Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Muhlis, M.Si

Disusun Oleh
Nama : Topang Gunawan
Nim : I2E02310009

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2023
1. FILSAFAT, ILMU DAN PENGETAHUAN
Ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Ilmu merupakan kegiatan akal budi untuk menjelaskan kenyataan empiris
secara spesifik menurut tiga kriteria utama, yaitu rasional (harus berdasarkan pada
kaidah berpikir yang benar/logis), metodis (menggunakan cara ilmiah) dan sistematis
(saling berkaitan secara teratur dalam suatu keseluruhan). Sementara menurut Suaedi,
(2016) ilmu itu haruslah sistematis, berdasarkan metodologi dan berusaha mencapai
generalisasi serta mengandung tiga kategori, yaitu hipotesis, teori dan dalil hukum.
Menurut Asrorul, (2022) pengertian pengetahuan dan ilmu sering ditemukan
kesalahpahaman. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu
dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung arti
tersendiri. Namun jika kedua kata tersebut berdiri sendiri akan tampak perbedaan
diantara keduanya. Pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana
yang digunakan maupun segala hasil yang diperolehnya. Pengetahuan merupakan
segenap hasil dari kegiatan untuk mengetahui sesuatu obyek (dapat berupa suatu hal
atau peristiwa yang dialami subyek), misalnya pengetahuan tentang benda, tentang
tumbuh-tumbuhan, tentang hewan, tentang manusia atau pengetahuan tentang
peristiwa peperangan. Sehingga pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui
dan diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu
terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya.
Filsafat merupkan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis yang dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat memiliki suatu
upaya menemukan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang ada, melalui penggunaan
kemampuan akal secara optimal. Objeknya mengikuti realitas empiris dikaji secara
filsafat untuk menelusuri hakikat kebenaran suatu entitas menggunakan metode ilmiah.
Adapun ciri-ciri berpikir filsafat yaitu radikal, universal, konseptual, koheren,
sistematik, komprehensif, bebas dan bertanggung jawab. Sehingga tujuan akhir dari
filsafat ialah untuk memperoleh kebenaran yang bersifat fundamental, menyeluruh dan
spekulatif.
Menurut Suaedi, (2016); Wahana, (2006) pengetahuan dapat digolongkan menjadi
3 tingkatan, yaitu 1) Pengetahuan Biasa, 2) Pengetahuan Ilmu, 3) Pengetahuan Filsafat.
Ketiga tingkatan pengetahuan tersebut boleh dikatakan memiliki obyek atau lingkup
wilayah pemikiran yang sama. Ketiga pengetahuan tersebut dapat dibedakan
berdasarkan hasil jawaban yang diharapkan. Pengetahuan biasa akan dapat mudah
diperoleh, hasilnya segera dapat digunakan secara praktis. Namun kualitas hasil tentu
saja tidak selalu memuaskan. Pengetahuan ilmu menghasilkan hasil (kebenaran) yang
lebih dapat dipercaya, karena telah diusahakan dengan lebih serius (kritis, logis,
sistematis, obyektif, metodis) dan meskipun hasil tidak dapat langsung diperoleh,
namun hasil pengetahuan lebih dapat diandalkan. Pengetahuan filsafat menghasilkan
pengetahuan yang dapat dijadikan dasar dan arah bagi kegiatan pokok dalam berbagai
bidang kehidupan manusia. Pengetahuan filsafat dilakukan dengan cara berpikir lebih
serius (kritis, logis, obyektif, metodis, menyeluruh dan mendalam).

2. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN ALAM


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari kehidupan manusia yang
ada sejak awal keberadaan manusia mengenai dirinya dan alam sekitarnya. Manusia
berperan sebagai subjek sekaligus menjadi objek dalam IPA. Objek dalam IPA
meliputi manusia dan lingkungannya, baik lingkungan biotic dan abiotic. Manusia
yang memiliki akal dan budi, akan selalu berusaha mempelajari dan melakukan
kegiatan untuk mengetahui fenomena kehidupan yang ada di sekitarnya. Agar jelas
kebenarannya. IPA dipandang sebagai a body of knowledge (sebagai sekumpulan
ilmu), a way of thinking (sebagai cara berpikir), dan a way of investigating (sebagai
cara penyelidikan). IPA adalah suatu ilmu yang berkembang dari filsafat ilmu,
merupakan ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Pengertian IPA
menurut beberapa ahli antara lain dalam Istikhomah & Wachid, (2021):
a) IPA sebagai bidang ilmu ilmiah dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang
terdapat pada mahluk hidup (biotic) maupun tak hidup (abiotic). Lebih banyak
mendiskusikan tentang alam (natural sciences) seperti fisika, biologi dan kimia.
b) IPA merupakan kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan
IPA tidak hanya ditandai adanya kumpulan fakta, tetapi juga adanya metode ilmiah dan
sikap ilmiah.
c) IPA harus dipikir sebagai suatu cara berpikir dalam upaya memahami alam,
sebagai suatu cara penyelidikan tentang gejala, dan suatu kumpulan pengetahuan yang
didapatkan melalui proses penyelidikan.

3. IPA SEBAGAI PROSES


IPA merupakan suatu rangkaian aktivitas yang bersifat rasional, kognitif dan
teleologis. Aktivitas rasional berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan
pikiran untuk bernalar, bernalar berpangkal pada hasrat keingintahuan dan kebutuhan
intelektualnya. Pemikiran rasional adalah kegiatan pemikiran yang dilakukan secara
optimal, yaitu diusahakan secara kritis (terarah pada usaha untuk memperoleh
pengetahuan yang benar), logis (mematuhi kaidah-kaidah logika) serta sistematis
(menyusun hasilnya dalam kerangka pemikiran yang konsisten dan koheren). Aktivitas
kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu
menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu peristiwa. Sehingga individu
tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. Selanjutnya adalah aktivitas teleologis,
yakni mengarah pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan ilmu itu dapat
bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing individu.
Penelaahan (study) bukanlah menunggu secara pasif sampai suatu pengetahuan datang
sendiri, melainkan secara giat/aktif dengan pikiran mengejar, mencari dan menggali
pengetahuan mengenai sesuatu yang menarik perhatian. Aktivitas yang demikian itu
disebut sebagai penelitian.
4. IPA SEBAGAI PROSEDUR
Sebagaimana telah dipaparkan IPA sebagai proses merupakan suatu rangkaian
aktivitas yang disebut penelitian, tentu saja mengandung prosedur tertentu. Yakni
serangkaian cara dan langkah dengan suatu pola tertentu yang dalam istilah keilmuan
disebut sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup
berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, serta cara tekhnis untuk
memperoleh pengetahuan. Menurut The World of Science Encyclopedia, metode ilmiah
pada umumnya diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh ilmuwan dalam
pencarian sistematis terhadap pengetahuan yang baru dan peninjauan kembali
pengetahuan yang telah ada. Sedangkan menurut Dictionary of Science, metode ilmiah
didefinisikan sebagai tehnik-tehnik dan prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan
menyelidiki alam untuk mengolah fakta-fakta, data dan penafsirannya sesuai dengan
asas-asas dan aturan-aturan tertentu. Metode ilmiah tidak hanya terbatas pada
pengamatan dan percobaan. Metode ilmiah juga dianggap sebagai analisis, klasifikasi,
pengukuran dan perbandingan dll.

5. IPA SEBAGAI PRODUK


Berdasarkan pemaparan di atas, dari proses dan prosedur akhirnya keluar sebuah
produk berupa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Pengetahuan ilmiah dapat
ditemukan pada buku-buku pelajaran, jurnal-jurnal ilmiah dan bahan-bahan bacaan
lainnya. Pengetahuan ilmiah juga dirumuskan sebagai keseluruhan fakta-fakta,
kebenaran, asas-asas, nilai-nilai dll. Disamping itu pengetahuan ilmiah juga memiliki
nilai pragmatis, yaitu membantu manusia menghadapi dan memcahkan berbagai
persoalan dan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Azizi, A., Sarjan, M., Rasyidi, M., Muliadi, A., Hamidi., Fauzi, I., Yamin, M.,
Muttaqin, M. Z. H., Ardiansyah, B., Rahmatilah, R., Sudirman., Khery, Y. 2022.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Filsafat Dalam Pengembangan Potensi Lokal
Untuk Pembelajaran Masa Depan. Jurnal Pendidikan MIPA dan Aplikasinya.
Vol. 2. No. 3 (102-110).
Istikhomah, R. I., Wachid, A. 2021. Filsafat Sebagai Landasan Ilmu Dalam
Pengembangan Sains. Jurnal Filsafat Indonesia. Vol 4. No.1 (59-64)
Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. IPB Press. Bogor.
Wahana, P. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Pustaka Diamond. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai