Oleh :
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa di
ruang Rawat Inap Puskesmas Bangsalsari mampu menerapkan discharge planning
dengan baik dan benar.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di
rumah.
b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan
perawatan di rumah.
c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki
dan mempertahankan status kesehatan klien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Perencanaan pulang (Discharge planning) merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah
pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan
mandiri di rumah Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
profesional pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah
pasien yaitu pencegahan, terapeutik, Rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya
(Roymond, 2012).
a. Tahap I : Saat pasien masuk mengenai pengkajian fisik psikososial, status fungsional,
kebutuhan pendidikan kesehatan mengenai komdisi pasien serta pemahaman pasien dan
keluarga dari disiplin klinis lainnya seperti fisoterapis atau ahli gizi
c. Tahap III : Fase Stabilisasi, yaitu saat kondisi pasien telah stabil dan sudah adanya
perkiraan kapan pasien pulang dengan melakukan pendidikan kesehatan dan diskusi
mengenai rencana ke depannya setelah pasien pulang.
d. Tahap IV : Fase Recharge, yaitu saat pasien akan pulang dengan melakukan diskusi
dengan keluarga pasien mengenai pengawasan pada pasien di luar rumah sakit.
Perawat primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leaflet dan kartu discharge planning
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
f. Mendokumentasikan discharge planning
g. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir
perawatan)
h. Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah direncanakan
LEMBAR DISCHARGE PLANNING
No. RG : Alamat :
Nama : Ruang Rawat :
Jenis Kelamin : Tanggal KRS :
Tanggal MRS : Diagnosa KRS :
Diagnosa Keperawatan :
Aturan Diet :
(……………………………………..) (………………………………………)
Skenario Role Play Discharge Planning
1. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis
Amenore
Hari/tanggal : Sabtu, 6 November 2021
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Rawat Inap Puskesmas Bangsalsari
Pelaksana : Karu, Katim, PP
Sasaran : Klien dan keluarga klien
2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Rita Nur Hidayati
Ketua Tim : Ira Badria Hidayati
Perawat Pelaksana : Riskiyah, Mayuni Putri Intan, Maria Ulfa, Ilham Tarich
Keluarga Pasien : Renni Willi
Pasien :-
3. Instrumen :
1) Status klien
2) Format discharge planning (terlampir)
3) Leaflet (terlampir)
4) Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting mengenai pasien
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Meningkatkan hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim
perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Timbang terima merupakan komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Timbang terima juga merupakan transfer
tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Timbang terima meliputi mekanisme transfer informasi yang
dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutnya perawatan (Nursalam, 2011).
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang
terima :
a) Identitas klien dan diagnosa medis termasuk hari
rawat ke berapa atau post op hari keberapa
b) Masalah keperawatan
c) Data yang medukung
d) Tindakan keperawatan yang sudah atau belum
dilasanakan
e) Rencana umum yang perlu dilakukan: pemeriksaan
penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu
f) Karu membuka dan memberi salam kepada klien, PP
pagi menjelaskan tentang klien, PP sore
mengenalkan anggota timnya dan melakukan validasi
data
g) Lama timbang terima setiap pasien kurang lebih 5
menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan
keterangan lebih rinci
a. Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 November 2021
Pukul : 07.00 WIB
Topik : Timbang terima pasien
Tempat : Nurse Station
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
c. Media
1. Status pasien
2. Buku timbang terima Alat tulis
3. Sarana dan prasarana perawatan
d. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Rita Nur Hidayati
Ketua Tim : Ira Badria Hidayati
Perawat Pelaksana : Riskiyah, Mayuni Putri Intan, Maria Ulfa, Ilham Tarich
e. Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari sabtu jam 07.00 WIB seluruh perawat shif malam dan pagi serta
kepala ruang berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima.
f. Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shif timbang
terima. Kepala ruang/nurse in charge (NIC) memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shif yaitu malam ke pagi.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shif. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shif. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian keruang perawatan pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien
berapa, diagnosa keperawatan, intervensi yang belum dan yang sudah dilakukan
sebelumnya.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shif. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.
PP sore PP sore
KARU
Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan, serta dokter
yang merawat
Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi / keluhan utama
B : Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi Pasien
Terkirni)
Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap
diagnosis keperawatan
Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat infasif, dan
obat – obatan termasuk cairan infus yang digunakan
Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis
A : Asessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
R : Recomendation
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan
(refer to nursing care plan) termasuk discharge planing dan edukasi pasien
dan keluarga
Sebelum serah terima pasien
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Kumpulkan data data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi
pasien yang akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang
harus dilanjutkan
4. Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian perawat
shift sebelumnya .
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawatan harian
B. Tahap Pelaksanaan
Katim : Baik terimakasih, untuk operan pagi ini ada 2 pasien, 1 pasien baru.
Kemudian hand rub di ruangan pasien sudah banyak yang sudah habis,
untuk kelanjutannya saya sudah menghubungi sarana prasarana. Nanti untuk
perawat sift sore tolong konfirmasikan kembali kebagian sarana dan
prasarana. Baiklah mungkin sudah itu saja. Baiklah langsung ke pasien
pertama.
Silahkan PP malam disampaikan.
C. Tahap Penutup
Karu : Baiklah operan dinas malam ke dinas pagi sudah selesai. Dinas malam, jika
mau pulang dipersilahkan dan selamat beristirahat. Dan untuk yang dinas pagi
semoga diberi kelancaran. Sebelum diakhiri marilah kita tutup operan hari ini
dengan doa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Berdoa mulai,
selesai. Terimakasih atas perhatiannya, Wassalamualaikum wr wb
Semua : Waalaikumsalam wr.wb
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Ilham Tarich Gustama P 20020039
Ira Badriya Hidayati 20020043
Maria Ulfa Dwi Suryandari 20020054
Mayuni Putri Intan Safitri 20020071
Reni Willi Astuti 20020073
Riskiyah 20020073
Rita Nur Hidayati 20020074
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konferensi
2. Untuk mengetahui tujuan konferensi
3. Untuk mengetahui macam-macam konferensi
1.3 Manfaat
1. Sebagai media informasi
2. Sebagai bahan referensi tambahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di
tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar. Merupakan
kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan pada
praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut,
kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak
direncanakan, termasuk kejadian kegawatan klien
Prosedur
Pedoman Pre Conference
Waktu kegiatan : Setelah operan
Tempat: Nurse station
Penanggung jawab: Ketua Tim/PJ tim
Prosedur
4. Karu membuka acara
5. Ka Tim/PJ Tim menanyakan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana
6. Ka Tim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
7. Ka Tim/PJ Tim memberikan reinforcement
8. Karu menutup acara
Kegiatan :
1. Kepala ruangan membuka acara
3. Kepala ruangan memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang di
berikan saat itu.
4. Kepala ruangan memberikan reinforcement.
Katim : “Baiklah langsung saja silahkan dilaporkan bagaimana hasil tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan oleh rekan-rekan. Dan dapat dioperkan pada shift
berikutnya
PP 1 : “Baik terima kasih atas waktu yang diberikan. Baiklah langsung saja bagaimana hasil
tindakan yang telah dilaksanakan termasuk kendala selama rekan melakukan
tindakan untuk dapat dioperkan pada shift berikutnya.”
PP 3: “Pasien Ny. R mengatakan masih nyeri pada bagian kepala, TTV terakhir yaitu TD :
140/80 mmHg, N: 84x/ menit, RR: 20x/ menit, S:36,5’c. Pasien sudah diberikan
tindakan 1/V, dan Oral : Captopril 25 mg 3x1, dan amlodipine 5 mg 1x1 dan
mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam.
Karu : “Baiklah kalau begitu mari kita lanjutkan post-conference selanjutnya”
PP 2: “Baiklah terima kasih atas laporan hasil tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya
saya kembalikan kepada kepala ruangan.”
Karu : “baiklah, terimakasih kepada Katim dan rekan-rekan, Alhamdulillah intervensi yang
telah kita lakukan dari pagi sampai siang ini terlaksana dengan lancar dan sesuai
prosedur. Terima kasih atas kerja sama rekan- rekan sekalian, yang sudah bekerja
dengan semaksimal mungkin. Pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah
baiknya jika bisa ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih optimal. Untuk
mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita akhiri dengan berdoa bersama
menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai……. Selesai.
Kita akhiri post conference ini, Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Selamat sore.”
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama. Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
a. Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung, yaitu
supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan balik, dan perbaikan. Proses
supervisi meleputi:
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi oleh supervisor
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement, dan petunjuk
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh
supervisor.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
Peran Kepala Ruangan, Katim dan PP dalam Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
1. Peran kepala ruang
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
b. Mengorientasi dan merencanakan karyawan baru.
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan kepada PP.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf.
2. Peran ketua tim
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif.
b. Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat.
d. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
atau perawat.
e. Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan.
f. Menyiapkan penyuluhan untuk pasien pulang.
g. Menyiapkan rujukan kepada tim pelayanan kesehatan terkait
h. Mengadakan kujungan rumah bila perlu.
3. Peran perawat pelaksana (PP)
Peran PP adalah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun oleh Katim.
Keterangan : Jember,
Kepala Ruangan/Supervisor
STANDAR OPERASIONAL SUPERVISI
Prosedur 1. Persiapan
a) Supervisor mempersiapan format supervisi yang
diperlukan
b) Perawat yang bertugas meyiapkan alat untuk
melakukan tindakan sesuai dengan SOP yang dipilih
2. Pelaksanaan
a) Salam pembukaan dan menjelaskan kegiatan
supervisi
b) PP menerima penjelasan terkait kegiatan dan tujuan
supervisi
c) Supervisor menjelaskan tujuan supervisi
d) Supervisor menjelaskan format penilaian yang akan
digunakan
e) PP mempersipakan diri terhadap diri terhadap
kegiatan supervisi
f) Supervisor melakukan pengawasan dan koordinasi
g) PP mempersiapkan kegiatan supervisi (lembar-
lembar dokumentasi keperawatan)
h) Supervisor menilai berdasarkan format supervisi
i) Supervisor mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang
perlu didiskusikan bersama PP
j) Supervisor memberikan masukan berupa saran atau
pembetulan dari tindakan yang dilakukan
k) PP menerima saran dan kritik perbaikan
Role Play Supervisi Keperawatan
Pemeran Role Play
Kepala Ruangan :Rita Nur Hidayati
Ketua Tim : Ira Badria Hidayati
Perawat Pelaksana : Riskiyah, Mayuni Putri Intan, Maria Ulfa, Ilham Tarich
Pasien : Reni Willi
Waktu kegiatan : Senin, 8 November 2021
Di Ruang Rawat Inap terdapat seorang pasien Post Op Apendiks yang kondisinya lemah
dan terdapat luka jahitan pada perut kanan bagian bawah luas jahitan 7 cm. Pada hari yang
sama Kepala Ruangan akan melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat. Diruang keperawatan, Karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi
kepada perawat pelaksana.
Karu : Selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
PP 1 : Sudah ibu
Karu : baik, pagi ini saya akan melakukan supervisi. Jadi, tujuan untuk dilakukannya
supervise adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien kita.
PP 2 : Untuk sepervisi sendiri tindakan apa yang akan dilakukan supervisi?
Karu : Pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan perawatan, sesuai
dengan jadwal apakah benar pasien yang bernama Ny. H kamar No. 1 akan
dilakukan tindakan perawatan luka dan mengganti balutan?
PP 3 : Memang benar hari ini jadwal perawatan luka dan mengganti balutan pada pasien
atas nama Ny. H kamar no.8
Karu: Kalau begitu silahkan dipersiapkan peralatannya terlebih dahulu.
PP 4 : Baik bu
Diruang Ners Station
Katim : Baik teman teman, segera dipersiapkan alat dan bahannya untuk perawatan luka
dan perawatan luka dan mengganti balutan
PP 1 : Baik ners, akan segera saya persiapkan.
Katim : Yang lain tolong dibantu juga ya ????
PP 2 : Iya ners akan segera saya siapkan.
Karu : Baik, pada hari ini kita mempunyai 1 pasien yang akan dilakukan perawatan
luka dan mengganti balutan. Jadi, untuk format penilaian yang akan dilakukan
pada supervisi pada hari ini saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap
tindakan yang akan dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian terhadap
beberapa insrumet tindakan seperti teknik perawatan luka yang benar. Mungkin ini
ada beberapa format/instrumen penilaian silahkan di baca dulu (menyerahkan map
kepada PP).
PP 3 : Iya bu (menerima map).
Karu : Ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut?
PP 4 : Tidak ada bu
Karu : Bagaimana perlengkapan untuk perawatan luka? Sudah lengkap dan siap?
Katim : Sudah bu.
Karu : Oke, kita pasien sekarang ya.
Setelah itu Karu, PP, Katim, ke ruangan pasien
PP 1: Selamat pagi bu ?
