Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

DARING ERA PANDEMI COVID-19


HUKUM OHM

Disusun Oleh :

Nama : Aulya Az Zaafirrahman


NIM : 205100300111061
Jurusan/Fakultas : TIP/FTP
Kelompok :2
Tanggal Praktikum : 12 November 2020
Nama Asisten : Anisa Indah Puspita Ramadhani

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


 Mengerti konsep tentang hukum Ohm
 Menentukan besarnya arus dan tegangan listrik dalam suatu rangkaian
1.2 Teori
1.2.1 Pengertian Hukum Ohm
Hukum Ohm yakni merupakan hukum dasar kelistrikan yang meliputi hubungan
antara tegangan, arus listrik, serta hambatan. Hukum Ohm pertama kali dikemukakan
pada tahun 1825 oleh seorang fisikawan yang berasal dari Jerman, yakni Georg Simon
Ohm. Hukum Ohm berbunyi bahwasannya besar arus listrik (I) yang mengalir melalui
penghantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang diberikan
kepadanya serta berbanding terbalik dengan hambatannya (R) (Ponto, 2018).

1.2.2 Pengertian Arus Listrik dan Tegangan Listrik


Arus listrik yakni merupakan jumlah muatan yang mana bergerak melewati
penampang suatu penghantar dalam tiap satuan waktu. Arus listrik yakni berbanding
lurus dengan muatan dan berbanding terbalik dengan waktu. Pada persamaan lain,
arus listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan. Arus listrik mengalir jika terdapat beban pada suatu rangkaian tertutup
(Listiyarini, 2018).
Potensial listrik atau tegangan merupakan suatu beda potensial pada kedua titik
yang mempunyai perbedaan pada jumlah muatan listrik. Tegangan dalam satuan SI
yakni adalah volt atau V. Pada 1 volt yakni merupakan perubahan energi dengan besar
1 Joule yang dialami oleh muatan 1 Coloumb. Tegangan berbanding lurus dengan arus
listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan (Ponto, 2018).
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat, Bahan, dan Fungsi


Tabel 2.1 Alat, Bahan, dan Fungsi
NO Alat dan Gambar Fungsi
Bahan
1 Sumber daya Berfungsi sebagai sumber listrik
AC/DC guna menjalankan percobaan

(Makasenggehe et al, 2012)


2 Multimeter Berfungsi dalam mengukur tegangan
atau beda potensial dan arus listrik
dari aliran listrik yang diamati

(Ginting dkk, 2013)


3 Resistor Berfungsi sebagai penghambat aliran
listrik yang akan dihitung dengan
multimeter

(Halliday et al, 2011)


4 Kabel Berfungsi sebagai penghubung
Jumper antara sumber daya dengan
baseboard

(Kalengkongan dkk, 2018)


5 Papan Berfungsi sebagai mainboard tempat
Rangkaian diletakkannya rangkaian
(Baseboard)

(Wahyudi, 2018)
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Persiapan Percobaan
Alat dan Bahan

Disiapkan

Alat
Dirangkai
Resistor

Dipilih nilai mana yang digunakan


LED
Dilihat nyalanya
Dilepas
Multimeter

Diukur nilai V dan I pada rangkaian

Hasil

Dicatat pada tabel

Diulangi untuk nilai R berbeda


BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 3.1 Data Pengamatan Hukum Ohm
R1 = 10kΩ R2 = 15kΩ R3 = 22kΩ
Tegangan
V I V I V I

1,5 V 1,56 V 0,08 A 1,508 V 0,03 A 1,508 V 0A


3V 2,858 V 0,23 A 2,858 V 0,12 A 0,86 V 0,06 A
4,5 V 4,31 V 0,37 A 4,31 V 0,2 A 4,32 V 0,13 A

Tabel 3.2 Data Teoritis Hukum Ohm


V I1 (R1 = 10kΩ) I2 (R2 = 15kΩ) I3 (R3 = 22kΩ)
1,5 V 0,15 A 0,1 A 0,068 A
3V 0,3 A 0,2 A 0,136 A
4,5 V 0,45 A 0,3 A 0,204 A

3.2 Perhitungan Data

I = V/R

Data I1

I1 = V1/R1 = 1,5 V / 10 kΩ = 0,15 A Data I3

I1 = V2/R1 = 3 V / 10 kΩ = 0,3 A I3 = V1/R3 = 1,5 V / 22 kΩ = 0,068 A

I1 = V3/R1 = 4,5 V / 10 kΩ = 0,45 A I3 = V2/R3 = 3 V / 22 kΩ = 0,136 A

I3 = V3/R3 = 4,5 V / 22 kΩ = 0,204 A

Data I2

I2 = V1/R2 = 1,5 V / 15 kΩ = 0,1 A

I2 = V2/R2 = 3 V / 15 kΩ = 0,2 A

I2 = V3/R2 = 4,5 V / 15 kΩ = 0,3 A


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data Percobaan


Dari pecobaan mengenai hukum Ohm pada praktikum kali ini, didapatkan beberapa data hasil
praktikum sebagai berikut. Pada percobaan pengukuran tegangan dan arus listrik pada R1
dengan hambatan 10kΩ, didapati hasil perhitungan menggunakan multimeter dengan patokan
tegangan 1,5 V yakni V atau tegangan sebesar 1,56 V sedangkan I atau arus listrik sebesar
0,08 A. Patokan tegangan 3 V yakni V atau tegangan sebesar 2,858 V sedangkan I atau arus
listrik sebesar 0,23 A. Patokan tegangan 4,5 V yakni V atau tegangan sebesar 2,858 V
sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,23 A. Selanjutnya, pada percobaan pengukuran
tegangan dan arus listrik pada R2 dengan hambatan 15kΩ, didapati hasil perhitungan
menggunakan multimeter dengan patokan tegangan 1,5 V yakni V atau tegangan sebesar
1,508 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,03 A. Patokan tegangan 3 V yakni V atau
tegangan sebesar 2,858 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,12 A. Patokan tegangan 4,5
V yakni V atau tegangan sebesar 4,31 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,2 A. Terakhir,
pada percobaan pengukuran tegangan dan arus listrik pada R3 dengan hambatan 22kΩ,
didapati hasil perhitungan menggunakan multimeter dengan patokan tegangan 1,5 V yakni V
atau tegangan sebesar 1,508 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0 A. Patokan tegangan 3
V yakni V atau tegangan sebesar 0,86 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,06 A. Patokan
tegangan 4,5 V yakni V atau tegangan sebesar 4,32 V sedangkan I atau arus listrik sebesar
0,13 A. Jika dibandingkan dengan literatur yang ada, perhitungan tersebut tidaklah sesuai
dengan perhitungan teoritis hukum ohm. Akan tetapi masih berdekatan dengan nilai
sebenarnya (Mismail, 2011).

4.2 Analisa Perhitungan Data


Setelah dilakukan percobaan perhitungan tegangan dan arus listrik menggunakan multimeter
dalam praktikum hukum Ohm pada kali ini, dilakukan pula penghitungan terhadap data
teoritis berdasarkan persamaan hukum Ohm yakni V=IR. Pada perhitungan arus listrik
dengan R1 sebesar 10kΩ dan V1 sebesar 1,5 V, maka didapati hasil dari persamaan hukum
Ohm yakni arus listrik sebesar 0,15 A. Pada V2 sebesar 3 V, maka didapati hasil dari
persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,3 A. Pada V3 sebesar 4,5 V, maka
didapati hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,45 A. Selanjutnya,
pada perhitungan arus listrik dengan R2 sebesar 15kΩ dan V1 sebesar 1,5 V, maka didapati
hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,1 A. Pada V2 sebesar 3 V,
maka didapati hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,2 A. Pada V3
sebesar 4,5 V, maka didapati hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,3
A. Pada perhitungan arus listrik dengan R3 sebesar 22kΩ dan V1 sebesar 1,5 V, maka
didapati hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,068 A. Pada V2
sebesar 3 V, maka didapati hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik sebesar 0,136
A. Pada V3 sebesar 4,5 V, maka didapati hasil dari persamaan hukum Ohm yakni arus listrik
sebesar 0,204 A. Jika dibandingkan dengan literatur, perhitungan tersebut sudah sesuai
dengan persamaan hukum Ohm yakni I=V/R (Luchetti, 2020).
4.3 Faktor yang Mempengaruhi Hukum Ohm
Dalam percobaan serta perhitungan yang dilakukan, dapat ditemukan adanya faktor yang
mempengaruhinya. Yakni ialah dari perbedaan nilai pada data pengamatan dengan data
teoritis. Pada percobaan kali ini, tidak terlihat hasil perhitungan yang sesuai pada multimeter
di mana hasil yang didapatkan mendekati angka data teoritis. Perbedaan hasil pengamatan
tersebut terjadi pada nilai tegangan dan juga niai arus listriknya (Sari dan Saputri, 2017).
Terjadinya ketidaksesuaian hasil juga bisa diakibatkan dari beberapa kesalahan yang
mungkin diakibatkan oleh resistor maupun baseboard yang digunakan tidak bekerja dengan
semestinya ataupun tidak dilakukan perawatan yang baik. Selain itu, kurangnya keakuratan
dari multimeter dalam menghitung tegangan dan arus listrik juga dapat menjadi salah satu
penyebabnya. Selain itu, faktor perhitungan dari hukum ohm juga bisa diakibatkan oleh
praktikan. Dapat berupa praktikan yang kurang mengerti dan memahami percobaan yang
dilakukan, ataupun kurang fokus dalam melakukan percobaan sehingga terdapat kesalahan
dalam kalkulasi. Kesalahan perhitungan juga dapat terjadi akibat dari faktor lingkungan
(Salim, 2018).

4.4 Aplikasi Hukum Ohm di Bidang Teknologi Pertanian


Terdapat beberapa kegunaan dari penerapan hukum ohm dalam pengaplikasiannya terhadap
teknologi pertanian. Salah satunya yakni pada prinsip kerja mesin ohmic dalam pengolahan
bahan pangan. Mesin ohmic sendiri merupakan mesin yang berfungsi sebagai mesin
pasteurisasi dengan pemberian tegangan hingga mencapai suhu tertentu dengan efektif dan
efisien(Adilaksono,dkk.2014)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan mengenai hukum ohm pada kali
ini. Praktikum percobaan hukum Ohm ini bertujuan agar para praktikan mengerti konsep
tentang hukum Ohm dan dapat menentukan besarnya arus dan tegangan listrik dalam sautu
rangkaian. Dalam pengamatan terhadap perhitungan tegangan dan arus listrik pada hukum
Ohm, diberikan tiga besaran tegangan dan hambatan dan dihitung arus listrik dan
tegangannya menggunakan multimeter berdasarkan resistor yang telah ditentukan. Hasil yang
didapatkan pada pengamatan yakni terdapat perbedaan pada perhitungan multimeter dengan
data teoritis namun masih berdekatan nilainya. Hal tersebut dimungkinkan sebab terdapat
ketidakpastian akurasi dan presisi pada resistor maupun multimeter dalam perhitungan
tersebut. Harapannya, praktikan dapat mengambil pelajaran serta menerapkan kegunaan dari
perhitungan dari hukum ohm ini dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi pertanian
seperti halnya dalam penemuan berbagai alat canggih dengan berdasarkan pada penerapan
hukum ohm dalam kehidupan.

5.2 Saran
Saran penulis pada kegiatan praktikum hukum ohm kali ini ialah dalam melaksanakan
praktikum apapun, hendaknya dibekali dengan kesiapan yang matang serta ketelitian yang
tinggi. Sebab banyaknya faktor kesalahan perhitungan terjadi diakibatkan kurangnya
kemampuan praktikan dalam menguasai serta memahami inti dari percobaan yang dilakukan
selama kegiatan praktikum. Juga pada alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum untuk
dijaga dan dirawat selalu dalam pemakaiannya juga tidak lupa untuk mengkalibrasinya setiap
pemakaian. Harapannya, dengan kesiapan yang matang dalam melaksanakan praktikum akan
mendukung kegiatan praktikum yang kondusif dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Adilaksono, I. C., Susilo, B. dan Sugiarto, Y. 2014. Rancang Bangun Mesin Pasteurisasi Jus
Buah Otomatis dengan Teknologi Berbasis Ohmic Heating. Jurnal Teknologi
Pertanian. 15(2) : 121-128

Ginting, F. J., Allo, E. K., Mamahit, D.J., dkk. 2013. Perancangan Alat Ukur Kekeruhan Air
Menggunakan Light Dependent Resistor Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal
Teknik Elektro dan Komputer. 2(1) : 1-7

Halliday, D., Resnick, R., and Walker, J. 2011. Fundamental of Physics 9th Edition. New
Jersey : John Willey & Sons, Inc.

Kalengkongan, T. S., Mamahit, D. J. and Sompie, S. R. 2018. Rancang Bangun Alat Deteksi
Kebisingan Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 7(2) : 183-
188

Listiyarini, R. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika. Yogyakarta : Deepublish Publisher

Luchetti, M. 2020. From Successful Measurement to The Birth of a Law: Disentangling


coordination in Ohm's scientific practice. Journal of Studies in History and Philosophy
of Science. 83(1) : 1-144

Makasenggehe, N. C., Narasiang, B., Sompie, S. R. U. A., dkk. 2012. Perancangan Power
Supply Digital Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Keypad Sebagai Pemilih
Tegangan. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 1(1) : 1-6

Mismail, B. 2011. Dasar Teknik Elektro : Rangkaian Listrik. Malang : UB Press

Ponto, H. 2018. Dasar Teknik Listrik. Yogyakarta : Deepublish Publisher

Salim, Astuti., Taib, Suryani. 2018. Fisika Dasar 1. Yogyakarta: Deepublish.

Sari, I. N. dan Saputri, D. F., 2017. Analisis Kesalahan Menggunakan Alat Ukur pada
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Pendidikan.
14(2) : 237-248

Wahyudi, U. 2018. Mahir dan Terampil Belajar Elektronika untuk Pemula. Yogyakarta :
Deepublish
Data Hasil Praktikum Hukum Ohm

R1 = 10kΩ R2 = 15kΩ R3 = 22kΩ


Tegangan
V I V I V I

1,5 V 1,56 V 0,08 A 1,508 V 0,03 A 1,508 V 0A


3V 2,858 V 0,23 A 2,858 V 0,12 A 0,86 V 0,06 A
4,5 V 4,31 V 0,37 A 4,31 V 0,2 A 4,32 V 0,13 A

Data Teoritis Hukum Ohm

V I1 (R1 = 10kΩ) I2 (R2 = 15kΩ) I3 (R3 = 22kΩ)


1,5 V 0,15 A 0,1 A 0,068 A
3V 0,3 A 0,2 A 0,136 A
4,5 V 0,45 A 0,3 A 0,204 A

I = V/R

Data I1

I1 = V1/R1 = 1,5 V / 10 kΩ = 0,15 A

I1 = V2/R1 = 3 V / 10 kΩ = 0,3 A

I1 = V3/R1 = 4,5 V / 10 kΩ = 0,45 A

Data I2

I2 = V1/R2 = 1,5 V / 15 kΩ = 0,1 A

I2 = V2/R2 = 3 V / 15 kΩ = 0,2 A

I2 = V3/R2 = 4,5 V / 15 kΩ = 0,3 A

Data I3

I3 = V1/R3 = 1,5 V / 22 kΩ = 0,068 A

I3 = V2/R3 = 3 V / 22 kΩ = 0,136 A

I3 = V3/R3 = 4,5 V / 22 kΩ = 0,204 A


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai