Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH pH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
dalam HCl 0.4%, H2O, dan Na2CO3 1%. Ketiga sampel ini ditambahkan amilum (sebagai
substrat) dan enzim amylase, setiap 15 menit dilakukan pengamatan dengan menambahkan
3 tetes larutan iodium dan pereaksi benedict yang kemudian diamati perubahan warna yang
terjadi. Pengamatan ini dilakukan pada berbagai tingkatan pH guna mengetahui kondisi pH
yang paling optimum untuk aktivitas enzim amylase.
Berdasarkan tabel 5.1, setelah dilakukan pengujian dengan iodium, pada sampel hcl
(pH = 1) warna yang terbentuk yaitu biru keunguan. Sedangkan pada sampel akuadest
(pH=7) dan natrium karbonat (pH=9) warna yang terbentuk yaitu coklat kekuningan.
Dilakukannya uji iodium dimaksudkan untuk mengetahui adanya kandungan amilum dalam
sampel. Jika dilihat dari hasil pengamatan pada sampel pH=1, warna yang dihasilkan adalah
warna biru keunguan yang mana dapat dikatakan bahwa sampel tersebut mengandung
amilum. Hal ini dikarenakan dalam amilum terdapat polisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin, yang mana jika amilosa ini berikatan dengan iodine maka akan membentuk
warna biru dan amilopektin yang berikatan dengan iodine akan membentuk warna violet
kebiruan. Sedangkan pada pH 7 dan 9 warna yang dihasilkan yaitu coklat kekuningan, yang
mana dapat dikatakan sampel tersebut tidak mengandung amilum. Akan tetapi, sampel
dengan pH 7 dan 9 tersebut positif mengandung enzim amylase, dan pada sampel ph 1 tidak
terdapat enzim amylase karena enzim ini tidak dapat bekerja pada pH yang sangat asam.
Berdasarkan teori dari Sari (2012), pereaksi benedict berupa larutan yang
mengandung kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi
ion Cu2+ dari kupri sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O yang
berwarna hijau, kuning, atau merah bata (tergantung konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa). Sedangkan adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi
benedict bersifat basa lemah. Pada pH optimum konformasi enzim berada pada kondisi
ideal, yang menyebabkan interaksi antara enzim dan substratnya maksimal. Pada suasana
yang terlalu asam atau basa, konformasinya berubah sehingga aktivitas enzim akan
terganggu yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi glukosa pada larutan
sampel, dan ada tidaknya glukosa dalam sampel akibat pengaruh pH dapat diamati dengan
uji benedict.
Dari hasil percobaan uji benedict, pada sampel dengan pH 1 warna larutan yang
terbentuk yaitu cream dan terdapat endapan berwarna hijau. Sedangkan pada sampel
dengan pH 7 dan 9 warna larutan yang terbentuk yaitu coklat kekuningan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa endapan yang terdapat pada sampel pertama (pH=1)
yaitu endapan Cu2O. Selain itu, dapat dikatakan pula dalam sampel tersebut mengandung
gula pereduksi yang menyebabkan aktivitas enzim terganggu dikarenakan pH larutan
tersebut terlalu asam.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
derajat keasaman (pH) berpengaruh pada aktivitas enzim, yang mana aktivitas optimum
enzim tersebut memang benar berada pada kisaran pH 6-8 karena pada pH yang terlalu
asam enzim tersebut tidak dapat bekerja dikarenakan kandungan amilumnya akan
bertambah dan konformasinya berubah yang menyebabkan terbentuknya glukosa/gula
pereduksi.
PENGARUH KONSENTRASI ENZIM TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
PEMBAHASAN
Kecepatan reaksi enzim dipengaruhi oleh berbagai kondisi fisik dan kimia. Beberapa faktor penting
yang mempengaruhi kerja enzim adalah konsentrasi berbagai komponen (seperti substrat, produk,
enzim, kofaktor, dll), pH, temperatur, dan gaya irisan. Peningkatan konsentrasi enzim akan
meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik. Reaksi enzimatik merupakan reaksi terhadap aktivitas
enzim dalam tubuh manusia. Dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik (v) berbanding
lurus dengan konsentrasi enzim [E]. Makin besar konsentrasi enzim, reaksi makin cepat. Pada
percobaan kedua mengenai pengaruh konsentrasi terhadap aktivitas enzim, bertujuan untuk
membuktikan pengaruh konsentrasi terhadap aktivitas kerja enzim, khususnya pada enzim amylase.
Pada percobaan ini menggunakan 3 variasi konsentrasi pada enzim amylase yang dilakukan tanpa
pengenceran dan larutan substrat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan amilum.
Pada percobaan uji iodium dengan konsentrasi enzim yang berbeda-beda diperoleh hasil yaitu
warna larutan berturut-turut semakin pekat yaitu :
0.5 mL enzim amylase + 2 mL amilum + iodine menhasilkan warna coklat (+)
1 mL enzim amylase + 2 mL amilum + iodine menhasilkan warna coklat pekat (++)
1.5 mL enzim amylase + 2 mL amilum + iodine menhasilkan warna coklat sangat pekat (+++) dan
terdapat endapan hitam
Pada pengujian dengan pereaksi benedict warna yang terbentuk juga berubah dengan signifikan.
0.5 mL enzim amylase + 2 mL amilum + benedict menhasilkan warna coklat (+)
1 mL enzim amylase + 2 mL amilum + benedict menhasilkan warna coklat pekat (+++)
1.5 mL enzim amylase + 2 mL amilum + benedict menhasilkan warna coklat sangat pekat (++++)
Perubahan warna yang terbentuk begitu signifikan dari warna sebelumnya. Secara kasat mata, hal ini
menunjukkan bahwa kadar amilum yang terdapat pada masing masing tabung berbeda. Hal ini juga
dapat dikatakan bahwa larutan-larutan tersebut mengandung enzim amylase yang
beraktivitas/bekerja secara optimum karena tidak mengandung gula pereduksi di dalamnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi enzim
dapat berpengaruh pada perombakan suatu substrat yang mana semakin besar konsentrasi
enzim maka produk yang terbentuk (dari perombakan amilum oleh enzim) semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai