Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PRAKTIKUM GLUKOSA DARAH

SGD Kelompok 1:
1. Made Ngurah Cahyadi Ananta Wiguna (1902551003)
2. Matthew Evan Purnomo (1902551010)
3. Farah Mega Atsila (1902551022)
4. Putu Sinta Elix Wahyuni (1902551024)
5. Ida Bagus Gede Yismudama Pradipta (1902551032)
6. Gede Agung Dharma Yudha (1902551033)
7. I Gusti Agung Ayu Tirana Pramesti Widari (1902551037)
8. Ida Ayu Rania Saraswati (1902551039)
9. Luh Anggreni Patma Dewi (1902551045)

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN


PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
I. Judul Praktikum:
Praktikum Glukosa Darah
II. Tujuan:
Untuk mengetahui kadar glukosa yang ada di dalam darah
III. Landasan teori:
Penetapan kadar glukosa darah merupakan salah satu pemeriksaan
kimia darah yang paling sering dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan
terhadap darah,plasma atau serum. Cara yang digunakan dalam penetapan
kadar glukosa bermacam-macam baik secara makro (dengan menggunakan
darah vena) maupun secara mikro (memakai darah kapiler)
Penting sekali bahwa pemeriksaan glukosa dilakukan segera
setelah pengambilan darah, sebab aktifitas glikolitik yang terdapat pada
darah menyebabkan berkurangnya kadar glukosa dengan berlalunya
waktu.
Jika dipakai anti koagulan harus berhati-hati, penggunaan garam
oksalat yang berlebihan misalnya dapat memberikan hasil yang lebih
rendah dari keadaan yang sebenarnya. Natrium Florida, disamping
berguna sebagai antikoagulan juga dapat dipakai sebagai pengawet.
Penetapan yang berdasarkan atas reaksi reduksi merupakan cara
yang tidak spesifik. Darah mengandung banyak zat yang berdaya reduksi
selain glukosa yang disebut saccharoid sehingga menyebabkan hasil yang
diperoleh lebih tinggi dari yang sebenarnya. Reaksi enzimatik dengan
glukosa oksidase dapat memberi hasil yang sebenarnya, tetapi harus
diingat pula zat-zat yang dapat menghambat aktivitas enzim ini.
Deproteinisasi menurut Somogyi hasilnya lebih rendah dari Folin-
Wu, oleh karena disini sebagian besar saccharoid dapat disingkirkan. Hasil
yang mendekati sebenarnya diperoleh dengan metode O-Toluidin dan
yang paling mendekati ialah dengan glukosa oksidase. Dengan demikian
dalam menilai hasil pemeriksaan hendaklah diperhatikan metode yang
dipergunakan.
Darah kapiler yang bersifat arterial dalam keadaan puasa
mempunyai kadar glukosa menyerupai darah vena. Pemeriksaan sehabis
makan, misalnya pada test toleransi glukosa akan memberikan hasil yang
lebih tinggi bila digunakan darah kapiler daripada darah vena. Pada
Diabetes Mellitus yang berat akan dijumpai keadaan yang sebaliknya.
Perbedaan antara hasil pemeriksaan terhadap darah tidak berarti
oleh karena glukosa dapat dengan bebas berdifusi melalui dinding sel
darah merah, kecuali pada cara pemeriksaan dimana turut serta reduksi
saccharoid yang terutama terdapat dalam sel darah merah.
Kadar normal glukosa darah setelah puasa dengan metode Folin-
Wu berkisar antara 80-120 mg%, dengan glukosa oksidase 60-100 mg%.
Penetapan kadar glukosa darah menggunakan metode o-toluidin
adalah metode dimana protein diendapkan dengan asam trikloroasetat.
Glukosa berkonjugasi dengan O-Toluidin dalam asam asetat panas
membentuk senyawa biru-hijau. Dengan cara ini dapat ditetapkan kadara
glukosa dengan lebih tepat dalam suatu larutan. Galaktosa akan
memberikan reaksi yang sama dan dapat mengganggu pemeriksaan.
IV. Alat dan bahan:
1. Pipet volumetric
2. Tabung reaksi
3. Penjepit
4. Setrifuge
5. Water bath
6. Rak tabung reaksi
7. Mikro pipet
8. Tabung sentrifuge
9. Sampel darah laki-laki dan perempuan (masing-masing 3ml)
10. Spuite
11. Tabung eta (untuk menampung darah)
12. Larutan asam trikloroasetat (TCA) 10%
13. Larutan standar
14. Larutan blank
15. Kapas alcohol
16. Larutan O-Toluidin
17. Spektrofotometer
V. Cara kerja:
1. Sediakan 4 tabung sentrifuge (1,2,3,4) masukkan dengan pipet
volumetric ke dalam tabung
1) 0,1 ml darah / serum (laki-laki)
2) 0,1 ml darah / serum (perempuan)
3) 0,1 ml larutan standard
4) 0,1 ml aquadest
2. Tambahkan pada ke empat tabung 1,0 ml TCA 10%
3. Pusinglah tabung 1,2,3, dan 4 masing-masing 0,5 ml larutan dan
campur di dalam tabung reaksi dengan 2,0 ml larutan O-Toluidin
4. Ambillah dari tabung 1,2,3, dan 4 masing-masing 0,5 ml larutan dan
campur di dalam tabung reaksi dengan 2,0 ml larutan O-Toluidin
5. Panaskan ke empat tabung reaksi tersebut pada penangas air mendidih
tepat selama 8 menit. Kemudian diinginkan segera dibawah kran
6. Setelah kira-kira 20 menit, lakukan pembacaan dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.

VI. Hasil praktikum:


a. Pencahayaan dengan gelombang 625 didapatkan data sebagai berikut:
 Absorbsi dari sample laki-laki = 0,250
 Absorbsi dari sample perempuan = 0,209
 Absorbsi dari sample blank = 0,167
 Absorbsi dari standard = 0,174
b. Perhitungan hasil praktikum:
RU 100
Kadar glukosa darah (mg%) = x
RS 1
*Keterangan RU (absorbsi dari sample) dan RS (absorbs dari standard)
0,250 100
 Kadar glukosa laki-laki = x = 143,68 mg%
0,174 1
0,209 100
 Kadar glukosa perempuan = x = 120,11 mg%
0,174 1
0,167 100
 Kadar glukosa pada blank = x = 95,98 mg%
0,174 1
0,174 100
 Kadar glukosa standard = x = 100 mg%
0,174 1
VII. Pembahasan
Berdasarkan praktikum di atas, penetapan kadar glukosa dalam serum
darah dengan menggunakan metode O-Toluidine. Metode ini merupakan
metode non enzimatis yaitu tidak menggunakan enzim melainkan hanya
dengan menambahkan pereaksi O-Toluidine pada serum sampel yang telah
dispreparasi sebelumnya dengan menambahkan larutan TCA 10% (asam
trikloroasetat) dan didiamkan selama 20 menit. Penambahan larutan TCA
10% bertujuan untuk mengendapkan dan mendenaturasi protein yang
protein yang terkandung dalam darah sampel. Larutan disentrifugasi
selama 5 menit yang bertujuan untuk memisahkan glukosa dengan
komponen protein dalam serum sehingga komponen protein dalam serum
sehingga komponen protein akan mengendap sedangkan glukosa akan
melarut dalam supernatant. Selanjutnya supernatan diambil dan
ditambahkan dengan pereaksi O-Toluidin. O-Toluidin akan bereaksi
dengan glukosa yang ada pada supernatant ketika dipanaskan selama 8
menit pada suhu air mendidih. Penggunaan suhu tinggi tersebut bertujuan
untuk meningkatkan energi kinetik reaksi yang terjadi. Setelah itu
langsung didinginkan dengan air dari kran selama 20 menit yang bertujuan
untuk menghentikan reaksi yang terjadi. Setelah larutan dingin maka akan
dilakukan pembacaan dengan alat spektrofotometer dan dilakukan
perhitungan. Dari perhitungan diperoleh nilai kadar glukosa sampel darah
laki-laki sebesar 143,68 mg%. Pada sampel darah perempuan diperoleh
nilai kadar glukosa sebesar 120,11 mg%. Nilai kadar glukosa pada sampel
darah (setelah makan) laki-laki dan perempuan ini termasuk dalam kondisi
normal karena berada di bawah 180 mg%.

VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang menggunakan metode O-tuluidin tersebut didapatkan
hasil bahwa kadar glukosa dalam sampel darah laki-laki dan perempuan
yang digunakan tergolong normal.

IX. Lampiran

Larutan O-Toluidin,TCA10%, Tabung reaksi yang berisi


sampel darah.

Praktikan memasukkan larutan glukosa ke dalam sampel darah.


sentrifuge

Anda mungkin juga menyukai