Tahun : 2018
Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang
banyak diderita oleh penduduk dunia. Hingga saat ini belum ditemukan
2014).
periode Oktober sampai November 2010 diperoleh jumlah total penderita diabetes
melitus tipe 2 adalah sebanyak 401 (3.2%) penderita dari 12.501 total penduduk (
Tjekyan, Suryadi.R.M, 2010). Gula darah tinggi bisa menjadi pertanda bahwa
penderita diabetes perlu minum obat, mengganti obat, atau mengubah cara
Dalam hal ini penyakit lain perlu didiagnosis dan diobati jika penyakit
menyebabkan kadar gula darah tinggi. Infeksi atau penyakit mungkin perlu
rencana perawatan. Selain itu juga sejumlah obat tersedia untuk membantu
mengendalikan kadar gula darah untuk diabetes tipe 2. Insulin juga diresepkan
untuk penderita diabetes (semua dengan diabetes tipe 1 dan banyak dengan
Pasien diabetes harus menjalani tes hemoglobin A1c setiap tiga bulan sekali untuk
menindak lanjuti gula darah tinggi. Tes ini memberikan umpan balik tentang
keseluruhan kadar gula dalam tiga bulan terakhir. Orang dengan diabetes harus
memiliki kadar hemoglobin A1c kurang dari 7% pada setiap kunjungan klinis.
terhadap: Mengikuti rencana diet yang tepat, Minum obat yang diperlukan,
Memonitor glukosa darah, atau Olahraga. Dalam pencegahan gula darah tinggi
profesional kesehatan terutama di bidang diabetes. Selain itu periksa gula darah
seperti yang diperintahkan oleh dokter atau perawat, kenali gejalanya lalu ikuti
rencana diet diabetes, sesuaikan rencana sesuai kebutuhan, konsumsi obat untuk
diabetes seperti yang diarahkan oleh dokter dan berolahraga setiap hari (Dokter
Sehat, 2018).
Tujuan
Metode
yang datang baik sebagai penderita Diabetes Melitus yang melakukan kunjungan
dicatat identitasnya (nama, umur, jenis kelamin) lalu dipersilahkan menuju kursi
untuk menyimak penyuluhan. Peserta diberikan form pre test untuk mengetahui
penyuluhan dengan metode ceramah, lalu ada sesi tanya jawab, kemudian setelah
akan meningkat seiring dengan peningkatan usia. Kadar gula darah postprandial
meningkat sekitar 5,3 mg/dL per dekade setelah umur 30 tahun. Sedangkan kadar
gula darah puasa meningkat sekitar 1-2 mg/dl per dekade setelah usia 30 tahun(
penurunan aktifitas fisik dan perubahan pola diet yang dapat menimbulkan
jumlah massa otot dan peningkatan jumlah jaringan lemak yang dapat
sensitifitas reseptor insulin juga terjadi seiring dengan bertambahnya usia (Irawan,
latihan pada post test sebanyak 85% lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Kesimpulan
pada post test sebanyak 85% lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengetahuan