuk
sterilisasi adalah pada 15 Psi dan temperatur 121C selama 15 menit. Agar
penggunaan autoklaf efektif, uap air harus dapat menembus setiap alat yang
disterilkan. oleh karena itu, autoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uap air benar-
benar menembus semua area. Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan
panas dan tekanan dari uap air. Biasanya untuk mensterilkan media menggunakan
temperatur 121C dengan tekanan 2 bar selama 15 menit. Alasan mengapa
digunakan temperatur 121C karena pada saat itu menunjukkan tekanan 2 baru yang
akan membantu membunuh mikroorganisme dalam suatu benda. Untuk tekanan
pada atmosfer pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada temperatur
1000C, sedangkan autoklaf yang diletakkan pada ketinggian yang sama,
menggunakan tekanan maka air akan mendidih (Anggari et al., 2008).
Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang ada di dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan mendesak udara yang
mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,katup
uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai
tekanan dan temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan timer
mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas
dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai tekanan normal.
Pada autoklaf terdapat beberapa fungsi komponen yang sering dioperasikan.
Komponen-komponen yang terlibat pada alat sterilisasi autoklaf. dibawah ini
penjelasan berikut adalah beberapa fungsi komponen di atas yaitu Bejana tekan,
Ruang air, Ruang uap, Elemen pemanas, Katup uap, Katup Pengaman, Sensor
Temperatur, dan Pressure Gauge (Deni, 2003).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Instrumentasi Laboratorium Mikrobiologi
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1.1. peralatan yang umum digunakan di laboratorium mikrobiologi
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi Prosedur
Penggunaan
1. Inkubator Untuk Masukkan air
menginkubasi pada wadah
atau memeram penampung air
mikroba autoclave.
pada suhu yang Sesuaikan
terkontrol. volumenya
dengan indikator
penunjuk pada
wadah.
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum diatas,dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat
laboratorium memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan
fungsinya. Peralatanyang digunakan di laboratorium terbagi menjadi dua
bagian yaitu peralatan gelas dan peralatan non gelas. Jadi, alat-alat yang
ada di laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi
yang dijelaskan sama asdos dan cermati serta teliti agar mendapat hasil yang
maksimal.sebaikny alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan
dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan
maksimal tanpa ada kekurangan, semua praktikum menguasai materi yang
telah dijelaskan sama asdossebelum memasuki laboratorium agar mendapat
hasil yang maksimal.
STERILISASI ALAT LABORATORIUM
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui metode sterilisasi dan
penerapannya di Laboratorium mikrobiologi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5.1. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Sterilisasi merupakan proses membunuh semua jenis mikroorganisme
2. Sterilisasi terbagi menjadi 3 macam pertama sterilisasi fisik, kedua sterilisasi
3. Secara kimia dan ketiga sterilisasi secara mekanik
4. Alat sterilisasi metode pemanasan adalah Auto clave, oven, lampu Bunsen
5. Alat sterilisasi cairan kimia
6. Alat sterilisasi secara mekanik atau filtrasi menggunakan alat saring.
5.2. Saran
Saran untuk Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik adalah sebaiknya
pada saat sebelum melakukan pratikum harus memahami dengan benar materi yang
telah diberikan olehasisten dosen dan dilaakukan secara maksimal mungkin agar
tiidak terjadi kesalahn. Dan diharapkan untuk pratikan untuk memhami materi
pratikum selanjutnya.
PREPARASI MEDIA KULTUR JAMUR DAN BAKTERI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah umtuk mengetahui berbagai media tumbuh
bakteri dan jamur serta mempelajari pembuatan media tumbuh baik media
alami maupun media buatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA