Anda di halaman 1dari 37

SEL MANUSIA

A. Teori Sel
1. Robert Hooke (1665)
Robert Hooke adalah orang pertama yang menemukan mikroskop. Dia
melakuakan pengamatan pada sayatan gabus. Hasil pengamatannya menunjukkan
terdapat bilik-bilik (rongga kecil) yang kemudian disebut sel. Didalam sayatan gabus
tersebut tidak terdapat inti sel, jadi merupakan sel mati. Kemudian Dia mengamati organ-
organ tumbuhan (akar, batang, daun, dan bunga buah) didalam sel nya ditemukan
adanya inti sel (nukleus) yang berarti sel itu disebut sel hidup.

2. Robert Borwn
Beliau melakukan pengamatan pada sel dan hasilnya di dalam sel tedapat cairan
yang kemudian disebut protoplasma (cairan kehidupan). Protoplasma dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
• Nukleoplasma ialah protoplasma di dalam inti
• Sitoplasma ialah protoplasma di luar inti

3. Schleiden dan Theodor Schwan


Melakuakn pengamatan pada beberapa organ tubuh organism (tumbuhan,
hewan, manusia, mikroorganisme) dan semuanya tersusun atas sel.
“Sel merupakan kesatuan struktur organisme” .

4. Max Schultze
“Sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan”.

5. Rudolf Virchow
“Pertambahan jumlah sel berasal dari sel yang sudah ada (omnis cellulae cellula)”.

Setiap sel memiliki kemampuan-kemampuan berikut :


1. Bereproduksi dengan cara membelah diri
2. Metabolisme,.
3. Pembuatan protein-protein,
4. Memberikan respon terhadap rangsangan eksternal dan internal seperti
perubahan temperatur, pH atau kandungan nutrisi.
5. Mengatur lalu lintas vesikel.

B. Definisi Sel Manusia


Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel
dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.
Pada Manusia sel adalah satu unit dasar dimana setiap organ merupakan
gregasi/penyatuan dari berbagai macam sel yang dipersatukan satu sama lain oleh
sokongan struktur-struktur interselluler. Tubuh manusia terdiri dari berbagai kelompok
sel yg berbeda. Meskipun jumlah sel pada manusia begitu banyak, tetapi tiap sel memiliki
sifar-sifat dasar yang mirip satu sama lain, misalnya :
1. Oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada setiap sel
untuk melepaskan energi
2. Mekanisme umum merubah makanan menjadi energi
3. Setiap sel melepaskan hasil akhir reaksinya ke cairan disekitarnya
4. Hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan jika sel
tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis yang lain akan beregenerasi

C. Organel-Organel Sel
Sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma
pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

- Membran Plasma
Membran Plasma (Plasmalemma), adalah lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid
bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer
dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan
lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang
dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama
dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel
antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen
muchus membran sel semipermanen di lapisan membran

Fosfolipid
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa
lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian yaitu
bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik
merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas
gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan
fosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang
dimiliki oleh fosfolipid.
Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : fosfokolin (pc),
fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan fosfoinositol (pi). Secara alami di alam
fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid
2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat
melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah
pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer
membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).

- Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat
kerangka sel (sitoskeleton), berbagai organel dan vesikuli ("gelembung"), serta sitosol
yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang
sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi
biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta
sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies
memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Di dalam sitoplasma
terdapat oraganel-organel sel berikut ini :

1. Mitokondria
Mitokondria, yaitu organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel
makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Mitokondria
merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi
dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan. Mitokondria mempunyai
dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam.
Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut
dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks,
dimana beberapa mineral dapat ditemukan.
Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati,
dan otot. Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang
mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan
prokariot (bakteri) [Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan
hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA pada
mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang
terpisah dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara
mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan
keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama
adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria
memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain
itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri
dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas
metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya
sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap
sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0
µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian
dalam membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam
hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-
negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam
biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks
untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar


terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001].
Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase
yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor
yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran
dalam.
Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran
dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel,
seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak.
Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan
DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion
seperti magnesium, kalsium dan kalium
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir
di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan
air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang
diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses
glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau
dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang
melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam
mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron
dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH
dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q –
sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan
bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT) [Wallace,
1997].
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating)
seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar
sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya sebelum mitokondria
bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini
dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan
pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian
bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan
terjadi pemisahan dua bagian mitokondria [Childs, 1998].

2. DNA Mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing.
mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi
membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang
teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya
merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan
organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk
tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal
dari betinanya saja (mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke
dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak
ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.

3. Badan Golgi
Badan golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga
ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
`bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.
Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk
diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi
pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-
bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis
ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian,
yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle]
yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini
akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel
tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain
sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju
bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan
dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian
sel yang lain atau ke luar sel.
Fungsi badan golgi:
1) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada
sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian
dari membran plasma.
4) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5) Tempat untuk memodifikasi protein
6) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7) Untuk membentuk lisosom

4. Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula)


RE adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem
membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang
disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan
kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer,
10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus
atau nuclear envelope. Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu,
terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana
proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan
Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir
dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan
protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan
dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh
ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic
Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel
yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di
beberapa organ seperti hati. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran
dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”). Pengertian
lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling
berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di
dalam sitoplsma. Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan
substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1) RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang
merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka,
fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
2) RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-
bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa
proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
3) RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE
halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan
proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik
menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam
pemicuan kontraksi otot.
Fungsi Retikulum Endoplasma :
• Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka
calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
• Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk
disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
• Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati
• Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di
dalam sel-sel hati.
• Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke
bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
5. Lisosom
Lisosom berupa kantong terikat membran dan berisi enzim hidrolitik yang
dapat berfungsi untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai
kondisi. Di dalamnya, organel tersebut memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam
seperti glikosidase, fosfolipase, protease, nuklease, lipase, fosfatase,
sulfatase. Semua enzim tersebut dapat aktif pada keadaan pH 5. Fungsi utama
dari lisosom adalah endositosis, fagositosis, serta autofagi. Lisosom memiliki
struktur yang berbentuk agak bulat yang dibatasi dengan membran tunggal
serta memiliki ukuran diameter sekitar 1,5 mikron. Lisosom memiliki peran
dalam melakukan fungsi imunitas. Lisosom mempunyai enzim-enzim hidrolitik
yang dapat memecah polisakarida, lipid, fosfolipid, serta protein.
Lisosom memiliki peran penting dalam pencernaan intrasel, misalnya pada
protozoa dan sel darah putih. Lisosom berperan penting dalam matinya sel-
sel. Lisosom juga banyak terdapat pada sel-sel darah seperti leukosit, limfosit,
serta monosit. Di dalam sel-sel darah tersebut lisosom berperan mensintesis
enzim-enzim hidrolitik guna untuk mencernakan bakteri-bakteri patogen yang
dapat menyerang tubuh.

Lisosom dapat berfungsi untuk menghancurkan sel yang luka atau mati
dan dapat menggantikannya dengan yang baru yang disebut dengan
autofagus. Contohnya lisosom yang banyak terdapat pada sel-sel ekor
kecebong. Ekor kecebong tersebut secara bertahap akan diserap dan pada
akhirnya mati. Hasil penghancurannya tersebut akan digunakan untuk
pertumbuhan sel-sel baru pada katak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Begitu pula pada selaput antara jari-jari tangan serta kaki manusia ketika
masih berwujud embrio akan hilang setelah embrio tersebut lahir.

- Inti Sel (Nukleus)


Nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear
panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti
histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran ganda
fosfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti
dengan sitoplasma sel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi
dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan.
Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu membran luar, ruang
perinuklear, dan membran dalam. Membran luar dari nukleus berkesinambungan
dengan retikulum endoplasma (RE) kasar dan bertaburan dengan ribosom. Sifat
membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul membuat
nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori
nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi
menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori nukleus adalah
untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang
keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein. Pori nukleus tersusun
atas 4 subunit, yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit lumenal, dan subunit ring.
Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus, subunit anular
berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus,
subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks
pori nukleus pada membran nukleus, sedangkan subunit ring berfungsi untuk
membentuk permukaan sitosolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear
(berhadapan dengan nukleoplasma) dari kompleks pori nukleus.

D. Jenis-Jenis Sel
1. Sel Spermatozoa
Spermatozoa memiliki ekor yang dapat bergerak, dan kepala spermatozoa yang
membulat, maka memungkinkan spermatozoa untuk bisa berenang dan bergerak bebas
di dalam saluran kelamin wanita (dari rahim ke tuba falopii) untuk kemudian menembus
lapisan pelindung ovum.
Perlu dibedakan pengertian antara sperma dan spermatozoa. Spermatozoa
adalah sel gamet yang diproduksi di dalam testis (tubulus seminiferus) utk kemudian
dialirkan melalui epididimis. Sedangkan sperma adalah spermatozoa yang sudah
melewati epididimis menuju vas deferens dan bercampur dengan getah-getah kelenjar
lainnya dan sudah menjadi ejakulat yang keluar dari tubuh melalui saluran sperma (uretra
pada penis).