Pasien : Ya selamat pagi,.
Katim : Bagaimana kabarnya hari ini bu ?
Pasien : Luka pada kepala, tangan dan dada saya masih sakit.
PP 2 : Buk, kami akan merawat luka dan mengganti balutan, tujuannya luka pada
tubuh agar cepet sembuh dan tidak terjadi infeksi. Bagaimana buk apa
diperbolehkan?
Pasien : Ya, silahkan bu.
PP 3 : Ada yang ditanyakan sebelumnya ?
Pasien : tidak ada bu.
Kemudian PP 1 & PP 2 melakukan perawatan luka kepada Ny. H.
Katim : Ibu kami sudah merawat luka dan mengganti balutan, apakah sudah merasa
lebih nyaman dan apakah nyerinya masih terasa?
Pasien : Iya nyeri nya masih terasa saat balutanya di buka.
Diruangan Nurse Station.
Karu : Baik tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja perawatan
luka pada hari ini. Untuk secara prosedur perawatan luka secara keseluruhan sudah
baik, tapi tadi ada hal-hal yang perlu kita perhatikan bersama.
Katim : Apa itu bu?
Karu : Dalam pemasangan tadi kurangnya interksi/komunikasi kepada pasien, nah
tujuan untuk komunikasi kepada pasien dalam melakukan tindakan yaitu pertama
untuk distraksi/pengalihan rasa nyeri pasien. Sepertinya hal itu yg perlu kita
perhatikan Dan yang kedua adalah pada saat membuka balutan usahakan untuk
pelan-pelan agar pasienya tidak mengalami nyeri. Oke ada yg ingin di klarifikasi?
PP 4 : Iya bu, saya menyadari akan hal itu dan nanti akan kami perbaiki.
Karu : Ya bagus sekali, interksi dan komunikasi dalam hal ini komunikasi terapeutik
sangat penting dilakukan dan untuk semuanya sangat bagus sekali apa yang kalian
lakukan pada hari ini pertahankan terus dan sepertinya hanya itu yang bisa saya
sampaikan., untuk kurang dan lebihnya mohon maaf, saya tutup pertemuan ini,
wasalammualaikum wr,wb.
Semua: Waalaikum salam wr..wb, Terimakasih atas kritik dan sarannya.
PP dan Katim kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan untuk
hasil supervisi
PROPOSAL PATIENT SAFETY RUANG
RAWAT INAP PUSKESMAS BANGSALSARI
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit
dalam pelayanan rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di
negara maju yang menerapkan Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu
pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara berkembang, seperti Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Peraturan ini menjadi tonggak utama operasionalisasi Keselamatan Pasien di
rumah sakit seluruh Indonesia.
Banyak rumah sakit di Indonesia yang telah berupaya membangun dan
mengembangkan Keselamatan Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan
berdasarkan pemahaman manajemen terhadap Keselamatan Pasien. Peraturan
Menteri ini memberikan panduan bagi manajemen rumah sakit agar dapat
menjalankan spirit Keselamatan Pasien secara utuh. Program Keselamatan
Pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan rumah sakit
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Komponen yang termasuk di
dalamnya adalah: pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolan risiko pasien,
pelaporan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tindakan yang seharusnya diambil. Melihat
lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien tersebut, maka, jika
diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis
rumah sakit dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error,
nursing error, dan lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan keselamatan pasien, mahasiswa mampu
mengaplikasikan keselamatan pasien di Rawat Inap Puskesmas Bangsalsari.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
b. Perawat mampu memberi skor kepada pasien dengan resiko jatuh
c. Perawat mampu meminimalisir resiko infeksi kepada pasien
d. Perawat mampu melaksanakan assesment lanjutan tentang resiko jatuh
e. Perawat mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
resiko jatuh dan resiko infeksi
1.3 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tujuan utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit dengan
tujuan agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat kembali, sehingga
tidak dapat ditoleransi bila dalam perawatan di rumah sakit pasien menjadi
lebih menderita akibat dari terjadinya risiko yang sebenarnya dapat dicegah,
dengan kata lain pasien harus dijaga keselamatannya dari akibat yang timbul
karena error. Bila program keselamatan pasien tidak dilakukan akan
berdampak pada terjadinya tuntutan sehingga meningkatkan biaya urusan
hukum, menurunkan efisisiensi, dan lain-lain.