Anda di halaman 1dari 7

Judul penelitian : Analisis PENYEBAB Kegagalan Pertumbuhan Jamur Di

Atas Permukaan Kaca

A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita sehari-hari dan biologi
merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang
mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial. Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu
biologi adalah jamur (Mykes). Jamur adalah organisme eukariota dengan dinding sel yang
tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Jamur hidup
dengan menyerap zat organik di sekitarnya. Bahan organik yang diserap itu digunakan untuk
kelangsungan hidupnya dan juga disimpan dalam bentuk glikogen yang merupakan senyawa
karbohidrat. Jamur dapat hidup di lingkungan yang bermacam-macam. Namun pada
umumnya mereka hidup di tempat-tempat yang basah atau lembap. Selain itu, banyak juga
jamur yang hidup ada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur dapat
hidup dengan bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak yang dapat hidup di
habitat yang ekstrim. Seperti gurun, kutub, dll. Secara alami, jamur memperoleh nutrisi untuk
tumbuh berupa zat organik secara heterotrof dengan cara menyerap sisa-sisa organisme (Pada
jamur yang bersifat saprofit dari organisme lain (Pada jamur yang bersifat parasit dan
mutulah), dengan demikian pada umumnya jamur hidup di organisme yang memiliki zat
organik. Sementara kemungkinan jamur dapat tumbuh pada anorganik akan sulit dibuktikan.

1.2 Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut “Mengapa permukaan kaca tidak bisa ditumbuhi jamur?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :


 Untuk mengetahui pertumbuhan jamur.
 Untuk mengetahui habitat hidup jamur.
 Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, kita akan mengetahui jawaban dari pertanyaan diatas yaitu

“Mengapa permukaan kaca tidak bisa di tumbuhi oleh jamur” dan kita akan mendapatkan
informasi serta ilmu pengetahuan yang lebih luas tentang pertumbuhan jamur.

1.5 Batasan Masalah

Mengingat waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai peneliti. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan
untuk pelajar :

1. Risiko dan upaya apa saja yang dilakukan pelajar ketika terjadi risiko.

2. Usaha apa saja yang dilakukan untuk harapan-harapan yang ingin dicapai dalam penelitian.

3. Responden : yang menjadi sampel pada penelitian ini ialah pelajar.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur sering kita lihat di sekitar tempat tinggal kita terutama banyak muncul pada saat
musim hujan. Organisme itu muncul seperti payung. Ada yang berwarna putih, merah dll.
Bahkan ada jamur yang dapat dikonsumsi oleh kita.
Suroso AY dalam buku Ensiklopedi Sains dan Kehidupan (2003 : 104) mengungkapkan
bahwa Jamur merupakan suatu kerajaan (Kingdom) dari makhluk hidup yang struktur
tubuhnya tidak mengandung klorofil, tetapi dinding selnya terbuat dari selulosa dan selnya
mengandung zat glikogen (Suatu senyawa karbohidrat), sehingga ia tidak dapat
berfotosintetis.
Wikipedia Indonesia mendefinisikan Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifatheterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif
ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua zat itu
diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. (http://id.wikipedia.org/wiki/jamur).
Jamur tergolong kedalam salah satu tumbuhan heterotrof yang mana memperoleh zat organik
dari organisme lain. Zat organik dapat berasal dari sisa-sisa organisme hidup, organisme
mati, dan bahan tak hidup. Jamur yang bersifat saprofit atau jamur yang memperoleh zat
organik dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup. Contohnya, daun, pakaian dan
kertas. Penguraian oleh jamur yang mempunyai sifat ini menyebabkan pelapukan dan
pembusukan. Jamur yang bersifat parasit memperoleh zat organik dari organisme hidup lain.
Jamur ini dapat merugikan organisme yang didiaminya karena dapat menyebaban penyakit.
Ada juga jamur yang bersimbiolis mutulisme yang saling menguntungkan dengan organisme
lainnya. (Diah Aryulia, 2010 : 207-209)

Menurut Albert Towle, 1989, jamur dimasukkan kedalam kingdom fungi dan kingdom
protista :
a) Kingdom Fungi.
Ciri : mempunyai hifa bersekat, dinding sel terdiri dari kitin, polysakarida komplek, selulosa,
reproduksi seksual dengan persatuan gamet-gamet yang diikuti persatuan protoplasma.
Reproduksi aseksual dengan spora, fragmentasi. Klasifikasi dari kingdom fungi terdiri dari 4
divisi yaitu :
1. Divisi Zygomycota
Hifa berinti banyak, reproduksi dengan spora, sporangia, reproduksi seksual dengan
konjugasi zygospora.
2. Divisi Basidiomycota
Hifa bersekat, reproduksi aseksual dengan fragmentasi, reproduksi seksual dengan
basidiospora.
3. Divisi Ascomycota
Hifa bersekat, bisa uniseluler, reproduksi aseksual dengan konidia juga dengan
bertunas, reproduksi seksual dengan ascospora.
4. Divisi Deuteromycota
Hifa bersekat, berkembang biak dengan konidia.

b) Kingdom Protista
Dimasukkan dalam protista karena memiliki ciri-ciri seperti amuba, makanannya seperti
amuba yaitu bakteri dan zat organik lain, morfologi dan physiologi mirip dengan amuba, sel
prokariotik. Klasifikasi dari kingdom protista adalah sebagai berikut :
1. Phylum Acrasiomycota
Mpy ciri, berinti satu, terdiri dari myxamuba, reproduksi dengan sporangia. Tubuh
seperti pseudoplasmodium, sel eukariotik.
Fase vegetatif serupa amuba yang berinti satu.
2. Phylum Myxomycota
Ciri : berupa plasmodium yang mempunyai banyak inti, berkembangbiak dengan
sporangia.
Fase vegetatif serupa plasmodium yang hidup bebas.
3. Pylum chytridiomycota
Tubuh berupa benang-benang hifa, mpy dinding yang pasti, inti eukariotik,
menghasilkan spora kembara.
Khusus menghasilkan sel berflagel : klas oomycetes.

C. PERUMUSAN HIPOTESA

Permukaan kaca tidak akan ditumbuhi jamur karena kaca termasuk bahan anorganik yang
zatnya tidak dapat diserap oleh makhluk hidup.

D. METODE PENELITIAN

Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif yang berupa skema atau uraian data
pengamatan secara rinci. Misalnya, data ciri suatu organisme yang digambarkan secara
morfologi dan data proses perkembangan organisme

Deskripsi variabel penelitian, Dalam penelitian ini, penulis akan menguji hubungan sebab
akibat yang menjadi variabel bebas dan terikat. Adapun hubungan sebab akibatnya adalah
jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca.

 Variabel bebasnya adalah kaca adalah bahan anorganik yang tidak memiliki zat yang
dapat diserap oleh jamur.
 Variabel terikatnya adalah jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca.
E. OBJEK, POPULASI, SAMPEL PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah meliputi organisme jamur atau Mykes yang merupakan
makhluk hidup yang struktur tubuhnya tidak memiliki klorofil. tetapi dinding selnya terbuat
dari selulosa dan selnya mengandung zat glikogen. Dengan alat perkembangbiakannya
berupa spora dan hifa.

Populasi dalam penelitian ini meliputi jenis-jenis habitat hidup jamur (Mykes) yang berupa
bahan organik dan anorganik. Bahan organik seperti roti, kayu, dll. Sedangkan bahan
anorganik adalah seperti permukaan kaca, plastik, keramik, fyberglass, logam dll. Sampel
penelitiannya adalah bahan organik berupa roti dan bahan anorganiknya berupa kaca.

F. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode :

Library research atau telaah pustaka yaitu penelaahan kepustakaan dengan mencari data-data
atau keterangan dari berbagai buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

 Alat dan bahan

Alat yang akan peneliti gunakan adalah :


1. Alat tulis

2. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan.

3. Literatur yang mendukung percobaan.

 Data hasil pengamatan

Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif yang berupa skema atau uraian data
pengamatan secara rinci. Misalnya, data ciri suatu organisme yang digambarkan secara
morfologi dan data proses perkembangan organisme.
G. PERENCANAAN BIAYA

No Nama Barang Kuantitas Harga


1 Kaca 1 lembar 50.000,00
2 Roti 1 bungkus 5.000,00

H. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah tempat tinggal di salah satu peneliti yaitu di desa Banjaran
kec.Kediri Kota Kediri.

I. WAKTU PENELITIAN

Waktu penelitian dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :

No Jenis Kegiatan Penelitian Waktu Ket.


1 Menyusun proposal 7 hari 3 – 9 Februari
2 Melakukan percobaan 1 hari 7 Februari
3 Menganalisis hasil percobaan 1 hari 8 Februari
4 Menyusun hasil penelitian 1 hari 9 Februari

J. PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Jamur tidak dapat tumbuh selain di bahan organik. Seperti halnya Kaca, kaca tak dapat
ditumbuhi jamur meskipun ditempat yang lembab yang biasanya ditumbuhi jamur karena
kaca adalah bahan anorganik.

1.2 Harapan

Semoga penelitian kami yang berjudul “Analisis PENYEBAB Kegagalan Pertumbuhan


Jamur Di Atas Permukaan Kaca” dapat diapresiasi oleh khalayak umum. Saya berharap
metode yang saya gunakan dapat dijadikan referensi oleh beberapa phak yang ingin
melakukan penelitian juga.

H. DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk. 2010. Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1. Jakarta :
Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.

AY, Suroso, dkk. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta : CV. Tarity Samudra
Berlian.

Khristiyono. 2007. Buku Kerja dengan pendekatan belajar aktif Biologi untuk SMA kelas X
semester 1. Jakarta : Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.
Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Darussalam : Ghalia Indonesia

DOKUMENTASI (LAMPIRAN)

Metode

penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu menjelaskan suatu fenomena yang
dilakukan dengan mengumpulkan data sedalam-dalamnya. Metode kualitatif lebih
mengutamakan pengamatan fenomena dan lebih meneliti ke substansi makna dari fenomena
tersebut. Jadi hasil dari penelitian ini yaitu jamur tidak dapat tumbuh selain di bahan organik.
Seperti halnya Kaca, kaca tak dapat ditumbuhi jamur meskipun ditempat yang lembab yang
biasanya ditumbuhi jamur karena kaca adalah bahan anorganik.

Anda mungkin juga menyukai