Anda di halaman 1dari 3

1.

2 Penalaran Kuantitatif Induktif

Penalaran kuantitatif induktif merupakan proses berpikir logis yang diawali


dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri
kesimpulan umum. Penalaran yang bertolak dari pernyataan pernyataan khusus
(premis) untuk menghasilkan kesimpulan yang umum. Kesimpulan ini dapat
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut induksi. Penalaran kuantitatif induktif pada dasarnya terdiri atas
tiga macam, yaitu: generalisasi, analogi, dan sebab akibat.

1. Generalisasi
Generalisasi merupakan proses penalaran yaang bertumpu pada beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk menghasilkan kesimpulan
umum.

Macam-macam generalisasi :
a. Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena
yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki
b. Generalisasi Tidak Sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk
semua fenomena yang belum diselidiki.

2. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya.
Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat
khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan
situasi yang satu dengan yang sebelumnya. Dalam berfikir Analogis, kita
meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan
kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan
kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan
suatu keadaan yang khusus lainnya.
3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal merupakan proses penalaran yang diperoleh dari gejala-
gejala yang saling berhubungan dan prinsip sebab-akibat yang di harusi dan pasti
antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai
hal lainnya yang mendahuluinya. Tujuan kausal terdapat dalam hubungan kausal
dapat berlangsung dalam tiga pola :

a. Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping itu, hubungan ini dapat
pula berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari satu
peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitanya
dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan pernalaran seseorang untuk
mendapatkan simpulan pernalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang
tidak jelas terhdap sebuah akibat yang nyata.

b. Akibat-Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter.
Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan
entimen. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab
merupakan simpulan.

c. Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa
“akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, E.Z. “Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”.


Jakarta: Akademika Pressindo, 2008.
2. Saryono, Djoko. “Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah”. Malang:
UMM Press Fitriyah. 2013.

Anda mungkin juga menyukai