Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Erni Hikmarini

NPM : 2314901110020

Rumah Sakit : RSUD Ulin Banjarmasin / Rg Paru

Preseptor Akademik : Rida Millati, Ns.,M.Kep

Preseptor Klinik : Mahdalena, S. Kep. Ns., MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


LAPORAN PENDAHULUAN DISCHARGE PLANNING

A. Pengertian Discharge Planning


Program discharge planning (perencanaan pulang) pada dasarnya
merupakan program pemberian informasi atau pemberian pendidikan kesehatan
kepada pasien yang meliputi nutrisi, aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi
khusus yaitu tanda dan gejala penyakit pasien. Informasi diberikan kepada pasien
agar mampu mengenali tanda bahaya untuk dilaporkan kepada tenaga medis.
Sebelum pemulangan, pasien dan keluarganya harus mengetahui bagaimana cara
manajemen pemberian perawatan di rumah dan apa yang diharapkan di dalam
memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan karena kegagalan untuk
mengerti pembatasan atau implikasi masalah kesehatan (tidak siap menghadapi
pemulangan) dapat menyebabkan meningkatknya komplikasi yang terjadi pada
pasien.
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses yang
dinamis agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
menyiapkan pasien melakukan perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang
didapatkan dari proses interaksi dimana perawat professional , pasien, dan
keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan.
Perencanaan pulang diperlukan oleh pasien dan harus berpusat pada masalah
pasien, yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang
sebenarnya. Perencanaan pulang akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara perawatan yang diterima pada waktu dirumah sakit
dengan perawatan yang diberikan setelah pasien pulang.
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi
yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan asuhan keperawatan
yang berkesinambungan.
Discharge planning adalah suatu proses dimulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya
sampai pasien merasa siap untuk kembali kelingkungannya. Discharge planning
yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan
informasi yang komprehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah,
pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan
pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan.
Program yang dilakukan oleh perawat ini, tidak selalu sama antara satu
rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. Hal ini bisa terjadi ketika sistem
perawatan yang digunakan adalah berbeda, misalnya menggunakan sistem
keperawatan utama (primer). Sistem ini mewajibkan seorang perawat bertanggung
jawab melakukan koordinasi perawatan untuk kelompok klien tertentu, mulai dari
mereka masuk sampai pulang. National Council of Social Service, “discharge
planning merupakan tujuan akhir dari rencana perawatan, dengan tujuan untuk
memberdayakan klien untuk membuat keputusan, untuk memaksimalkan potensi
klien untuk hidup secara mandiri, atau agar klien dapat memanfaatkan dukungan
dan sumber daya dalam keluarga maupun masyarakatnya”.

B. Tujuan Discharge Planing


Menurut Nursalam Discharge planning bertujuan untuk:
a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan social;
meningkatkan kemandirian klien dan keluarga
b. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
c. Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain
d. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta
sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
e. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat
Pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien,
membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan.
Ini juga terbukti oleh hasil penelitian meta-analisis bahwa discharge planning
secara signifikan mengurangi kunjungan ulang pasien ke rumah sakit.
Tujuan dilakukannya discharge planning antara lain untuk mempersiapkan
pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis dipulangkan ke rumah,
menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam proses pemulangan, menfasilitasi proses
perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas pelayanan
kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien,
meningkatkan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga.

C. Manfaat Discharge Planning


Perencanaan pulang mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien
yang dimulai dari rumah sakit
b. Dapat memberikan tindak lanjut secara sistematis yang digunakan untuk
menjamin kontinuitas perawatan pasien
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru
d. Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam melakukan perawatan di
rumah
Manfaat dari pelaksanaan discharge planning adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi pelayanan yang tidak terencana (unplanned admission)
b. Mengantispasi terjadinya kegawatdaruratan seletah kembali ke rumah
c. Mengurangi LOS (Length Of Stay) pasien di rumah sakit
d. Meningkatkan kepuasan individu dan pemberi layanan
e. Menghemat biaya selama proses perawatan
f. Menghemat biaya ketika pelaksanaan perawatan di luar rumah sakit atau di
masyarakat karena perencanaan yang matang.
g. Hasil kesehatan yang dicapai menjadi optimal.

D. Pemberian Layanan Discharge Planning


Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dengan
melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan kepada pasien. Discharge planning tidak
hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan
kesehatan. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau coordinator asuhan
berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit yang
berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan, dan merencanakan,
mengimplementasikan discharge planning (Discharge Planning
Assosiation). Seorang discharge planner bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan
perawatan. Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang
penting dalam proses perawatan pasien dan dalam team discharge planner rumah
sakit, pengetahuan dan kemampuan perawatan melalui proses discharge
planning. Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih
dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan
memiliki komunikasi yang baik dan memahami setiap kondisi dalam masyarakat.
Prinsip-prinsip dalam perencanaan pulang antara lain: pasien merupakan
fokus dalam perencanaan pulang sehingga nilai keinginan dan kebutuhan dari
pasien perlu dikaji dan dievaluasi, kebutuhan pasien diidentifikasi lalu dikaitkan
dengan masalah yang timbul pada saat pasien pulang nanti sehingga kemungkinan
masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi, perencanaan pulang
dilakukan secara kolaboratif karena merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap
tim harus saling bekerjasama, tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah
pulang disesuaikan dengan pengetahuan/sumber daya maupun fasilitas yang
tersedia di masyarakat.
E. Penerima Discharge Planning
Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning
atau rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus
mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning
atau rencana pemulangan tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga,
teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan
kesehatan dan sosial bekerja sama.

F. Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning


Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang adalah:
a. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi, dan perawatan
yang diperlukan
b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga
c. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka
memberi asuhan
d. Bantuan yang diperlukan
e. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,
eleminasi, istirahat tidur, berpakaian, kebersihan diri dll
f. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat
g. Sumber financial dan pekerjaan
h. Fasilitas yang ada dirumah dan harapan pasien setelah dirawat
i. Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah.

G. Prinsip – Prinsip Discharge Planning


Prinsip – prinsip dalam perencanaan pulang antara lain:
a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang sehingga nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi
b. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi lalu dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif karena merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerjasama
d. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan/sumberdaya/fasilitas yang tersedia di masyarakat
e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system atau tatanan pelayanan
kesehatan
Selain prinsip-prinsip tersebut, dalam modul yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik-Departemen Kesehatan R.I dalam
Wulandari, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan perawat dalam membuat
discharge planning (perencanaan pulang) adalah:
a. Dibuat Pada Saat Pasien Masuk Pengkajian pada saat pasien masuk akan
mempermudah proses pengidentifikasian kebutuhan pasien. Merencanakan
pulang pasien sejak awal juga akan menurunkan lama waktu rawat yang pada
akhirnya akan menurunkan biaya perawatan.
b. Berfokus Pada Kebutuhan Pasien Perencanaan pulang tidak berfokus pada
kebutuhan perawat atau tenaga kesehatan atau hanya pada kebutuhan fisik
pasien. Lebih luas, perencanaan pulang berfokus pada kebutuhan pasien dan
keluarga secara komprehensif.
c. Melibatkan Berbagai Pihak Yang Terkait Pasien, keluarga, dan care giver
dilibatkan dalam membuat perencanaan. Hal ini memungkinkan optimalnya
sumber-sumber pelayanan kesehatan yang sesuai untuk pasien setelah ia
pulang.
d. Dokumentasi Pelaksanaan Discharge Planning Pelaksanaan discharge
planning harus didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada pasien dan
pendamping minimal 24 jam sebelum pasien dipindahkan.

H. Komponen/Unsusr Discharge Planning


Komponen yang dapat mendukung terselengaranya discharge
planning yang efektif adalah keterlibatan pasien dan keluarga, kolaborasi antara
tim kesehatan, dan dukungan dari care giver/pendamping pasien. Hal lain yang
tidak kalah penting adalah mengidentifikasi kesiapan komunitas/keluarga dalam
menerima pasien kembali ke rumah.
Discharge Planning Association dalam Siahaan menyatakan bahwa unsur-
unsur yang harus ada pada sebuah form perencanaan pemulangan antara lain:
a. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat
dibutuhkan, dan pengobatan yang harus dihentikan.
b. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping
yang umum terjadi.
c. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan
lain, dengan petunjuk bagaimana untuk memperoleh atau bilamana waktu
akan diadakannya.
d. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan aktivitas,
latihan, diet makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.
e. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi, ketentuan
insulin, dan lain-lain).
f. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan
dihadapi setelah dipulangkan. Nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan
lokasi setiap janji untuk control.
g. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisa
dihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan.
h. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah,
perawat yang menjenguk, penolong, pembantu jalan/walker, kanul, oksigen,
dan lain-lain) beserta dengan nama dan nomor telepon setiap institusi yang
bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan.

I. Jenis Discharge Planning


Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir
dari hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat
kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien
harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas
terdekat.

J. Hal-Hal Yang Harus Diketahui Pasien Sebelum Pulang


a. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan,
serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
b. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah.
c. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.
d. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi.
e. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri
dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain.
f. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan kunjungan
rumah apabila pasien memerlukan.
K. Alur Discharge Planning
DAFTAR PUSTAKA

Almborg, HA. Discharge After Stroke-Importan Factor For Health. Realeted Quality of Life.
Journal of Clinical Nursing. 19. 2196. 2018
Carrol A &Dowling. Discharge Planning: Communication, Education and Patient
Participation. British Journal of Nursing. Vol 16. 2020
Discharge Planning Assosiation. Discharge Planning. http: www. dischargeplanning. Org.
au/index.htm. 2022
Doengoes EM, Moorhouse MF, & Murr AC. Nursing Diagnosis Manual: Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. Edition 2. FA Davis Company.
Philladelphia. 2019
Kozier, B. Fundamental Of Nursing Concept Process and Practice. 1st Volume 6 th Edition.
New Jersey. Pearson/Prentice Hall. 2018
Nursalam. Keperawatan Manajemen Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika. 2020
Phillips CO, Wright SM, Kern D, Singa RM, Sheppert S& Rubin HR. Comprehensive
Discharge Planning With Post Discharge Support for Older Patient Congestive
Heart failure: Meta- Analysis. NHS. National Institute For Health Research. 2022
Perry AG & Potter PA. Clinical Nursing Skill & Technique. 6th edition. Missouri: Mosby Inc.
2017
Rosyidi, Kholid.(2018). Manajemen Kepemimpinan dalam Keperawatan. Jakarta:CV.
TRANS INFO MEDIA
Banjarmasin, 12 Februari 2024

Preseptor Akademik

Rida Millati, Ns.,M.Kep

Anda mungkin juga menyukai