Anda di halaman 1dari 34

1. Berikan 7 contoh besaran pokok dan satuanya dengan tepat!

2. Jika diketahui satuan gaya adalah Kg m/s2 maka gaya ini diturunkan dari besaran
Pembahasan :
Kita melihat satuanya kg = satuan besaran massa , m = satuan besaran panjang, dan s = satuan besaran
waktu. Jadi Gaya diturunkan dari besaran masa, panjang dan waktu

3.Andi mengukur panjang meja 1,5 meter. Tentukan mana yangtermasuk besaran, nilai besaran dan
satuanya?
Pembahasan :

Panjang meja 1, 5 meter


=> Panjang = besaran
=>1,5 meter = nilai besaran
=> meter = satuanya

4 Apa perbedaan Besaran Pokok dan Besaran Turunan!


Pembahasan
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditentukan lebih dahulu berdasarkan kesepatan
Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok
5. Perhatikan data di bawah ini!
Massa, volume,
waktu, massa jenis
luas,tekanan, panjang
kuat arus, suhu, gaya
Berdasarkan data , kelompokkan yang mana termasuk besaran pokok atau besaran turunan
Pembahasan
Besaran pokok adalah massa , waktu, panjang dan kuat arus, suhu
Besaran turuanan adalah luas, volume dan massa jenis, gaya, tekanan

6. Berikan contoh satuan baku dan satuan tak baku untuk besaran panjang?
Pembahasan
Contoh satuan baku panjang diukur dengan satuan km, m, cm,
Contoh : Panjang diukur dengan satuan depa, hasta, jengkal
7. Konversikan satun berikut ini!
a. 1.500 cm = ... m
b. 2000 gram =........kg
Pembahasan
a. 1.500 cm = 1.500 1/100m = 15 m
b. 2.000 g = 2.000 1/1.000kg = 2 kg

8. Konversikan satuan berikut ini!


a. 1,5 jam = ... menit
b. 30 l = ....... cm3

Pembahasan
a. 1,5 jam = 1,5 60 menit = 90 menit
b. 30.000 cm3

9. Andi Bekerja dalam sehari 8, 5 jam jika di konversikan dalam secon maka Andi bekerja selama!
Pembahasan
Andi bekerja selama 8,5 jam x 60 menit x 60 detik = 30600 jam

10. Andi memberikan gaya pada meja sebesar 20 N. yang merupakan besaran dan satuan adalah
Pembahasan :

Gaya = besaran dan Newton adalah satuannya


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur sedangkan satuan adalah pemabnding dalam
pengukuran

ANGKA - ANGKA PENTING


Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut ANGKA PENTING, terdiri atas angka-
angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir ( Angka taksiran ).
Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada waktu
mengukurnya. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti.

Aturan Angka Penting:

1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.

Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ).


2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh : 7000,2003 ( 9 angka penting ).


3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di
depan tanda desimal adalah angka penting.

Contoh : 70000, ( 5 angka penting).


4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda
desimal adalah angka penting.

Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting ).


5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda
desimal adalah angka tidak penting.

Contoh : 3500000 ( 2 angka penting ).


6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting
.
Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ).

Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi Angka Penting :

1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh
terdapat SATU ANGKA TAKSIRAN saja.

Contoh :
2,34 (angka 4 taksiran) + 0,345 (angka 5 taksiran) = 2,685 (angka 8 & 5 taksiran) --> maka ditulis :
2,69 (1 angka taksiran)
(Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka dibelakang koma yang paling sedikit).

13,46 (angka 6 taksiran) - 2,2347 (angka 7 taksiran) = 11,2253 (angka 2, 5 & 3 taksiran) --> maka
ditulis : 11,23
2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting
yang paling sedikit.

Contoh :
8,141 (4 angka penting) x 0,22 (2 angka penting) = 1,79102 --> ditulis 1,8 (2 angka penting)

1,432 (4 angka penting ) : 2,68 (3 angka penting ) = 0,53432 --> ditulis 0,534 (3 angka penting)
3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan.

Most Read Latest


Listrik Statis Kelas IX SMP UN Fisika SMA 2012 A86 No. 26-30
Vektor Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai
GLB - GLBB Gerak Lurus Getaran Harmonik Sederhana
Mencari Dimensi Seleksi Astronomi 2012 - Fisika
Kinematika Gerak UN Fisika SMA 2012 A86 No. 21-25
Listrik Statis 12 UN Fisika SMA 2012 A86 No. 16-20
Usaha Energi UN Fisika SMA 2012 A86 No. 11-15
Listrik Dinamis Kelas 9 SMP - Part UN Fisika SMA 2012 A86 No. 6-10
1 UN Fisika SMA 2012 A86 No. 1 - 5
Gelombang Arah Arus Induksi pada Kumparan
Usaha dan Daya Kelas 8 SMP Arah Arus GGL Induksi
Dinamika 2 Gaya Gesek Prinsip Kerja Relai Magnetik
Gerak Melingkar Mengukurbaca Mikrometer Skrup
Alat Optik Lup Cara Membaca Jangka Sorong
Gaya Gravitasi Elektroskop Positif Objek Negatif
Elastisitas Gaya Pegas
Vektor
Category: Fisika X SMA

Written by fisikastudycenter

Fisikastudycenter.com- Contoh soal dan pembahasan fisika SMA kelas 10 (X), materi Vektor;
resultan, jumlah dan selisih vektor, perkalian titik dan silang vektor, penguraian gaya dan
beberapa variasi soal terapan vektor.
Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing 10 Newton seperti gambar
berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60, tentukan nilai resultan kedua
vektor!
Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya

Soal No. 2
Dua buah vektor gaya masing masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120. Tentukan
besar resultan kedua vektor tersebut!

Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
= 120
R = ........

Catatan rumus:
cos (180 ) = cos
Sehingga untuk nilai cos 120:
cos 120 = cos (180 60) = cos 60 = 1/2
Soal No. 3
Perhatikan gambar berikut!
Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!

Pembahasan

Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masing-
masing vektor, F1 adalah 30 ke kanan, 40 ke atas, sementara F2 adalah 50 ke kanan, 20 ke atas,
kemudian masukkan rumus resultan:

Soal No.4
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor

b. Arah resultan terhadap sumbu X

[Sin 37 = (3/5), Sin 53 = (4/5)]

[Cos 37 = (4/5), Cos 53 = (3/5)]


Pembahasan

a. Ikuti langkah-langkah berikut:

1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada sumbu x
atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!

2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)

3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)

4. Masukkan rumus resultan

Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan
tadi, dihapus saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:

Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :


b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x

tan = Fy /Fx
tan = 7/1 = 7
= arc. tan 7 = 81,87

Thanks to PCP http://journalputrika.blogspot.com atas koreksinya :-)

Soal No. 5
Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan besar
selisih kedua vektor sama dengan 3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor!
(Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah 3 sehingga:

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :

Soal No.6
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila perahu
diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan yang
ditempuh perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)

Pembahasan

Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan
perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras). Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga
ABC dan ADE :

Tips

"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120 o maka resultan kedua
vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"

Berikut ilustrasinya:

Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120 o maka nilai resultan
kedua vektor juga 10 N.
Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita) tahun
2000.

Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!

Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....

A. 2,0 N

B. 2 3 N

C. 3,0 N

D. 3 3 N

E. 43 N

Pada soal di atas 2 buah vektor (gaya) 3 N membentuk sudut 120o, sehingga resultan kedua gaya
juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun berlawanan arah. Sehingga
dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6 N dikurangi 3 N hasilnya adalah
3 N.

Soal No. 7
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X

Pembahasan
Data:

Soal No. 8
Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :


(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b c
(iii) d = a b + c

Pembahasan

Dengan metode poligon :


(i) d = a + b + c

(ii) d = a + b c

(iii) d = a b + c
Soal No. 9
Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan, B =
10 satuan. Kedua vektor ini membentuk sudut 37. Tentukan hasil dari:
a) A B
b) A B

Pembahasan
a) A B adalah perkalian titik (dot) antara vektor A dan vektor B
Untuk perkalian titik berlaku
A B = A B cos
Sehingga
A B = A B cos 37 = (8)(10)(0,8) = 64 satuan

b) A B adalah perkalian silang (cross) vektor A dan vektor B


Untuk perkalian silang berlaku
A B = A B sin
Sehingga
A B = A B sin 37 = (8)(10)(0,6) = 48 satuan
Soal No. 10
Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut
r = (4i + aj) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan
sumbu x dan sumbu y pada koordinat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a
sama dengan...
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 12
Sumber: Soal UMPTN Tahun 1991

Pembahasan
Soal ini adalah soal penerapan perkalian titik (dot product ) antara vektor gaya F dan
vektor perpindahan r dengan kedua vektor dalam bentuk i dan j atau vektor satuan.
Besaran yang dihasilkan nantinya adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya
memiliki besar, tanpa arah). Usaha dilambangkan dengan W dari kata work.
W=Fr
26 = (2i + 3j) (4i + aj)

Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i,j adalah yang i kalikan i, yang j kalikan j,
hingga seperti berikut
26 = 8 + 3a
3a = 26 8
a = 18/3 = 6
i dan j nya jadi hilang karena i kali i atau j kali j hasilnya adalah satu.
Bagaimana cara perkalian silang dua vektor dalam bentuk i dan j ? ntar kita
tambahkan,...IA
Soal No. 11
Diberikan dua buah vektor masing-masing:
A = 4i + 3j 2k
B = 7i + 2j + 5k
Tentukan hasil dari A B

Pembahasan
Perkalian silang, A B
Cara pertama:
Misal :
A = (Ax i + Ay j + Az k) dan B = (Bx i + By j + Bz k)

maka :

A B = (Ay Bz Az By) i + (Az Bx Ax Bz) j +


(Ax By Ay Bx) k


Rumus Perkalian Silang Dua Vektor (cross product ) dalam i, j, k

Data :
A = 4i + 3j 2k
B = 7i + 2j + 5k
Ax = 4 Bx = 7
Ay = 3 By = 2
Az = 2 Bz = 5

maka
AB= (Ay Bz Az By) i + (Az Bx Ax Bz) j + (Ax By Ay Bx) k
AB= [(3)(5) (2)(2)] i + [(2)(7) (4)(5)]j + [(4)(2) (3)(7)] k
AB= (15 + 4)i + (14 20)j + (8 21)k
AB= 19 i 34 j 13k

Lumayan repot kalau mau dihafal rumus perkalian di atas, alternatifnya dengan cara yang
kedua,

Cara Kedua:
A = 4i + 3j 2k
B = 7i + 2j + 5k
Susun dua vektor di atas hingga seperti bentuk berikut:
Untuk mempermudah perkalian, tambahkan dua kolom di sebelah kanan susunan yang
telah dibuat tadi hingga seperti berikut:

Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh berikut:

Kalikan menyilang ke bawah terlebih dahulu dengan memperhatikan tanda plus minus
yang telah dibuat, lanjutkan dengan menyilang ke atas,
A B = (3)(5) i + (2)(7) j + (4)(2)k (7)(3)k (2)(2) i (5)(4) j
A B = 15 i 14 j + 8 k 21k + 4 i 20j
A B = (15 + 4) i + ( 14 20) j + (8 21) k
A B = 19 i 34 j 13 k

Read more: http://fisikastudycenter.com/fisika-x-sma/5-vektor#ixzz2E5Bo6e6v

ontoh soal dan pembahasan fisika SMA kelas 10 (X), materi Vektor; jumlah dan selisih vektor, penguraian gaya dan
beberapa variasi soal terapan vektor.

Soal No. 1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing 10 Newton seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60, tentukan nilai resultan kedua vektor!

Pembahasan
Soal No.2
Perhatikan gambar berikut!

Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!

Pembahasan
Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masing-masing vektor,
kemudian masukkan rumus resultan:

Soal No.3
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2=25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
[Sin 37 = (3/5), Sin 53 = (4/5)]

Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada sumbu x atau y seperti F2).
Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan
b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x

Soal No. 4
Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan besar selisih kedua
vektor sama dengan 3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor! (Sumber Soal : SPMB)

Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah 3 sehingga

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Soal No.5
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila perahu diarahkan
menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan yang ditempuh perahu hingga sampai ke
seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)

Pembahasan
Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan perahu dan air
adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras). Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

Tips
"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120omaka resultan kedua vektor besarnya
akan sama dengan besar salah satu vektor"
Berikut ilustrasinya:

Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120o maka nilai resultan kedua vektor juga
10 N.

Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita) tahun 2000.

Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!

Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....


A. 2,0 N
B. 2 3 N
C. 3,0 N
D. 3 3 N
E. 43 N
Pada soal di atas 2 buah vektor (gaya) 3 N membentuk sudut 120o, sehingga resultan kedua gaya juga 3 N.
Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun berlawanan arah. Sehingga dengan mudah soal ini
bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6 N dikurangi 3 N hasilnya adalah 3 N.

Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X

Pembahasan
Data:

Soal No. 7
Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :


(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b c
(iii) d = a b + c

Pembahasan
Dengan metode poligon :
(i) d = a + b + c

(ii) d = a + b c

(iii) d = a b + c
Contoh soal dan pembahasan (Vektor)
CONTOH SOAL VEKTOR
SOAL NO.1

1.Perhatikan gambar diatas !Berapa Besar resultan ketiga vector tersebut ?


Jawaban :

Jadi, resultan gayanya :


FR = (Fx^2+Fy^2 ) = (1/22)2 + (-3/22)2
= 5 N
Soal NO.2

Hitung resultan vektornya???

Penyelesaian vector secara analitis


Ingat : Perhitungan sudut diukur terhadap sumbu X
Fx = F. Cos
Fy = F. Sin
Resultan Gaya :
FR = (Fx^2+Fy^2 ) = (40^2+30^2 ) = 50N

Soal 3

Berapakah Resultan vektornya..?

Penyelesaian vector secara analitis


Ingat : Perhitungan sudut diukur terhadap sumbu X
Fx = F. Cos
Fy = F. Sin

Gaya Resultan :
R = F1 +F2
= (56,6 i + 56,6 j) + (25 i + 43,3 j)
= (31,6 i + 99,9 j)

Besar gaya Resultan :


R =(Rx^2+Ry^2 )
=(31,6^2+99,9^2 )

Setelah dihidupkan, Sebuah mobil bergerak dengan percepatan 2m/s2. Setelah berjalan selama 20 s,
mesin mobil mati dan berhenti 10 s kemudian. Berapa jarak yang ditempuh oleh mobil tersebut ?
(GLBB)
Penyelesaian :
Sebelum mesin mobil mati
Vo = 0
a = 2 m/s2
t = 20 s
Vt = Vo + at
Vt = 0 + 2 . 20
Vt = 40 m/s2
Setelah mesin mobil mati
Vo = 40 m/s2
Vt = 0
t = 10s
Vt = Vo + at
Vt = 40 + a. 10
a = -4
S =Vo t + a t2
S = 40. 10 + (-4) .102
S = 200 m
Jadi, mobil tersebut telah menempuh jarak sejauh 200m sejak mulai bergerak hingga berhenti
menempuh jarak 200 m

SOAL NO.2
Sebuah lokomotif mula-mula diam, kemudian bergerak dengan percepatan 2 m/s2. Berapa lama
waktu yang dibutuhkan ketika lokomotif menempuh jarak 900 m? (GLBB)
Penyelesaian :
Harga a = konstan, berarti benda melakukan gerak GLBB

Diketahui : Vo = 0 (diam)
S = 900 m
a = 2 m/2 S = Vo. t + a.t2
900 = 0 + (2). t2
t2 = 900
t = 30 sekon

3. Kereta api Ladoya bergerak lurus beraturan pada rel lurus yogya-bandung sejauh 5 km dalam
selang waktu 5 menit. (a) Hitunglah kecepatan kereta (b) berapa lama kereta itu menempuh jarak 50
km ?
Penyelesaian :
(a) Pada soal di atas, diketahui perpindahan (s) = 5 km dan waktu tempuh (t) = 4 menit. Sebelum
menghitung kecepatan, kita harus mengkonversi satuan sehingga sesuai dengan Sistem Internasional
(SI). Terserah, mana yang ingin dikonversi, ubah menit ke jam atau km di ubah ke meter dan menit di
ubah ke detik.
Misalnya yang di ubah adalah satuan menit, maka 4 menit = 0,07 jam.
Ingat bahwa pada GLB, kecepatan benda sama setiap saat, demikian juga dengan kecepatan rata-
rata.
v = s / t = 5 km / 0,07 jam = 75 km/jam
(b) Untuk menghitung waktu, persamaan kecepatan di atas dibalik
t = s / v = 50 km / 75 km/jam = 0,67 jam = 40 menit.

SOAL NO.3
Setelah dihidupkan, Sebuah mobil bergerak dengan percepatan 2m/s2. Setelah berjalan selama 20 s,
mesin mobil mati dan berhenti 10 s kemudian. Berapa jarak yang ditempuh oleh mobil tersebut ?
(GLBB)

Penyelesaian :
Sebelum mesin mobil mati
Vo = 0
a = 2 m/s2
t = 20 s
Vt = Vo + at
Vt = 0 + 2 . 20
Vt = 40 m/s2
Setelah mesin mobil mati
Vo = 40 m/s2
Vt = 0
t = 10s
Vt = Vo + at
Vt = 40 + a. 10
a = -4
S =Vo t + a t2
S = 40. 10 + (-4) .102
S = 200 m
Jadi, mobil tersebut telah menempuh jarak sejauh 200m sejak mulai bergerak hingga berhenti
menempuh jarak 200 m
Soal No. 1
Batu bermassa 200 gram dilempar lurus ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s.
Jika percepatan gravitasi ditempat tersebut adalah 10 m/s2, dan gesekan udara
diabaikan, tentukan :
a) Tinggi maksimum yang bisa dicapai batu
b) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai ketinggian maksimum
c) Lama batu berada diudara sebelum kemudian jatuh ke tanah

Pembahasan
a) Saat batu berada di titik tertinggi, kecepatan batu adalah nol dan percepatan yang digunakan
adalah percepatan gravitasi. Dengan rumus GLBB:

b) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai titik tertinggi:

c) Lama batu berada di udara adalah dua kali lama waktu yang diperlukan untuk mencapai titik
tertinggi.

t = (2)(5) = 10 sekonContoh soal 1 :


Sebuah pesawat terbang mulai bergerak dan dipercepat oleh mesinnya 2 m/s2 selama 30,0 s
sebelum tinggal landas. Berapa panjang lintasan yang dilalui pesawat selama itu ?
Panduan Jawaban
Yang diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s. Santai saja. Kalau ada soal
seperti itu, kamu harus pake logika juga. Ada satu hal yang tersembunyi, yaitu kecepatan awal (v0).
Sebelum bergerak, pesawat itu pasti diam. Berarti v0 = 0.Yang ditanyakan pada soal itu adalah
panjang lintasan yang dilalui pesawat. Tulis dulu persamaannya (hal ini membantu kita untuk
mengecek apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut)
s = so + vot + at2
Pada soal di atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol. Karena semua telah diketahui
maka kita langsung menghitung panjang lintasan yang ditempuh pesawat :
s = 0 + (0)(30 s) + (2 m/s2)(30 s)2
s = 900 m. 1. sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dari tanah dan berada di udara selama 6 s. percepatan
gravitasi 10 m/s2
dit: a) ketinggian maksimum? b)Vo? c)buatlah tabel kecepatan dan kelajuan pd saat t=1 s ,s/d 6 s
h = vo t gt2
0 = vo (6 s) (10 m/s2)(6s)2
vo (6 s) = (5 m/s2)(36 s2)
vo = 180 m : 6 s
vo = 30 m/s
vt2 = vo2 2gh
0 = (30 m/s)2 2(10 m/s2)h
(30 m/s)2 = 2(10 m/s2) h
900 m2/s2 = 20 m/s2 (h)
h = 45 m
ketinggian maksimum = 45 meter
b) vo?
vo = 30 m/s
c) buatlah tabel kecepatan dan kelajuan pd saat t=1 s ,s/d 6 s
t = 1 s sampai t = 6 s
vt = vo gt
t = 1 s : vt = 30 m/s (10 m/s2) (1 s) = 30 m/s 10 m/s = 20 m/s
t = 2 s : vt = 30 m/s (10 m/s2) (2 s) = 30 m/s 20 m/s = 10 m/s
t = 3 s : vt = 30 m/s (10 m/s2) (3 s) = 30 m/s 30 m/s = 0 m/s
t = 4 s : vt = 30 m/s (10 m/s2) (4 s) = 30 m/s 40 m/s = -10 m/s
t = 5 s : vt = 30 m/s (10 m/s2) (5 s) = 30 m/s 50 m/s = -20 m/s
t = 6 s : vt = 30 m/s (10 m/s2) (6 s) = 30 m/s 60 m/s = -30 m/s

Kecepatan (v) Kelajuan (v) Waktu (t)


20 m/s 20 m/s 1 s
10 m/s 10 m/s 2 s
0 m/s 0 m/s 3 s
- 10 m/s 10 m/s 4 s
- 20 m/s 20 m/s 5 s
- 30 m/s 30 m/s 6 s

2. seorang anak mengarahkan ujung penyemprotnya yg berada 1,5 m di atas tanah vertikal ke atas. si anak dengan
cepat menjauhkan ujung penyemprotnya dari arah vertikal dan dia mendengar bunyi air mengenai tanah 2 s
kemudian. dit: kelajuan air itu keluar dari ujung penyemprot? (g=9,8 m/s2)
vt = vo gt
AC = s = vot gt2
AC = + AB BA AC = -AC = -1,5 m
-1,5 m = vo(2 s) (9,8 m/s2) (2 s)2
-1,5 m = vo(2 s) (4,9 m/s2) (4 s2)
-1,5 m = vo(2 s) 19,6 m
18,1 m = vo(2 s)
vo = 18,1 m : 2 s
vo = 9,05 m/s
kecepatan awal = 9,05 m/s

3. Sebuah balon udara naik dengan kecepatan tetap 19 m/s. Pada ketinggian 102 m dari atas permukaan tanah,
sebuah bungkusan dilepaskan. a) dengan kecepatan berapa bungkusan mengenai tanah ? b)berapa lama waktu
yang diperlukan untuk mencapai permukaan tanah ?
Pada titik tertinggi, kecepatan benda (vy) = 0.
Karena diketahui kecepatan awal (v0) = 19 m/s, kecepatan akhir (vy) = 0 dan percepatan gravitasi (g) = -10 m/s2
(gravitasi selalu bekerja ke bawah, sehingga bernilai negatif), maka kita menggunakan persamaan

vy2 = v02 + 2gy


0 = (19 m/s)2 + 2 (-10 m/s2) (y) = 361 m2/s2 20 m/s2 y
361 m2/s2 = 20 m/s2 y
y = 361 m2/s2 : 20 m/s2
y = 18,05 meter
Setelah dilepaskan, bungkusan masih bergerak 18,05 meter ke atas. Dengan demikian, ketinggian maksimum yang
dicapai bungkusan adalah 102 m + 18,05 m = 120,05 m.
vy2 = v02 2gy = 0 2(10 m/s2) (-120,05 m) = 2401 m2/s2
vy = 2401 m2/s2 = 49 m/s
t1 : waktu tempuh ketika bungkusan dilepaskan dan bergerak mencapai titik tertinggi
vt = vo + at
0 = 19 m/s (10 m/s2) (t)
19 m/s = (10 m/s2) (t)
t = 1,9 sekon
t2 : waktu tempuh ketika bungkusan jatuh dari ketinggian maksimum menuju tanah
vt = vo + at
-49 m/s = 0 (10 m/s2) (t)
t = 49 m/s2 : 10 m/s2
t = 4,9 sekon
lama waktu yang diperlukan untuk mencapai permukaan tanah adalah 1,9 s + 4,9 s = 6,8 s

4. Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan awalnya ? g = 10 m/s2
pada titik tertinggi kecepatan bola = 0.
vt2 = vo2 2gh
0 = vo2 2(10 m/s2) (10 m)
vo2 = 200 m2/s2
vo = 14,14 m/s

5. Sebuah bola dilemparkan dari tanah tegak lurus ke atas dengan laju 24 m/s.
a) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?
b) berapa ketinggian yang dapat dicapai bola ?

a. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?


Di titik tertinggi, vy = 0. Pada soal di atas diketahui kecepatan awal vy0 = 24 m/s . Untuk memperoleh t, kita gunakan
rumus :
vy = vyo gt
Rumus ini kita balik, untuk menentukan nilai t (waktu) :

b. berapa ketinggian yang dicapai bola ?


Karena telah diketahui kecepatan awal dan kecepatan akhir, maka kita menggunakan rumus :
vy2 = vyo2 2gh
Rumus ini kita balik untuk menghitung nilai h alias ketinggian

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2132250-contoh-soal-gerak-lurus-
beraturan/#ixzz2E5DDXcoMPengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)adalah suatu objek yang bergerak
lurus dengan kecepatan yang berubah-ubah secara beraturan sehingga akan menimbulkan apa yang disebut dengan
percepatan suatu benda. Lain halnya dengan gerak lurus beraturan (GLB) yang percepatannya adalah nol, pada
GLBB ini terdapat perubahan kecepatan sehingga rumus perhitungan sedikit lebih sulit. Tapi memang GLB ini
secara nyata lebih banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Karena menurut saya pribadi, biasanya benda
objek bergerak akan ada perubahan kecepatan yang disebabkan berbagai hal.

Coba perhatikan gambar contoh gerak lurus berubah beraturan di atas, mengapa orang yang berlari bisa kita
kategorikan pada GLBB jika ia berlari dengan kecepatan yang berubah-ubah atau dengan kata lain dengan kecepatan
tidak tetap. Pada awalnya bisa jadi mereka berlari lebih cepat karena stamina belum turun, tetapi setelah beberapa
saat bisa jadi stamina mereka akan turun karena kelelahan.

Di dalam fisika, rumus gerak lurus berubah beraturan secara umum kita ketahui adalah sebagai berikut :
Vt = Vo + at

S = Vo t + 1/2 a (t kuadrat)

Vt kuadrat = Vo kuadrat + 2 a . s

Keterangan rumus GLBB di atas :


Vt = Kecepatan akhir (m/s)
Vo = Kecepatan awal (m/s)
S = Jarak yang ditempuh (m)
a = Percepatan (m / s (kuadrat))

Dari rumus GLBB di atas dapat kita ketahui bahwasanya tidak sesederhana seperti rumus GLB, ini karena adanya
percepatan. Pada GLB tidak terdapat kecepatan awal dengan kecepatan akhir, karena kecepatannya konstan atau
tetap. Sedangkan pada GLBB ini kecepatan akan berubah-ubah sejalan dengan waktu. Tingkat frekuensi atau
keseringan dari perubahan kecepatan inilah yang disebut juga percepatan.

Berikut contoh soal gerak lurus berubah beraturan yang sederhana beserta jawaban dan pembahasannya :
1. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 90 km/jam tiba-tiba melakukan penambahan kecepatan karena jalanan
yang sepi dan lurus dengan percepatan 1 m/s kuadrat. Hitunglah jarak yang ditempuh oleh mobil itu dari saat ini
hingga waktu berjalan 10 detik ?

Jawab :
Diketahui : Vo = 90 km/jam = 25 m/s
a = 1 m/s2
t = 10 s
Ditanya : s (jarak) = ?
Penyelesaian| Pembahasan :
s = Vo t + 1/2 a t (kuadrat)
= 25. 10 + 1/2. 1. (10 kuadrat)
= 250 + 1/2. 100
= 250 + 50
= 300 meter atau 0,3 Km

2. Jika Bedu dikejar anjing dengan kecepatan 30 Km/jam berlari di suatu jalan raya, dimana dari arah berlawanan
ada Alex yang sedang latihan berlari cepat berlari dengan kecepatan 40 Km/jam. Pada saat jarak antara keduanya
100 meter, Alex memperlambat kecepatan dengan percepatan -5 m/s, tetapi bedu sama sekali tidak memperlambat
kecepatannya. Hitunglah waktu dimana keduanya akan bertemu ?
Untuk soal yang nomor 2 (dua) ini saya rancang khusus untuk anda, jadi anda harus mencoba banyak-banyak latihan
berbagai contoh soal dengan kondisi yang berbeda-beda.
Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan

Coba perhatikan grafik gerak lurus berubah beraturan di atas, dimana ada tiga grafik masing-masing garfik jarak-
waktu, grafik kecepatan -waktu dan grafik percepatan - waktu. Itu salah satu kondisi grafik pada contoh objek yang
bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah Sebuah balon udara naik dengan kecepatan tetap 19 m/s. Pada
ketinggian 102 m dari atas permukaan tanah, sebuah bungkusan dilepaskan.

Ditanyakan:
a) dengan kecepatan berapa bungkusan mengenai tanah ? b)berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai
permukaan tanah ?
Panduan Jawaban :
wah, pertanyaan marina bikin pusing deh dalam bungkusan isinya apa ? kok gak ditangkap aja bungkusannya,
pake hitung2an kecepatan segala
Gurumuda mengangap balon tersebut bergerak vertikal ke atas sehingga jawaban yang diberikan juga
menggunakan pendekatan gerak vertikal.
Ketika bungkusan dilepaskan, balon udara tersebut sedang bergerak vertikal ke atas (bergerak naik) dengan
kecepatan tetap 19 m/s. Dengan demikian, ketika dilepaskan, bungkusan tersebut memiliki kecepatan awal dan
masih bergerak ke atas hingga mencapai titik tertinggi baru bungkusan itu jatuh ke permukaan tanah. Jadi
bungkusan itu tidak langsung jatuh ke bawah setelah dilepaskan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah ke atas sebagai arah positif dan ke bawah sebagai arah negatif dan y = 0 ketika
bungkusan dilepaskan. Anggap saja percepatan gravitasi 10 m/s2. Jika guru fisika marina menggunakan percepatan
gravitasi 9,8 m/s2, silahkan diganti nilai percepatan gravitasinya ya ?. proses penyelesaiannya sama, hanya dirimu
tinggal menggatikan g dengan 9,8 m/s2.
Untuk menjawab soal ini, pertama-tama kita harus menghitung berapa ketinggian maksimum yang dicapai oleh
bungkusan tersebut setelah dilepaskan. Hal ini membantu kita untuk menghitung kecepatan bungkusan ketika
menyentuh tanah dan waktu tempuh setelah dilepaskan hingga bungkusan tersebut mencium tanah.
Pada titik tertinggi, kecepatan benda (vy) = 0.
Karena diketahui kecepatan awal (v0) = 19 m/s, kecepatan akhir (v y) = 0 dan percepatan gravitasi (g) = -10
m/s2 (gravitasi selalu bekerja ke bawah, sehingga bernilai negatif), maka kita menggunakan persamaan
vy2 = v02 + 2gy
0 = (19 m/s)2 + 2 (-10 m/s2) (y) = 361 m2/s2 20 m/s2 y
361 m2/s2 = 20 m/s2 y
y = 361 m2/s2 : 20 m/s2
y = 18,05 meter
Setelah dilepaskan, bungkusan masih bergerak 18,05 meter ke atas. Dengan demikian, ketinggian maksimum yang
dicapai bungkusan adalah 102 m + 18,05 m = 120,05 m.
Sekarang mari kita hitung kecepatan bungkusan ketika mencium batu dan debu. Kita tetap menggunakan
persamaan di atas, karena yang telah diketahui adalah kecepatan awal (v 0) pada titik tertinggi = 0, percepatan
gravitasi (g) dan ketinggian maksimum (y) = 120,05 m. Kita tulis kembali persamaannya :
vy2 = v02 2gy = 0 2(10 m/s2) (-120,05 m) = 2401 m2/s2
vy = plus minus akar 2401 m2/s2 = 49 m/s
maaf ya, ditulis plus minus akar karena wordpress tidak mendukung persamaan matematika. y bertanda negatif
karena sesuai dengan kesepakatan awal kita tadi, arah ke bawah bertanda negatif. v y kita pilih minus karena benda
bergerak ke bawah. dengan demikian, kecepatan bungkusan ketika menyentuh tanah adalah 49 m/s.
Berapa lama waktu yang diperlukan bungkusan untuk mencapai permukaan tanah ?
Yang dimaksudkan soal ini adalah waktu yang diperlukan bungkusan untuk sampai ke tanah setelah bungkusan itu
dilepaskan.
Untuk itu kita harus menghitung waktu tempuh ketika bungkusan dilepaskan dan mencapai titik tertinggi dan waktu
tempuh ketika bungkusan jatuh dari titik tertinggi ke permukaan tanah.
t1 : waktu tempuh ketika bungkusan dilepaskan dan bergerak mencapai titik tertinggi
vt = vo + at
0 = 19 m/s (10 m/s2) (t)
19 m/s = (10 m/s2) (t)
t = 1,9 sekon
t2 : waktu tempuh ketika bungkusan jatuh dari ketinggian maksimum menuju tanah
vt = vo + at
-49 m/s = 0 (10 m/s2) (t)
t = 49 m/s2 : 10 m/s2
t = 4,9 sekon
lama waktu yang diperlukan untuk mencapai permukaan tanah adalah 1,9 s + 4,9 s = 6,8 sekon. Gampang
khan ?
Gerak vertikal ke bawah
Gerak vertikal ke bawah sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis kalau pada
gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan
awal (vo) benda tidak sama dengan nol. Contohnya begini kalau buah mangga dengan sendirinya
terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh
Bebas. Tapi kalau buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga
melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau contoh lain anggap saja anda sedang memegang
batu nah, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak Jatuh bebas.. tapi
kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak Vertikal Ke bawah. Pahami
konsep ini baik-baik, karena jika tidak dirimu akan kebingungan dengan rumusnya..
Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB. Kita tulis
dulu rumus GLBB ya, baru kita bahas satu per satu
vt = vo + at
s = vo t + at2
vt2 = vo2 + 2as
Kalau dirimu paham konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah
menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.

Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g)


Kedua, ketiga melakukan gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal benda bertambah secara
konstan setiap saat (benda mengalami percepatan tetap). Karena benda mengalami percepatan
tetap maka g bernilai positif.
Ketiga, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda mempunyai
kecepatan awal.
Keempat, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke
bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut :

vt = vo + gt
h = vo t + gt2
vt2 = vo2 + 2gh
Contoh soal 1 :
Misalnya anda memanjat pohon mangga untuk memetik buah mangga. Setelah dipetik, buah
mangga anda lempar ke bawah dari ketinggian 10 meter, dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapa
kecepatan buah mangga ketika menyentuh tanah ? g = 10 m/s 2
Panduan jawaban :
Karena diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :

vt2 = vo2 + 2gh


vt2 = (5 m/s)2 + 2(10 m/s2) (10 m)
vt2 = 25 m2/s2 + 200 m2/s2
vt2 = 225 m2/s2
vt = 15 m/s
Contoh soal 2 :
Dari atap rumah, anda melempar sebuah bola ke bawah dengan kecepatan 10 m/s. Jika anda
berada pada ketinggian 20 m dari permukaan tanah, berapa lama bola yang anda lemparkan berada
di udara sebelum menyentuh permukaan tanah ? g = 10 m/s 2
Panduan jawaban :
Untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan bola ketika berada di udara, kita bisa
menggunakan persamaan :

vt = vo + gt
Berhubung kecepatan akhir bola (vt) belum diketahui, maka terlebih dahulu kita hitung kecepatan
akhir bola sebelum menyentuh permukaan tanah :
Karena diketahui telah diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan :

vt2 = vo2 + 2gh


vt2 = (10 m/s)2 + 2(10 m/s2) (20 m)
vt2 = 100 m2/s2 + 400 m2/s2
vt2 = 500 m2/s2
vt = 22,36 m/s
Sekarang kita masukan nilai vt ke dalam persamaan vt = vo + gt
22,36 m/s = 10 m/s + (10 m/s2)t
22,36 m/s 10 m/s = (10 m/s2)t
12,36 m/s = (10 m/s2) t
t = (12,36 m/s) : (10 m/s2)
t = 1,2 sekon

Jadi setelah dilempar, bola berada di udara selama 1,2 sekon.

Gerak Vertikal Ke atas


Setelah pemanasan dengan soal gerak vertikal ke bawah yang gurumuda sajikan di atas, sekarang
mari kita bergulat lagi dengan Gerak Vertikal ke Atas. Analisis Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Vertikal
ke bawah lebih mudah dibandingkan dengan Gerak Vertikal ke atas. Hala gampang kok santai
saja. Oya, sebelumnya terlebih dahulu anda pahami konsep Gerak Vertikal ke atas yang akan
dijelaskan berikut ini.

Gerak vertikal ke atas itu bagaimana ? apa bedanya gerak vertikal ke atas dengan gerak vertikal ke
bawah ?

Ada bedanya.

Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi kecepatan
awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah menuju permukaan
bumi. Terus bagaimana dengan Gerak Vertikal ke atas ?
Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai
mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi.
Dinamakan Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui
permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena
gravitasi bumi akan menariknya kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita
tidak hanya menganalisis gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke permukaan
bumi ini yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda

Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka gerak
vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk menurunkan
persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB.
Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB :

vt = vo + at
s = vo t + at2
vt2 = vo2 + 2as
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas

Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g).


Kedua, ketika benda bergerak ke atas, kecepatan benda berkurang secara konstan setiap saat.
Kecepatan benda berkurang secara konstan karena gravitasi bumi bekerja pada benda tersebut
dengan arah ke bawah. Masa sich ? Kalau gravitasi bumi bekerja ke atas, maka benda akan terus
bergerak ke atas alias tidak kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya tidak seperti itu
Karena kecepatan benda berkurang secara teratur maka kita bisa mengatakan bahwa benda yang
melakukan gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan tetap. Karena mengalami perlambatan
maka percepatan gravitasi bernilai negatif.
Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.
Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan
diperoleh persamaan berikut ini :

vt = vo gt
h = vo t gt2
vt2 = vo2 2gh
Contoh soal 1 :
Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan awalnya ? g
= 10 m/s2
Panduan jawaban :
Ingat ya, pada titik tertinggi kecepatan bola = 0.
Soal ini gampang karena diketahui kecepatan akhir (vt = 0) dan tinggi (h = 10 m), sedangkan yang
ditanyakan adalah kecepatan awal (vo), maka kita menggunakan persamaan :
vt2 = vo2 2gh
0 = vo2 2(10 m/s2) (10 m)
vo2 = 200 m2/s2
vo = 14,14 m/s
Contoh soal 2 :
Sebuah bola dilemparkan dari tanah tegak lurus ke atas dengan laju 24 m/s.

a) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?

b) berapa ketinggian yang dapat dicapai bola ?

Panduan jawaban :
Sebelum mengoprek soal ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi atau
mengenali permasalahan yang dimunculkan pada soal. Setelah itu, selidiki nilai apa saja yang telah
diketahui. Selajutnya, memikirkan bagaimana menyelesaikannya. Hal ini penting dalam memilih
rumus yang disediakan.

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ?


Di titik tertinggi, vy = 0. Pada soal di atas diketahui kecepatan awal vy0 = 24 m/s . Untuk memperoleh
t, kita gunakan rumus :
vy = vyo gt
Rumus ini kita balik, untuk menentukan nilai t (waktu) :

b. berapa ketinggian yang dicapai bola ?

Karena telah diketahui kecepatan awal dan kecepatan akhir, maka kita menggunakan rumus :

vy2 = vyo2 2gh


Rumus ini kita balik untuk menghitung nilai h alias ketinggian :

Anda mungkin juga menyukai