Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 9

1. Alexander (101151
2. Danis Tamara (10115145)
3. Dhita Permatasari (10115138)
4. Halimah Dwi Dayanti (10115149)
5. Kusni Liana Hadi (10115132)
Nefropati Diabetika
 Nefropati Diabetika adalah komplikasi Diabetes Militus pada
ginjal yang dapat berakhir sebagai gagal ginjal.

 Keadaan ini akan dijumpai pada 35-45% penderita diabetes


militus terutama pada DM tipe I.

 Berdasar studi Prevalensi mikroalbuminuria (MAPS), hampir


60% dari penderita hipertensi dan diabetes di Asia menderita
Nefropati diabetik.
5 fase Nefropati Diabetika
1. Fase I, adalah hiperfiltrasi dengan peningkatan GFR, AER (albumin
ekretion rate) dan hipertropi ginjal.
2. Fase II ekresi albumin relative normal (<30mg/24j) pada beberapa
penderita mungkin masih terdapat hiperfiltrasi yang mempunyai resiko
lebih tinggi dalam berkembang menjadi Nefropati Diabetik.
3. Fase III, terdapat mikro albuminuria (30-300mg/24j).
4. Fase IV, Difstick positif proteinuria, ekresi albumin >300mg/24j, pada
fase ini terjadi penurunan GFR dan hipertensi biasanya terdapat.
5. Fase V merupakan End Stage Renal Disease (ESRD), dialisa biasanya
dimulai ketika GFRnya sudah turun sampai 15ml/mnt.
Patofisiologi
 Pada diabetes perubahan pertama yang terlihat pada ginjal adalah
pembesaran ukuran ginjal dan hiperfiltrasi.

 Glukosa yang difiltrasi akan direabsorbsi oleh tubulus dan membawa


natrium bersamaan dengan efek insulin (eksogen pada IDDM dan
endogen pada NIDDM) yang merangsang reabsorbsi tubuler natrium
yang menyebabkan volume ekstrasel meningkat, terjadilah
hiperfiltrasi.

 Pada diabetes, arteriole eferen lebih sensitive terhadap pengaruh


angiotensin II dibanding arteriole aferen dan inilah yang dapat
menerangkan mengapa pada diabetes yang tidak terkendali tekanan
intraglomeruler naik dan ada hiperfiltrasi glomerus.
Penatalaksanaan / Terapi
A. Nefropati Diabetik Pemula (Incipatien diabetic nephropathy)
1. Pengendalian hiperglikemia
2. Pengendalian hipertensi
3. Mikroalbuminuria
B. Nefropati diabetik nyata (overt diabetic nephropathy)
1. Manajemen Utama (esensi)
2. Managemen Substitusi
A. Nefropati Diabetik Pemula (Incipatien diabetic
nephropathy)
1. Pengendalian hiperglikemia
Langkah penting untuk mencegah/mengurangi semua komplikasi
makroangiopati dan mikroangiopati.
a. Diet
Diet harus sesuai dengan rekomendasi dari Sub Unit Endokrinologi
& Metabolisme, misalnya reducing diet khusus untuk pasien dengan
obesitas.
b. Pengendalian hiperglikemia
Optimalisasi terapi insulin eksogen sangat penting. Insulin dapat
mencegah kerusakan glomerulus Mencegah dan mengurangi glikolisis
protein glomerulus yang dapat menyebabkan penebalan membran basal
dan hilangnya kemampuan untuk seleksi protein dan kerusakan
glomerulus (permselectivit).
Alternatif pemberian OADO terutama untuk pasien-pasien dengan
tingkat edukasi rendah sebagai upaya memelihara kepatuhan
(complience).
2. Pengendalian hipertensi
Sasaran terapi hipertensi terutama mengurangi /mencegah angka
morbiditas dan mortalitas penyakit sistem kardiovaskuler dan mencegah
nefropati diabetik. Pemilihan obat antihipertensi lebih terbatas
dibandingkan dengan pasien angiotensin-corverting (EAC).
a. Golongan penghambat enzim angiotensin-coverting (EAC)
Hasil studi invitro pada manusia penghambat EAC dapat
mempengaruhi efek Ang-II (sirkulasi dan jaringan).
b. Golongan antagonis kalsium
Mekanisme potensial untuk meningkatkan risiko (efek samping):
1. Efek inotrofik negatif
2. Efek pro-aritmia
3. Efek pro-hemoragik
c. Obat-obat antihipertensi lainnya dapat diberikan tetapi harus
memperhatikan kondisi setiap pasien :
 Blokade β-kardioselektif dengan aktivitaas intrinsik
simpatetik minimal misal atenolol.
 Antagonis reseptor α-II misal prozoasin dan doxazosin.
 Vasodilator murni seperti apresolin, minosidil kontra indikati
untnuk pasien yang sudah diketahui mengidap infark miokard.
3. Mikroalbuminuria
Pembatasan protein hewani
Sudah lebih ½ abad (50 tahun) diketahui bahwa diet rendah
protein (DRP) mencegah progresivitas perjalanan penyakit dari
penyakit ginjal eksperimen, tetapi mekanismenya masih belum jelas.
Pembatasan konsumsi protein hewani (0,6-0,8 per kg BB per
hari) dapat mengurangi nefromegali, memperbaiki struktur ginjal pada
nefropati diabetik (ND) stadium dini Hipotesis DRP . untuk mencegah
progresivitas kerusakan ginjal:
1) Efek hemodinamik
2) Efek non-hemodinamik
3) Efek antiproteinuria dari obat antihipertensi
 Bahkan pada pasien normotensif, tujuan untuk mentitrasi
pengobatan adalah untuk menurunkan atau menghilangkan
mikroalbuminuria. Dosis yang sering dibutuhkan adalah
sebagai berikut:
ACE inhibitor :
1. enalapril 10 mg BID
2. lisinopril 20 mg OD
3. ramipril 2·5 mg OD.
Angiotensin 2 receptor antagonis :
1. irbesartan 300 mg OD
2. losartan 50 mg OD.
B. Nefropati diabetik nyata (overt diabetic
nephropathy)
1. Manajemen utama
a. Pengendalian hipertensi
1) Diet rendah garam (DRG)
Diet rendah garam (DRG) kurang dari 5 gram per hari penting
untuk mencegah retensi N+ (sembab dan hipertensi) dan meningkatkan
efektivitas obat antihipertensi yang lebih proten.
2) Obat antihipertensi
Pemberian antihipertensi pada diabetes mellitus merupakan
permasalahan tersendiri. Bila sudah terdapat nefropati diabetik disertai
penurunan faal ginjal, permasalahan lebih rumit lagi.
b. Antiproteinuria
1) Diet rendah protein (DRP)
DRP (0,6-0,8 gram per kg BB per hari) sangat penting untuk
mencegah progresivitas penurunan faal ginjal.
2) Obat antihipertensi
Semua obat antihipertensi dapat menurunkan tekanan darah
sistemik, tetapi tidak semua obat antihipertensi mempunyai potensi
untuk mengurangi ekskresi proteinuria.
3) Optimalisasi terapi hiperglikemia
Keadaan hiperglikemi harus segera dikendalikan menjadi
normoglikemia dengan parameter HbA1c dengan insulin atau obat
antidiabetik oral (OADO).
2. Managemen Substitusi
Program managemen substitusi tergantung dari kompliaksi
kronis lainnya yang berhubungan dengan penyakit
makroangiopati dan mikroangiopati lainnya.
a) Retinopati diabetik
Terapi fotokoagulasi
b) Penyakit sistem kardiovaskuler
Penyakit jantung kongestif
Penyakit jantung iskemik/infark
c) Bencana serebrovaskuler
Stroke emboli/hemoragik
d) Pengendalian hiperlipidemia
Dianjurkan golongan sinvastatin karena dapat mengurangi
konsentrasi kolesterol-LDL.
Dosis Terapi Nefropati
 Terapi non farmakologis nefropati diabetik berupa gaya hidup yang sehat
meliputi olah ragarutin, diet, menghentikan merokok serta membatasi
konsumsi alkohol. Olahraga rutin yangdianjurkan ADA adalah berjalan
3-5 km/hari dengan kecepatan 10-12 menit/km, 4-5 kaliseminggu.
Pembatasan asupan garam 4-5 g/hari, serta asupan protein hingga 0,8
g/kg/beratbadan ideal/hari.
 Target tekanan darah pada nefropati diabetik adalah <130/80 mmHg.
Obat antihipertensiyang dianjurkan adalah ACE-I atau ARB. Pasien
diabetik nefropati memilikitekanan darah normal, penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa pemberian ACE-I dan ARBdapat mencegah laju
penurunan fungsi ginjal (Hendromartono,2007).
DAFTAR PUSTAKA
1. American Diabetes Association. 2017. Hypertension/blood pressure
control, S75–S78, S88, S90–S91, S108
2. American Diabetes Association. 2017. Diabetes Control and
Complications Trial (DCCT),S50–S51, S54, S64, S90, S107 diabetes
distress, S29, S39–S40
3. Beetham W. P. 2004. Visual Prognosis of Proliferating Diabetic
Retinopathy. Brit. J. Opth. P. 611.
4. Bergstroom J. 1999. Mechanism of Uremic Supression of Apetite.
Journal of Renal Nutrition. hal 129-132. 5.
5. Daniel W. Foster. 1994. Diabetes Mellitus in Harrison Prinsip-
Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13, EGC. Jakarta. Hal 2212-
2213. 6.
6. Djokomuljanto R. 1999. Insulin Resistance and Other Factors in the
Patogenesis of Diabetic Nephropathy. Simposium Nefropati Diabetik.
Konggres Pernefri.
7. Hendromartono. Nefropati Diabetik: dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. EdisiIV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. 1898-1901
8. Imam Parsudi A. 1993. “Nefropati Diabetik” konggres Nasional Perkemi III
1993: 225-235.
9. Lestariningsih. 2004. Hipergensi pada Diabetik PIT V PERKENI 2004.
Semarang. hal 1-5.
10. Saweins Walaa. 2004. The Renal Unit at the Royal Informary of
Edinburgh. Scotland, Uk, Renal @ed.ac.uk.
11. Sukandar E. 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik in Nefropati Klinik.
Edisi ke-2. Penerbit ITB. Bandung. Hal 274-281

Anda mungkin juga menyukai