Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENJUMLAHAN VEKTOR GAYA

Disusun oleh :
Nama : Rizki Catur Parmanto
NIM : 225100200111026
Jurusan/Fakultas : Keteknikan Pertanian/Teknologi
Pertanian
Kelompok : B3
Tanggal Praktikum : 4-Oktober-2022
Nama Asisten : Indri Rifina Putri

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu fisika sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari hari. Gaya, percepatan,
perpindahan ,tekanan, kecepatan merupakan contoh dari penerapan ilmu fisika dalam kehidupan. Ada
dua jenis besaran dalam ilmu fisika yaitu besaran pokok dan besaran scalar dan besaran vektor.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai, sedangkan besaran pokok adalah besaran
yang mempunyai nilai dan arah. Dalam besaran vektor dikenal istilah penjumlahan vektor gaya
Penjumlahan vektor gaya merupakan penjumlahan 2 atau lebih gaya. Gaya termasuk besaran
vektor karena memiliki nilai dan arah. Pejumlahan vektor gaya penting karena untuk menetukan hasil
nya berbeda dengan penjumlahan besaran sklar. Jika dalam penjumlahan besaran skalar 2 kg
ditambah dengan 3 kg hasilnya adalah 5 kg. Sedangkan di penjumlahan vektor gaya apabila ada
sebuah gaya sebesar 2 N ditambah dengan gaya sebesar 3 N maka hasilnya tergantung pada arah gaya
tersebut. Apabila gaya tersebut satu arah atau sudut apitnya 0 derajat maka jumlah dari kedua vektor
tersebut adalah 5 N. Jika vektor tersebut berebeda arah atau sudut apitnya 180 derajat maka hasil
penjumlahan kedua vektor tersebut adalah 1 N.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Memahami cara menentukan jumlah resultan dua vektor gaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Besaran Vektro dan Contohnya
Dalam ilmu fisika dikenal 2 besaran yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar
adalah besaran yang hanya memiliki niali. Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Contoh dari besaran vektor kecepatan, perecepatan, gaya, dan gravitasi. (Karuniadi,
2014)

2.2 Operasi Vektor


Dalam besaran vektor terdapat operasi operasi seperti penjumlahan,pengurangan, dan juga
perkalian. Vektor dapat dijumlahkan dan hasil dari penjumlahan tersebut disebut resultan. Jika ingin
menjumlahkan vektor atau megurangkan vektor, vektor tersebut harus sejenis. Contoh gaya hanya
bisa dijumlahkan atau dikurangkan dengan sesame gaya. Gaya tidak bisa dijumlahkan dengan dengan
besaran vektor yang tidak sejenis seperti kecepatan, perecepatan, atau gravitasic
Metode dalam penjumlahan vektor :
1. Metode Jajaran Genjang
θ dari vektor ini adalah sudut apit dari vektor A dan vektor B (Susiharti & Ismet, 2017)
2. Metode Peguraian
Dalam metode ini komponen komponen vektor pada sumbu X dan sumbu Y diuraikan.
(Susiharti & Ismet, 2017)
3. Metode Poligon
Penjumlahan vektor diamana jumlah vektor lebih dari dua menggunakan metode ini
𝑅 = 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 (Susiharti & Ismet, 2017)
4. Metode segitiga
Untuk menjumlahkan dua vektor digunakan metodei ini. 𝑅 = 𝐴 + 𝐵 (Susiharti & Ismet, 2017)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi


No Alat dan Bahan Fungsi
1. Dasar statis Digunakan untuk menumpu batang statif
2. Batang statif pendek Digunakan untuk menyatukan dasar statif
3. Batang statif Panjang Digunakan untuk menyangga batang satati pendek
4. Balok pendukung Digunakan untuk mengubungkan pegas dan beban
5. Tali nilon Digunakan untuk menghubungkan pegas dan beban
6. Beban 50 g Digunakan sebagai beban dari neraca pegas
7. Neraca Pegas 1,5 N Digunakan untuk menggantung beban
8. Jepitan penahan Digunakan untuk menggantung neraca pegas
9. Mistar/penggaris Digunakan untuk mengukur Panjang dan resultan gaya
10. Busur derajat Digunakan untuk mengukur deraat
11. Kertas HVS Digunakan untuk mencatat hasil

3.2 Gambar Alat


Dasar staits

(Salim dan Taib, 2018)


Batang statif pendek

(Salim dan Taib, 2018)


Batang statif panjang

(Salim dan Taib, 2018)


Balok pendukung

(Salim dan Taib, 2018)


Tali nilon

(Salim dan Taib, 2018)


Neraca Pegas 1,5 N

(Salim dan Taib, 2018)


Jepitan penahan

(Salim dan Taib, 2018)


Mistar/penggaris

(Salim dan Taib, 2018)


Busur derajat

(Salim dan Taib, 2018)


Beban 50 g

(Salim dan Taib, 2018)


Kertas HVS

(Salim dan Taib, 2018)

3.3 Cara Kerja


Mengukur Resultan
Alat dan Bahan

Dirangakai seperti gambar

Dipotong nilon 30 cm

Disambungkan pada beban dan dynamometer

Digeser hingga membentuk sudut 10o

Dihitung resultan gaya

Diulang untuk sudut 30o , 50o , 70o

Dihitung dan dibandingkan resultan gaya

Hasil
3.4 Gambar Rangkaian Percobaan Vektor

Prosedur Percobaan
1. Geser dasar statif agar masing-masing neraca pegas membentuk sudut 10° (gunakan
busur derajat) dengan garis tegak (garis vertikal) seperti Gambar 2.1 (a).
2. Baca gaya (F1 dan F2) pada masing-masing neraca pegas dan catat pada tabel hasil
pengamatan.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk sudut-sudut sesuai dengan tabel hasil pengamatan.
4. Lukislah pada kertas gaya F1 dan F2 sesuai dengan sudut yang terbentuk. Panjang garis
sesuai dengan besarnya gaya. Untuk memudahkan, gunakan perbandingan 10:1 artinya 1
cm mewakili 0,1 N. Lukislah jajaran genjang dan tarik sebuah diagonal seperti Gambar
2.2 (b).
5. Ukur panjang diagonal kemudian tentukan resultan gayanya. Isikan hasilnya pada tabel
hasil pengamatan pada kolom yang sesuai.
BAB IV
PENGELOLAHAN DATA

4.1 Data Hasil Percobaan


1. Tabel Vektor
α1 α2 F1 (N) F2 (N) Berat beban Resultan
(N) gaya (N)

10o 10o 0,8 0,8 1,5 1,58

20o 20o 0,8 0,8 1,5 1,50

30o 30o 0,95 0,95 1,5 1,65

40o 40o 0,95 0,95 1,5 1,46

𝑅 = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹1 𝐹2 . 𝑐𝑜𝑠 ∝


4.2 Perhitungan Data
α = 20o

𝑅 = √𝐹1 2 + 𝐹2 2 + 2 𝐹1 𝐹2 . 𝑐𝑜𝑠 𝛼

𝑅 = √(0,8)2 + (0,8)2 + 2(0,8)(0,8). cos 20

𝑅 = √0,64 + 0,64 + 1,28 (0,94)

𝑅 = √1,28 + 1, 2032

𝑅 = √2,4832 = 1,58

α = 40o

𝑅 = √𝐹1 2 + 𝐹2 2 + 2𝐹1 𝐹2 . cos 𝛼

𝑅 = √0,82 + 0,82 + 2(0,8)(0,8). cos 40

𝑅 = √0,64 + 0,64 + 1,28(0,766)

𝑅 = √1,28 + 0,980

𝑅 = √2,26 = 1,50 𝑁

α = 60o
R = √𝐹1 2 + 𝐹2 2 + 2𝐹1 𝐹2 . 𝑐𝑜𝑠 𝛼

R = √0,952 + 0,952 + 2(0,95)(0,95). 𝑐𝑜𝑠 60

R = √0,9025 + 0,9025 + 1,805(0,5)

R = √1,805 + 0,9025

R = √2,7075 = 1,65 𝑁

α = 80o

R = √𝐹1 2 + 𝐹2 2 + 2𝐹1 𝐹2 . cos 𝛼

R = √0,952 + 0,952 + 2(0,95)(0,95). cos 80

𝑅 = √0,9025 + 0,9025 + 1,805(0,174)

𝑅 = √1,805 + 0,314

𝑅 = √2,119 = 1,46 𝑁

4.3 Hasil Metode Grafis


3.1 𝜶 = 𝟐𝟎°

3.2 𝜶 = 𝟒𝟎°
3.3 𝜶 = 𝟔𝟎°

3.4 𝜶 = 𝟖𝟎°
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisa Data Percobaan


Data data yang didapattkan pada praktikum kali ini berdasarkan sudut dan juga gaya yang
berbeda beda untuk setiap nomornya. Pada data nomor 1 diperoleh resultan sebesar 1,58 N dengan
menggunakan sudut 20o dan F1 F2 masing masing 0,8 N. Pada data nomor 2 diperoleh resultan
sebesar 1,50 N dengan menggunakan sudut 40o dan F1 F2 masing masing 0,8 N. Pada data nomor 3
diperoleh resultan sebesar 1,65 N dengan menggunakan sudut 40o dan F1 F2 masing masing 0,95 N.
Pada data nomor 1 diperoleh resultan sebesar 1,46 N dengan menggunakan sudut 80o dan F1 F2
masing masing 0,95N. (Susiharti & Ismet, 2017)

5.2 Analisa Perhitungan Data


Untuk menentukan resultan pada praktikum kali ini menggunakan metode jajaran genjang.
Rumus untuk menentukan resultang dengan menggunakan metode jajaran genjang yaitu 𝑅 =
√ 𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵 cos 𝜃. Diamana A dan B merupakan gaya yang bekerja. 𝜃 adalah sudut yang
terbentuk. Pada percobaan nomor 1 diperoleh resultan sebesar 1,58 N. Pada percobaan nomor 2
diperoleh resultan sebesar 1,50 N. Pada percobaan ketiga diperoleh resultan sebesar 1,65 N. Pada
percobaan ke 4 diperoleh resultan sebesar 1,46 N. (Susiharti & Ismet, 2017)

5.3Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Vektor


Ketika melakukan perhitungan vektor, tentunya akan ada banyak sekali fakotr faktor yang
mempengaruhi perhitungan tersebut. Faktor tersebut yaitu sudut dan besarnya nilai vektor itu sendiri.
Sudut yang terbentuk dari kedua vektor akan mempengaruhi perhitungan nilai resultan vektor, begitu
juga dengan besarnya vektor itu sendiri. (Jana, 2018)
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perhitungan vektor karena adanya ketidakpastian
pengukuran. Dalam praktikum ini tentunya akan mengalami kesalahan karean ketidaktelitian saat
menggunakan alat ukur penggaris atau busur derajat. Kesalahan dalam pengukuran ini akan
mempengaruhi perhitungan vektor itu sendiri. (Jetti & Salicone, 2021)

5.4 Aplikasi Vektor Dalam Bidang Teknologi Pertanian


Vektor tentunya diperlukan dalam bidang teknologi pertanian.Salah satu pengaplikasian
vektor dalam bidang pertanian yaitu untuk menetukan data sepsial yang berhubungan dengan rung.
Data ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui potensi pertanian dari suatu wilayah dapat
dikerejakan. (Wibowo, 2021)
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Praktikum penjumlahan vekor gaya bertujuan untuk memahami cara menentukan jumlah
resultan dua vektor gaya. Vektor merupakan besaran yang mempunya nilai dan arah. Pada praktium
kali ini penjumlahan vektor menggunakan metode jajaran genjang. Besar vektor dan sudut pada
praktikum kali ini beragam. Pada percobaan pertama dan kedua digunakan vektor dengan besar 0,8
N dan sudut yang dibentuk 20o dan 40o. Pada percobaan ketiga dan keempat digunakan vektor sebesar
0,95 N dan sudut yang dibentuk 60o dan 80o. Hasli resultan pada masing masing percobaan berbeda
beda. Pada percobaan pertaman hasilnya 1, 58 N. Pada percobaan kedua hasil nya 1,50 N. Pada
percobaan ketiga hasilnya 1,65 N. Pada percobaan keempat hasil nya 1,46 N
6.2 Saran
Ketika melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan untuk lebih teliti dalam mengukur
panjang dan juga sudut yang terbentuk guna mengurasi resiko kesalahan dalam menentukan hasil dari
penjumlahan vektor gaya.
DAFTAR PUSTAKA
Jana, P. (2018). Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada
Pokok Bahasan Vektor. Jurnal Mercumatika : Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 2(2), 8. https://doi.org/10.26486/jm.v2i2.398
Jetti, H. V., & Salicone, S. (2021). A Possibilistic Kalman Filter for the Reduction of the Final
Measurement Uncertainty, in Presence of Unknown Systematic Errors. Metrology, 1(1), 39–
51. https://doi.org/10.3390/metrology1010003
Karuniadi, U. S. (2014). Redifinisi besaran kerja, daya, dan energi sebagai besaran vektor. Jurnal
Teknik Sipil Dan Perencanaan, 16(1), 39–50.
Salim, Astuti & Taib, Suryani. 2018. Fisika Dasar I. Yogyakarta : Deepublish
Sheff, B., & Hayes, D. D. (2005). Connecting the DOTS to treat pulmonary TB. Nursing. Journal
of Materials Processing Technology, 35, 24–25.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12.0
55%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.201
9.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi.o
Susiharti, & Ismet. (2017). Studi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Vektor di SMA
Negeri 1 Inderalaya. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 4(1), 99–105.
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/view/4296
Wibowo, P. (2021). PENATAAN TATA RUANG KAWASAN KUMUH KELURAHAN KELAYAN
TENGAH KOTA BANJARMASIN BERBASIS GIS (GEOGRAFHIC INFORMATION
SYSTEM) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB).
Lampiran DHP

Anda mungkin juga menyukai