Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DARING

ERA PANDEMI COVID-19


PENJUMLAHAN VEKTOR GAYA

Disusun Oleh:
Nama : Arka Hanif Aditya P.
NIM : 215100500111021
Jurusan/Fakultas : THP/FTP
Kelompok : Q1
Tanggal praktikum : 28 September 2021
Nama asisten : Dwi Kusuma Ardyanti

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak hal yang berkaitan dengan ilmu fisika di kehidupan sehari-hari, misalnya
adalah gaya, perpindahan, percepatan, kecepatan, tekanan, dan lain sebagainya. Dalam
ilmu fisika dikenal dua jenis besaran yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran
skalar merupakan besaran yang memiliki nilai tetapi tidak mempunyai arah, contohnya
adalah panjang, massa, waktu, dan lain-lain. Sementara itu, besaran vektor merupakan
besaran yang memiliki nilai dan juga arah, misalnnnya adalah gaya, percepatan,
kecepatan, dan sebagainya.
Vektor sendiri dipelajari secara teori dalam mata kuliah fisika dasar. Namun, perlu
dilakukan praktikum untuk mendalami pemahaman mahasiswa terhadap konsep vektor
karena pembelajaran vektor akan lebih baik jika diikuti dengan praktikum. Vektor
memiliki dampak yang sangat besar bagii kehidupan mulai dari yang sederhana seperti
jungkat-jungkit sampai hal yang kompleks seperti pemodelan tiga dimensi mesin
pertanian, mekanika, bahkan sampai hal vital seperti navigasi pesawat terbang.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Mengetahui cara menjumlahkan dua vektor atau lebih.
1.2.2 Mengetahui arah kerja suatu vektor gaya.
1.2.3 Mengetahui penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
pengembangan ilmu teknologi pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Besaran Vektor dan Contohnya


Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah yang biasanya dinyatakan
dengan anak panah. Ujung suatu vektor menunjukkan arah dari vektor dan nilai vektor
menunjukkan besarnya. Beberapa contoh besaran yang merupakan besaran vektor antara
lain perpindahan, kecepatan, dan percepatan. (Dwi, 2017).
Simbol vektor ditulis dengan menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal atau
miring dengan tanda panah diatasnya. Sebagai contoh A ditulis vektor 𝐴⃗. Dua buah
vektor disebut sama jika panjang dan arahnya sama. Vektor yang dimaksud adalah vektor
bebas yang titik tangkapnya sudah paten dan tidak bisa berubah-ubah. Sementara itu, dua
buah vektor dikatakan tidak sama jika kedua vektor mempunyai nilai yang sama namun
berlainan arah, mempunyai nilai berbeda dan arah sama, dan juga memiliki perbedaan
baik itu nilai maupun arahnya (Salim & Taib, 2018).

2.2 Operasi Vektor


a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Untuk penjumlahan dan pengurangan vektor ada beberapa metode yaitu
1. Metode jajaran genjang
Cara menggambar vektor jajaran genjang adalah sebagai berikut:

𝐴⃗
⃗⃗
𝐵 𝐴⃗
R

⃗⃗
𝐵

Gambar 2.1 Resultan vektor A+B dengan metode jajararan genjang


Besarnya vektor:
/R/ = √𝑨𝟐 + 𝑩𝟐 + 𝟐𝑨𝑩 𝐜𝐨𝐬 𝜽 (Salim & Taib, 2018).
𝜽 adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B
2. Metode segitiga
⃗⃗
𝐵
⃗⃗
𝐵
𝐴⃗ 𝐴⃗
R

Gambar 2.2 Resultan vektor A+B dengan metode segitiga


Besarnya resultan vektor metode segitiga adalah /R/ = A + B
(Dwi, 2017).
3. Metode poligon
Metode polygon digunakan ketika mendapati lebih dari dua
vektor. Cara menghitungnya tidak jauh berbeda dengan metode
segitiga.
Berikut adalah contoh metode poligon:

𝐴⃗ 𝐶⃗
⃗⃗
𝐵

𝐶⃗

R
⃗⃗
𝐵

𝐴⃗
Gambar 2.3 Resultan vektor A+B dengan metode poligon
Jumlahkan ketiga vektor A, B, dan C dengan metode poligon.
Oleh karena itu resultan vektor adalah /R/ = A + B + C (Salim &
Taib, 2018).
4. Metode analitis/uraian
Metode analitis dilakukan dengan bantuan sumbu koordinat
kartesius. Vektor diuraikan berdasarkan sumbu x dan sumbu y
dalam koordinat kartesius.

Ay

Ax

Gambar 2.4 Resultan vektor A+B dengan metode analitis/uraian


Komponen vektor A terhadap sumbu X: Ax = A cos 𝜽
Komponen vektor A terhadap sumbu Y: Ay = A sin 𝜽
Besar resultan adalah /R/ = √𝑹𝒙𝟐 + 𝑹𝒚𝟐 (Salim & Taib,
2018)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi


Tabel 3.1.1 Alat, bahan, dan fungsi
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Dasar statif Sebagai tumpuan batang statif
2. Batang statif pendek Sebagai tempat untuk menggantungkan beban dan
alat tertentu yang dipasang horizontal
3. Batang statif panjang Sebagai pondasi vertikal dalam percobaan
4. Balok pendukung Sebagai penghubung antara dynamometer dengan
statif
5. Tali nilon Sebagai media untuk menggantungkan beban
6. Beban 50 gram Sebagai benda yang akan dihitung massanya
7. Neraca pegas 1,5 N Sebagai alat pengukur massa benda
8. Jepitan penahan Sebagai tempat untuk menggantung neraca pegas
9. Penggaris logam Sebagai alat untuk mengukur panjang tali nilon
10. Kertas HVS Sebagai tempat untuk mencatat hasil percobaan
11. Busur derajat Sebagai alat untuk mengukur sudut yang dibentuk
oleh tali nilon

3.2 Gambar Alat (minimal 2 sitasi)


a. Dasar statif

Gambar 3.1 Dasar statif


Sumber: (Pratama & Wulandari, 2020)
b. Batang statif pendek

Gambar 3.2 Batang statif pendek


Sumber: (Pratama & Wulandari, 2020)
c. Batang statif panjang

Gambar 3.3 Batang statif panjang


Sumber: (Pratama & Wulandari, 2020)
d. Balok pendukung

Gambar 3.4 Balok pendukung


Sumber: (Pratama & Wulandari, 2020)
e. Tali nilon

Gambar 3.5 Tali nilon


Sumber: (Pasinggi, 2016)
f. Beban 50 gram

Gambar 3.6 Beban


Sumber: (Pasinggi, 2016)
g. Neraca pegas 1,5 N

Gambar 3.7 Neraca pegas


Sumber: (Pasinggi, 2016)
h. Jepitan penahan

Gambar 3.8 Jepitan penahan


Sumber: (Pratama & Wulandari, 2020)
i. Penggaris logam

Gambar 3.9 Penggaris logam


Sumber: (Pasinggi, 2016)
j. Kertas HVS

Gambar 3.10 Kertas HVS


Sumber: (Dokumentasi pribadi, 2021)
k. Busur derajat

Gambar 3.11 Busur derajat


Sumber: (Dokumentasi pribadi, 2021)
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Diagram Alir Penjumlahan Vektor Gaya

Alat dan bahan

Dirangkai seperti gambar

Dipotong nilon 30 cm

Disambungkan pada beban dan dynamometer

Digeser hingga membentuk sudut 10°

Dihitung resultan gaya

Diulang untuk sudut 20°, 40°, 60°, 80°

Dihitung dan dibandingkan resultan gaya

Hasil

3.4 Gambar Rangkaian Percobaan Vektor

Balok pendukung

Neraca pegas

Batang statif panjang


Tali nilon

Beban
Batang statif pendek

Dasar statif
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Hasil Percobaan


α1 α2 F1 (N) F2 (N) Berat beban Resultan
(N) gaya (N)
10o 10o 0,7 0,7 1,5 1,375

20o 20o 0,85 0,85 1,5 1,552

30o 30o 0,9 0,9 1,5 1,559

40o 40o 0,95 0,95 1,5 1,454

4.2 Perhitungan Data


α = 20o
𝑅⃗⃗ = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅⃗⃗ = √(0,7)2 + (0,7)2 + 2(0,7)(0,7) cos 20°
𝑅⃗⃗ = √0,98 + 0,98 . 0,93
𝑅⃗⃗ = √0,98 + 0,9114
𝑅⃗⃗ = √1,894
𝑅⃗⃗ = 1,375 𝑁

α = 40o
𝑅⃗⃗ = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅⃗⃗ = √(0,85)2 + (0,85)2 + 2(0,85)(0,85) cos 40°
𝑅⃗⃗ = √1,445 + 1,445 cos 40°
𝑅⃗⃗ = √1,445 + 0,9637256
𝑅⃗⃗ = √2,4087356
𝑅⃗⃗ = 1,552𝑁

α = 60o
𝑅⃗⃗ = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅⃗⃗ = √(0,9)2 + (0,9)2 + 2(0,9)(0,9) cos 60°
𝑅⃗⃗ = √0,81 + 0,81 + 0,81
𝑅⃗⃗ = √2,43
𝑅⃗⃗ = 1,559 𝑁

α = 80o
𝑅⃗⃗ = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 + 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅⃗⃗ = √(0,95)2 + (0,95)2 + 2(0,95)(0,95) + cos 80°
𝑅⃗⃗ = √0,9025 + 0,9025 + 1,805(0,173)
𝑅⃗⃗ = √1,805 + 0,312
𝑅⃗⃗ = √2,117
𝑅⃗⃗ =1,454 N
4.3 Hasil Metode Grafis
BAB V
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Percobaan


Percobaan praktikum penjumlahan vektor gaya dilakukan dengan melakukan
perhitungan terhadap data yang sudah tersedia. Data tersebut diberikan oleh asisten
praktikum dan dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan kelompok praktikumnya
masing-masing. Data-data yang telah ditentukan antara lain besar sudut yaitu 20°, 40°,
60° dan 80°, lalu nilai dari F1 dan F2 yaitu 0,7 N, 0,85 N, 0,9 N, dan 0,95 N. Berat beban
juga sudah ditentukan yaitu seberat 1,5 N. Praktikan harus menghitung resultan dari
vektor gaya. Resultan vektor gaya dapat ditentukan dengan menggunakan metode jajaran
genjang dengan rumus 𝑅⃗⃗ = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 ∝ (Suwandi, 2015). Setelah
dilakukan perhitungan, vektor gaya yang membentuk sudut 20° memiliki resultan gaya
sebesar 1,375 N, sudut 40° memiliki resultan gaya sebesar 1,552 N, sudut 60° memiliki
resultan sebesar 1,559 N, dan vektor gaya yang membentuk sudut 80° memiliki resultan
gaya sebesar 1,454 N.

4.2 Analisa Perhitungan Data


Percobaan dilakukan dengan menghitung resultan gaya dari sudut yang dibentuk
oleh dua vektor serta besar F1 dan F2. Rumus resultan vektor adalah 𝑅⃗⃗ =
√𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 ∝. Perhitungan yang pertama adalah dengan sudut 20 dan
besar F1 dan F2 adalah 0,7 N. Nilai dari cos 20° adalah 0,93 sehingga jika dimasukkan ke
dalam rumus menjadi 𝑅⃗⃗ = √(0,7)2 + (0,7)2 + 2(0,7)(0,7) cos 20° dan mendapatkan
hasil resultan sebesar 1,375 N. Perhitungan yang kedua adalah dengan besar sudut 40°
serta F1 dan F2 sebesar 0,85 N. Pada perhitungan ini diperoleh nilai resultan vektor
sebesar 1,552 N. Pada perhitungan ketiga, data yang digunakan adalah besar sudut 60°
1
serta F1 dan F2 sebesar 0,9 N. Oleh karena nilai dari cos 60° adalah , perhitungan ini
2
akan menghasilkan resultan gaya sebesar 1,559 N. Di perhitungan yang keempat,
digunakan data besar sudut antara diua buah vektor sebesar 80° serta F1 dan F2 sebesar
0,95 N. Nilai dari cos 80° adalah 0,173 sehingga ketika dimasukkan ke dalam rumus
resultan menjadi 𝑅⃗⃗ = √(0,95)2 + (0,95)2 + 2(0,95)(0,95)(0,173) dan diperloleh nilai
resultan gaya sebesar 1,454 N.
Hasil yang didapatkan dari keempat percobaan perhitungan resultan vektor gaya
tidak jauh berbeda. Hal ini karena di rentang sudut 0°-90°, nilai cos akan semakin
mendekati 0 (Caron & Phillip, 2012). Namun, nilai dari F1 dan F2 dari percobaan kesatu
sampai dengan keempat mengalami kenaikan. Oleh karena itu, hasil resultan gaya yang
didapatkan tidak jauh berbeda satu dengan lainnya.

4.3 Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Vektor


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan vektor. Kesalahan pertama
adalah pada titik pangkal ketika praktikan sedang melakukan perhitungan terhadap
vektor segitiga sehingga hasil yang ditemukan oleh praktikan menemui kesalahan (Ismet,
2017).
Faktor kedua adalah kesalahan ketika para praktikan melakukan perhitungan
dengan metode jajaran genjang. Metode jajaran genjang memiliki rumus 𝑅⃗⃗ =
√𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 𝑐𝑜𝑠 ∝ (Suwandi, 2015). Hal ini menuntut para praktikan
mengetahui nilai cos dari sudut yang dibentuk oleh dua vektor. Dalam metode jajaran
genjang juga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi karena rumus yang digunakan bisa
dibilang cukup rumit. Oleh karena itu, hal ini bisa mempengaruhi perhitungan vektor.

4.4 Aplikasi Vektor di Bidang Teknologi Pertanian


Contoh aplikasi vektor dalam bidang teknologi pertanian adalah sebagai sistem
informasi geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi
berbasis computer untuk menyimpan, mengelola, menganalisis, serta memanggil data
referensi geografis. Manfaat dari SIG adalah memberikan kemudahan kepada peengguna
atau pengambil keputusan untuk mengambil kebijakan. SIG ini merupakan salah satu
contoh dari penerapan vektor di bidang teknologi pertanian (Wibowo, et al., 2015).
BAB VI
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktikum fisika dasar mengenai penjumlahan vektor gaya mempunyai tujuan
agar para praktikkan cara menjumlahkan dua vektor atau lebih, mengetahui arah kerja
vektor gaya, dan mengerti tentang peranan vektor gaya dalam kehidupan manusia
terutama pada bidang teknologi pertanian. Vektor sendiri adalah suatu besaran yang
memiliki nilai serta arah gaya. Contoh dari besaran vektor antara lain kecepatan,
percepatan, dan gaya. Ada beberapa metode dalam pengoprasian vektor yaitu metode
jajaran genjang, segitiga, poligon, dan juga analitis/uraian. Dalam praktikum ini, para
praktikan dituntut untuk bisa menghitung resultan vektor dari gaya dan sudut yang telah
ditentukan. Percobaan pertama dengan sudut 20° serta F1 dan F2 bernilai 0,7 N
mendapatkan nilai resultan sebesar 1,375 N. Percobaan kedua dengan sudut 40° seta F1
dan F2 sebesar 0,85 N mendapatkan resultan 1,552 N. Pada percobaan ketiga dengan
sudut 60°, F1 dan F2 sebesar 0,9 N mendapatkan resultan 1,559 N. Percobaan terakhir
dengan data sudut sebesar 80° serta F1 dan F2 sebesar 0,95 N mendapatkan nilai resultan
gaya sebesar 1,454 N.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi perhitungan vektor, antara lain adalah besar
sudut yang dibentuk antara dua vektor, arah vektor, dan juga besar gaya (F) yang
ditimbulkan. Vektor gaya mempunyai peranan dalam kehidupan manusia. Contoh dari
manfaat vektor dalam kehidupan manusia khususnya bisang teknologi pertanian adalah
sebagai Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG dapat menyimoan data dan mengetahui
lahan-lahan yang bisa ditanami jenis tanaman tertentu.
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum alangkah baiknya praktikan mempelajari tentang
materi vektor, mulai dari pengertian, metode perhitungan, sampai dengan peranan vektor
dalam kehidupan manusia. Hal ini ditujukan agar para praktikan lebih mudah memahami
maksud dari vektor dan dapat menjalankan praktikum dengan lancar. Sudut pandang
dalam video kurang baik sehingga para praktikkan susah untuk memahami peraga
praktikkum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Caron, L. & Phillip, J., 2012. Math Smarts Trigonometry Smarts. USA: Enslow Publisers .
Dwi, S. A., 2017. MATRIKS, VEKTOR & TERAPANNYA di BIDANG TEKNIK. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Ismet, S., 2017. Studi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Vektor di SMA Negeri 1
Inderalaya. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 5(2):99-105.
Pasinggi, T. W. N., 2016. Studi Kasus Kelengkapan dan Penggunaan Alat Laboratorium Fisika
SMA Dalam Bidang Mekanika Di Kecamatan Rantepao dan Kecamatan Sesean, Toraja
Utara, Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Pratama, C. P. & Wulandari, D., 2020. RANCANG BANGUN APLIKASI TRAINER HUKUM
HOOKE DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC. JRM. 6(1):83-89.
Salim, A. & Taib, S., 2018. Fisika Dasar I. 1st ed. Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Suwandi, 2015. PENGAJARAN HASIL KALI TITIK DAN HASIL KALI SILANG PADA VEKTOR
SERTA BEBERAPA PENGEMBANGANNYA. Jurnal Ilmiah Edu Research. 4(1):1-8.
Wibowo, K. M., Kanaedi, I. & Jumadi, J., 2015. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
MENENTUKAN LOKASI PERTAMBANGAN BATU BARA DI PROVINSI BENGKULU
BERBASIS WEBSITE. Jurnal Media Infotama. 11(1):52-60.
LAMPIRAN DHP
LAMPIRAN SUMBER

Kutipan Tentang Cover Highlight Kutipan


Pengertian
vektor dan
contohnya

Operasi vektor
Analisa data
percobaan

Analisa
perhitungan
data
Faktor yang
mempengaruhi
perhitungan
vektor

Aplikasi vektor
di bidang
teknologi
pertanian

Gambar alat

Anda mungkin juga menyukai