KIMIA DASAR
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
DISUSUN OLEH
NIM :G1C021015
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.
2. Waktu Praktikum
Kamis. 30 September 2021.
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit
di dalam larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh,
jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka
campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian.
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau
besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan
keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan
dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh
(Putri, 2017).
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
A. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi :
KOH(s) K+(s) + -OH(aq)
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(aq)
2. Perhitungan
a. Penentuan konsentrasi larutan KOH
Diketahui : M HCl =1M
V. larutan = 10 mL
V. titrasi = 6,3 mL
Ditanyakan: M larutan KOH…….?
Penyelesaian :
N1 . V1 = N2 . V2
(valensi . M) . V1 = (valensi . M) . V2
M1 . V1 = M2 . V2
6,3 = M2 . 10
6,3
M2 =
10
= 0,63
M1 . V1 = M2 . V2
1. 1,8 = M2 . 10
1, 8
M2 =
10
=0,18
N1 . V1 = N2 . V2
(valensi . M) . V1 = (valensi . M) . V2
1 . 5,3 = M2 . 10
5 ,3
M2 =
10
= 0,53
M1 . V1 = M2 . V2
1. 1,4 = M2 . 10
1.1 , 4
M2 =
10
=0,14
M1 . V1 = M2 . V2
1. 1,4= M2 . 10
1, 14
M2 =
10
= 0,14
c. Tabel perbandingan
Konsentrasi
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan KOH 1,4 g 0,001 M 0,62 M
2. Larutan KOH 0,7 g 0,0005 M 0,32 M
3. Larutan KOH 0,35 g 0,00025 M 0,18 M
4. Larutan HCl 12,5 mL 0,5 M 0,53 M
5. Larutan HCl 2,5 Ml 0,1 M 0,14 M
6. Larutan HCl 1,25 Ml 0,05 M 0,14 M
3. Penentuan pH Larutan
a. Untuk larutan KOH 0,63 M
POH = -log [OH-]
= -log ( 63 x 10-2)
= 2-log 63
= 2- 1,7
= 0,3
pH = pKw – pOH
= 14 – 0,3
= 13,7
b. Untuk larutan KOH 0,32 M
-
POH = -log [OH ]
= 14 – 0,5
= 13,5
= -log ( 18 x 10-2)
= 2- log 18
= 2- 1,2
= 0,8
pH = pKw – pOH
= 14 – 0,4
= 13,6
pH = - log [H+ ]
= -log (53x10-2)
= 2-log 53
= 2- 1,7
= 0,3
pH = - log [H+ ]
= -log(14 x 10-2)
= 2- log 14
= 2- 1,1
= 0,9
= -log(14 x 10-2)
= 2- log 14
= 2- 1,1
= 0,9
g. Tabel perbandingan
pH
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan KOH 1,4 g 11 13,7
2. Larutan KOH 0,7 g 10,7 13,5
3. Larutan KOH 0,35 g 9,4 13,6
4. Larutan HCl 12,5 mL 0,3 0,3
5. Larutan HCl 2,5 Ml 0 0,9
6. Larutan HCl 1,25 mL 1,3 0,9
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
1. Penentuan asam dan basa larutan KOH dan HCl dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu mengukur pH menggunakan metode
asidialkalimetri dan menghitung pH kedua larutan tersebut
menggunakan teori. Hasil dari kedua cara tersebut menunjukkan
bahwa KOH besifat basa karena memiliki pH lebih dari 7 dan HCl
bersifat asam karena memiliki pH kurang dari 7.
2. Penentuan konsentrasi larutan KOH dan HCl dapat dilakukan dengan
menggunakan metode titrasi yaitu mereaksikan suatu larutan dengan
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Untuk mendapatkan
konsentrasi larutan, hasil pengukuran titrasi dimasukkan kedalam
rumus M1 x V1 = M2 x V2. Dengan rumus inilah konsentrasi dari
larutan yang dititrasi (M2) dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Rosmidah Simanjuntak (2018). Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun
Mnadi Cair Merek “LX” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah
Kohesi, 2(4), 59-70
Mutia Yurida, Evi Afriani, Susila Arita R (2013). Asidi-Alkalimetri. Jurnal Teknik
Kimia, 19(2), 1-8
Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, Bambang Supriadi. Pengaruh Konsentrasi
Larutan Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika,
6(2), 147-153
LAMPIRAN