A. Teori Sel
1. Robert Hooke (1665)
Robert Hooke adalah orang pertama yang menemukan mikroskop. Dia
melakuakan pengamatan pada sayatan gabus. Hasil pengamatannya menunjukkan
terdapat bilik-bilik (rongga kecil) yang kemudian disebut sel. Didalam sayatan gabus
tersebut tidak terdapat inti sel, jadi merupakan sel mati. Kemudian Dia mengamati organ-
organ tumbuhan (akar, batang, daun, dan bunga buah) didalam sel nya ditemukan
adanya inti sel (nukleus) yang berarti sel itu disebut sel hidup.
2. Robert Borwn
Beliau melakukan pengamatan pada sel dan hasilnya di dalam sel tedapat cairan
yang kemudian disebut protoplasma (cairan kehidupan). Protoplasma dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
• Nukleoplasma ialah protoplasma di dalam inti
• Sitoplasma ialah protoplasma di luar inti
4. Max Schultze
“Sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan”.
5. Rudolf Virchow
“Pertambahan jumlah sel berasal dari sel yang sudah ada (omnis cellulae cellula)”.
C. Organel-Organel Sel
Sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma
pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
- Membran Plasma
Membran Plasma (Plasmalemma), adalah lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid
bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer
dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan
lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang
dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama
dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel
antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen
muchus membran sel semipermanen di lapisan membran
Fosfolipid
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa
lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian yaitu
bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik
merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas
gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan
fosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang
dimiliki oleh fosfolipid.
Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : fosfokolin (pc),
fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan fosfoinositol (pi). Secara alami di alam
fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid
2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat
melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah
pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer
membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
- Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat
kerangka sel (sitoskeleton), berbagai organel dan vesikuli ("gelembung"), serta sitosol
yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang
sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi
biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta
sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies
memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Di dalam sitoplasma
terdapat oraganel-organel sel berikut ini :
1. Mitokondria
Mitokondria, yaitu organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Mitokondria
merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi
dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan. Mitokondria mempunyai
dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam.
Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut
dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks,
dimana beberapa mineral dapat ditemukan.
Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati,
dan otot. Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang
mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan
prokariot (bakteri) [Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan
hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA pada
mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang
terpisah dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara
mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan
keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama
adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria
memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain
itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri
dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas
metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya
sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap
sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0
µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian
dalam membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam
hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-
negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam
biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.
2. DNA Mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing.
mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi
membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang
teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya
merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan
organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk
tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal
dari betinanya saja (mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke
dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak
ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.
3. Badan Golgi
Badan golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga
ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
`bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.
Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk
diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi
pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-
bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis
ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian,
yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle]
yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini
akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel
tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain
sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju
bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan
dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian
sel yang lain atau ke luar sel.
Fungsi badan golgi:
1) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada
sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian
dari membran plasma.
4) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5) Tempat untuk memodifikasi protein
6) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7) Untuk membentuk lisosom
Lisosom dapat berfungsi untuk menghancurkan sel yang luka atau mati
dan dapat menggantikannya dengan yang baru yang disebut dengan
autofagus. Contohnya lisosom yang banyak terdapat pada sel-sel ekor
kecebong. Ekor kecebong tersebut secara bertahap akan diserap dan pada
akhirnya mati. Hasil penghancurannya tersebut akan digunakan untuk
pertumbuhan sel-sel baru pada katak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Begitu pula pada selaput antara jari-jari tangan serta kaki manusia ketika
masih berwujud embrio akan hilang setelah embrio tersebut lahir.
D. Jenis-Jenis Sel
1. Sel Spermatozoa
Spermatozoa memiliki ekor yang dapat bergerak, dan kepala spermatozoa yang
membulat, maka memungkinkan spermatozoa untuk bisa berenang dan bergerak bebas
di dalam saluran kelamin wanita (dari rahim ke tuba falopii) untuk kemudian menembus
lapisan pelindung ovum.
Perlu dibedakan pengertian antara sperma dan spermatozoa. Spermatozoa
adalah sel gamet yang diproduksi di dalam testis (tubulus seminiferus) utk kemudian
dialirkan melalui epididimis. Sedangkan sperma adalah spermatozoa yang sudah
melewati epididimis menuju vas deferens dan bercampur dengan getah-getah kelenjar
lainnya dan sudah menjadi ejakulat yang keluar dari tubuh melalui saluran sperma (uretra
pada penis).
2. Sel Darah
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi yang vital.
Darah adalah jaringan cair, dimana volume darah pada manusia secara keseluruhan
sekitar 1/12 berat badan atau sekitar 5 liter. Sel darah adalah semua sel dalam segala
bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah yang terdiri dari:
Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh Hb yang kemudian diberi
nama oksihemoglobin :
Hb ( Hemoglobin ) + O2 ( Oksigen ) > HbO2 ( Oksihemoglobin )
Fagositosis
Fagosit adalah jenis sel darah putih yang membantu tubuh manusia dalam
melawan infeksi dan membuang sel-sel somatik yang mati. Fagosit melawan bakteri
dengan cara ditelan dan dicerna (fagositosis). Fagosit manusia dan hewan disebut
“profesional” atau “non-profesional” tergantung pada seberapa efektif mereka dalam
melakukan fagositosis. Banyak sel dalam tubuh kita yang mampu melakukan fagositosis,
tetapi hanya dua yang “profesional” yaitu polimorfonuklir leukosit netrofilik (PMN,
neutrofil) dan makrofag, yang berasal dari monosit.
Perbedaan utama antara fagosit profesional dan non-profesional adalah bahwa
fagosit profesional memiliki molekul yang disebut reseptor pada permukaan mereka yang
dapat mendeteksi benda-benda berbahaya, seperti bakteri, yang tidak biasanya
ditemukan dalam tubuh. Fagosit sangat penting dalam memerangi infeksi, serta dalam
memelihara jaringan sehat dengan menghapus sel-sel mati dan sekarat yang telah
mencapai akhir dari jangka hidup mereka.
Trombosit akan pecah apabila menyentuh area yang mengalami cedera. Saat
proses perpecahan tersebut, trombosit akan mengeluarkan enzim yang bernama
trombokinase. Enzim trombokinase ini nantinya akan memicu perubahan pada
protrombin agar menjadi trombin. Perubahan tersebut diabantu oleh ion kalsium dan
vitamin k. Selanjutnya, thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan
menutupi luka.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1. Sel saraf sensorik berfungsi untuk menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
2. Sel saraf motorik berfungsi untuk mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
3. Sel saraf intermediate berfungsi untuk menghubungkan sel saraf motor dengan
sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat.
1. Nukleus
Nukleus terletak di dalam tubuh sel. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
protoplasma sel saraf terdapat granula. Nukleus berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk
mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.
2. Badan Sel
Badan sel adalah bagian sel saraf yang merupakan tempat melekatnya akson dan
dendrit. Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan
meneruskannya ke neurit (akson).
3. Dendrit
Dendrit adalah bagian sel saraf yang merupakan percabangan pendek tempat
impuls saraf masuk ke dalam sel. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
4. Akson
Akson atau silinder aksis adalah bagian sel saraf berupa serat tunggal tempat
impuls keluar dari sel. Panjang akson mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa
sentimeter tergantung tipe sel saraf tersebut. Akson berperan dalam menghantarkan
impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter
akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Fungsi neurit adalah untuk meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
5. Lapisan mielin
Lapisan mielin atau myelin sheath adalah lapisan lemak tipis yang menyelubungi
akson dan beberapa dendrit (pada umumnya). Fungsi selubung mielin adalah untuk
melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi selubung mielin
mirip pembungkus kabel listrik yang bersifat isolator. Neurilema adalah jaringan
penyambung yang berada tepat diatas lapisan mielin. Neurilema adalah lapisan terluar sel
saraf.
6. Nodus Ranvier
Nodus raniver adalah bagian sel saraf yang tidak mengandung lapisan mielin
akibat tertekannya lapisan lemak tersebut. Akibatnya, Nodus ranvier sendiri bukanlah
sebuah struktur dari sel saraf. Nodus ranvier hanyalah penunjuk atau penanda bahwa
bagian tersebut terjadi pembelokan akibat tidak adanya lapisan mielin diantaranya. Hal ini
mengakibatkan hanya neurilemma saja yang membungkusnya. berfungsi mempercepat
transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
4. Sel Tulang
Tulang dibentuk oleh tiga jenis sel utama: Osteoblas, osteosit dan Osteoklas.
Osteoblas: Osteoblas memiliki inti sel tunggal atau mononukleat, dengan bentuk yang
bervariasi pipih hingga bulat, menggambarkan tingkat aktivitas selular dan pada tahap
lanjut dari proses maturitas sejalan dengan pembentukan tulang pada permukaan.
Osteblas merupakan jenis sel mesenkimal yang berfungsi untuk pembentukan dan
perkembangan tulang.
Osteoblas adalah sel pembentuk tulang yang turun dari sel osteoprogenitor.
Mereka membentuk campuran protein yang dikenal sebagai osteoid, yang mengalami
mineralisasi menjadi tulang. Osteoid terutama terdiri dari kolagen Tipe I.
Osteoblas juga memproduksi hormon, seperti prostaglandin, untuk bertindak
pada tulang itu sendiri. Mereka memproduksi fosfatase alkali yaitu enzim yang berperan
dalam mineralisasi tulang, serta banyak protein matriks.
Osteoblas adalah sel-sel tulang dewasa, dan akhirnya menjadi terperangkap
dalam matriks tulang menjadi osteosit, yang merupakan sel-sel tulang dewasa. Semua sel
lapisan tulang adalah osteoblas.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang berasal dari osteoblas, yang telah
bermigrasi ke dalam dan menjadi terjebak dan dikelilingi oleh matriks tulang, diproduksi
sendiri. Ruang yang mereka tempati dikenal sebagai lakuna. Osteosit memiliki banyak
proses yang menjangkau memenuhi osteoblas dan osteosit lainnya mungkin untuk tujuan
komunikasi. Fungsi mereka termasuk pembentukan tulang, pemeliharaan matriks dan
homeostasis kalsium.
Osteoklas adalah sel-sel yang berfungsi untuk resorpsi tulang dan remodeling.
Mereka sel-sel besar, berinti terletak pada permukaan tulang pada apa yang disebut
lakuna Howship atau lubang penyerapan. Lakuna ini, atau lubang resorpsi, tertinggal
setelah kerusakan pada permukaan tulang. Karena osteoklas berasal dari garis keturunan
sel induk monosit, mereka dilengkapi dengan mekanisme fagositosis seperti mirip dengan
makrofag yang beredar.
A. Pengertian Jaringan
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama
membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi,
sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok
sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki
perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ,
seperti tubuh buah dan sporofor.
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua manusia, hewan, dan
organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda, yaitu: jaringan epitelium, jaringan
pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
B. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukan tubuh, baik permukaan dalam
maupun luar. Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas
permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah
ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluranJaringan epitel
dibagi tiga yaitu epitellum, endothellum, dan mesothellum. Jaringan epitellum adalah jaringan
epitel yang melapisi permukaan luar tubuh. Endothellum adalah jaringan yang membatasi organ
dalam. Sedangkan Mesotellum adalah jaringan epitellum yang membatasi rongga..
Jaringan epitel bersifat unisellur dan multiseluler yang tersusun kompak serta tidak memiliki
ruang antarsel. Ada banyak fungsi dari jaringan epitel, namun fungsi utama jaringan epitel adalah
sebagai lapisan pelindung yang melindungi jaringan dibawahnya. Letak jaringan epitel terdapat di
sepanjang sistem pencernaan yang membantu dalam penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
dari proses pencernaan. sekresi enzim dan hormon serta ekskresi produk sampingan yang tidak
dinginkan seperti pada ginjal dan kelenjar keringat. Pada daerah paru-paru, lapisan epitel
membantu menyebarkan oksigen di semua bagian tubuh dan yang terdapat dibagian mata,
hidung dan lidah adalah untuk meningkatkan sensivitas.
1. Fungsi Jaringan Epitel - Selain dari fungsi utama, terdapat pula fungsi khusus jaringan epitel
berdasarkan dari setiap letak jaringan epitel. Fungsi khusus jaringan epitel adalah sebagai
berikut:
2. Jenis-jenis jaringan epitel dan fungsinya dikelompokkan menjadi dua jenis lapisan sel
penyusunnya. Jaringan penyusun sel jaringan epitel adalah jaringan epitel satu lapis atau
selapis (simple epithellum) dan jaringan epitel berlapis banyak (stratified epitellum).
Epitel kuboid selapis, Fungsi jaringan epitel kuboid selapis adalah sebagai alat sekresi
dan pelingdung. Contoh epitel kuboid selapis adalah permukaan ovarium, kelenjar
tiroid, saluran nefron ginjal, kelenjar keringat, saluran kelenjar ludah, sel-sel pigmen
yang berasal dari retina, dan permukaan pada lensa mata. Tugas jaringan epitel ini :
absorbsi dan sekresi.
Epitel Selapis Silindris, Sel epitel silindris ada yang memiliki silia pada daerah
permukaannya, seperti pada oviduk. Contoh epitel selapis silindris adalah kantong
empedu, lambung, saluran pernapasan bagian atas, dan jonjot usus, uterus, saluran
uterus, kelenjar pencernaan, dan usus. Tugas jaringan epitel ini : absorpsi & sekresi.
Epitel Batang Bersilia, Epitel batang bersilia terletak di dinding rongga hidung. Fungsi
batang bersilia adalah sebagai penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda
asing yang masuk, dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk melekat
pada mucus. Epitel batang bersilia terletak di trakea.
Epitel pipih berlapis, jaringan epitel yang terdapat di epidermis kulit vertebrata, ujung
uretra, mulut, vagina, esofagus, epidermis, dan saluran anus. Tugas jaringan epitel ini :
proteksi.
Epitel kuboid berlapis, jaringan epitel yang jarang terdapat di tubuh. Epitel kuboid
berlapis hanya terdapat di saluran besar dari beberapa kelenjar. Epitel kuboid berlapis
terdapat di kelenjar ludah, kelenjar susu, pangkal esofagus, kelenjar tiroid, kelenjar
keringat, zakar, ovarium, dan kelenjar minyak. Tugas jaringan epitel ini : ekskresi &
sekresi
Epitel silindris berlapis, jaringan epitel yang jarang ditemukan dan terdiri atas dua lapis
lalu kantong empedu, uterus, lambung, saluran uterus, kelenjar pencernaan, usus,
rongga hidung.. Fungsi jaringan epitel berlapis adalah sebagai tempat adsorpsi,
ekskresi, sebagai pelindung gerakan zat melewati permukaan dan sebagai saluran
ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu. Contohnya epitel pada konjungtiva
palpebra. Tugas jaringan epitel ini : absorpsi & sekresi.
Epitel transisional, jaringan epitel yang yang bentuknya dapat berubah-ubah. Epitel
transisional terdapat di ureter, ginjal, kandung kemih, dan saluran kencing. Tugas
jaringan epitel ini : kemungkinan untuk melakukan perubahan bentuk untuk
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.
3. Ciri-Ciri dan Sifat Jaringan Epitel - Ciri-ciri dan sifat jaringan epitel antara lain sebagai berikut..
C. Jaringan Pengikat
Jaringan ikat merupakan sekumpulan sel yang berasal dari lapisan mesenkim (lapisan tengah)
embrio yang memiliki fungsi yang sama. Sel – sel penyusun jaringan ikat menghasilkan substansi
dasar atau matriks yang mengandung serat. Jaringan ikat memiliki multifungsi di dalam tubuh
yang secara umum fungsi jaringan ikat didefinisikan sebagai penyokong jaringan lain. Jaringan
ikat akan menghubungkan antar jaringan pada suatu organ, serta membungkus suatu organ
dalam rangka perlindungan. Jaringan pengikat terbagi atas beberapa macam diantaranya
jaringan lemak, jaringan pengikat longgar, jaringan pengikat serabut padat, jaringan tulang,
jaringan tulang rawan, jaringan darah, dan jaringan limfa. Adapun fungsi dari jaringan ikat ialah
sebagai berikut:
1. Membungkus organ
2. Menghubungkan jaringan satu dengan lainnya
3. Penyokong tubuh
4. Mengangkut senyawa dalam tubuh
5. Kekebalan tubuh
6. Penyimpanan
Jaringan ikat memiliki beragam bentuk sel dan komposisi. Namun secara umum jaringan ikat
memiliki komponen yang sama. Jaringan ikat adalah satu – satunya jaringan yang memiliki
beragam bentuk dan fungsi. Adapun macam – macam jaringan ikat pada tubuh hewan dan
manusia ialah darah, jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, tulang rawan, tulang sejati, dan
jaringan lemak. Jaringan – jaringan tersebut termasuk ke dalam jaringan ikat karena memiliki
kesamaan ciri yaitu terdiri atas sel dan substansi dasar. Berikut komponen penyusun jaringan ikat:
1. Sel
Akan ditemukan bentuk dan struktur sel yang berbeda pada jaringan ikat yang terdapat di
dalam tubuh. Namun, semua sel penyusun jaringan ikat berasal dari asal yang sama yakni dari
lapisan mesenkim (mesoderm) yang terbentuk pada masa gastrulasi. Seperti yang diuraikan pada
poin sebelumnya, bahwa jaringan ikat memiliki multifungsi. Tiap fungsi yang dimiliki oleh jaringan
ikat akan ditemukan jenis sel yang berbeda. Adapun sel – sel yang menyusun jaringan ikat ialah
sebagai berikut:
a. Sel mesenkim
Sel mesenkim merupakan sel – sel dasar yang berperan sebagai sel prekursor
(pembentuk) sel – sel jaringan ikat. Seperti kondroblas yaitu sel yang berperan sebagai penyusun
tulang rawan. Osteoblas merupakan sel penyusun jaringan tulang sejati.
b. Fibroblas
Sel fibroblas merupakan sel yang paling umum dijumpai pada jaringan ikat. Sel ini
berfungsi mensintesi dan merawat matriks ekstraseluler pada semua jaringan ikat.
c. Sel adiposa
Jenis sel jaringan ikat yang berfungsi untuk menyimpan cadangan lemak. Senyawa lemak
yang diperoleh dari makanan akan dicerna menjadi asam lemak dan gliserol. Ketika di serap
melalui dinding usus halus, lemak akan dibentuk kembali. Lemak dibutuhkan sebagau struktural
dan fungsional. Kelebihan lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa yang merupakan
jaringan ikat yang terletak di bawah kulit.
d. Sel plasma
Sel yang menyusun sistem imun. Sel plasma termasuk sel turunan limfosit yang berfungsi
menghasilkan antibodi untuk menangkal antigen yang masuk ke dalam tubuh.
e. Makrofag
Sel ini juga merupakan turunan dari sel leukosit yang merupakan penyusun sistem
pertahanan tubuh. Makrofaga akan beredar di seluruh jaringan tubuh. Sel ini mampu menembus
antar jaringan (diapedesis) untuk mengontrol sistem pertahanan tubuh. Makrofaga merupakan
sel fagosit yaitu sel yang akan memakan patogen yang masuk ke dalam tubuh.
Semua sel yang menyusun darah mulai dari sel darah merah, sel darah putih dan turunannya,
serta keping darah merupakan jenis sel jaringan ikat yang memiliki fungsi khusus yakni sebagai
pengangkutan zat serta pertahanan tubuh dan pembekuan darah.
Merupakan cairan sel yang disekresi oleh sel – sel jaringan ikat. Matriks mengandung
beragam senyawa kimia pada tiap jaringan ikat. Seperti yang terdapat pada matriks jaringan
tulang sejati yang mengalami pengapuran sehingga menjadi keras dan padat yang mendukung
fungsi tulang sebagai penyokong mekanik.
3. Serat
Dalam matriks ekstraseluler juga dapat terdapat serat yang merupakan protein. Jaringan ikat
memiliki komposisi sel, matriks, serta serat yang berbeda sehingga karakteristiknya akan
berbeda. Terdapat tiga macam serat yang menyusun jaringan ikat, yaitu:
a. Serat kolagen
Merupakan serat yang bersifat kaku dan mudah robek. Serat kolagen adalah serat yang
paling tebal. Serat kolagen menyusun jaringan tulang, jaringan ikat padat, dan pada jaringan
lainnya.
b. Serat elastin
Merupakan serat yang paling banyak ditemukan pada jaringan ikat. Serat ini sangat
merespon pada tarikan dan akan mengembalikan ke posisi semua karena ciri utama serat ini ialah
elastik dan serabutnya tipis.
c. Serat retikulin
Serat ini hampir mirip dengan kolagen hanya saja strukturnya lebih halus dan paling tipis
diantara serat lainnya. Selain itu, stukturnya juga bercabang.
i. Jaringan Darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel –sel dan partikel yang menyerupai sel, yang
mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat
tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme
tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dll. Darah merupakan suatu cairan yang sangat
penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan
lainnya untuk menunjang kehidupan. Darah merupakan jaringan ikat longgar yang tersusun atas
sel-sel darah yang terdapat dalam matriks plasma darah (cairan yang menjadi medium bagi sel
darah). Sumsum merah tulang membentuk sel-sel darah baru secara berkelanjutan karena sel-sel
darah lama akan dihancurkan ketika telah tua.
a. Plasma darah
Plasma darah memiliki warna kekuningan, Penyusunnya 90% adalah air dan 10% adalah
protein, nutrisi dan ion-ion. Plasma darah dapat dipisahkan dengan sel-sel darah melalui proses
sentrifugasi. Darah dimasukkan salam tabung kemudian dirotasikan dengan kecepatan tinggi
agar sel-selnya mengendap dan terpisah dari plasmanya. Plasma darah akan terletak di atas,
sedangkan sel-sel darah akan mengendap di bawah.
Protein plasma darah penting untuk mempertahankan pH darah yang berkisar pada angka
7,4. Protein fibrinogen dalam plasma berguna untuk membekukan darah saat terjadi luka.
Sedangkan ion-ion berguna untuk menjaga keseimbangan ion dalam plasma darah. Komposisi
molekul-molekul dalam plasma hampir sama dengan cairan interstitial, yaitu cairan yang berada di
antara ruang antar sel. Plasma darah merupakan media bagi sari makanan untuk diantarkan ke
seluruh tubuh sebagai sumber energi. Sampah dan sisa metabolisme juga akan dilarutkan pada
plasma agar dapat disaring oleh ginjal dan dibuang dalam bentuk urin.
Penyusun plasma darah adalah air, ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida,
bikarbonat, protein albumin, fibrinogen, antibodi, glukosa, asam lemak, vitamin, sampah
metabolisme, gas respirasi, dan hormon.
b. Sel-sel darah
Manusia memiliki 3 macam sel darah, yaitu eritrosit (del darah merah), leukosit (del darah
putih), dan trombosit (keping darah). Sel darah dibentuk disumsum merah tulang terutama di
tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang. Eritrosit akan mengikat oksigen untuk diedarkan,
leukosit berperan dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam pembekuan darah.
Ketiga jenis sel darah tersebut berasal dari sel induk pliripoten yang terdapat pada sumsum.
Sel pluripoten merupakan sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel yang berbeda.
Sel induk akan berkembang menjadi sel limfoid yang kemudian berkembang menjadi limfsit T dan
limfosit B. Sel induk juga akan berkembang menjadi sel mieloid, yang akan berkembang lebih
lanjut menjadi eritrosit, monosit, eosinofil, basofil, neutrofil, dan trombosit.
Limfosit, monosit, eosinofil, basofil, dan neutrofil merupakan 5 jenis sel darah putih dalam darah
manusia.
c. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah berperan untuk mengikat oksigen yang akan dirdarkan menuju
jaringan tubuh yang membutuhkan. Eritrosit merupakan jenis sel darah yang paling banyak.
Dalam 1 mm kubik darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit. Orang yang hidup di pegunungan
biasanya memiliki jumlah eritrosit lebih banyak karena kadar oksigen di dataran tinggi lebih
sedikit.
Eritrosit memiliki bentuk bikonkaf (pipih dan cekung di kedua sisinya) dan tidak memiliki inti
sel. Bentuk bikonkaf ini memungkinkan eritrosit dapat menempati ruang dengan lebih efektif.
Selain itu, bentuk bikonkaf menjadikan permukaan sel lebih luas untuk mengikat oksigen. Dalam
eritrosit terdapat hemoglobin yang bertugas mengikat oksigen. Dalam sebuah eritrosit terdapat
sekitar 250 juta hemoglobin, dan sebuah hemoglobin mampu mengikat 4 oksigen.
Pembentukan eritrosit dipengaruhi oleh kadar hormon eritropoietin yang dihasilkan ginjal.
Eritropoietin sendiri dihasilkan ketika tubuh kekurangan oksigen. Apabila kadar eritropoietin
tinggi, sumsum akan terpicu untuk membentuk eritrosit baru.
d. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih berperan dalam pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
Terdapat 5 jenis leukosit dalam tubuh manusia, yaitu limfosit, monosit, eosinofil, neutrofil, dan
basofil. Dalam 1 mm kubik darah, terdapat sekitar 5000 - 10.000 leukosit. Untuk melawan bibit
penyakit yang ada di luar pembuluh darah, leukosit dibekali kemampuan untuk keluar dari
pembuluh dan berpatroli di cairan interstitial.
Monosit dan neutrofil merupakan fagosit yang akan menelan bakteri dan serpihan sel-sel
mati. Sel limfosit berperan dalam respon kekebalan dan menghasilkan antibodi. Eosinofil akan
menyerang parasit yang berukuran besar, dan basofil berperan dalam respon peradangan.
Jumlah leukosit akan meningkat saat tubuh berperang melawan infeksi. Apabila infeksi telah
teratasi, jumlah leukosit dalam darah akan normal kembali. Namun, jumlah leukosit yang terlalu
banyak dapat berbahaya dan menimbulkan kelainan yang disebut leukimia atau kanker darah.
e. Trombosit
Trombosit atau keping darah berperan dalam pembekuan darah saat terjadi luka. Dalam 1 mm
kubik darah, terdapat sekitar 250.000 - 400.000 trombosit. Keping darah adalah fragmen-
fragmen (pecahan) sel yang tidak memiliki mikleus. Trombosit bermula dari sel besar yang
terpecah-pecah di dalam sumsum tulang.
Jaringan ikat longgar adalah jaringan yang sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya
tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastin. Matriknya berupa
cairan lendir (mukus). Di jaringan ini terdapat makrofag, sel plasma, sel tiang, dan sel lemak.
Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan
saraf, menghubungkan jaringan satu dengan jaringan lain. Jaringan ini terdapat di selaput perut,
saluran pencernaan, pembungkus pembuluh darah, akson saraf dan kulit. ciri-cirinya, terdiri dari
matriks yang mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin, terdiri dari beberapa jenis sel: sel
makrofag, sel plasma, dan sel tiang.
Jaringan ikat padat disebut juga jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat mengandung
serabut kolagen yang berwarna putih. Di antara serat kolagen terdapat sel fibroblas. Jaringan ini
bersifat fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan ikat padat terdapat pada selaput pembungkus otot
(fascia), tendon, dan ligamen. Ligamen adalah jaringan penghubung antartulang. Tendon adalah
ujung otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat padat memiliki fungsi memberikan sokongan
dan proteksi terhadap organ tubuh. Selain itu, jaringan ini menghubungkan berbagai organ
tubuh, seperti tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.
Struktur jaringan padat:
1. Tersusun atas serabut kolagen putih & elastin, yg liat & kuat.
2. Matriks( ruang antar sel) nya rapat/padat.
Jaringan limfa (getah bening) adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah.
Limfa merupakan cairan yang terbentuk dari air, glukosa, lemak dan garam, sedang komponen
selulernya berupa limphosit dan granulosit. Fungsi Jaringan limfa (getah bening) adalah untuk
mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat lain dari jaringan ke sistem
pembuluh darah.
ciri-ciri :
Tersusun dari serat retikuler dan sel-sel limfosit dan makrofag.
Terdapat pada organ tymus, kel. Limfe, tonsil dan limpa
Limfosit cenderung berkelompok. Kelompok limfosit disebut Nodulus yang bisa kita jumpai di
tonsil, limpa,tymus dan saluran pencernaan.
Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen
terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak.
Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe.
Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut
cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem
pembuluh darah.
v. Jaringan Lemak
Pengertian jaringan lemak adalah jaringan yang tersusun atas sel sel lemak. Sel sel lemak
sendiri adalah sel yang berisi sebuah gumpalan lemak atau globul lemak sehingga inti dan
sitoplasma terdorong ke tepi sel. Nama lain untuk sel lemak ini adalah sel adiposit. Jaringan lemak
manusia tersusun atas 87 % lipid. Jaringan lemak adalah salah satu contoh dari jaringan ikat pada
hewan. Jaringan lemak tepat dibawah kulit tubuh anda, disekitar organ tubuh anda, pada
jaringan tulang atau sumsum tulang, dan jaringan payudara. Jaringan lemak dapat pula
ditemukan pada kelenjar.
Lemak yang terdapat dibawah kulit disebut lemak subkutaneus sedangkan lemak yang
berada disekitar organ tubuh disebut lemak ektopik.
Asam lemak bebas atau free fatty acid tersusun secara kimiawi atas asam karboksilat
dengan rantai alifatik panjang. Asam lemak bebas tidak terikat dengan molekul lain selain hal
tersebut. Asam lemak bebas yang dipisahkan dari lipoprotein oleh lipoprotein lipase akan masuk
ke dalam sel adiposit. Setelah itu asam lemak bebas akan disusun menjadi trigliserida. Trigliserida
yang terbentuk dalam sel lemak atau adiposit dapat dikeluarkan apabila tubuh membutuhkan.
Masuk dan keluarnya lemak pada sel adiposit dikendalikan oleh hormon Insulin dan leptin. Asam
lemak bebas akan meninggalkan adiposit apabila kadar insulin dalam darah rendah dan apabila
insulin dalam darah tinggi, maka asam lemak bebas akan masuk ke dalam sel adiposit.
Jaringan lemak pada tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai penyimpanan lemak.
Selain itu, beberapa fungsi jaringan lemak adalah:
Menjadi salah satu penyedia informasi tubuh tentang rasa lapar dan kenyang untuk otak
Pada jaringan adiposa, terdapat beberapa sel khusus yaitu SVF atau stromal vascular
fraction. Sel sel ini terdiri atas preadiposit, fibroblas, makrofag, dan sel sel endotelium. Oleh
karena itu, jaringan adiposit juga memiliki fungsi dalam sistem imun. Fungsi jaringan lemak dalam
menyimpan lemak sebagai salah satu sumber energi tubuh. Lipolisis atau proses pembentukan
lemak terjadi akibat terjadinya kelebihan asupan nutrisi seperti karbohidrat dan protein.
Kemudian kelebihan tersebut akan dibentuk menjadi lemak dan disimpan dalam sel sel adiposit.
Tulang adalah organ kaku yang merupakan bagian dari kerangka tulang belakang. Tulang
menopang dan melindungi berbagai organ tubuh, memproduksi sel darah merah dan darah
putih. Jaringan Tulang terdiri atas sel-sel tulang atau oesteon yang tersimpan dalam matriks.
Matriksnya terdiri atas zat pelekat kolagen dan endapan garam-garam mineral, terutama garam
kapur dan kalsium. Makin bertambah usia hewan atau manusia. Kadar zat pelekat kolagen makin
rendah, sedangkan zat kapurnya meningkat sehingga tulang menjadi semakin keras dan kuat.
Proses ini disebut dengan kalsifikasi atau pengapuran. Jaringan tulang terdapat pada seluruh
rangka tubuh hewan dan manusia. Jaringan tulang mempunyai peran penting dalam memberikan
sokongan dalam tubuh karena tulang merupakan komponen utama dari rangka. Tulang juga
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh yang lemah, tempat melekatnya otot rangka.
Berdasarkan susunan matriksnya jaringan tulang dapat di bedakan menjadi dua bagian, Yaitu
tulang spon dan tulang keras atau kompak, untuk lebih jelasnya mari kita simak uraianya di
bawah ini.
Di sebut Jaringan Tulang Spon atau Karang apabila matriksnya berongga. Substansi mineralnya
tersimpan dalam bangunan berlapis yang di kenal dengan lamela.
Jaringan tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan yang terlilndung oleh fibrosa tipis dan
tersimpan pada suatu rongga dalam matriks. Matriksnya banyak dengan komponen utama zat
kondrin. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional atau mesenkim,
sedangkan pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak
mengandung koadroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan.
Jaringan tulang rawan merupakan jaringan penguat yang bersifat fleksibel, Fungsinya adalah
untuk menyokong rangka pada embrio dan bagian-bagian dari rangka orang atau hewan dewasa.
Ada tiga macam tulang rawan atau kartilago, yaitu kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago
elastin.
D. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman
dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan
kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang
masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim
adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat.
Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel
(Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel
sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball, 1991).
1. Jaringan kolenkim
2. Jaringan sklerenkim.
Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada
dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh . Umumnya terletak pada bagian peripheral
batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member
dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding
sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang
ekstensif. Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana
kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus
antara kedua jaringan, karena sel – sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan
yang berbeda ini.
Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman. Penebalan lignin terletak pada dinding
sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang untuk
protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar jaringan sklerenkim). Sel – sel yang terdiri
dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau sklereid. Serat atau
fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur
(longitudinal section; L.S.), Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang
baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid. Terdapat pada bagian
keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel – sel batu (stone cell,
sklereid). Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan
jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Selain
mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-
selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan
sklereid.
E. Jaringan Saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dan
terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf mengirimkan impuls dari panca indera ke saraf
pusat (otak atau sumsum tulang belakang) dan dari saraf pusat ke organ lainnya. Jaringan saraf
adalah komponen utama dari dua bagian utama sistem saraf pada manusia yang mengatur dan
mengontrol fungsi dan aktivitas tubuh. Dua bagian utama itu yakni otak dan sumsum tulang
belakang pada sistem saraf pusat (SSP), dan saraf perifer pada sistem saraf perifer. Jaringan saraf
terdiri dari neuron (sel saraf) yang berfungsi menerima dan mengirim impuls (rangsangan) dan
neuroglia (glia). Fungsi neuroglia adalah untuk membantu menyebarkan impuls saraf dan
menyediakan nutrisi untuk neuron. Semua sel saraf yang semuanya memiliki akson (neurit).
Fungsi akson adalah mengirimkan sinyal potensial aksi ke sel selanjutnya.
Neuron adalah sel dengan fitur khusus yang memungkinkannya untuk menerima dan
memfasilitasi impuls saraf dan potensial aksi untuk melintasi membran sel neuron menuju neuron
berikutnya. Neuron memiliki badan sel yang besar (disebut soma) dengan dendrit dan akson.
Dendrit adalah bagian yang tipis dan bercabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima sinyal
elektrokimia (neurotransmitter) untuk membuat perubahan tegangan pada sel. Akson adalah
bagian yang panjang. Fungsi akson adalah membawa potensial aksi dari sel tubuh ke neuron
berikutnya. Pada bagian akhir akson terdapat struktur seperti bola yang terpisah dari dendrit dan
neuron serta terdapat celah kecil yang disebut sinapsis. Struktur seperti bola itu disebut terminal
akson. Ketika potensial aksi menuju terminal akson, neurotransmiter yang dihasilkan di sinapsis
mengikat reseptor di membran pasca-sinapsis yang akan menghantarkan impuls saraf.
1. Neuron multipolar adalah neuron yang memiliki tiga atau lebih struktur yang
datang dari soma (badan sel). Neuron ini adalah neuron yang mayoritas terdapat di
sistem saraf pusat dan termasuk neuron konektor dan neuron motorik.
2. Neuron bipolar adalah neuron sensorik yang memiliki dua struktur yang datang
dari soma. Dua struktur tersebut adalah dendrit dan akson masing-masing satu.
3. Neuron pseudounipolar adalah neuron sensorik yang memiliki satu struktur yang
terbagi menjadi dua cabang. Dua cabang tersebut masing-masing membentuk akson dan
dendrit.
4. Neuron unipolar adalah neuron konektor yang memiliki satu dendrit pendek yang
berbentuk seperti sikat. Neuron ini dapat ditemukan pada lapisan granular pada otak
kecil.
Neuroglia (sel glia) adalah sel non-saraf pada jaringan saraf yang berfungsi untuk
mendukung neuron. Ukuran neuroglia lebih kecil dari neuron dan strukturnya bervariasi sesuai
dengan fungsinya.
1. Sel mikroglia adalah sel makrofag yang membentuk sistem kekebalan bagi sistem
saraf pusat. Sel mikroglia merupakan sel neuroglia terkecil.
2. Astrosit adalah sel makroglia yang berbentuk seperti bintang. Astrosit adalah
jenis sel yang paling banyak terdapat di dalam otak dan sistem saraf pusat sehat.
3. Oligodendrosit adalah sel sistem saraf pusat dengan sangat sedikit proses.
Oligodendrosit membentuk selubung mielin pada akson. Selubung mielin adalah
selubung dari lipid yang dapat meningkatkan kecepatan potensial aksi.
4. NG2 glia adalah sel sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai prekursor
perkembangan oligodendrosit.
5. Sel Schwann adalah bagian dari sistem saraf perifer yang setara dengan
oligodendrosit. Fungsi sel Schwann adalah untuk melindungi akson dan membentuk
selubung mielin pada sistem saraf perifer.
6. Sel glial satelit adalah sel yang membentuk garis pada permukaan badan sel
neuron di ganglia.
7. Glia enterik adalah glia yang ditemukan di sistem saraf enterik di dalam saluran
pencernaan.
1. Materi abu-abu adalah bagian yang terdiri dari badan sel, dendrit, akson tanpa
mielinasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit satelit tanpa mielinasi, mikroglia, dan
akson termielinasi yang sangat sedikit.
2. Materi putih adalah bagian yang terdiri dari akson termielinasi, astrosit fibrosa,
oligodendrosit termielinasi, dan mikroglia.
1. Jaringan ganglion adalah jaringan yang terdiri dari badan sel, dendrit, dan sel glia
satelit.
2. Saraf adalah bagian yang terdiri dari akson termielinasi dan tidak termielinasi
serta sel Schwann dikelilingi oleh jaringan ikat.
Berikut adalah tiga lapis jaringan ikat yang mengelilingi setiap saraf:
1. Endoneurium adalah jaringan fibrosa yang menyelubungi akson. Disebut juga
tabung, kanal, atau selubung endoneurial. Strukturnya tipis dan halus. Fungsi
endoneurium adalah sebagai lapisan pelindung.
2. Perineurium adalah selubung yang dibentuk oleh sel khusus berupa serabut yang
mengikat akson. Setiap saraf memiliki satu atau lebih akson dan tertutup oleh
perineurium yang berbentuk pipih dengan tujuh atau delapan lapisan konsentris.
Fungsinya sangat penting dalam perlindungan dan pemberi dukungan pada jaringan
saraf.
3. Epineurium adalah lapisan terluar dari jaringan ikat pada saraf.
Fungsi utama jaringan saraf adalah untuk membentuk jaringan komunikasi pada sistem
saraf dengan menggunakan sinyal-sinyal elektrik. Dalam Sistem Saraf Pusat (SSP), materi abu-abu
yang berisi sinapsis berfungsi untuk mengolah informasi. Materi putih yang berisi akson
termielinasi berfungsi untuk menghubungkan dan memfasilitasi jalur impuls saraf antar materi
abu-abu di sistem saraf pusat. Dalam sistem saraf perifer, jaringan ganglion yang berisi badan sel
dan dendrit, menyimpan titik relay untuk impuls. Jaringan saraf yang mengandung akson
termielinasi, mengangkut potensial aksi (impuls saraf).
MAKANAN UNTUK KESEHATAN SEL DAN JARINGAN
Protein penting untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru, untuk sistem kekebalan
dan mencegah berkurangnya massa otot. Jadi, ibarat manusia protein ini multi-profesi. Ia bisa
menjadi montir yang andal ketika memperbaiki dan membuat sel-sel baru, ia bisa menjadi tentara
yang gigih saat berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh melawan penyakit, pun menjadi
tukang bangunan yang tekun ketika mencegah berkurangnya massa otot tubuh. Selain itu,
protein dibutuhkan tidak hanya untuk membangun jaringan dalam tubuh, tetapi juga untuk
perbaikan dan pemeliharaan jaringan. Pilihlah protein yang rendah kalori tetapi berkualitas tinggi
seperti daging kurus, daging unggas, ikan, dan telur; susu rendah lemak atau tanpa lemak; dan
kacang-kacangan.
Sebagian besar makanan anti-aging adalah makanan yang mengandung antioksidan, si
penggempur radikal bebas perusak sel-sel tubuh dan yang menyebabkan seseorang menjadi tua.
Radikal bebas itu terus-menerus dibentuk oleh tubuh sehingga antioksidan pun diperlukan
sepanjang waktu. Segelas jus buah atau semangkuk buah segar berwarna untuk sarapan,
secangkir lalapan sayur mentah saat makan siang dan secangkir sayuran saat makan malam,
dapat mencukupi kebutuhan antioksidan.Vitamin A, C, dan E, adalah antioksidan yang penting
dalam regenerasi sel, termasuk kolagen.
Berikut ini adalah 5 makanan yang bertugas memperbaiki jaringan tubuh serta
memberikan nutrisi penting untuk kesehatan dan pemeliharaan tubuh, termasuk protein, vitamin
B, seng besi, dan magnesium.
1. Ikan
Beberapa jenis ikan (seperti salmon, trout dan ikan haring) yang tinggi asam lemak tak jenuh
ganda (PUFA) atau biasa disebut asam lemak omega-3 telah terbukti memberikan manfaat
kesehatan terutama kaitannya dengan kesehatan jantung.
2. Daging ayam
Daging ayam atau unggas merupakan sumber makanan kaya protein dan zat besi yang mudah
diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Untuk mengurangi asupan lemak jenuh, disarankan untuk
hanya mengonsumsi daging saja, dan membuang bagian kulitnya. Jeroan atau organ daging
seperti hati dan ginjal juga jantung tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara teratur karena agak
tinggi kandungan kolesterol.
3. Telur
Protein dalam telur memiliki kualitas yang sangat baik, dan jumlahnya hanya sedikit lebih rendah
ketimbang daging. Telur adalah sumber vitamin B12, zat besi dan seng. Kuning telur mengandung
sejumlah besar kolesterol tapi tidak seperti produk susu dan daging. Jadi, untuk orang dewasa
dengan kolesterol darah tinggi, konsumsi kuning telur harus dibatasi, misalnya tiga telur per
minggu.
4. Legumes (polong-polongan)
Kandungan protein dari Legumes (polong-polongan) umumnya mirip dengan daging dan unggas.
Namun, mereka biasanya memiliki lebih sedikit kandungan asam amino (blok pembangun
protein). Selain protein dan serat, tanaman ini juga menyediakan nutrisi lain seperti besi dan
seng. Namun, zat besi dan seng dari sumber tanaman kurang bioavailable daripada yang
bersumber pada hewan. Beberapa jenis Legumes tertentu juga mengandung berbagai
phytochemical. Kacang kedelai dan produk lainnya seperti tahu, tempe , tauge dan miso adalah
beberapa kacang-kacangan yang paling banyak dikonsumsi.
Istilah penuaan berkaitan dengan deregenerasi tubuh akibat kerusakan yang terjadi pada
makromolekul, sel, jaringan dan organ.
Jika makanan disebut memiliki sifat anti penuaan, bisa jadi makanan ini memiliki satu atau lebih
dari mekanisme anti penuaan yaitu:
Mengutip timeofindia, ahli gizi Shamita Gupte dan Hiral Sejpal memberi daftar 20 makanan yang
bisa memperlambat penuaan.
1. Biji-bijian
Sereal utuh seperti gandum mengandung serat yang tinggi, menjadi sumber vitamin B-kompleks
yang memastikan fungsi metabolisme yang sehat dan mencegah kelainan DNA.
4. Kecambah
Mencegah stroke, penebalan dinding arteri, kanker dan menjaga sistem pencernaan yang sehat.
6. Sayuran berdaun
Kaya akan vitamin K dan asam folat yang ditemukan membantu memperbaiki kerusakan DNA dan
menjaga sel-sel tetap sehat dan optimal.
13. Jeruk
Sifat anti-inflamasi pada jeruk, limau manis, lemon memberi peran penting untuk bermain
melawan penyakit degeneratif seiring pertumbuhan usia seperti jantung, arthritis.
15. Kacang-kacangan
Tinggi lemak dan sumber energi juga omega-3, pitosterol yang melindungi terhadap demensia,
gangguan mata degeneratif dan peradangan terkait penuaan.
17. Kunyit
Faktor anti-penuaan yaitu rempah-rempah. Mengandung anti-inflamasi dan anti-oksidan sehingga
digunakan secara tradisional untuk kulit bersinar sehat. Serta menghancurkan pro-karsinogen,
sehingga melindungi terhadap kanker.
18. Jahe
Faktor lingkungan seperti polusi, radiasi dan merokok melepaskan radikal bebas ke udara,
menyebabkan kerusakan kulit dan penampilan penuaan dipercepat. Jahe dapat memperlambat
proses penuaan dengan menghilangkan racun radikal bebas dari tubuh, merangsang sirkulasi dan
meningkatkan kulit.
Ini diberikan oleh teh hijau karena berperan sebagai anti-kolagenase dan sifat anti-elastase yang
mencegah kerusakan serat ini.
20. Air
Air sangat penting untuk menjaga saluran pencernaan dan kulit sehat. Air memainkan peran
penting dalam pembongkaran racun yang membahayakan tubuh.