com
Penelitian Biosains
ISSN Cetak: 1811-9506 ISSN Daring: 2218-3973
Jurnal oleh Jaringan Informasi & Layanan Ilmiah Inovatif
Penelitian kemampuan kelat besi pada kayu secang (Caesalpinia secang, L) ekstrak tablet tikus (Rattus norvegicus,L.)
pada kondisi iron overload bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum tablet ekstrak kayu secang (CSE) yang
efektif sebagai herbal pengkelat besi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
terhadap 27 ekor tikus Wistar betina umur 8 minggu dengan berat rata-rata 200 gram. Penelitian dibagi menjadi 9
perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Kontrol negatif (KN1), Formula kontrol (KN2), Tablet ekstrak kayu secang
(CSE) dosis 100 mg/kg BB/hari (P1), dosis 200 mg/kg BB/hari (P2), dosis 300 mg/kg BB/hari (P3), dosis 400 mg/kg BB/
hari (P4), kelompok satelit (P5), dosis deferiprone 75 mg/kg BB/hari (P6). Data dianalisis secara statistik dengan
menggunakan analysis of variance (ANOVA) taraf 95% (α = 0,05), jika terdapat perbedaan yang nyata maka
dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet ekstrak kayu
secang berada pada kisaran nilai normal pada setiap pengukuran parameter darah. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian tablet ekstrak kayu secang hanya mengikat kelebihan besi tubuh dan tidak mengganggu kestabilan
eritrosit.
Kata Kunci: Caesalpinia secang, L, khelasi besi, tablet, talasemia
eritrosit. Ini terdiri dari bagian protein (globin) dan bagian non- (ANOVA) menunjukkan bahwa tablet CSE pada
protein (heme). Kadar hemoglobin merupakan salah satu masing-masing perlakuan tidak berpengaruh atau
parameter untuk menentukan anemia. Hemoglobin berbeda nyata terhadap nilai hematokrit tikus
merupakan senyawa yang mengandung zat besi, sehingga (p>0,05). Uji jarak Duncan tidak dilakukan karena
ketersediaan zat besi akan mempengaruhi kadar hemoglobin hasil ANOVA. Grafik nilai hematokrit tikus dengan
dalam darah. Berdasarkan hasil uji analysis of variance kelebihan besi yang diberikan tablet CSE dapat
(ANOVA), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang dilihat pada Gambar 2.
signifikan dari masing-masing perlakuan terhadap kadar
hemoglobin tikus yang kelebihan zat besi. Kemudian Nomor eritrosit
dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan untuk Eritrosit telah dianggap sebagai sel dengan
mengetahui perbedaan yang nyata pada masing-masing transportasi oksigen (O2) dan untuk memodulasi
perlakuan. Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 1. mikrosirkulasi. Berdasarkan hasil analysis of variance
(ANOVA) menunjukkan bahwa tablet CSE pada masing-
Tingkat Hematokrit masing perlakuan memberikan pengaruh yang nyata
Hematokrit (Hct), proporsi volume darah yang terhadap jumlah eritrosit tikus (p>0,05), sehingga
ditempati oleh sel darah merah, merupakan penentu dilakukan uji jarak Duncan. Grafik jumlah eritrosit tikus
utama kekentalan darah. Kadar hematokrit juga dengan kelebihan zat besi yang diberikan tablet CSE
berfungsi sebagai indikator kondisi kesehatan. dapat ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarkan hasil analisis variansi
16.00
12.00 abc 12.00 11.67 11.33
14.00 11.00 10.67
ab ab ab ab
12.00 A A
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0,00
KN1 KN2 KP P1 P2 P3 P4 P5 P6
Gambar.1 Kadar hemoglobintikus (Rattus norvegicusL) dengan kondisi iron overload, diberikan CSE
tabletb.
Keterangan : Berdasarkan uji Duncan beda huruf pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf
kepercayaan 95%
Tabel 1. Perlakuan hewan uji
Besi CSE Tablet
Deferiprone Rumus
Dekstran Satelit
Mantan 100mg/ 200mg/ 300mg/ 400mg/ 75mg/ Tanpa
60 mg/ 400mg/kg
kg BB/hari kgBB/h kgBB/h kgBB/h kg BB/hari Ekstrak
kg BB/hari BW/h
KN1 - - - - - - - -
KN2 - - - - - - - √
KP √ - - - - - - -
P1 √ √ - - - - - √
P2 √ - √ - - - - √
P3 √ - - √ - - - √
P4 √ - - - √ - - √
P5 √ - - - - √ - √
P6 √ - - - - - √ -
Catatan : KN1 = Tikus diberi air suling (kontrol negatif); KN2 = Tikus diberi formula
tanpa ekstrak/dosis 0; KP = Tikus diberi besi dekstran dosis 60 mg/kgbb (Kontrol positif); P1
= Tikus diberi dekstran besi dosis 60 mg/kg BB dan tablet ekstrak kayu secang dosis 100 mg/kgbb/hari;
P2 = Tikus diberi dekstran besi dosis 60 mg/kg BB dan tablet ekstrak kayu secang dosis 200 mg/kg BB/
hari; P3 = Tikus diberi dekstran besi dosis 60 mg/kg BB dan tablet ekstrak kayu secang dosis 300 mg/kg
BB/hari; P4 = Tikus diberi dekstran besi dosis 60 mg/kg BB dan tablet ekstrak kayu secang dosis 400 mg/
kg BB/hari; P5 = Tikus diberi dekstran besi dosis 60 mg/kg BB dan tablet ekstrak kayu secang dosis 100
mg/kg BB/hari; Kemudian dibiarkan selama 14 hari pasca perawatan; P6 = Tikus diberi besi dextran dosis
60 mg/kg BB dan deferiprone 75 mg/kg BB/hari
54.00 52.67
A 51.00
Tingkat Hematokrit (%)
44.00
42.00
40.00
KN1 KN2 KP P1 P2 P3 P4 P5 P6
Gambar.2 Kadar hematokrit tikus(Rattus norvegicusL) dengan kondisi iron overload, diberikan CSE
tablet.
Keterangan : Berdasarkan uji Duncan beda huruf pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf kepercayaan 95%
A A A A
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0,00
KN1 KN2 KP P1 P2 P3 P4 P5 P6
Gambar.3 Jumlah eritrosit(Rattus norvegicusL) dengan kondisi kelebihan besi, diberikan CSE
tablet.
Keterangan: Berdasarkan uji Duncan beda huruf pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada
tingkat kepercayaan 95%