Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK DAN ANORGANIK


IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALDEHID DAN KETON

NAMA : Ardian Firmansyah


NIM : 205100301111051
KELAS : L
KELOMPOK : 4
ASISTEN : Indah

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
MATERI 3

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALDEHID DAN KETON


1. PRE-LAB (Max 2 halaman)
1. Sebutkan perbedaan aldehid dan keton! (minimal 3)
Perbedaan antara aldehid dan keton antara lain :
a. Senyawa aldehid adalah senyawa organik yang mempunyai sebuah atom hidrogen
yangterikat pada gugus karbonil (ikatan rangkap C=O). Sementara itu, keton adalah
senyawaorganik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus
alkil dengan rumus R-CO-R’, dimana R adalah alkil dan -CO- adalah gugus fungsi
keton (karbonil)
b. Keberadaan atom hidrogen pada aldehid menyebabkan aldehid merupakan
pereduksi yangkuat. Aldehid sangat mudah teroksidasi sekalipun dengan oksidator
yang sangat lemah.Sementara itu, keton sukar teroksidasi (Saraswati, 2016).
c. Aldehid lebih reaktif terhadap adisi nukleofilik jika dibandingkan keton yang
kurang reaktif (Saraswati, 2016).

2. Sebutkan prinsip uji Tollens dan uji Fehling!


Pada dasarnya uji tollens digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan
keton. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag + dalam reagensia Tollens
direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi. Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-
H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton
selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens (Arum,
2012).
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk
mengenali aldehida.. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling
B. Fehling A adalah larutanCuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. PereksiFehling dibuat dengan mencampurkan
kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yangberwarna biru tua. Dalam
pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehlingdapat dianggap
sebagai larutan CuO.Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkansebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling
menghasilkan endapan berwarna merahbata, sedangkan apabila digunakan larutan yang
lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yangterjadi berwarna hijau kekuningan
(Hannaford, 2010).

3. Sebutkan dan jelaskan reaksi yang terjadi pada uji Tollens! (Gambarkan reaksinya)
Tollens adalah pereaksi yang mengandung perak sebagai ion kompleks yaitu [Ag(NH3)2]+.
Umumnya dalam persamaan reaksi pereaksi tollens ditulis sebagai Ag 2O. Pereaksi tollens
dibuat dengan menambahkan NaOH ke dalam perak nitrat yang membentuk endapan coklat
Ag2O. Kemudian endapan dilarutkan dalam larutan ammonia
Bila reaksi dilangsungkan dalam bejana kaca, maka endapan perak yang terbentuk akan
melapisi cermin. Oleh sebab itu reaksi ini dikatakan cermin perak. Reaksi aldehida dengan
pereaksi tollen sebagai berikut:
R-CHO + Ag2O --> R-COOH + 2Ag(s)
Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting larutan ini
harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah yang dapat
mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan timbulnya cermin perak.
Oleh sebab itu, larutan perak amoniakal ini sering ditulis secara sederhana sebagai larutan
Ag2O (Maulida, 2018).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

4. Sebutkan dan jelaskan reaksi yang terjadi pada uji Fehling! (Gambarkan reaksinya)
Dalam uji fehling terdapat 2 macam reagen yaitu reagen A dan reagen B. Yang dimana uji
fehling memiliki suatu reaksi yaitu Aldehida yang di tambahkan dengan larutan fehling
2Cu+2OH akan menghasilkan asam karboksilat dan akan menghasilkan juga endapan yang
berwarna merah bata dan H2O. dalam reaksi ini dibutuhkan pemanasan yang berfungsi agar
gugus aldehida terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH - . Pada uji fehling
terdapat reaksi yang meninjukkan akan hasil dari uji fehling yaitu
CuSO4 + 2KOH --> Cu(OH)2 + K2SO4.[2]
Cu(OH)2 --> CuO + [[H2O]].[2]
D-glukosa + 2 CuO dipanaskan --> D-asam glukonat + Cu2O + endapan
(Wijayanti dan Lukitasari, 2018).

5. Sebutkan fungsi aldehid dan keton dalam sehari-hari! (minimal 2)


Aldehid dan keton merupakan senyawa yang cukup sederhana yang mengandung gugus
karbonil yaitu ikatan ganda-oksigen. Kegunaan dari aldehid dan keton sebagai contohnya
yaitu memberi aroma khas pada kayu manis, banyak di manfaatkan sebagai pelarut
contohnya sebagai pelarut cat kuku,digunakan sebagai bahan lem, dan juga bisa digunakan
dalam bahan baku industri plastik (Prihatiningsih dan Djatmiko, 2016).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
2. TINJAUAN PUSTAKA (Max 4 halaman) KELOMPOK 4

2.1 Tollens (AgNO3 )


Senyawa ini berbentuk serbuk hablur transparan / putih, tidak berbau, gelap jika terkena
cahaya. Merupakan senyawa beracun, berbahaya, menyebabkan luka pada jaringan tubuh,
oksidator kuat dan dapat menyebabkan kebakaran. dalam uji tollent AgNO3 digunakan untuk
menentukan keberadaan gugus fungsi aldehida. Pereaksi terdiri dari larutan perak nitrat ,
amonia, dan beberapa natrium hidroksida (Montaze et., al, 2012).

2.2 NH4OH
NH4OH atau amonium hidroksida merupakan senyawa cair yang memiliki titik didih 28º C,
berbau menyengat, korosif, tiak stabil dan mudah larut dalam air, alkhohol dan eter. Senyawa
ini berfungsi sebagai pembentuk suasana basa (Sarastina, 2014).

2.3 NaOH
NaOH atau natrium hidroksida merupakan senyawa ionik basa kuat yang berwujud serbuk
putih. NaOH memiliki titik didih sebesar 1388 º C. Larutan ini tergolong larutan yang mudah
larut dalam air yang kelarutanyya bersifat eksotermis, dan biasa disebut sebagai soda kustik
atau soda api karena sifatnya yang terasa panas. NaOH banyak digunakan didalam
laboraturium sebagai reagen sumber ion hidroksida (OH-) (Sarastina, 2014).

2.4 Fehling A
Fehling A merupakan tembaga sulfat (CuSO45H2O) di dalam air. Temabag Sulfat bentuk
kristal, berwarna biru, berbau dan larut dalam air. Fehling A akan tedekomposisi sebelum
mencair pada suhu 150 °C. Senyawa ini banyak di temukan di buu dengan derajat hidrasi yag
berbeda beda (Chawla, 2014).

2.5 Fehling B
Fehling B merupakan campuran NaOH dan kalium-natrium tetrat didalam air. Fehling B
berbentuk cair, bertekanan tinggi dan mudah larut dalam air. fehling B juga merupakan
campuran dari larutan NaOH dan kalium tartrat. Larutan fehling b juga dikenal dengan larutan
yang jernih dengan natrium tartrat sebagai garam rochelle dan natrium hidroksida yang
merupakan basa kuat (Chawla, 2014).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
2.6 Aseton
Aseton merupakan senyawa yang memiliki rumus molekul C3H2O. Titik didihnya 56,2ºC dan
titik beku -95,35 ºC, berat molekul 58,08 gram/mol, berbau menyengat, berwujud cair pada
suhu kamar. Selain itu juga mudah menguap, mudah terbakar dan dapat larut dalam pelarut
polar. Pembuatan aseton dilakukan dengan cara oksidasidengan bahan dasar isopropil. Aseton
biasanya digunakan dalam pembuatan senyawa kloroform dan iodoform (Rifai, 2017).

2.7 Glukosa

Glukosa (dekstrosa/ gula anggur) merupakan monosakarida yang mempunyai rumus molekul
C6H12O6. Yang memiliki titik didih 146° C, mudah larut dalam air, tidak berwarna, berbentuk
serbuk butiran puti, tidak berbau dan rasanya manis. Hidrolisis sempurna dari selulosa,
maltosa, amilum, glikogen, sakarosa, dan laktosa dapat menghasilkan glukosa. Glukosa
umumnya berfungsi sebagai sumber energi (Sumardjo, 2010).

2.8 Fruktosa
Fruktosa (levulosa / gula buah) merupakan isomer gula monosakarida yang merupakan salah
satu dari gula darah. Kadar kemanisannya 120-180% dari gula sukrosa sehingga memiliki
rasa yang lebih manis. Fruktosa dapat diperoleh dari hidrolisis inulin dan sakarosa. Kristal
padat fruktosa dapat terurai pada suhu 103 ° -105 ° C, berwarna putih, rasanya manis, dan
larut dalam udara . Fruktosa ini juga dapat di gunakan untuk melebih awetkan suatu prodeuk
(Wulansari, 2018))

2.9 Sukrosa
Sukrosa merupakan senyawa disakarida yang dibentuk oleh monomer monomernya yang
berupa unit glukosa dan fruktosa. Sukrosa memiliki rumus molekul yaitu C12 H22011. Dalam
uji fehling sukrosa tidak memiliki gugus aldehida atau keton yang bebas ,sehingga sukrosa
bila terkena reagen fehling tidak mengalami perubahan atau tidak dapat diketahui dengan
larutan fehling. Sukrosa sendiri dikenal sebagai gula pereduksi karena sukrosa dapat
mereduksi senyawa senyawa penerima elektron (Kuhn and Grof, 2010)

2.10 Formalin
Formalin merupakan larutan formaldehida dalam air dengan kadar 10% hingga 40%.
Formalin memiliki titik didih -19 ° C, tidak berwarna, beracun, beracun, dan larut dalam air
dan etanol. Formalin digunaan sebagai disinfektan, pengawet biologis dan juga untuk
pembuatan resin sintetis . Dalam penggunaanya formalin sangat tidak di anjurkan dalam suatu
makanan dan formalin digunakan dalam penelitian di laboratorium (Dotti et., al 2010)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
3. DIAGRAM ALIR KELAS L
KELOMPOK 4
Uji Tollens

Uji Fehling
DAFTAR PUSTAKA

Arum, Y. P. 2012. Isolasi dan Uji Daya Antimikroba Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura).
Jurnal Mipa. 35(2).

Chawla and Ranjna. 2014. Practical Clinical Biochemystry Methods and Interpretation. New
Delhi : Jypee Broders Medical Publisher.

Dotti, I., Bonin, S., Basili, G., Nardon, E., Balani, A., Siracusano, S. Stanta, G. .2010. Effects of
formalin, methacarn, and fineFIX fixatives on RNA preservation. Diagnostic Molecular
Pathology.19(2):112-122.
Hannaford, A. J.2010. Vogel’s Textbook Of Practical Organic Chemistry, 5th edition. New York:
Longman Scientific And Technical.
Kuhn, C., & Grof, C. P. (2010). Sucrose Transporters Of Higher Plants. Current Opinion In
Plant Biology. 13(3), 287-297.

Maulida, O. 2018. Uji Kandungan Formalin Pada Nugget Ayam Yang Tidak Bermerek
Diperjualbelikan Di Pasar Halat Medan Tahun 2018. Doctoral dissertation, Universitas
Sari Mutiara Indonesia.

Montazer, M., Alimohammadi, F., Shamei, A., & Rahimi, M. K. (2012). In situ synthesis of nano
silver on cotton using Tollens’ reagent. Carbohydrate Polymers. 87(2):1706-1712.

Prihatiningsih, N., & Djatmiko, H. A. 2016. Enzim Amilase Sebagai Komponen Antagonis
Bacillus Subtilis B315 Terhadap Ralstonia Solanacearum Kentang. Jurnal Hama dan
penyakit Tumbuhan Tropika. 16(1):10-16.

Rifa’i dan Endah Fajriani. 2017. Sintesis 4-4(4-Hidrosi 3-Metoksifenil)-3,4-Dihidroksibutan- 2-


on melalui reaksi oksidasi Senyawa Hasil Sintesis. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.

Sarastina, P. 2014. Produksi Biodisel Melalui Proses Transesterfikasi Minyak Curah Denagn
MetodeDistilasi Reaktif Berdasarkan Ratio Umpan. Semarang. Universitas Diponegoro.

Saraswati, Indah. 2016. Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta: Deepublish

Sumardjo dan Damin. 2010. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program S-1 Bioesekta. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wijayanti, N. S., & Lukitasari, M. 2016. Analisis kandungan formalin dan uji organoleptik ikan
asin yang beredar di pasar besar Madiun. Florea: Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya.
3(1):59-64.
Wulansari, D. D., & Wulandari, D. D. 2018. Pengembangan Model Hewan Coba Tikus Diabetes
Mellitus Tipe 2 dengan Induksi Diet Tinggi Fruktosa Intragastrik. MPI (Media
Pharmaceutica Indonesiana). 2(1):41-47.

Anda mungkin juga menyukai