Anda di halaman 1dari 16

BERITA ACARA RESPONSI KARBOHIDRAT

Di Buat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Biokimia

Disusun Oleh :
Ae Eista (2204010093)
Muhamad Ilham (2204010096)
Ai Sri Neli Nurlaeli (2204010105)
Nisa Nur Ajijah (2204010114)
Ulya Lulu Atulhasanah (2204010124)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2023
BERITA ACARA RESPONSI

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Oktober 2023


Mata Kuliah : Praktikum Biokimia
Dosen : Annisa Fitri Nurahmi, S.Si. / apt. Handi, S.Farm., Apt.
Kelompok 1
Judul Responsi : Karbohidrat
Anggota Kelompok : Ae Eista (2204010093)
Muhamad Ilham (2204010096)
Ai Sri Neli Nurlaeli (2204010105)
Nisa Nur Ajijah (2204010114)
Ulya Lulu Atulhasanah (2204010124)

Tanya Jawab :
1. Penanya : Eni Solihat
Pertanyaan : Bagaimana cara membedakan monosakarida dan
disakarida dalam Uji Barfoed ?
Jawaban : Uji Barfoed adalah uji kualitatif untuk membedakan antara
monosakarida dan disakarida berdasarkan kemampuan mereka untuk mereduksi
larutan tembaga (II) asetat menjadi tembaga (I) oksida. Monosakarida adalah
gula sederhana yang memiliki satu unit gula, sedangkan disakarida adalah gula
kompleks yang memiliki dua unit gula.
Cara membedakan monosakarida dan disakarida dalam uji Barfoed adalah
sebagai berikut:
• Siapkan larutan uji Barfoed dengan mencampurkan 0,5 g tembaga (II)
asetat, 5 mL asam asetat, dan 95 mL air suling dalam labu ukur 100 mL.
Larutan ini berwarna biru.
• Siapkan larutan monosakarida dan disakarida yang akan diuji. Contohnya
adalah glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa. Larutan ini berwarna bening.

1
• Ambil 5 mL larutan uji Barfoed dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 5 tetes larutan monosakarida atau disakarida yang akan diuji.
Kocok tabung reaksi dengan hati-hati.
• Panaskan tabung reaksi dalam air mendidih selama 5 menit. Amati
perubahan warna larutan dan endapan yang terbentuk.
• Jika larutan berubah warna dari biru menjadi merah dan terbentuk endapan
merah bata, maka larutan yang diuji adalah monosakarida. Ini menunjukkan
bahwa monosakarida dapat mereduksi tembaga (II) asetat menjadi tembaga
(I) oksida dengan cepat.
• Jika larutan tidak berubah warna atau berubah warna menjadi hijau pucat
dan tidak terbentuk endapan, maka larutan yang diuji adalah disakarida. Ini
menunjukkan bahwa disakarida tidak dapat mereduksi tembaga (II) asetat
atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukannya.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji Barfoed untuk beberapa
contoh monosakarida dan disakarida:

Larutan Warna Larutan Endapan Kesimpulan


Glukosa Merah Merah bata Monosakarida
Fruktosa Merah Merah bata Monosakarida
Sukrosa Biru Tidak ada Disakarida
Laktosa Hijau pucat Tidak ada Disakarida

2. Penanya : Tatang Tarmudin


Pertanyaan : Jelaskan apa fungsi dari sorbitol, manitol, dulcitol, dan
inositol ?
Jawaban : Sorbitol, Manitol, Dulcitol dan Inusitol adalah senyawa
yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat. Berikut adalah fungsi dari
masing-masing senyawa:
• Sorbitol adalah senyawa yang terbentuk dari reduksi gugus aldehida pada
glukosa. Sorbitol berfungsi sebagai pemanis alami yang memiliki rasa lebih
manis daripada gula biasa. Sorbitol juga dapat digunakan sebagai bahan
pelembab, pelarut, dan pengawet dalam industri kosmetik, farmasi, dan
makanan.

2
• Manitol adalah senyawa yang terbentuk dari reduksi gugus aldehida pada
fruktosa. Manitol berfungsi sebagai diuretik, yaitu zat yang dapat
meningkatkan produksi urine dan mengeluarkan kelebihan air dan garam
dari tubuh. Manitol juga dapat digunakan sebagai obat untuk mengurangi
tekanan intrakranial dan intraokular.
• Dulcitol adalah senyawa yang terbentuk dari reduksi gugus aldehida pada
galaktosa. Dulcitol berfungsi sebagai bahan pangan yang dapat digunakan
sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes. Dulcitol juga dapat
digunakan sebagai indikator untuk menguji kemampuan bakteri untuk
memfermentasi galaktosa.
• Inusitol adalah senyawa yang terbentuk dari siklisasi glukosa. Inusitol
berfungsi sebagai komponen penting dari membran sel, terutama fosfolipid.
Inusitol juga berperan dalam transmisi sinyal saraf, pertumbuhan rambut,
dan kesehatan mental.

3. Penanya : Hanisa agustin


Pertanyaan : Kenapa disebut gula alkohol ? dan yang terjadi jika tubuh
kekurangan karbohidrat ?
Jawaban : Gula alkohol disebut demikian karena struktur kimianya
menyerupai molekul gula dan molekul alkohol. Namun, gula alkohol tidak
mengandung etanol, yaitu senyawa yang membuat orang mabuk. Gula alkohol
dibuat dari proses fermentasi atau ekstraksi karbohidrat, seperti pati jagung,
gula maltosa, atau buah-buahan. Gula alkohol memiliki rasa manis yang lebih
rendah dari gula biasa, tetapi juga memiliki kalori yang lebih sedikit dan efek
yang lebih kecil pada gula darah dan insulin.

4. Penanya : Gina Mupidah


Pertanyaan : Kenapa terbentuk cincin ungu pada uji Molisch dan
sebutkan reaksi kimianya
Jawaban : Cincin ungu terbentuk pada uji Molisch karena karbohidrat
yang ada dalam sampel didehidrasi oleh asam sulfat pekat, menghasilkan furfural
atau hidroksimetilfurfural. Pada uji ini, sampel yang diuji dicampur dengan reagen

3
Molisch yang terdiri dari α-naftol dan asam sulfat pekat. Jika sampel mengandung
karbohidrat, maka akan terbentuk cincin ungu pada batas antara larutan karbohidrat
dengan asam sulfat. Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah sebagai berikut:
pertama-tama, karbohidrat terhidrolisis oleh asam sulfat pekat menjadi
monosakarida. Kemudian, monosakarida tersebut masih dengan asam sulfat
terkondensasi membentuk furfural. Furfural kemudian bereaksi dengan α-naftol
sehingga membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu).

Reaksi Percobaan uji Molisch

5. Penanya : Syifa Adila Rahma


Pertanyaan : Apa perbedaan dari Fahling A dan Fehling B ?
Jawaban : Fehling A dan Fehling B adalah dua larutan yang digunakan
untuk menguji kandungan gula pereduksi dalam suatu sampel. Fehling A
mengandung tembaga (II) sulfat, yang berwarna biru, sedangkan Fehling B
adalah cairan bening yang mengandung kalium natrium tartrat (garam Rochelle)
dan alkali kuat, biasanya natrium hidroksida. Kedua larutan ini disiapkan secara
individual selama pengujian. Ketika larutan basa dari kuprik hidroksida
dipanaskan dalam sampel yang mengandung gula tereduksi, hasil yang
didapatkan adalah warna kuning yang tidak larut atau warna merah kurprik
oksida. Reaksi ini berdasarkan keberadaan gugus aldehida atau keton yang

4
bebas dalam gula pereduksi. Larutan Fehling dapat bereaksi dengan
monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa dan
maltosa) yang memiliki gugus aldehida dan keton bebas, tetapi tidak dengan
sukrosa yang tidak memiliki gugus tersebut.

6. Penanya : Lisma Nurazizah


Pertanyaan : Dari seluruh uji yang telah dipaparkan mana yang lebih
menghasilkan karbohidrat ?
Jawaban : Setiap uji memiliki tujuan dan prinsip kerja yang berbeda.
Uji karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis, jumlah, dan
struktur karbohidrat dalam suatu bahan. Berikut ini adalah beberapa contoh uji
karbohidrat dan fungsinya:
• Uji Molisch: uji ini dapat mendeteksi semua jenis karbohidrat, baik
monosakarida, disakarida, maupun polisakarida. Uji ini berdasarkan reaksi
antara karbohidrat dengan alfa-naftol dalam lingkungan asam sulfat. Hasil
positif ditunjukkan dengan munculnya warna ungu pada cincin yang
terbentuk.
• Uji Iodin: uji ini dapat mendeteksi adanya polisakarida, terutama amilum.
Uji ini berdasarkan reaksi antara karbohidrat dengan larutan iodin yang
mengandung iodin dan kalium iodida. Hasil positif ditunjukkan dengan
munculnya warna biru.
• Uji Barfoed: uji ini dapat membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Uji ini berdasarkan reaksi antara karbohidrat dengan reagen Barfoed yang
mengandung asam asetat dan tembaga (II) asetat. Hasil positif ditunjukkan
dengan munculnya endapan merah bata.
• Uji Fehling: uji ini dapat mendeteksi adanya gula pereduksi, sama seperti
uji Benedict. Uji ini berdasarkan reaksi antara karbohidrat dengan reagen
Fehling yang mengandung natrium tartrat, natrium hidroksida, dan tembaga
(II) sulfat. Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya warna merah.
• Uji Seliwanoff: uji ini dapat membedakan antara monosakarida dengan
gugus fungsi aldehida (aldosa) dan monosakarida dengan gugus fungsi
keton (ketosa). Uji ini berdasarkan reaksi antara karbohidrat dengan reagen

5
Seliwanoff yang mengandung resorsinol dan asam klorida. Hasil positif
ditunjukkan dengan munculnya warna merah.

6
BERITA ACARA
PROTEIN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum
BIOKIMIA
Dosen Pembimbing : apt. Lina Rahmawati Rizkuloh, M.Si.

Disusun oleh :
Farmasi D Kelompok 2
Dilla Daniah 2204010095
Mulki Ardiana 2204010104
Hanisa Agustin 2204010106
Eni Solihat 2204010115
Ulfah Indriana Y 2204010142

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2023

7
BERITA ACARA PRESENTASI
Hari/ Tanggal : Jum’at/ 30 Oktober 2023
Mata Kuliah : BIOKIMIA
Judul Presentasi : Protein
Tanya Jawab :
1 Pertanyaan : (Ghisa Aulia A)
Kenapa semua protein tidak larut dalam lemak?
Jawaban : (Eni Solihat)
Karena protein merupakan suatu senyawa polar yang mudah berikatan
dengan pelarut polar seperti etanol dan air, oleh karena itu protein tidak
akan larut dalam pelarut lemak. Jadi kelarutan protein ini salah satunya
dipengaruhi oleh tingkat kepolaran dari suatu pelarut.
2 Pertanyaan : (Tatang Tarmudin)
Pada asam trikola asetat 10%, apakah nilai persen tersebut mempengaruhi
kelarutan dan juga timbulnya endapan?
Jawaban : (Hanisa Agustin)
Jika diuji secara kualitatif maka persen tidak akan berpengaruh besar,
karena hasil akhir yang dilihat hanya perubahan reaksinya saja dan hanya
dilihat secara organoleptis. Sedangkan jika secara kuantitatif maka persen
konsentrasi akan sangat berpengaruh pada hasil akhir.
3 Pertanyaan : (Pak Imam)
Saat terjadi penguapan hasil uap yang dikeluarkan adalah H2O dari
albumin atau dari air?
Jawaban : (Mulki Ardiana)
H2O yang dihasilkan dari penguapan adalah H2O yang berasal dari
albumin, karna akibat pemanasan protein mengalami denaturasi, selain itu
albumin juga memiliki kandungan atom H dan O didalamnya.
Bagaimana hasil identifikasi protein pada uji xantroprotein dan
sebutkan alasannya ?
Jawaban : (Ulfah Indriana Y)
8
Protein yang mengandung cincin benzene ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa
akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.
Kenapa kasein mengahasilkan warna jingga yang lemah pada uji
xantroprotein?
Jawaban : (Eni Solihat)
Kasein adalah protein yang mengandung asam amino yang berbeda dari
tirosin, yang disebut dengan asam amino aromatik. Asam amino aromatik,
seperti tirosin dan fenilalanin, adalah yang menghasilkan warna jingga
dalam uji xanthoprotein. Kasein mengandung jumlah yang relatif kecil
dibandikan dengan asam amino yang lain.
Oleh karena itu, kasein tidak menghasilkan warna jingga yang kuat dalam
uji xanthoprotein karena kandungan asam amino aromatik yang rendah.
Warna jingga yang dihasilkan dalam uji ini lebih sering terlihat ketika Anda
menguji protein-protein lain yang kaya akan asam amino aromatik.
Apakah semua protein ketika di panaskan akan menggumpal?
Jawaban : (Hanisa Agustin)
Tidak, tidak semua protein akan menggumpal ketika dipanaskan. Perubahan
protein ketika dipanaskan tergantung pada jenis protein yang direaksikan.
Terdapat beberapa protein mengalami penggumpalan karena penggumpalan
terjadi akibat adanya reaksia antara iktan benzene dengan hydrogen.
Beberapa protein tidak memiliki gugus benzene diantaranya lysin, alanin,
glisin dan lain lain.
4 Pertanyaan : (Pak Hadi)
Apa perbedaan denaturasi dan koagulasi?
Jawaban : (Dilla Daniah)
Denaturasi adalah kerusakan protein yang ditandai dengan penggumpalan
protein yang disebabkan oleh pemanasan, penambahan garam, atau
penambahan alkohol.
Denaturasi protein adalah perubahan bentuk normal protein karena
terputusnya beberapa ikatan hidrogen. Contoh denaturasi protein adalah
9
putih telur yang berubah menjadi padat ketika dipanaskan. Denaturasi
adalah proses penyimpangan struktur molekul dari keadaan aslinya ketika
terpapar agen denaturasi.
Koagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika molekul protein
yang didenaturasi membentuk suatu masa yang solid. Koagulasi ini terjadi
selama rentang waktu temperatur yang lama dan dipengaruhi oleh faktor-
faktor diantaranya panas, pengocokan, pH, dan garam.
Koagulasi dapat juga diartikan sebagai salah satu kerusakan protein yang
terjadi akibat pemanasan dan terjadi penggumpalan serta pengerasan pada
protein karena menyerap air pada proses tersebut

10
BERITA ACARA LEMAK
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum
BIOKIMIA
Dosen Pembimbing : apt. Lina Rahmawati Rizkuloh, M.Si

Disusun Oleh :
Sri Rohmawati (2204010097)
Firda Silvia (2204010107)
Tatang Tarmudin (2204010111)
Lisma Nurazizah (2204010116)
Sulistiani Rahmawati (2304010122)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2023

11
Petanyaan dan Jawabannya
1. Muhammad Ilham ( Kelompok 1) : Mengapa terjadi dua fase lapisan dan
sebutkan perbedaan dari sifat dan jenisnya ?
Jawaban :

Pembentukan dua fasa pada larutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
a) Ketidaklarutan
Jika dua atau lebih zat tidak dapat bercampur dengan baik karena perbedaan polaritas atau
sifat-sifat kimia yang tidak mendukung pencampuran, maka mereka dapat membentuk dua
fasa terpisah
b) Perubahan Suhu
Perubahan suhu dapat mempengaruhi kelarutan zat dalam pelarutnya. Pada suhu tertentu,
zat yang sebelumnya larut dapat mengendap dan membentuk fasa terpisah.
c) Perubahan Konsentrasi
d) Kenaikan konsentrasi dalam larutan dapat menyebabkan jenuhnya larutan dan
pembentukan dua fasa.
e) Reaksi Kimia
Terjadinya reaksi kimia yang menghasilkan senyawa yang kurang larut dalam pelarutnya,
sehingga terjadi pemisahan fasa.
f) Adanya Zat Tambahan
Penambahan agen pengemulsi atau surfaktan dapat mempengaruhi interaksi antar zat
dalam larutan, membentuk emulsi atau larutan terpisah.
g) Ketidakseragaman Polaritas
Molekul-molekul dengan polaritas yang berbeda dapat menyebabkan ketidakseragaman
polaritas dalam larutan, mempromosikan pemisahan fasa.
h) Interaksi Molekuler
Interaksi antarmolekul yang tidak menguntungkan atau adanya gaya-gaya tertentu antara
molekul-molekul zat dalam larutan dapat menyebabkan pembentukan dua fasa.
i) Tekanan
Pada beberapa kasus, perubahan tekanan dapat mempengaruhi kelarutan zat dalam
pelarutnya dan menyebabkan pembentukan dua fasa.
Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menyebabkan pembentukan dua fasa dalam larutan,
tergantung pada kondisi spesifik sistem tersebut.

2. Syifa Adila Rahma (kelompok 4 ) : Perbedaan antara emulsi stabil dan tidak
stabil ?
Jawaban :

Perbedaan utama antara emulsi stabil dan emulsi tidak stabil terletak pada kemampuan
mereka untuk mempertahankan struktur campuran fase.

1. Emulsi Stabil

12
• Memiliki sifat yang relatif tahan terhadap perubahan fisik atau pemisahan fase.
• Stabil karena adanya agen pengemulsi (emulsifier) yang dapat menghalangi
koalesensi (penggabungan) butiran-butiran fase yang terdispersi.
• Mampu mempertahankan kestabilan dalam jangka waktu yang lebih lama.
2. Emulsi Tidak Stabil
• Rentan terhadap perubahan fisik dan pemisahan fase.
• Kurangnya atau ketidakcukupan agen pengemulsi menyebabkan butiran-butiran
fase cenderung untuk saling bergabung (koalesensi) dan memisah.
• Kemungkinan terjadi pemisahan yang lebih cepat, sehingga emulsi ini tidak dapat
dipertahankan dengan baik dalam jangka waktu yang lama.

Dengan demikian, penggunaan agen pengemulsi yang tepat dan dalam jumlah yang cukup
merupakan faktor kunci dalam menciptakan emulsi yang stabil.

3. Hanisa Agustin (kelompok 2 ) : Kenapa pada uji kristal kolesterol


menggunakan alcohol panas ?
Jawaban :

Pada uji kristal kolesterol, alkohol panas sering digunakan karena alkohol dapat membantu
membentuk kristal kolesterol yang lebih jelas dan mudah diamati. Beberapa alasan
penggunaan alkohol panas dalam uji ini termasuk:

a) Kelarutan yang Meningkat


Pemanasan alkohol meningkatkan kelarutan kolesterol dalam alkohol. Ketika sampel yang
mengandung kolesterol dicampur dengan alkohol panas, kolesterol larut dengan baik dalam
alkohol tersebut.
b) Pengendapan Kristal
Saat alkohol mengalami pendinginan, kelarutan kolesterol dalam alkohol akan berkurang,
dan kolesterol yang larut akan mengendap membentuk kristal. Pada saat ini, kondisi di
mana kristal-kristal kolesterol dapat tumbuh menjadi lebih baik dan lebih teratur.
c) Kristalisasi yang Lebih Jelas
Pemanasan alkohol dapat membantu membentuk kristal kolesterol yang lebih besar dan
lebih jelas. Kristal yang terbentuk dapat diamati dengan lebih mudah di bawah mikroskop
atau secara visual.
d) Hasil Kristal Kolesterol
Hasil dari uji kristal kolesterol adalah pembentukan kristal-kristal yang memiliki bentuk
dan pola tertentu. Kristal-kristal ini sering memiliki tampilan bermotif unik, seperti bunga
salju atau lembaran yang tipis. Pengamatan ini dapat memberikan informasi mengenai
keberadaan kolesterol dan karakteristiknya dalam suatu sampel.

13
4. Eni Solihat (kelompok 2 ) :Fungsi penambahan alcohol 95% pada proses
saponifikasi atau hidrolisis minyak kelapa ?
Jawaban :

Fungsi sebagai pelarut hasil reaksi minyak dan alkali menghasilkan sabun dan gliserol yang
larut dalam alcohol

5. Gina Mupidah (kelompok 5 ) : Jenis dan pengertian non Gliserida ?


Jawaban :
a) Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari
sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25%
dari lipid merupakan sfingolipid

b) Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma.
Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada
dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit,
penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan
infark miokard dan stroke.
6. Eni Solihat ( Kelompok 2) : Apa yang menyebabkan perubahan warna dari
merah, biru lalau hijau pada uji kolesterol dan apa fungsi penambahan asam asetat
anhidrid dan asam sulfat pekat ?
Jawaban :
Proses perubahan warna fluoresensi yang mula-mula akan berwarna merah kemudian biru
dan hijau. Terjadinya fluoresensi karena akibat dari larutan kolesterol dalam kloroform dan
ditambah dengan asam sulfat pekat.
7. Hanisa Agustin ( Kelompok 2) : Gambarkan struktur dari reaksi minyak
sampai bisa menjadi aldehid ?
Jawaban :

14
15

Anda mungkin juga menyukai