(Gambar sel spermatozoa)

2. Sel Darah
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi yang vital.
Darah adalah jaringan cair, dimana volume darah pada manusia secara keseluruhan
sekitar 1/12 berat badan atau sekitar 5 liter. Sel darah adalah semua sel dalam segala
bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah yang terdiri dari:

a. Sel Darah Merah (Eritrosit)


Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan
berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Sel darah merah adalah
penyusun jaringan darah terbesar. Pada wanita, jumlahnya sekitar 4,5 juta/mm3
darah, sedangkan pada laki-laki sekitar 5 juta/mm3 darah. Warna sel darah merah
disebabkan karena pigmen merah yang disebut hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah
suatu protein yang terdiri atas hemin dan globin. Hemin mengandung zat besi (Fe).
Hb ini mempunyai daya ikat tinggi terhadap O2.

Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh Hb yang kemudian diberi
nama oksihemoglobin :
Hb ( Hemoglobin ) + O2 ( Oksigen ) > HbO2 ( Oksihemoglobin )

(Gambar kumpulan sel darah merah)


Selain mengikat O2, Hb juga dapat mengikat CO2 sisa metabolisme tubuh untuk
dibuang ke luar tubuh melalui organ ekskresi. Hb yang mengangkut CO2 ini disebut
karbominohemoglobin. Sel darah merah ini dibentuk dalam sumsum merah tulang
pipih, selanjutnya darah beredar ke seluruh bagian tubuh yang melalui pembuluh
darah. Untuk umur sel darah merah yakni kurang lebih hanya 120 hari. Sel darah
merah yang telah tua akan dibongkar oleh hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin
diubah menjadi zat warna empedu ( bilirubin ) yang kemudian di tampung dalam
kantong empedu. Bilirubin ini berfungsi memberi warna kepada feses, zat besi ada
pada hemoglobin yang kemudian dilepas dan digunakan untuk membentuk sel darah
merah baru.

b. Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) adalah sel yang membentuk komponen darah dan
berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian
dari sistem kekebalan tubuh.
Sel darah putih memiliki bentuk yang dapat berubah-ubah layaknya amoeba
dan memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari sel lainnya, meskipun ada sel darah
putih yang berukuran kecil. Hal ini dikarenakan fungsi sel darah putih adalah sebagai
penjaga dan pemusnah benda asing, bakteri, dll yang menyerang tubuh. Dengan
fungsi seperti ini, maka memungkinkan sel darah putih melakukan proses fagositosis
atau mencerna partikel asing dengan mudah (lihat gambar di bawah). Selain itu,
dengan bentuknya yang berubah-ubah, maka sel darah putih mampu ber-diapedesis
(menembus kapiler darah). Sel darah putih adalah salah satu mekanisme pertahanan
tubuh terhadap infeksi luar. Saat terjadi luka, maka sel darah putih akan berkumpul di
tempat luka yang merupakan jalur masuk bagi bakteri dan virus. Saat ada bakteri atau
virus yang masuk, maka sel darah putih akan melakukan pola penyerangan yang
hasilnya akan menimbulkan nanah. Nanah itu sendiri merupakan gabungan dari sel
darah putih yang mati, mikroorganisme, sel tubuh sekitar, dan cairan tubuh.
Ciri-ciri sel dara putih :
1. Bentuk cenderung bulat
2. Memiliki inti sel dan mitokondria
3. Dapat menembus antar jaringan

(Gambar sel darah putih menyerang bakteri)

Fagositosis

Fagosit adalah jenis sel darah putih yang membantu tubuh manusia dalam
melawan infeksi dan membuang sel-sel somatik yang mati. Fagosit melawan bakteri
dengan cara ditelan dan dicerna (fagositosis). Fagosit manusia dan hewan disebut
“profesional” atau “non-profesional” tergantung pada seberapa efektif mereka dalam
melakukan fagositosis. Banyak sel dalam tubuh kita yang mampu melakukan fagositosis,
tetapi hanya dua yang “profesional” yaitu polimorfonuklir leukosit netrofilik (PMN,
neutrofil) dan makrofag, yang berasal dari monosit.
Perbedaan utama antara fagosit profesional dan non-profesional adalah bahwa
fagosit profesional memiliki molekul yang disebut reseptor pada permukaan mereka yang
dapat mendeteksi benda-benda berbahaya, seperti bakteri, yang tidak biasanya
ditemukan dalam tubuh. Fagosit sangat penting dalam memerangi infeksi, serta dalam
memelihara jaringan sehat dengan menghapus sel-sel mati dan sekarat yang telah
mencapai akhir dari jangka hidup mereka.

c. Keping darah (trombosit)


Keping darah merupakan komponen darah yang terkecil, memiliki bentuk yang
tidak teratur, tidak berwarna, dan tidak memiliki inti. Tersusun atas substansi fosfolipid
yang berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis. Keping darah terbentuk
dari pecahan hasil pembentukan sel darah merah (eritrosit). Keping darah memiliki sifat
mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau tersentuh oleh benda-benda yang
permukaannya kasar. Trombosit memiliki masa hidup sekitar 8 sampai 10 hari.
Trombosit diproduksi oleh sel megakariosit di dalam sumsum tulang. Jumlah
trombosit normal dalam darah sekitar 150.000 sampai dengan 300.000/mm3 darah.
Keping darah berfungsi untuk proses pembekuan darah. Proses pembekuan
darah merupakan suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak faktor antihemofili,
yaitu faktor-faktor yang berperan untuk menghentikan perdarahan. Proses pembekuan
darah dimulai ketika terjadi kerusakan pada pembuluh darah yang menyebabkan keping-
keping darah keluar dari pembuluh bersama-sama dengan komponen darah lainnya.
Keping-keping darah mudah pecah setelah bersinggungan dengan udara atau permukaan
yang kasar sehingga enzim tromboplastigenase yang terdapat didalamnya keluar dan
bercampur dengan plasma darah.

(Gambar keeping darah)

Proses Pembekuan Darah :

Trombosit akan pecah apabila menyentuh area yang mengalami cedera. Saat
proses perpecahan tersebut, trombosit akan mengeluarkan enzim yang bernama
trombokinase. Enzim trombokinase ini nantinya akan memicu perubahan pada
protrombin agar menjadi trombin. Perubahan tersebut diabantu oleh ion kalsium dan
vitamin k. Selanjutnya, thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan
menutupi luka.

3. Sel Saraf (Neuron)


Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma. Sel saraf merupakan sel terpanjang, tertipis, dan memiliki
banyak cabang. Bentuk dan ukuran seperti ini memungkinkan sel saraf mampu
mengirimkan impuls (pesan) ke seluruh tubuh dengan cepat tanpa jalur yang sangat
rumit

(Gambar sel saraf)

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1. Sel saraf sensorik berfungsi untuk menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
2. Sel saraf motorik berfungsi untuk mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
3. Sel saraf intermediate berfungsi untuk menghubungkan sel saraf motor dengan
sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat.

Bagian-Bagian Sel Saraf :

1. Nukleus
Nukleus terletak di dalam tubuh sel. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
protoplasma sel saraf terdapat granula. Nukleus berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk
mengatur sifat keturunan dari sel tersebut.

2. Badan Sel
Badan sel adalah bagian sel saraf yang merupakan tempat melekatnya akson dan
dendrit. Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan
meneruskannya ke neurit (akson).

3. Dendrit
Dendrit adalah bagian sel saraf yang merupakan percabangan pendek tempat
impuls saraf masuk ke dalam sel. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
4. Akson
Akson atau silinder aksis adalah bagian sel saraf berupa serat tunggal tempat
impuls keluar dari sel. Panjang akson mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa
sentimeter tergantung tipe sel saraf tersebut. Akson berperan dalam menghantarkan
impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter
akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Fungsi neurit adalah untuk meneruskan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.

5. Lapisan mielin
Lapisan mielin atau myelin sheath adalah lapisan lemak tipis yang menyelubungi
akson dan beberapa dendrit (pada umumnya). Fungsi selubung mielin adalah untuk
melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi selubung mielin
mirip pembungkus kabel listrik yang bersifat isolator. Neurilema adalah jaringan
penyambung yang berada tepat diatas lapisan mielin. Neurilema adalah lapisan terluar sel
saraf.

6. Nodus Ranvier
Nodus raniver adalah bagian sel saraf yang tidak mengandung lapisan mielin
akibat tertekannya lapisan lemak tersebut. Akibatnya, Nodus ranvier sendiri bukanlah
sebuah struktur dari sel saraf. Nodus ranvier hanyalah penunjuk atau penanda bahwa
bagian tersebut terjadi pembelokan akibat tidak adanya lapisan mielin diantaranya. Hal ini
mengakibatkan hanya neurilemma saja yang membungkusnya. berfungsi mempercepat
transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

4. Sel Tulang
Tulang dibentuk oleh tiga jenis sel utama: Osteoblas, osteosit dan Osteoklas.
Osteoblas: Osteoblas memiliki inti sel tunggal atau mononukleat, dengan bentuk yang
bervariasi pipih hingga bulat, menggambarkan tingkat aktivitas selular dan pada tahap
lanjut dari proses maturitas sejalan dengan pembentukan tulang pada permukaan.
Osteblas merupakan jenis sel mesenkimal yang berfungsi untuk pembentukan dan
perkembangan tulang.
Osteoblas adalah sel pembentuk tulang yang turun dari sel osteoprogenitor.
Mereka membentuk campuran protein yang dikenal sebagai osteoid, yang mengalami
mineralisasi menjadi tulang. Osteoid terutama terdiri dari kolagen Tipe I.
Osteoblas juga memproduksi hormon, seperti prostaglandin, untuk bertindak
pada tulang itu sendiri. Mereka memproduksi fosfatase alkali yaitu enzim yang berperan
dalam mineralisasi tulang, serta banyak protein matriks.
Osteoblas adalah sel-sel tulang dewasa, dan akhirnya menjadi terperangkap
dalam matriks tulang menjadi osteosit, yang merupakan sel-sel tulang dewasa. Semua sel
lapisan tulang adalah osteoblas.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang berasal dari osteoblas, yang telah
bermigrasi ke dalam dan menjadi terjebak dan dikelilingi oleh matriks tulang, diproduksi
sendiri. Ruang yang mereka tempati dikenal sebagai lakuna. Osteosit memiliki banyak
proses yang menjangkau memenuhi osteoblas dan osteosit lainnya mungkin untuk tujuan
komunikasi. Fungsi mereka termasuk pembentukan tulang, pemeliharaan matriks dan
homeostasis kalsium.
Osteoklas adalah sel-sel yang berfungsi untuk resorpsi tulang dan remodeling.
Mereka sel-sel besar, berinti terletak pada permukaan tulang pada apa yang disebut
lakuna Howship atau lubang penyerapan. Lakuna ini, atau lubang resorpsi, tertinggal
setelah kerusakan pada permukaan tulang. Karena osteoklas berasal dari garis keturunan
sel induk monosit, mereka dilengkapi dengan mekanisme fagositosis seperti mirip dengan
makrofag yang beredar.

(Gambar sel-sel pada tulang)


JARINGAN MANUSIA

A. Pengertian Jaringan
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama
membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi,
sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok
sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki
perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ,
seperti tubuh buah dan sporofor.
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua manusia, hewan, dan
organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda, yaitu: jaringan epitelium, jaringan
pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
B. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukan tubuh, baik permukaan dalam
maupun luar. Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas
permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah
ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluranJaringan epitel
dibagi tiga yaitu epitellum, endothellum, dan mesothellum. Jaringan epitellum adalah jaringan
epitel yang melapisi permukaan luar tubuh. Endothellum adalah jaringan yang membatasi organ
dalam. Sedangkan Mesotellum adalah jaringan epitellum yang membatasi rongga..

Jaringan epitel bersifat unisellur dan multiseluler yang tersusun kompak serta tidak memiliki
ruang antarsel. Ada banyak fungsi dari jaringan epitel, namun fungsi utama jaringan epitel adalah
sebagai lapisan pelindung yang melindungi jaringan dibawahnya. Letak jaringan epitel terdapat di
sepanjang sistem pencernaan yang membantu dalam penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
dari proses pencernaan. sekresi enzim dan hormon serta ekskresi produk sampingan yang tidak
dinginkan seperti pada ginjal dan kelenjar keringat. Pada daerah paru-paru, lapisan epitel
membantu menyebarkan oksigen di semua bagian tubuh dan yang terdapat dibagian mata,
hidung dan lidah adalah untuk meningkatkan sensivitas.
1. Fungsi Jaringan Epitel - Selain dari fungsi utama, terdapat pula fungsi khusus jaringan epitel
berdasarkan dari setiap letak jaringan epitel. Fungsi khusus jaringan epitel adalah sebagai
berikut:

 Sebagai Perlindungan, sel epitel di kulit berfungsi dalam melindungi jaringan


dibawahnya dari jaringan mekanik, bahan kimia berbaya, bakteri yang masuk dan dari
kehilangan air yang banyak atau berlebihan
 Sebagai Penerima impuls, sel epitel khusus ditembus dari rangsangan sensorik dimana
sel epitel terdapat ujung saraf sensorik yang berada pada telinga, kulit, lidah, dan
hidung.
 Sebagai alat absorpsi, sel epitel yang melapisi usus kecil menyerap nutrisi dari
pencernaan makanan
 Sebagai alat sekresi, Pada kelenjar, jaringan epitel khusus untuk mengeluarkan zat-zat
kimia tertentu seperti hormon, cairan pelumas dan enzim.
 Sebagai alat penyaring atau Filtrasi, epitel bersilia membantu dalam menghilangkan
partikel debu dan benda asing yang masuk ke saluran udara.
 Sebagai alat ekskresi, jaringan epitel pada ginjal mengekskresikan produk limbah dari
tubuh dan menyerap bahan bahan yang diperlukan dari urin. Keringat juga
dikeluarkan dari tubuh oleh sel-sel epitel di kelenjar keringat.
 Mengurangi gesekan, sel-sel epitel yang halus, erat, dan saling terkait melapisi seluruh
sistem peredaran darah mengurangi gesekan antara darah dan dinding pembuluh
darah.
 Sebagai alat difusi, epitel sederhana meningkatkan difusi gas, cairan, dan nutrisi.
Karena mereka membentuk lapisan tipis, mereka ideal untuk difusi gas seperti pada
dinding kapiler dan paru-paru.

2. Jenis-jenis jaringan epitel dan fungsinya dikelompokkan menjadi dua jenis lapisan sel
penyusunnya. Jaringan penyusun sel jaringan epitel adalah jaringan epitel satu lapis atau
selapis (simple epithellum) dan jaringan epitel berlapis banyak (stratified epitellum).

a. Jenis Jaringan Epitel Selapis (Simple epithellum)


Epitel pipih selapis, epitel pipih selapis berfungsi sebagai jalan dalam pertukaran zat dari
luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contohnya, epitel terdapat pada pembuluh limfa,
kapsul browman, pembentuk peritonium, alveoulus, dan pembuluh darah, endotel,
pleura, perikardium. Tugas jaringan epitel ini : osmosis, difusi, sekresi, dan filtrasi.

 Epitel kuboid selapis, Fungsi jaringan epitel kuboid selapis adalah sebagai alat sekresi
dan pelingdung. Contoh epitel kuboid selapis adalah permukaan ovarium, kelenjar
tiroid, saluran nefron ginjal, kelenjar keringat, saluran kelenjar ludah, sel-sel pigmen
yang berasal dari retina, dan permukaan pada lensa mata. Tugas jaringan epitel ini :
absorbsi dan sekresi.
 Epitel Selapis Silindris, Sel epitel silindris ada yang memiliki silia pada daerah
permukaannya, seperti pada oviduk. Contoh epitel selapis silindris adalah kantong
empedu, lambung, saluran pernapasan bagian atas, dan jonjot usus, uterus, saluran
uterus, kelenjar pencernaan, dan usus. Tugas jaringan epitel ini : absorpsi & sekresi.
 Epitel Batang Bersilia, Epitel batang bersilia terletak di dinding rongga hidung. Fungsi
batang bersilia adalah sebagai penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda
asing yang masuk, dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk melekat
pada mucus. Epitel batang bersilia terletak di trakea.

b. Jenis Jaringan Epitel Berlapis (Stratified epitellum)

 Epitel pipih berlapis, jaringan epitel yang terdapat di epidermis kulit vertebrata, ujung
uretra, mulut, vagina, esofagus, epidermis, dan saluran anus. Tugas jaringan epitel ini :
proteksi.
 Epitel kuboid berlapis, jaringan epitel yang jarang terdapat di tubuh. Epitel kuboid
berlapis hanya terdapat di saluran besar dari beberapa kelenjar. Epitel kuboid berlapis
terdapat di kelenjar ludah, kelenjar susu, pangkal esofagus, kelenjar tiroid, kelenjar
keringat, zakar, ovarium, dan kelenjar minyak. Tugas jaringan epitel ini : ekskresi &
sekresi
 Epitel silindris berlapis, jaringan epitel yang jarang ditemukan dan terdiri atas dua lapis
lalu kantong empedu, uterus, lambung, saluran uterus, kelenjar pencernaan, usus,
rongga hidung.. Fungsi jaringan epitel berlapis adalah sebagai tempat adsorpsi,
ekskresi, sebagai pelindung gerakan zat melewati permukaan dan sebagai saluran
ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu. Contohnya epitel pada konjungtiva
palpebra. Tugas jaringan epitel ini : absorpsi & sekresi.
 Epitel transisional, jaringan epitel yang yang bentuknya dapat berubah-ubah. Epitel
transisional terdapat di ureter, ginjal, kandung kemih, dan saluran kencing. Tugas
jaringan epitel ini : kemungkinan untuk melakukan perubahan bentuk untuk
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.

3. Ciri-Ciri dan Sifat Jaringan Epitel - Ciri-ciri dan sifat jaringan epitel antara lain sebagai berikut..

a. Ciri-Ciri Jaringan Epitel

 Dapat ditemukan di seluruh tubuh.


 Berbentuk pipih, batang dan kubus.
 Bentuk sel penyusunnya bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya.
 Sel-sel penyusun jaringan epitel tidak memiliki material.
 Tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya.
 Sebagai penutup dan kelenjar.
 Tersusun sel dan molekul ekstraseluler yang berbentuk matriks yang berguna untuk
mengikat jaringan dengan bagian bawahnya.
 Mempunyai sebuah permukaan yang tidak berhubungan dengan jaringan lain,
sedangkan pada permukaan lainnya berhubungan dengan membran bawahnya.
 Beberapa jenis epitel menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tonjolan jaringan untuk
memperluas permukaan, memindahkan partikel asing atau untuk pergerakan.
 Bentuk terkecil dari jaringan epitel adalah sel-sel epitel, dimana terdapat berbagai
macam variasi bentuk dan fungsi yang berbeda antara sel-sel epitel yang satu dengan
sel-sel epitel yang lain.(Baca: Proses Metamorfosis)
 Jaringan epitel memiliki fungsi dan tugas utama yaitu Sebagai kelenjar pembuluh dan
menyelimuti sepanjang pembuluh darah (penutup) sebagai proteksi dari benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.
 Jaringan epitel terdiri dari berbagai macam molekul ekstraseluler dan sel-sel epitel
yang terhubung membentuk suatu matriks. Matriks ini bertugas agar dapat mengikat
jaringan epitel yang ada dibagian bawahnya.
 Jaringan epitel memiliki permukaan yang tidak menyatu dengan jaringan epitel
lainnya. Permukaannya sendiri menyatu dengan membran yang ada dibagian
bawahnya.
 Untuk epitel tertentu memiliki kekhususan yang berbeda dengan epitel lain yaitu
terdapat bentuk benjolan jaringan yang berguna untuk memperlebar permukaan,
pergerakan ataupun menggerakkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
b. Sifat-Sifat Jaringan Epitel

 Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel.


 Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan kembali).
 Umumnya dilengkapi dengan mikrovili, flagela, dan stereosilia.
 Bentuk sel penyusunnya bervariasi yang bergantung dari fungsi dan letaknya dalam
tubuh.
 Terdapat lamina basalis, lamina basalis adalah struktur ekstraselular yang berupa
lembaran dengan mengikat jaringan dibawahnya.

C. Jaringan Pengikat

Jaringan ikat merupakan sekumpulan sel yang berasal dari lapisan mesenkim (lapisan tengah)
embrio yang memiliki fungsi yang sama. Sel – sel penyusun jaringan ikat menghasilkan substansi
dasar atau matriks yang mengandung serat. Jaringan ikat memiliki multifungsi di dalam tubuh
yang secara umum fungsi jaringan ikat didefinisikan sebagai penyokong jaringan lain. Jaringan
ikat akan menghubungkan antar jaringan pada suatu organ, serta membungkus suatu organ
dalam rangka perlindungan. Jaringan pengikat terbagi atas beberapa macam diantaranya
jaringan lemak, jaringan pengikat longgar, jaringan pengikat serabut padat, jaringan tulang,
jaringan tulang rawan, jaringan darah, dan jaringan limfa. Adapun fungsi dari jaringan ikat ialah
sebagai berikut:
1. Membungkus organ
2. Menghubungkan jaringan satu dengan lainnya
3. Penyokong tubuh
4. Mengangkut senyawa dalam tubuh
5. Kekebalan tubuh
6. Penyimpanan

Jaringan ikat memiliki beragam bentuk sel dan komposisi. Namun secara umum jaringan ikat
memiliki komponen yang sama. Jaringan ikat adalah satu – satunya jaringan yang memiliki
beragam bentuk dan fungsi. Adapun macam – macam jaringan ikat pada tubuh hewan dan
manusia ialah darah, jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, tulang rawan, tulang sejati, dan
jaringan lemak. Jaringan – jaringan tersebut termasuk ke dalam jaringan ikat karena memiliki
kesamaan ciri yaitu terdiri atas sel dan substansi dasar. Berikut komponen penyusun jaringan ikat:

1. Sel

Akan ditemukan bentuk dan struktur sel yang berbeda pada jaringan ikat yang terdapat di
dalam tubuh. Namun, semua sel penyusun jaringan ikat berasal dari asal yang sama yakni dari
lapisan mesenkim (mesoderm) yang terbentuk pada masa gastrulasi. Seperti yang diuraikan pada
poin sebelumnya, bahwa jaringan ikat memiliki multifungsi. Tiap fungsi yang dimiliki oleh jaringan
ikat akan ditemukan jenis sel yang berbeda. Adapun sel – sel yang menyusun jaringan ikat ialah
sebagai berikut:

a. Sel mesenkim

Sel mesenkim merupakan sel – sel dasar yang berperan sebagai sel prekursor
(pembentuk) sel – sel jaringan ikat. Seperti kondroblas yaitu sel yang berperan sebagai penyusun
tulang rawan. Osteoblas merupakan sel penyusun jaringan tulang sejati.

b. Fibroblas

Sel fibroblas merupakan sel yang paling umum dijumpai pada jaringan ikat. Sel ini
berfungsi mensintesi dan merawat matriks ekstraseluler pada semua jaringan ikat.

c. Sel adiposa

Jenis sel jaringan ikat yang berfungsi untuk menyimpan cadangan lemak. Senyawa lemak
yang diperoleh dari makanan akan dicerna menjadi asam lemak dan gliserol. Ketika di serap
melalui dinding usus halus, lemak akan dibentuk kembali. Lemak dibutuhkan sebagau struktural
dan fungsional. Kelebihan lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa yang merupakan
jaringan ikat yang terletak di bawah kulit.

d. Sel plasma
Sel yang menyusun sistem imun. Sel plasma termasuk sel turunan limfosit yang berfungsi
menghasilkan antibodi untuk menangkal antigen yang masuk ke dalam tubuh.

e. Makrofag

Sel ini juga merupakan turunan dari sel leukosit yang merupakan penyusun sistem
pertahanan tubuh. Makrofaga akan beredar di seluruh jaringan tubuh. Sel ini mampu menembus
antar jaringan (diapedesis) untuk mengontrol sistem pertahanan tubuh. Makrofaga merupakan
sel fagosit yaitu sel yang akan memakan patogen yang masuk ke dalam tubuh.

f. Sel darah lainnya

Semua sel yang menyusun darah mulai dari sel darah merah, sel darah putih dan turunannya,
serta keping darah merupakan jenis sel jaringan ikat yang memiliki fungsi khusus yakni sebagai
pengangkutan zat serta pertahanan tubuh dan pembekuan darah.

2. Substansi Dasar (Matriks Ekstraseluler)

Merupakan cairan sel yang disekresi oleh sel – sel jaringan ikat. Matriks mengandung
beragam senyawa kimia pada tiap jaringan ikat. Seperti yang terdapat pada matriks jaringan
tulang sejati yang mengalami pengapuran sehingga menjadi keras dan padat yang mendukung
fungsi tulang sebagai penyokong mekanik.

3. Serat

Dalam matriks ekstraseluler juga dapat terdapat serat yang merupakan protein. Jaringan ikat
memiliki komposisi sel, matriks, serta serat yang berbeda sehingga karakteristiknya akan
berbeda. Terdapat tiga macam serat yang menyusun jaringan ikat, yaitu:

a. Serat kolagen

Merupakan serat yang bersifat kaku dan mudah robek. Serat kolagen adalah serat yang
paling tebal. Serat kolagen menyusun jaringan tulang, jaringan ikat padat, dan pada jaringan
lainnya.

b. Serat elastin

Merupakan serat yang paling banyak ditemukan pada jaringan ikat. Serat ini sangat
merespon pada tarikan dan akan mengembalikan ke posisi semua karena ciri utama serat ini ialah
elastik dan serabutnya tipis.

c. Serat retikulin

Serat ini hampir mirip dengan kolagen hanya saja strukturnya lebih halus dan paling tipis
diantara serat lainnya. Selain itu, stukturnya juga bercabang.
i. Jaringan Darah

Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel –sel dan partikel yang menyerupai sel, yang
mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat
tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme
tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dll. Darah merupakan suatu cairan yang sangat
penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan
lainnya untuk menunjang kehidupan. Darah merupakan jaringan ikat longgar yang tersusun atas
sel-sel darah yang terdapat dalam matriks plasma darah (cairan yang menjadi medium bagi sel
darah). Sumsum merah tulang membentuk sel-sel darah baru secara berkelanjutan karena sel-sel
darah lama akan dihancurkan ketika telah tua.

Fungsi jaringan darah:


1. mengangkut berbagai jenis sel darah ke seluruh tubuh
2. mengangkut O2 dari paru-paru dan nutrisi (sarisari makanan) dari sistem pencernaan untuk di
edarkan ke seluruh tubuh.
3. mengangkut limbah (CO2 dan urea) dari berbagai jaringan tubuh ke organ pembuangan (paru-
paru dan ginjal).
4. trombosit dan fibrinogen berperan penting dalam pembekuandarah.
5. plasma darah membantu pengaturan suhu tubuh.
6. sel darah putih dan antibodi menjadi dari bagian sistem pertahanan dan kekebalan tubuh.

Ciri-ciri jaringan darah :


Jaringan yang zat dasarnya atau matriksnya berupa cairan yang disebut plasma darah. Tidak
seperti jaringan ikat lainnya, matriks ini tidak dihasilkan oleh sel-sel darah penyusun jaringan
darah.

a. Plasma darah
Plasma darah memiliki warna kekuningan, Penyusunnya 90% adalah air dan 10% adalah
protein, nutrisi dan ion-ion. Plasma darah dapat dipisahkan dengan sel-sel darah melalui proses
sentrifugasi. Darah dimasukkan salam tabung kemudian dirotasikan dengan kecepatan tinggi
agar sel-selnya mengendap dan terpisah dari plasmanya. Plasma darah akan terletak di atas,
sedangkan sel-sel darah akan mengendap di bawah.
Protein plasma darah penting untuk mempertahankan pH darah yang berkisar pada angka
7,4. Protein fibrinogen dalam plasma berguna untuk membekukan darah saat terjadi luka.
Sedangkan ion-ion berguna untuk menjaga keseimbangan ion dalam plasma darah. Komposisi
molekul-molekul dalam plasma hampir sama dengan cairan interstitial, yaitu cairan yang berada di
antara ruang antar sel. Plasma darah merupakan media bagi sari makanan untuk diantarkan ke
seluruh tubuh sebagai sumber energi. Sampah dan sisa metabolisme juga akan dilarutkan pada
plasma agar dapat disaring oleh ginjal dan dibuang dalam bentuk urin.
Penyusun plasma darah adalah air, ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida,
bikarbonat, protein albumin, fibrinogen, antibodi, glukosa, asam lemak, vitamin, sampah
metabolisme, gas respirasi, dan hormon.

b. Sel-sel darah
Manusia memiliki 3 macam sel darah, yaitu eritrosit (del darah merah), leukosit (del darah
putih), dan trombosit (keping darah). Sel darah dibentuk disumsum merah tulang terutama di
tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang. Eritrosit akan mengikat oksigen untuk diedarkan,
leukosit berperan dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam pembekuan darah.
Ketiga jenis sel darah tersebut berasal dari sel induk pliripoten yang terdapat pada sumsum.
Sel pluripoten merupakan sel yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel yang berbeda.
Sel induk akan berkembang menjadi sel limfoid yang kemudian berkembang menjadi limfsit T dan
limfosit B. Sel induk juga akan berkembang menjadi sel mieloid, yang akan berkembang lebih
lanjut menjadi eritrosit, monosit, eosinofil, basofil, neutrofil, dan trombosit.
Limfosit, monosit, eosinofil, basofil, dan neutrofil merupakan 5 jenis sel darah putih dalam darah
manusia.

c. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah berperan untuk mengikat oksigen yang akan dirdarkan menuju
jaringan tubuh yang membutuhkan. Eritrosit merupakan jenis sel darah yang paling banyak.
Dalam 1 mm kubik darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit. Orang yang hidup di pegunungan
biasanya memiliki jumlah eritrosit lebih banyak karena kadar oksigen di dataran tinggi lebih
sedikit.
Eritrosit memiliki bentuk bikonkaf (pipih dan cekung di kedua sisinya) dan tidak memiliki inti
sel. Bentuk bikonkaf ini memungkinkan eritrosit dapat menempati ruang dengan lebih efektif.
Selain itu, bentuk bikonkaf menjadikan permukaan sel lebih luas untuk mengikat oksigen. Dalam
eritrosit terdapat hemoglobin yang bertugas mengikat oksigen. Dalam sebuah eritrosit terdapat
sekitar 250 juta hemoglobin, dan sebuah hemoglobin mampu mengikat 4 oksigen.
Pembentukan eritrosit dipengaruhi oleh kadar hormon eritropoietin yang dihasilkan ginjal.
Eritropoietin sendiri dihasilkan ketika tubuh kekurangan oksigen. Apabila kadar eritropoietin
tinggi, sumsum akan terpicu untuk membentuk eritrosit baru.

d. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih berperan dalam pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
Terdapat 5 jenis leukosit dalam tubuh manusia, yaitu limfosit, monosit, eosinofil, neutrofil, dan
basofil. Dalam 1 mm kubik darah, terdapat sekitar 5000 - 10.000 leukosit. Untuk melawan bibit
penyakit yang ada di luar pembuluh darah, leukosit dibekali kemampuan untuk keluar dari
pembuluh dan berpatroli di cairan interstitial.
Monosit dan neutrofil merupakan fagosit yang akan menelan bakteri dan serpihan sel-sel
mati. Sel limfosit berperan dalam respon kekebalan dan menghasilkan antibodi. Eosinofil akan
menyerang parasit yang berukuran besar, dan basofil berperan dalam respon peradangan.
Jumlah leukosit akan meningkat saat tubuh berperang melawan infeksi. Apabila infeksi telah
teratasi, jumlah leukosit dalam darah akan normal kembali. Namun, jumlah leukosit yang terlalu
banyak dapat berbahaya dan menimbulkan kelainan yang disebut leukimia atau kanker darah.

e. Trombosit
Trombosit atau keping darah berperan dalam pembekuan darah saat terjadi luka. Dalam 1 mm
kubik darah, terdapat sekitar 250.000 - 400.000 trombosit. Keping darah adalah fragmen-
fragmen (pecahan) sel yang tidak memiliki mikleus. Trombosit bermula dari sel besar yang
terpecah-pecah di dalam sumsum tulang.

ii. Jaringan Ikat Longgar

Jaringan ikat longgar adalah jaringan yang sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya
tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastin. Matriknya berupa
cairan lendir (mukus). Di jaringan ini terdapat makrofag, sel plasma, sel tiang, dan sel lemak.
Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan
saraf, menghubungkan jaringan satu dengan jaringan lain. Jaringan ini terdapat di selaput perut,
saluran pencernaan, pembungkus pembuluh darah, akson saraf dan kulit. ciri-cirinya, terdiri dari
matriks yang mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin, terdiri dari beberapa jenis sel: sel
makrofag, sel plasma, dan sel tiang.

iii. Jaringan Ikat Padat

Jaringan ikat padat disebut juga jaringan ikat serabut putih. Jaringan ikat padat mengandung
serabut kolagen yang berwarna putih. Di antara serat kolagen terdapat sel fibroblas. Jaringan ini
bersifat fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan ikat padat terdapat pada selaput pembungkus otot
(fascia), tendon, dan ligamen. Ligamen adalah jaringan penghubung antartulang. Tendon adalah
ujung otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat padat memiliki fungsi memberikan sokongan
dan proteksi terhadap organ tubuh. Selain itu, jaringan ini menghubungkan berbagai organ
tubuh, seperti tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.
Struktur jaringan padat:

1. Tersusun atas serabut kolagen putih & elastin, yg liat & kuat.
2. Matriks( ruang antar sel) nya rapat/padat.

Macam-macam jaringan ikat padat:

1. Jaringan ikat padat teratur


Pada jaringan ikat padat teratur,berkas kolagennya tersusun teratur ke satu arah. Contohnya
: Tendon ( ujung otot yang melekat pada tulang) dan Ligamen ( Jaringan ikat padat yang
berperan sebagai penghubung antar tulang).
2. Jaringan ikat padat tidak teratur
Pada jaringan ikat padat tidak teratur, berkas kolagennya menyebar membentuk anyaman
kasar yang kuat.Contohnya : Kapsul pembungkus Limpa,Periosteum ( lapisan terluar dari
tulang keras).

Lokasi ditemukannya Jaringan ikat padat :


1. Tendon ( ujung otot yang melekat pada tulang).
2. Ligamen ( Jaringan ikat padat yang berperan sebagai penghubung antar tulang).
3. Fascia ( Jaringan ikat padat yang berbentuk lembaran yang menyelimuti otot).
4. Perikondrium ( Lapisan terluar dari tulang rawan ).
5. Periosteum ( Lapisan terluar dari tulang keras ).
6. Kapsul pembungkus Limpa , Ginjal dan Hati.

iv. Jaringan Limfa

Jaringan limfa (getah bening) adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah.
Limfa merupakan cairan yang terbentuk dari air, glukosa, lemak dan garam, sedang komponen
selulernya berupa limphosit dan granulosit. Fungsi Jaringan limfa (getah bening) adalah untuk
mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat lain dari jaringan ke sistem
pembuluh darah.

Fungsi jaringan limfe:

 Untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit)


 Untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari
jaringan ke sistem pembuluh darah

ciri-ciri :
 Tersusun dari serat retikuler dan sel-sel limfosit dan makrofag.
 Terdapat pada organ tymus, kel. Limfe, tonsil dan limpa
 Limfosit cenderung berkelompok. Kelompok limfosit disebut Nodulus yang bisa kita jumpai di
tonsil, limpa,tymus dan saluran pencernaan.
 Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen
terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak.
 Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe.
 Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut
cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem
pembuluh darah.

v. Jaringan Lemak

Pengertian jaringan lemak adalah jaringan yang tersusun atas sel sel lemak. Sel sel lemak
sendiri adalah sel yang berisi sebuah gumpalan lemak atau globul lemak sehingga inti dan
sitoplasma terdorong ke tepi sel. Nama lain untuk sel lemak ini adalah sel adiposit. Jaringan lemak
manusia tersusun atas 87 % lipid. Jaringan lemak adalah salah satu contoh dari jaringan ikat pada
hewan. Jaringan lemak tepat dibawah kulit tubuh anda, disekitar organ tubuh anda, pada
jaringan tulang atau sumsum tulang, dan jaringan payudara. Jaringan lemak dapat pula
ditemukan pada kelenjar.

Lemak yang terdapat dibawah kulit disebut lemak subkutaneus sedangkan lemak yang
berada disekitar organ tubuh disebut lemak ektopik.

Asam lemak bebas atau free fatty acid tersusun secara kimiawi atas asam karboksilat
dengan rantai alifatik panjang. Asam lemak bebas tidak terikat dengan molekul lain selain hal
tersebut. Asam lemak bebas yang dipisahkan dari lipoprotein oleh lipoprotein lipase akan masuk
ke dalam sel adiposit. Setelah itu asam lemak bebas akan disusun menjadi trigliserida. Trigliserida
yang terbentuk dalam sel lemak atau adiposit dapat dikeluarkan apabila tubuh membutuhkan.
Masuk dan keluarnya lemak pada sel adiposit dikendalikan oleh hormon Insulin dan leptin. Asam
lemak bebas akan meninggalkan adiposit apabila kadar insulin dalam darah rendah dan apabila
insulin dalam darah tinggi, maka asam lemak bebas akan masuk ke dalam sel adiposit.
Jaringan lemak pada tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai penyimpanan lemak.
Selain itu, beberapa fungsi jaringan lemak adalah:

 Menyediakan insulasi dari panas dan dingin bagi tubuh

 Melindungi organ organ tertentu

 Pada kasus tertentu menjadi tempat terjadinya sintesis lemak

 Menjadi salah satu penyedia informasi tubuh tentang rasa lapar dan kenyang untuk otak

Pada jaringan adiposa, terdapat beberapa sel khusus yaitu SVF atau stromal vascular
fraction. Sel sel ini terdiri atas preadiposit, fibroblas, makrofag, dan sel sel endotelium. Oleh
karena itu, jaringan adiposit juga memiliki fungsi dalam sistem imun. Fungsi jaringan lemak dalam
menyimpan lemak sebagai salah satu sumber energi tubuh. Lipolisis atau proses pembentukan
lemak terjadi akibat terjadinya kelebihan asupan nutrisi seperti karbohidrat dan protein.
Kemudian kelebihan tersebut akan dibentuk menjadi lemak dan disimpan dalam sel sel adiposit.

vi. Jaringan Tulang

Tulang adalah organ kaku yang merupakan bagian dari kerangka tulang belakang. Tulang
menopang dan melindungi berbagai organ tubuh, memproduksi sel darah merah dan darah
putih. Jaringan Tulang terdiri atas sel-sel tulang atau oesteon yang tersimpan dalam matriks.
Matriksnya terdiri atas zat pelekat kolagen dan endapan garam-garam mineral, terutama garam
kapur dan kalsium. Makin bertambah usia hewan atau manusia. Kadar zat pelekat kolagen makin
rendah, sedangkan zat kapurnya meningkat sehingga tulang menjadi semakin keras dan kuat.
Proses ini disebut dengan kalsifikasi atau pengapuran. Jaringan tulang terdapat pada seluruh
rangka tubuh hewan dan manusia. Jaringan tulang mempunyai peran penting dalam memberikan
sokongan dalam tubuh karena tulang merupakan komponen utama dari rangka. Tulang juga
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh yang lemah, tempat melekatnya otot rangka.
Berdasarkan susunan matriksnya jaringan tulang dapat di bedakan menjadi dua bagian, Yaitu
tulang spon dan tulang keras atau kompak, untuk lebih jelasnya mari kita simak uraianya di
bawah ini.

a) Jaringan Tulang spons

Di sebut Jaringan Tulang Spon atau Karang apabila matriksnya berongga. Substansi mineralnya
tersimpan dalam bangunan berlapis yang di kenal dengan lamela.

b) Jaringan Tulang Keras


Di sebut jaringan tulang keras atau kompak apabila matriksnya rapat atau kompak. Jika dilakukan
pengamatan terhadap sayatan melintang bagian yang keras dari tualang pipa dengan alat bantu
mikroskop maka tampak adanya saluran-saluran yang memanjang yang saling berhubungan, di
sebut Kanalis Haversi. Saluran ini di kelilingi oleh lamela konsentris. sehingga membentuk sistem
havensi, sel-sel tulang terdapat pada lamela dari matriks.
vii. Jaringan Tulang Rawan

Jaringan tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan yang terlilndung oleh fibrosa tipis dan
tersimpan pada suatu rongga dalam matriks. Matriksnya banyak dengan komponen utama zat
kondrin. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional atau mesenkim,
sedangkan pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak
mengandung koadroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan.
Jaringan tulang rawan merupakan jaringan penguat yang bersifat fleksibel, Fungsinya adalah
untuk menyokong rangka pada embrio dan bagian-bagian dari rangka orang atau hewan dewasa.
Ada tiga macam tulang rawan atau kartilago, yaitu kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago
elastin.

1. Jaringan Kartilago Hialin


Pada jaringan ini matriksnya tampak transparan atau bening, jernih dang mengilap kebiruan,
jaringan ini terdapat pada permukaan tulang sendi. Cincin tulang rawan pada batang tenggorok
dan cabang batang tenggorok, laring. ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan
pada ujung tulang panjang. Kartilago hialin berperan penting sebagai bagian terbesar dari rangka
embrio, membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernapasan, memberi
kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa, dan memberi kemungkinan tulang bergerak
saat bernafas.
2. Jaringan Kartilago Fibrosa
Pada jaringan ini Matriksnya berwarna gelap dan Keruh. mempunyai serabut- serabut kolagen
yang tersusun secara sejajar dan membentuk suatu berkas. Jaringan ini terdapat pada perekatan
ligamen-ligamen tertentu pada tulang, Persendian tulang pinggang pada cakram antar ruas
tualang belakang, serta pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama
jaringan tulang rawan fibrosa adalah memberikan proteksi dan penyokong.
3. Jaringan Kartilago Elastin
Pada Jaringan ini Matriksnya berwarna keruh kuning-kekuningan dan banyak mengandung
serabut kolagen yang bersetruktur jala. Jaringan ini terdapat pada telinga bagian luar (daun
telinga), Epiglotis pembuluh eustachina dan laring. Fungsi jaringan kartilago elastis adalah
memerikan fleksibelita suatu organ serta memberikan sokongan.
Fungsi jaringan tulang rawan adalah sebagai berikut:
1. Menyokong jaringan/organ lunak
Masa awal yang menyusun sistem rangka pada masa perkembangan embrio vertebrata
ialah jajaran tulang rangka. Karakter tulang rawan yang lunak dan elastik ini menopang proses
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam telur ataupun rahim induk betina. Kemudia,
kedudukan tulang rawan akan digantikan dengan rangkaian tulang sejati setelah embrio
menetas. Namun, beberapa hewan memiliki tulang rawan sebagai penyokong tubuh sampai
masa dewasanya, seperti pada hiu. Selain itu, tulang rawan masih ditemukan pada tubuh hewan
vertebrata dewasa sebagai penyokong organ / jaringan lunak seperti, telinga, hidung, dan
lainnya.
2. Merupakan daerah pergeseran dalam persendian
Sendi merupakan hubugan antar tulang sejati. Sendi tersusun atas tulang rawan dan
cairan sinovial. Struktur yang kenyal pada tulang rawan ini sangat menguntungkan bagi
pergerakan tulang sejati. Dalam melakukan pergerakan tulang – tulang ini akan mengalami
gesekan satu sama lain. Struktur yang kenyal dan elastik melindungi gesekan yang dapat
menyebabkan kerusakan mekanis dalam tulang.
3. Membentuk tulang sejati
Bagian ujung (epifisis) tulang sejati merupakan daerah tulang rawan. Pada bagian ini
berfungsi sebagai pertumbuhan proses pertumbuhan dan perkembangan vertebrata pada masa
anak – anak akan mengalami pertambahan tinggi, yang merupakan pertambahan tulang sejati
yang disebabkan oleh tulang rawan.
4. Pembentukan tulang sejati
Pada proses osifikasi (penulangan) sekunder, jaringan tulang sejati dibentuk oleh sel – sel
kondroblas (sel tulang rawan) yang berkembang menjadi sel – sel tulang keras (osteoblas),
kemudian pada bagian matriksnya mengalami pengerasan oleh kalsium.

D. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman
dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan
kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang
masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim
adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat.
Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel
(Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel
sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball, 1991).

Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan yaitu:

1. Jaringan kolenkim
2. Jaringan sklerenkim.

Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada
dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh . Umumnya terletak pada bagian peripheral
batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member
dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding
sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang
ekstensif. Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana
kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus
antara kedua jaringan, karena sel – sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan
yang berbeda ini.

Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman. Penebalan lignin terletak pada dinding
sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang untuk
protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar jaringan sklerenkim). Sel – sel yang terdiri
dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau sklereid. Serat atau
fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur
(longitudinal section; L.S.), Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang
baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid. Terdapat pada bagian
keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel – sel batu (stone cell,
sklereid). Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan
jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Selain
mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-
selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan
sklereid.

E. Jaringan Saraf

Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dan
terdiri dari sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf mengirimkan impuls dari panca indera ke saraf
pusat (otak atau sumsum tulang belakang) dan dari saraf pusat ke organ lainnya. Jaringan saraf
adalah komponen utama dari dua bagian utama sistem saraf pada manusia yang mengatur dan
mengontrol fungsi dan aktivitas tubuh. Dua bagian utama itu yakni otak dan sumsum tulang
belakang pada sistem saraf pusat (SSP), dan saraf perifer pada sistem saraf perifer. Jaringan saraf
terdiri dari neuron (sel saraf) yang berfungsi menerima dan mengirim impuls (rangsangan) dan
neuroglia (glia). Fungsi neuroglia adalah untuk membantu menyebarkan impuls saraf dan
menyediakan nutrisi untuk neuron. Semua sel saraf yang semuanya memiliki akson (neurit).
Fungsi akson adalah mengirimkan sinyal potensial aksi ke sel selanjutnya.
Neuron adalah sel dengan fitur khusus yang memungkinkannya untuk menerima dan
memfasilitasi impuls saraf dan potensial aksi untuk melintasi membran sel neuron menuju neuron
berikutnya. Neuron memiliki badan sel yang besar (disebut soma) dengan dendrit dan akson.
Dendrit adalah bagian yang tipis dan bercabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima sinyal
elektrokimia (neurotransmitter) untuk membuat perubahan tegangan pada sel. Akson adalah
bagian yang panjang. Fungsi akson adalah membawa potensial aksi dari sel tubuh ke neuron
berikutnya. Pada bagian akhir akson terdapat struktur seperti bola yang terpisah dari dendrit dan
neuron serta terdapat celah kecil yang disebut sinapsis. Struktur seperti bola itu disebut terminal
akson. Ketika potensial aksi menuju terminal akson, neurotransmiter yang dihasilkan di sinapsis
mengikat reseptor di membran pasca-sinapsis yang akan menghantarkan impuls saraf.

Neuron dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan struktur.

Jenis-jenis neuron berdasarkan fungsi:

1. Neuron sensorik (aferen): Fungsinya adalah untuk menyampaikan informasi


sensorik dalam bentuk potensial aksi (impuls saraf) dari sistem saraf perifer ke sistem
saraf pusat.
2. Neuron motorik (eferen): Fungsinya adalah untuk menyampaikan potensial aksi
dari sistem saraf pusat ke efektor yang tepat (otot, kelenjar).
3. Neuron konektor (interneuron): Adalah sel yang membentuk hubungan antar
neuron yang terbatas pada area di otak atau sumsum tulang belakang.

Jenis-jenis neuron berdasarkan struktur:

1. Neuron multipolar adalah neuron yang memiliki tiga atau lebih struktur yang
datang dari soma (badan sel). Neuron ini adalah neuron yang mayoritas terdapat di
sistem saraf pusat dan termasuk neuron konektor dan neuron motorik.
2. Neuron bipolar adalah neuron sensorik yang memiliki dua struktur yang datang
dari soma. Dua struktur tersebut adalah dendrit dan akson masing-masing satu.
3. Neuron pseudounipolar adalah neuron sensorik yang memiliki satu struktur yang
terbagi menjadi dua cabang. Dua cabang tersebut masing-masing membentuk akson dan
dendrit.
4. Neuron unipolar adalah neuron konektor yang memiliki satu dendrit pendek yang
berbentuk seperti sikat. Neuron ini dapat ditemukan pada lapisan granular pada otak
kecil.

Neuroglia (sel glia) adalah sel non-saraf pada jaringan saraf yang berfungsi untuk
mendukung neuron. Ukuran neuroglia lebih kecil dari neuron dan strukturnya bervariasi sesuai
dengan fungsinya.

Sel neuroglia diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:

1. Sel mikroglia adalah sel makrofag yang membentuk sistem kekebalan bagi sistem
saraf pusat. Sel mikroglia merupakan sel neuroglia terkecil.
2. Astrosit adalah sel makroglia yang berbentuk seperti bintang. Astrosit adalah
jenis sel yang paling banyak terdapat di dalam otak dan sistem saraf pusat sehat.
3. Oligodendrosit adalah sel sistem saraf pusat dengan sangat sedikit proses.
Oligodendrosit membentuk selubung mielin pada akson. Selubung mielin adalah
selubung dari lipid yang dapat meningkatkan kecepatan potensial aksi.
4. NG2 glia adalah sel sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai prekursor
perkembangan oligodendrosit.
5. Sel Schwann adalah bagian dari sistem saraf perifer yang setara dengan
oligodendrosit. Fungsi sel Schwann adalah untuk melindungi akson dan membentuk
selubung mielin pada sistem saraf perifer.
6. Sel glial satelit adalah sel yang membentuk garis pada permukaan badan sel
neuron di ganglia.
7. Glia enterik adalah glia yang ditemukan di sistem saraf enterik di dalam saluran
pencernaan.

Berikut adalah jenis-jenis jaringan saraf pada sistem saraf pusat:

1. Materi abu-abu adalah bagian yang terdiri dari badan sel, dendrit, akson tanpa
mielinasi, astrosit protoplasma, oligodendrosit satelit tanpa mielinasi, mikroglia, dan
akson termielinasi yang sangat sedikit.
2. Materi putih adalah bagian yang terdiri dari akson termielinasi, astrosit fibrosa,
oligodendrosit termielinasi, dan mikroglia.

Berikut adalah jenis-jenis jaringan saraf pada sistem saraf perifer:

1. Jaringan ganglion adalah jaringan yang terdiri dari badan sel, dendrit, dan sel glia
satelit.
2. Saraf adalah bagian yang terdiri dari akson termielinasi dan tidak termielinasi
serta sel Schwann dikelilingi oleh jaringan ikat.

Berikut adalah tiga lapis jaringan ikat yang mengelilingi setiap saraf:
1. Endoneurium adalah jaringan fibrosa yang menyelubungi akson. Disebut juga
tabung, kanal, atau selubung endoneurial. Strukturnya tipis dan halus. Fungsi
endoneurium adalah sebagai lapisan pelindung.
2. Perineurium adalah selubung yang dibentuk oleh sel khusus berupa serabut yang
mengikat akson. Setiap saraf memiliki satu atau lebih akson dan tertutup oleh
perineurium yang berbentuk pipih dengan tujuh atau delapan lapisan konsentris.
Fungsinya sangat penting dalam perlindungan dan pemberi dukungan pada jaringan
saraf.
3. Epineurium adalah lapisan terluar dari jaringan ikat pada saraf.

Secara garis besar, fungsi sistem saraf adalah sebagai berikut:

1. Menerima rangsangan sensorik


2. Integrasi antara panca indera dan anggota tubuh dengan otak dan sumsum
tulang belakang
3. Mengendalikan jaringan otot
4. Mengontrol sekresi kelenjar
5. Mengatur homeostasis
6. Mendukung aktivitas mental.

Fungsi utama jaringan saraf adalah untuk membentuk jaringan komunikasi pada sistem
saraf dengan menggunakan sinyal-sinyal elektrik. Dalam Sistem Saraf Pusat (SSP), materi abu-abu
yang berisi sinapsis berfungsi untuk mengolah informasi. Materi putih yang berisi akson
termielinasi berfungsi untuk menghubungkan dan memfasilitasi jalur impuls saraf antar materi
abu-abu di sistem saraf pusat. Dalam sistem saraf perifer, jaringan ganglion yang berisi badan sel
dan dendrit, menyimpan titik relay untuk impuls. Jaringan saraf yang mengandung akson
termielinasi, mengangkut potensial aksi (impuls saraf).
MAKANAN UNTUK KESEHATAN SEL DAN JARINGAN

Protein penting untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru, untuk sistem kekebalan
dan mencegah berkurangnya massa otot. Jadi, ibarat manusia protein ini multi-profesi. Ia bisa
menjadi montir yang andal ketika memperbaiki dan membuat sel-sel baru, ia bisa menjadi tentara
yang gigih saat berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh melawan penyakit, pun menjadi
tukang bangunan yang tekun ketika mencegah berkurangnya massa otot tubuh. Selain itu,
protein dibutuhkan tidak hanya untuk membangun jaringan dalam tubuh, tetapi juga untuk
perbaikan dan pemeliharaan jaringan. Pilihlah protein yang rendah kalori tetapi berkualitas tinggi
seperti daging kurus, daging unggas, ikan, dan telur; susu rendah lemak atau tanpa lemak; dan
kacang-kacangan.
Sebagian besar makanan anti-aging adalah makanan yang mengandung antioksidan, si
penggempur radikal bebas perusak sel-sel tubuh dan yang menyebabkan seseorang menjadi tua.
Radikal bebas itu terus-menerus dibentuk oleh tubuh sehingga antioksidan pun diperlukan
sepanjang waktu. Segelas jus buah atau semangkuk buah segar berwarna untuk sarapan,
secangkir lalapan sayur mentah saat makan siang dan secangkir sayuran saat makan malam,
dapat mencukupi kebutuhan antioksidan.Vitamin A, C, dan E, adalah antioksidan yang penting
dalam regenerasi sel, termasuk kolagen.
Berikut ini adalah 5 makanan yang bertugas memperbaiki jaringan tubuh serta
memberikan nutrisi penting untuk kesehatan dan pemeliharaan tubuh, termasuk protein, vitamin
B, seng besi, dan magnesium.

1. Ikan
Beberapa jenis ikan (seperti salmon, trout dan ikan haring) yang tinggi asam lemak tak jenuh
ganda (PUFA) atau biasa disebut asam lemak omega-3 telah terbukti memberikan manfaat
kesehatan terutama kaitannya dengan kesehatan jantung.

2. Daging ayam
Daging ayam atau unggas merupakan sumber makanan kaya protein dan zat besi yang mudah
diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Untuk mengurangi asupan lemak jenuh, disarankan untuk
hanya mengonsumsi daging saja, dan membuang bagian kulitnya. Jeroan atau organ daging
seperti hati dan ginjal juga jantung tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara teratur karena agak
tinggi kandungan kolesterol.

3. Telur
Protein dalam telur memiliki kualitas yang sangat baik, dan jumlahnya hanya sedikit lebih rendah
ketimbang daging. Telur adalah sumber vitamin B12, zat besi dan seng. Kuning telur mengandung
sejumlah besar kolesterol tapi tidak seperti produk susu dan daging. Jadi, untuk orang dewasa
dengan kolesterol darah tinggi, konsumsi kuning telur harus dibatasi, misalnya tiga telur per
minggu.

4. Legumes (polong-polongan)
Kandungan protein dari Legumes (polong-polongan) umumnya mirip dengan daging dan unggas.
Namun, mereka biasanya memiliki lebih sedikit kandungan asam amino (blok pembangun
protein). Selain protein dan serat, tanaman ini juga menyediakan nutrisi lain seperti besi dan
seng. Namun, zat besi dan seng dari sumber tanaman kurang bioavailable daripada yang
bersumber pada hewan. Beberapa jenis Legumes tertentu juga mengandung berbagai
phytochemical. Kacang kedelai dan produk lainnya seperti tahu, tempe , tauge dan miso adalah
beberapa kacang-kacangan yang paling banyak dikonsumsi.

5. Nuts dan Seeds (Kacang dan biji-bijian)


Kacang-kacangan merupakan sumber baik dari lemak tak jenuh tunggal dan juga mengandung
asam lemak tak jenuh ganda esensial, yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan sejumlah proses
vital. Namun, kacang-kacangan juga tinggi lemak. Oleh karena itu, makanan ini tidak boleh
dikonsumsi terlalu banyak.

Makanan Yang Membantu Proses Regenerasi Sel Tubuh

Istilah penuaan berkaitan dengan deregenerasi tubuh akibat kerusakan yang terjadi pada
makromolekul, sel, jaringan dan organ.

Jika makanan disebut memiliki sifat anti penuaan, bisa jadi makanan ini memiliki satu atau lebih
dari mekanisme anti penuaan yaitu:

a) Secara berkala mengganti jaringan yang rusak dengan yang sehat.


b) Membawa perbaikan molekul merosot sel dan jaringan.
c) Mengadung anti-oksidasi penurunan tingkat produksi radikal bebas dan kerusakan setelah
DNA sel.

Mengutip timeofindia, ahli gizi Shamita Gupte dan Hiral Sejpal memberi daftar 20 makanan yang
bisa memperlambat penuaan.

1. Biji-bijian
Sereal utuh seperti gandum mengandung serat yang tinggi, menjadi sumber vitamin B-kompleks
yang memastikan fungsi metabolisme yang sehat dan mencegah kelainan DNA.

2. Susu dan produk olahan susu


Kaya akan protein yang mencegah kerutan dan kulit kendur.

3. Buncis dan kacang-kacangan


Kaya akan protein dan rendah lemak yang mengandung antosianin dan isoflavon zat untuk anti
penuaan.

4. Kecambah
Mencegah stroke, penebalan dinding arteri, kanker dan menjaga sistem pencernaan yang sehat.

5. Sayuran seperti kubis, kembang kol, dan brokoli


Menjaga mencegah kelelahan, kelemahan otot, gagal jantung dan gangguan neurologis.
Kandungan quercetin melawan peradangan yang merupakan salah satu penyebab penuaan.

6. Sayuran berdaun
Kaya akan vitamin K dan asam folat yang ditemukan membantu memperbaiki kerusakan DNA dan
menjaga sel-sel tetap sehat dan optimal.

7. Sayuran berdaun hijau


Mengandung karotenoid dan selenium untuk meningkatkan energi, kekuatan otot dan fungsi
neurologis yang berkaitan dengan kepikunan.
8. Sayuran putih dan buah-buahan
Seperti bawang, lobak putih dan buah-buahan seperti apel dan pisang. Mengandung antioksidan
yang kuat untuk menghancurkan zat kanker dalam tubuh. Bawang untuk kekebalan khususnya di
usia lanjut.

9. Sayuran dan buah-buahan berwarna kuning dan orange


Seperti wortel, ubi jalar, labu, jagung manis, pepaya, persik , mangga dan melon memberikan
banyak betakaroten, vitamin A dan vitamin C. Selain itu juga mengandung zeaxanthin,
flavonoid,likopen sebagai antioksidan untuk mencegah penuaan dini.

10. Sayuran dan buah-buahan berwarna ungu dan pink


Seperti terung, lobak merah muda, ubi jalar, anggur ungu, Ini mengandung flavanols, antioksidan
yang melindungi kulit dari paparan sinar UV dan menjaga warna kulit serta elastisitas produksi
kolagen.

11. Sayuran berwarna coklat


Seperti kentang dengan kulitnya, jamur, kismis, aprikot. Ini mengandung senyawa fenolik yang
menangkal bakteri, virus dan patogen mikroorganisme sehingga meningkatkan kekebalan yang
membantu menunda kerusakan sel-sel yang memicu penuaan itu sendiri.

12. Sayuran dan buah-buahan berwarna merah


Seperti tomat, jeruk, semangka, buah delima. Mengandung lycopene yang merupakan senjata
ampuh untuk melawan radikal bebas. Melindungi dari paparan sinar matahari yang bisa
mempercepat penuaan. Sifat antioksidan pada buah delima untuk regenerasi sel kulit sehingga
mencegah keriput, kulit kendur.

13. Jeruk
Sifat anti-inflamasi pada jeruk, limau manis, lemon memberi peran penting untuk bermain
melawan penyakit degeneratif seiring pertumbuhan usia seperti jantung, arthritis.

14. Beries, blueberry, cherry, cranberry, raspberry, strawberry


Membantu mempertahankan energi sel dan menjaga kulit sehat dan lentur

15. Kacang-kacangan
Tinggi lemak dan sumber energi juga omega-3, pitosterol yang melindungi terhadap demensia,
gangguan mata degeneratif dan peradangan terkait penuaan.

16. Bawang putih


Sarat dengan antioksidan dan sifat anti-inflamasi untuk mengurangi gejala terkait penuaan,
kesehatan jantung, bahkan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan menyediakan
perlindungan terhadap virus dan bakteri.

17. Kunyit
Faktor anti-penuaan yaitu rempah-rempah. Mengandung anti-inflamasi dan anti-oksidan sehingga
digunakan secara tradisional untuk kulit bersinar sehat. Serta menghancurkan pro-karsinogen,
sehingga melindungi terhadap kanker.

18. Jahe
Faktor lingkungan seperti polusi, radiasi dan merokok melepaskan radikal bebas ke udara,
menyebabkan kerusakan kulit dan penampilan penuaan dipercepat. Jahe dapat memperlambat
proses penuaan dengan menghilangkan racun radikal bebas dari tubuh, merangsang sirkulasi dan
meningkatkan kulit.

19. Teh hijau


Kolagen dan elastin adalah dua serat struktural penting di kulit Anda yang membutuhkan
perlindungan untuk memperlambat proses penuaan.

Ini diberikan oleh teh hijau karena berperan sebagai anti-kolagenase dan sifat anti-elastase yang
mencegah kerusakan serat ini.

20. Air
Air sangat penting untuk menjaga saluran pencernaan dan kulit sehat. Air memainkan peran
penting dalam pembongkaran racun yang membahayakan tubuh.

Minimal sekitar 2 liter harus dikonsumsi setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai