Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Agribisnis Jeruk


Program pengembangan jeruk yang dilakukan 10 tahun terakhir mampu
mempertahankan posisi Indonesia sebagai produsen jeruk dunia untuk jenis keprok
dan siam. Namun Indonesia belum bisa bicara banyak untuk jenis jeruk lainnya, yaitu
untuk jenis lemon dan nipis, jeruk besar (pamelo), jeruk manis (orange), dan jeruk
lainnya. Posisi Indonesia semakin tertinggal karena fokus program selama ini adalah
jeruk sebagai buah meja, jeruk lainnya kurang mendapat perhatian. Dalam tiga tahun
ini saja, Indonesia mengimpor lemon sebesar 40 ribu ton.
Disisi lain, ternyata jeruk purut dan jeruk nipis Indonesia mulai dikenal di
pasar internasional dengan sentra budidaya di Tulangagung dan Gresik, Jawa Timur.
Pengembangan agribisnis jeruk ke depan perlu memperhatikan sentra jeruk yang
sudah tumbuh dan berkembang di berbagai daerah. Sehingga daya saing jeruk
Indonesia pada buah jeruk khas tropis mampu untuk ditingkatkan. Jeruk pamelo
masih mempunyai peluang menjanjikan, apalagi saingan Indonesia tidak banyak.
Negara lainnya lebih tertarik mengembangan grapefruit yang memang disukai oleh
konsumen di negaranya.
Kecenderungan perdagangan dunia yang mengarah kepada perdagangan
global, mempersyaratkan standar mutu buah yang tinggi, aman dikonsumsi,
menghasilkan sistem usaha tani yang ramah lingkungan dan memperhatikan
kesejahteraan tenaga kerja yang terlibat. Penerapan Good Agricultural
Practices (GAP) dengan melibatkan teknologi informasi akan menjamin
keberlanjutan pelaksanaannya. Petani yang mendapatkan sertifikat kebun belum
mendapatkan timbal balik yang sepadan, sehingga penerapan GAP perlu untuk
mempertimbangkan hal tersebut. Upaya promosi dan pemahaman kepada konsumen
dan pasar akan pentingnya GAP akan memberikan nilai tambah bagi petani yang
menerapkannya.
Harga jatuh saat panen raya yang dikeluhkan petani jeruk selama ini belum
mendapatkan solusi yang ampuh. Dan tentunya ini juga terjadi pada komoditas
lainnya, terutama buah dan sayuran. Penerapan GAP akan mampu memonitor kualitas
produk petani yang akan ditawarkan ke pasar sehingga kualitasnya tidak akan
diragukan lagi. Penguasaan kondisi pasar melalui market intelligence menjadi penting
agar produk berkualtias tersebut sampai kepada konsumen yang tepat. Namun, market
intelligence membutuhkan peran institusi lainnya. Petani mempunyai kemampuan
terbatas untuk melakukan hal tersebut. Disinilah pentingnya peran lembaga
pendidikan (kampus), lembaga riset (litbang) dan pemberdayaan organisasi, seperti
yang dulu pernah dirintis yaitu Masyarakat Jeruk Indonesia (MJI).
Asosiasi yang dipandang bagus untuk menjadi role model yaitu asosiasi sawit,
dimana pengurus inti adalah dari pengusaha maupun pihak swasta yang bergerak di
sawit. Hanya saja di jeruk, saat ini belum ada petani yang mempunyai lahan luas dan
menjadi panutan bagi petani lainnya. Proporsi birokrat, peneliti dan akademisi di
pemberdayaan organisasi tidak boleh dominan. Hal ini bisa dimulai dari gabungan
kelompok tani maupun petani champion yang dibina oleh Dirjend Hortikultura untuk
tampil dan mengkonsolidasikan diri.
Kehadiran Taman Sains Pertanian Jeruk (TSP Jeruk) dengan klaster
pacapanen akan menjawab berbagai permasalahan pascapanen jeruk. Inkubasi bisnis
yang menjadi salah satu kegiatan TSP Jeruk hendaknya difokuskan pada daerah sentra
yang mengalami permasalahan pascapanen. Berbagai olahan jeruk menghasilkan
produk utama dan produk sampingan. Beberapa produk sampingan diperoleh melalui
pengolahan buah jeruk menjadi jus. Menurut beratnya, produk sampingan terpenting
adalah bubur (pulp) dan kulitnya. Bergantung pada volume, pulp dan kulit jeruk dapat
diproses lebih lanjut dan diubah menjadi produk turunan seperti sabun dan parfum. Di
Eropa bahkan digunakan untuk pakan ternak karena kandungan seratnya yang tinggi
(Spreen et al., 2020). Analisis produk sampingan jeruk terhambat oleh kurangnya
penelitian lebih lanjut. Potensi berbagai varietas jeruk perlu terus digali agar petani
mendapatkan manfaat lebih dari produksi buah jeruk yang sudah mereka tanam.

B. Macam-macam Jenis Jeruk


1) Jeruk Manis
Jeruk ini paling banyak jenisnya. Mulai dari jeruk medan, jeruk pontianak, jeruk
keprok, dan jeruk peras. Air jeruk ini bisa dimanfaatkan untuk minuman dan
puding selain dimakan segar.
2) Jeruk Lemon
Berwarna kuning muda, berkulit licin, dan mengandung banyak air. Rasanya
asam, dan beraroma khas.Buah jeruk ini berikut kulitnya bisa dibuat menjadi
selai jeruk (selai marmalade). Jika jeruk lemon dipotong tipis melintang, bisa
digunakan untuk hiasan aneka minuman, punch dan salad.
3) Jeruk Nipis
Jeruk nipis berwarna hijau dan agak menguning setelah matang. Bentuknya bulat
dan licin karena mengandung banyak air. Airnya kaya akan asam sitrat yang
dapat mengurai serat daging. Bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis
pada ikan dan daging.
4) Orange
Orange enak dimakan setelah matang. Contohnya seperti Navel Orange, Valencia
Orange, dan Florida Orange. Pilih yang bentuknya bulat penuh, kulitnya jingga
terang, dan berat. Air jeruk ini bisa dimanfaatkan untuk jus, es krim, campuran
cake, dan lain-lain.
5) Jeruk Mandarin
Sepintas mirip orange, tapi warnanya lebih jingga dan lebih kecil, contohnya
jeruk mandarin Ponkam dan mandarin Imperial. Juringnya yang kecil bisa
dimanfaatkan sebagai hiasan cake dan tarlet.
6) Grapefruit
Dilihat sepintas, jeruk ini mirip jeruk orange tapi bentuknya lebih besar, rasanya
agak asam. Grapefruit kuning warna kulitnya kuning. Grapefruit merah kulitnya
agak jingga sebagian bersemu merah, dan rasanya lebih manis.. Air jeruk ini bisa
untuk jus dan campuran puding. Juringnya bisa digunakan untuk campuran salad
dan compote buah.
7) Jeruk Bali
Jeruk bali berukuran paling besar dibanding jenis-jenis jeruk yang lainnya.
Kulitnya berwarna hijau dan tebal, dagingnya kesat, warnanya putih agak merah
muda, dan merah. Setelah kulit juringnya dikupas, daging buah jeruk bali bisa
digunakan sebagai campuran salad, asinan, rujak, dan es serut.
8) Jeruk Darah
Jeruk darah mendapat warna merah khas mereka dari pigmen antosianin yang
dikenal juga bermanfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan resiko sakit jantung
dan stroke. Tapi, pigmen ini hanya berkembang di iklim tertentu di mana buah
ini terkena periode musim dingin yang singkat. Secara komersial, jeruk ini bisa
dikembangkan di daerah tertentu di Italia. Akibatnya, jeruk ini pun tergolong
premium dan tentu saja dijual dengan harga mahal, seperti dikutip
dari Telegraph.
9) Jeruk Jerpaya
Ada satu jenis buah jeruk yang memiliki banyak khasiat sebagai obat herbal.
Buah jeruk tersebut dikenal dengan bentuknya yang besar dan seperti pepaya.
Maka dari itu jeruk ini disebut sebagai Jerpaya (jeruk-pepaya). Di dunia kuliner,
jenis jeruk ini lebih populer dengan nama jeruk sukade. Sejak jaman dulu,
banyak orang yang menggunakan kulit jeruk ini sebagai manisan. Karena
namanya jeruk sukade maka manisan tersebut juga dinamakan manisan
sukade.Varietas jerpaya sebagian besar memiliki rasa manis dan kaya akan
vitamin C dan anti oksidan.
10) Jeruk Santang
Jeruk santang memiliki rasa manis yang bervariasi, dari yang manis sekali, manis
sedang, sampai manis dengan sedikit asam yang menyegarkan. Hal lain yang
membuat menarik dari kerabat suku Rutaceae ini adalah sulit menebak rasanya
dari bentuknya selain dengan mencicipinya. Bentuk yang imut atau sedikit besar
tidak akan memastikan bahwa rasa jeruk akan manis.
11) Jeruk Kumquat
Kumquat atau kingkit merupakan keluarga jeruk-jerukan (Rutaceae). Buahnya
hampir mirip dengan jeruk keprok atau orange hanya saja ukurannya lebih kecil
dan berbentuk oval. Ketika matang sempurna maka kulitnya yang berwarna hijau
berubah menjadi kuning cerah.
12) Jeruk Medan
Jeruk medan merupakan salah satu produk agroindustri yang berasal dari
Sumatera Utara. Jeruk medan mempunyai nama ilmiah Citrus sinesis (L). Buah
jeruk medan berukuran sedang, tangkainya kuat. Bentuknya bulat, bulat lonjong
atau bulat rata (papak) dengan bagian dasar, ujungnya bulat atau papak, bergaris
tengah 4-12 cm. Buah yang masak berwarna orange, kuning atau hijau
kekuningan, berbau sedikit harum, agak halus, tidak berbulu, kusam, dan sedikit
mengkilat.

C. Musuh Alami Penghambat Pengembangan Jeruk


1. Tawon kertas ( Paper Wasps, Yellow Jackets, Hornets, Mason Wasps )
Tawon ini sudah dikenal umum. Ada bermacam-macam dengan
panjang sekitar 1 cm sampai 4 cm. Tawon ini membuat sarang dari kertas atau
tanah untuk memelihara anaknya. Sengatannya menyakitkan. Tawon ini efektif
untuk memburu banyak jenis ulat termasuk Ulat Bunga Jeruk. Ia mampu
menangkap ulat besar. Macam-macam serangga lain juga dimakan oleh tawon
ini. Selain serangga, dia juga makan sari madu dari bunga.
2. Daur hidup
Tawon kertas ini adalah serangga sosial yang membuat sarang dari
kertas. Seperti semut, masyarakat tabuhan kertas ini dikuasai oleh ratu. Kertasnya
di produksi tawon ini dengan cara mengunyah kulit pohon. Ratu tawon
meletakkan sebutir telur dalam setiap lubang atau sel di sarang itu dan kemudian
menetas menjadi larva yang diberi makan oleh kaum pekerja di dalam sarang.
Telur menetas dan tawon pekerja membawa potongan tubuh ulat atau serangga
lain untuk makanan larva. Madu juga dibawa untuk makanan larva. Setelah
keluar dari kepompong, tabuhan ini muncul sebagai tawon pekerja yang baru. Ia
meneruskan hidupnya sebagai pekerja dewasa, dan ikut mencari makanan untuk
sarang. Tawon pekerja tidak kawin. Hanya ratu saja yang kawin dan meletakkan
telur.

D. Hama Pengembangan Tanaman Jeruk


1. Ulat Bunga Jeruk (Prays citri Mill)
Ulat ini menyerang bunga tanaman jeruk manis. Bunga jeruk yang masih kuncup
atau yang sudah terbuka juga dimakannya. Kadang-kadang bunga dipintal
dengan lamat (jaring) dan ulat memakan bunga itu sampai habis. Selain
memakan bunga, ulat ini juga memakan buah yang masih kecil atau tangkai
bunga. Warna ulat ini putih kekuning-kuningan. Panjang ulat ini kurang lebih 5
mm. Ngengat kecil sama panjangnya dengan ulat ini, tetapi warna sayapnya
berbeda. Sayap depan cokelat kemerah-merahan, abu-abu berbercak putih kotor.
Sedangkan sayap belakang cokelat muda atau abu-abu, bagian tepinya berumbai-
rumbai.

Pengendalian:
Pengendalian hayati juga dapat dilakukan dengan memamfatkan parasitoid,
predator atau musuh alami lainnya.
E. Manfaat Tanaman Jeruk
a) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan,
dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
b) Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes,
alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai
untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk
campuran kue.
c) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional
penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang
mata.
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2020). Ekspor dan Impor.   Retrieved


from https://www.bps.go.id/exim/
Basukriadi, Adi. 2005. Buku Materi Pokok: Pengendalian Hayati. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Hanif, Z & Zamzami, L 2011, ‘Trend jeruk impor dan posisi indonesia sebagai produsen
jeruk dunia’, Prosiding Workshop Rencana Aksi Rehabilitasi Agribisnis Jeruk
Keprok SoE yang Berkelanjutan untuk Substitusi Impor di Nusa Tenggara
Timur. Badan Litbang Pertanian. Dirjend Hortikultura dan ACIAR, Jakarta.
Scordino, M., & Sabatino, L. (2014). Chapter 9 – Characterization of Polyphenolic Profile of
Citrus Fruit by HPLC/PDA/ESI/MS-MS. In R. R. Watson (Ed.), Polyphenols
in Plants (pp. 187-199). San Diego: Academic Press.
Supriyanto, A. (2008). Model pengembangan agribisnis kebun jeruk rakyat. Paper presented
at the Proceeding, Seminar Nasional Jeruk.
Supriyanto, A., Dwiastuti, M. E., Triwiratno, A., Endarto, O., & Suhariyono.
(2010). Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat, Strategi Pengendalian
Penyakit CVPD: Indonesian Ministry of Agriculture.

Anda mungkin juga menyukai