KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
NIM : 225100900111009
KELAS : Y
KELOMPOK : Y1
BAB 1
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
1. PRELAB
1. Sebutkan serta jelaskan pengertian dari budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
laboratorium
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah program yang dikembangkan oleh pekerja
atau pengusaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pencegahan
ini dilakukan dengan cara mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Setelah penyebab diketahui, Langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan dini
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Yamin, 2020).
Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja harus diterapkan di segala bidang, baik di
rumah sakit maupun di kantor dan pabrik, sehingga ilmu pengetahuan bisa menyebut K3 sebagai
ilmu universal. Dengan keselamatan kerja , pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan aman
dan nyaman. Apabila terjadi kecelakaan di lapangan, dapat disebabkan oleh kelalaian pihak
perusahaan, pekerja atau kedua belah pihak. Akibat yang ditimbulkan bisa sangat merugikan
kedua belah pihak (Trasmini dkk., 2021).
2. Lengkapi tabel di bawah ini dengan nama simbol dan penjelasan simbol sesuai dengan gambar
simbol
No. Simbol Nama Simbol Penjelasan
1. Mengindikasikan bahwa bahan yang terdapat
Beracun simbol ini merupakan zat beracun. Zat ini dapat
menyebabkan penyakit serius. Bahkan kematian
jika tertelan atau terhirup (Subamia dkk., 2019).
3. Berikan penjelasan Material Safety Data Sheet (MSDS) yang meliputi nama, penampakan, sifat,
bahaya yang ditimbulkan, tindakan pertolongan pertama, dan instruksi khusus dari bahan kimia
berikut
● Ethanol
Ethanol adalah zat memiliki sifat mudah terbakar. Beberapa bahaya yang dapat
ditimbulkan Etanol antara lain yaitu, batuk, mata merah, dan jika terkena kulit, kulit akan
menajdi kering. Pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari udara yang terkena
campuran langsung, dan menghindarkan zat ini dari sumber api. Perlindungan utama yang
harus dilakukan yaitu menghirup udara segar lalu beristirahat, melakukan nafas buatan jika
diperlukan. Jika diperlukan, rujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis (NCP
Alcohols, 2020).
● NH4OH
Amonium hidroksida adalah zat yang termasuk dalam golongan amonia yang pada
umumnya digunakan sebagai pendingin, pupuk, bahan pembersih dan pemutih, dan pada
bahan keperluan rumah tangga lainnya. Amonium Hidroksida merupakan larutan yang
memiliki wujud cair, tidak berwarna, bau yang kuat, sangat larut dalam air dan memiliki pH
basa yaitu 13,6 pada 320F, pH 11,7 pada 200C, pH 13,8 pada larutan 29%. Bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh zat ini antara lain dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, dapat
menyebabkan kerusakan permanen bahkan parah pada pencernaan jika tertelan, dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada mata, serta dapat menyebabkan iritasi parah pada
sistem pernafasan jika terhirup. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan antara lain segera
basuh mata dengan air mengalir selama 15 menit dan dapatkan bantuan medis segera
mungkin, segera basuh kulit dengan banyak air selama 15 menit diikuti dengan melepaskan
pakaian yang terkontaminasi, Jika tertelan, jangan dimuntahkan dan dapatkan bantuan medis
dengan segera, dan jika terhirup, segera berpindah ke tempat yang memiliki udara segar
(Lubis dan Zainul, 2018).
● NaOH
NAMA MUHAMMAD NINDYTHO AG
NIM 225100900111009
KELAS Y
KELOMPOK Y1
Sodium Hidroksida atau NaOH adalah suatu senyawa korosif yang bisa digunakan
sebagai reagen untuk analisis. Senyawa ini dapat mengkikis logam dan tentunya
menyebabkan luka bakar parah jika terkena kulit dan kerusakan mata yang parah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah memakai sarung tangan pelindung/pakaian
pelindung/pelindung mata/pelindung wajah. Pertolongan pertama jika tertelan adalah
membasuh mulut, jangan sampai merangsang muntah. Jika terkena mata, segera bilas mata
secara seksama selama sekian menit. Jika terpapar langsung, segera dapatkan pertolongan
medis (SMART-LAB, 2017).
● Aseton
Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar.
Aseton dapat menyebabkan iritasi mata yang serius, juga dapat menyebabkan rasa kantuk
dan pusing. Hal yang harus dilakukan jika terkena mata adalah bilas dengan seksama
menggunakan air mengalir selama beberapa menit. Jika menggunakan lensa kontak dan lensa
kontak tersebut mudah untuk dilepas, disarankan untuk melepasnya, lalu kanjutkan
membilas. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjauhkan zat ini dari
panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas (Majid, 2019).
● HCl
HCl atau Hydrochloric Acid adalah sebuah senyawa yang berwujud cairan dan bersifat
korosif. HCl dapat menyebabkan kerusakan berat pada mata serta kulit. Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pelindung yang menutupi seluruh kulit dan
menggunakan pelindung mata. Pertolongan pertama jika terjadi kontak pada mata adalah bilas
mata secara hati-hati selama beberapa menit. Jika terjadi kontak dengan kulit, lepas pakaian
yang terkontaminasi dan segera dapatkan pertolongan medis. (SMART-LAB, 2017).
● KOH
KOH atau Potassium Hydroxide adalah senyawa yang berwujud cairan dan bersifat
mudah terbakar. KOH dapat menyebabkan kantuk dan pusing, iritasi serius pada mata, dan
iritasi kulit. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjauhkan zat ini dari
panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas dan tidak merokok di sekitarnya.
Pertolongan pertama apabila terkena kulit adalah cuci dengan sabun dan air yang banyak,
dan jika terkena mata adalah bilas mata dengan seksama selama beberapa menit. (SMART-
LAB, 2017).
NAMA MUHAMMAD NINDYTHO AG
NIM 225100900111009
KELAS Y
KELOMPOK Y1
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Jelaskan fungsi dari shaker water bath dan berikan gambarnya
Shaker water bath adalah alat yang fungsi utamanya adalah untuk
menciptakan temperature yang konstan dan juga digunakan untuk inkubasi
di bidang analisis mikrobiologi. Shaker water bath bekerja dengan
memanaskan air dengan pemanas sampai temperatur dari air meningkat dan
sama dengan temperature yang diinginkan. Pemanas akan berhenti bekerja
untuk memanaskan air ketika telah mencapai waktu yang ditentukan
(Indiani et al., 2019).
(Indiani et al.,
2019)
Tabung reaksi terbuat dari kaca. Tabung reaksi adalah tempat di mana
dua atau lebih larutan/bahan kimia direaksikan dan tempat di mana
mikroorganisme dikultur dalam media cair. Tabung reaksi yang digunakan
biasanya ditopang oleh penjepit kayu untuk memudahkan pemanasan
bahan yang bereaksi dan menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh reaksi
tersebut (Erliyati dkk., 2020).
(Susanti, 2017)
10. Jelaskan fungsi dari rak tabung reaksi dan berikan gambarnya
Rak tabung reaksi pada umumnya terbuat dari kayu atau aluminium
dengan 12 lubang untuk tabung reaksi. Rak tabung reaksi berfungsi sebagai
tempat meletakkan tabung reaksi pada tahap reaksi kimia. Cara
penggunaannya adalah dengan menempatkan tabung reaksi pada lubang
rak tabung (Susanti, 2017).
(Susanti, 2017)
(Ismailand Pernadi,
2022)
12. Jelaskan fungsi dari botol leher angsa dan berikan gambarnya
Botol leher angsa terbuat dari polietilin. Fungsi dari alat ini cukup
spesifik. Botol leher angsa digunakan untuk membersihkan permukaann
alat laboratorium dari bahan kimia yang masih tertinggal di permukaan alat
tersebut (Ismail and Pernadi, 2022).
cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan yang ada
di dalam kuvet (Arifah, 2018).
14. Jelaskan fungsi dari kuvet dan berikan gambarnya
berbentuk lingkaran atau persegi, yang ditutup pada salah satu
ujungnya. Kuvet pada umumnya terbuat beberapa bahan, antaranya kuvet
plastik, kuvet kaca, atau kuarsa leburan, yang dipergunakan untuk cahaya
UV, dan dirancang untuk menaruh sampel percobaan spektroskopi cepat,
dimana kecepatan lebih penting daripada akurasi yang tinggi. Kuvet yang
(Jawad dkk., 2020) memiliki bentuk jajar genjang lebih presisi untuk pengukuran. Hal tersebut
dapat terjadi karena cahaya akan jatuh dengan sudut tegak lurus pada
permukaan kuvet (Arifah, 2018).
15. Jelaskan fungsi dari gelas ukur dan berikan gambarnya
Gelas ukur memiliki alas heksagonal. Fungsi dari alat ini cukup
spesifik. Gelas ukur digunakan untuk pengukuran volume suatu cairan
yang memerlukan tingkat akurasi yang tinggi (Ismail and Pernadi, 2022).
Pipet ukur memiliki fungsi yang cukup sederhana. Pipet ini digunakan
untuk mengambil suatu zat dalam suatu skala. Lalu dipindahkan ke tempat
lainnya (Ismail and Pernadi, 2022).
(Hartutik, 2012)
NAMA MUHAMMAD NINDYTHO AG
NIM 225100900111009
KELAS Y
KELOMPOK Y1
(Susanti, 2017)
NAMA MUHAMMAD NINDYTHO AG
NIM 225100900111009
KELAS Y
KELOMPOK Y1
3. PEMBAHASAN
1. Wajib mengetahui sifat serta bahaya yang bisa ditimbulkan dari zat/bahan
kimia yang digunakan
Agar proses praktikum berjalan lancar, para praktikan diharapkan sudah
mengerti sifat dan bahan kimia yang akan digunakan. Apabila para praktikan belum
atau tidak mengerti tentang sifat dan bahan kimia yang akan digunakan, besar
kemungkinan akan terjadi kecelakaan kerja yang bisa berakibat fatal, seperti
keracunan, kerusakan jaringan kulit, bahkan kematian. Berikut beberapa contoh dari
sifat bahan/zat kimia:
• Korosif
Bahan kimia bersifat korosif dapat merusak jaringan hidup. Zat yang bersifat
korosif juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal - gatal bahkan dapat
menyebabkan kulit mengelupas. Contoh dari bahan kimia yang bersifat korosif
adalah Benzoid Acid (Subamia dkk., 2019).
• Beracun
Bahan kimia yang bersifat beracun dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius bila masuk ke dalam tubuh. Cara bahan ini masuk ke dalam tubuh bisa melalui
pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit. Contoh
dari bahan kimia yang bersifat beracun antara lain adalah Silver Nitrat (Subamia dkk.,
2019)
• Pengoksidasi
Zat kimia yang bersifat oksidator dapat menyebabkan kebakaran. Caranya
adalah dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi. Contoh dari bahan kimia yang bersifaat pengoksidasi yaitu Hidrogen
Peroksida dan Kalium Perklorat (Subamia dkk., 2019).
• Mudah Terbakar
Bahan kimia yang mudah terbakar bisa menyala dengan titik nyala api rendah.
Bahan ini juga mudah terbakar dengan api bunsen. Bahan ini juga akan terbakar
ketika tercipta kontak dengan permukaan logam yang panas atau percikan bara api.
NAMA MUHAMMAD NINDYTHO AG
NIM 225100900111009
KELAS Y
KELOMPOK Y1
Contoh dari bahan kimia yang mudah terbakar yaitu Aseton dan Logam Natrium
(Subamia dkk., 2019).
• Mudah Meledak
Bahan yang ini merupakan bahan kimia yang mudah meledak. Pada umumnya
penyebab bahan ini meledak adalah adanya panas atau api. Penyebab lainnya adalah
percikan bara api dan gesekan ataupun benturan dengan lingkungan sekitar. Contoh
dari bahan kimia yang mudah meledak adalah Potasium Klorat dan Amonium Nitrat
(Subamia dkk., 2019).
4. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa Budaya K3 di lingkungan laboratorium
merupakan budaya yang sangat penting untuk dilaksanakan. Mulai dari memahami pengertian dari
K3 itu sendiri, mengetahui sifat dan bahaya dari bahan/zat kimia, mengetahui detail bahan kimia
melalui MSDS, dan mengetahui nama serta fungsi dari alat – alat yang ada di laboratorium. Dengan
menerapkan budaya K3, diharapkan tingkat ataupun resiko kecelakaan kerja bisa diminimalisir dan
para praktikan bisa melaksanakan proses praktikum dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
AlcoNCP (Pty) Ltd. 2020. Materials Safety Data Sheet (MSDS) Ethanol (C2H5OH). NCP Alcohols.
NCP/P/1 Version No: 8.0.
Ahriani. 2021. Analisis Nilai Absorbansi pada Penentuan Kadar Flavonoid Daun Jarak Merah
(Jatropha Gossypifolia L). Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Lubis, A. P., & Zainul, R. 2018. Interaksi Molekuler Amonium Hidroksida.
Arifah, H. A. 2018. Perbedaan Kadar Total Protein Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Kuvet
Plastik. Skripsi. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang
Devirizanty, Nurmalawati, S., dan Hartanto, C. 2021. "Perbandingan Unjuk Kinerja Berbagai Tipe
pH Meter Digital Di Laboratorium Kimia." Jurnal Pengelolaan Laboratorium Sains dan
Teknologi. 1(1): 1-9.
Eliyarti, Rahayu, C., and Zakirman. 2020. "Deskripsi Pengetahuan Awal Alat Praktikum Materi
Koloid Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa Teknik." Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia
dan Ilmu Kimia. 3(1): 14-25.
Hartutik. 2012. Metode analisis mutu pakan. Malang: UBPress
Ibadillah, A., Alfita, R., and Laksono, D. T. 2021. "Hotplace Magnetic Stirrer Automatic Heat Control
and Water Velocity Based on PID (Proportional Integral Derivative)." Procedia of Engineering
and Life Science. 1(1): 1-6
Indiani, I., Titisari, D., and Lamidi. 2019. "Waterbath Design Equipped With Temperature
Distribution Monitor." Journal of Electronics, Electromedical Engineering, and Medical
Informatics. 1(1): 11-15.
Ismail, I. A., and Pernadi, N. Z. 2022. "Introduction of Laboratory Tools and Their Benefits for
Student in The Chemistry Laboratory (Performance Aspect)." International Journal of
Academic Pedagogical Research (IJAPR). 6(4): 47-51.
Majid, N. A. 2019. Prarancangan Pabrik Aseton Proses Dehidrogenasi Isopropanol Kapasitas 30.000
Ton/Tahun. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang
PT.Smart-Lab Indonesia. 2017. Lembar Data Keselamatan Bahan Menurut peraturan (UE)
no.1907/2006. SMART-LAB. No: F/QCL/008 Rev.01. No. MSDS : 089.
PT.Smart-Lab Indonesia. 2017. Lembar Data Keselamatan Bahan Menurut peraturan (UE)
no.1907/2006. SMART-LAB. No: F/QCL/008 Rev.01. No. MSDS : 214.
PT.Smart-Lab Indonesia. 2017. Lembar Data Keselamatan Bahan Menurut peraturan (UE)
no.1907/2006. SMART-LAB. No: F/QCL/008 Rev.01. No. MSDS : 217.
Subamia, I. D. P., Sriwahyuni, I. G. A. N., dan Widiasih, N. N. 2019. "Analisis Resiko Bahan Kimia
Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik." Wahana Matematika dan Sains: Jurnal
Matematika, Sains, dan Pembelajarannya. 13(1): 49-70.
Susanti, R. S. 2017. Pengembangan Ensiklopedia Peralatan Laboratorium Kimia Sebagai Sumber
Belajar Siswa Sma Negeri 10 Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas Muhammadiyah
Pontianak
Trasmini, S. W., Sunarto, D., and Ariyanti, N. A. 2021. "Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Laboratorium Biologi." Syntax Idea. 3(12): 2768-2773.
Yamin, Muhammad. 2020. "Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Dalam
Pembelajaran Praktikum Di Smkn 2 Sidenreng." Jurnal Syntax Admiration. 1(3): 207-214
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Saptomo, W. L. Y. 2017. PEKERTI: Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Stikubank (BP-UNISBANK)
Subamia, I. D. P., Sriwahyuni, I. G. A. N., dan Widiasih, N. N. 2019. "Analisis Resiko Bahan Kimia
Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik." Wahana Matematika dan Sains: Jurnal
Matematika, Sains, dan Pembelajarannya. 13(1): 49-70.