Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan
sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang
diterima pada waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan
setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika
dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal
dilaksanakan, dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan
rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Pasien yang
memerlukan keperawatan kesehatan dirumah, konseling kesehatan atau
penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya
memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, seringkali diterima kembali dalam
waktu 24jam sampai 48jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang
terkait dengan rentang keners. Rentang keperawatan sering pula disebut
dengan keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang
dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk
memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik.
Dalam perencaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah,
sehingga aoa yang disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk
keperawatan dirumah.

2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen discharge planning?

1
3 Tujuan
a. Tujuan Umum

Menjelaskan manajemen discharge planning

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning

2. Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning

3. Mengidentifikasi Struktur

4. Mengidentifikasi Prinsip

5. Mengidentifikasi Proses

6. Mengidentifikasi Pengetahuan

7. Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning

8. Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi Discharge Planning


Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian
keputusan dan aktivitas aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien
dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan
pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di
dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.

B.Tujuan Discharge Planning


Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
1.Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis
untuk di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat
disetujui.
2.Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan
pelayanan kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan mereka
dalam proses pemulangan.
3.Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan
semua fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan telah
dipersiapkan untuk menerima pasien.
4.Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan
keluarga dengan menyediakan serta memandirikan aktivitas
perawatan diri.

C.Pemberi Layanan Discharge Planning


Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif
dan melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan
kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada
pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau koordinator

3
asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah
sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning
bersamaan dengan fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan
kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit untuk merencanakan serta
mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge planners
bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan
memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan.
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang
penting dalam proses perawatan pasien dan dalam tim discharge planner
rumah sakit, karena pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan kontinuitas
perawatan melalui proses discharge planning.

D.Penerima Discharge Planning


Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge
planning atau rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga
harus mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan.
Discharge planning atau rencana pemulangan tidak hanya melibatkan
pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan
dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama

E.Jenis Discharge Planning


Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang
ini dilakukan apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Klien untuk sementara dirawat di rumah namun harus
ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2.Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini
merupakan akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit. Namun
apabila klien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat
dilakukan kembali.

4
3.Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk
pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama
dengan perawat puskesmas terdekat/

F.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning


Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan
dalam pemberian pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi,
pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yakni:
1. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi
penyampaian informasi kepada pasien, sehingga informasi akan
lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
2. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian
emosi yang baik akan mengarahkan perawat untuk lebih bersikap
sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi yang
disampaikan lebih mudah diterima pasien.
3. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan
kesehatan. Perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memberikan pendidikan kesehatan. Pengetahuan yang baik juga
akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran pasien.
Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat
dalam memberikan informasi sehingga informasi yang diberikan
akan lebih terarah sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat juga
lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan pengalaman yang
mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi
keberhasilan dalam pemberian pendidikan kesehatan:
1. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka
pasien akan giat untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya

5
serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan pengobatan
dan meningkatkan kesehatannya.
2. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan
memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan
pendidikan kesehatan.
3. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi,
sedangkan perasaan cemas akan mengurangi kemampuan untuk
menerima informasi.
4. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan
penerimaan informasi terganggu.
5. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa
usia kemampuan menerima informasi semakin baik dan didukung
pula pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
6. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien
untuk menerima dan memproses informasi yang diberikan ketika
dilakukan pendidikan kesehatan. Kemampuan belajar seringkali
berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan
belajarnya juga semakin tinggi.

G.Prinsip Discharge Planning


1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti,
sehingga kemungkinan masalah yang mungkin timbul di rumah
dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling
bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau
fasilitas yang tersedia di masyarakat.

6
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka
perencanaan pulang harus dilakukan.

H.Komponen/Unsusr Discharge Planning


1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu
pada discharge planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
untuk memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi
pencegahan agar tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi
pada pasien dengan penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya
tentang langkah atau rencana dari discharge planning yang akan
dilakukan

I.Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan


Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses
keperawatan. Kesamaan tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian
pada saat pasien mulai di rawat sampai dengan adanya evaluasi serta
dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan perawatan di
rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih lengkap dapat
di urut sebagai berikut:
1. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang
kebutuhan pelayanan kesehatan untuk pasien pulang, dengan
menggunakan riwayat keperawatan, rencana perawatan dan
pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan
secara terus menerus.
2. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga
yang berhubungan dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus
dihindarkan akibat dari gangguan kesehatan yang dialami, dan
komplikasi yang mungkiin terjadi.
3. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah
yang dapat mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar

7
jalan, langkah, fasilitas kamar mandi). (Perawat yang melakukan
perawatan di rumah hadir pada saat rujukan dilakukan, untuk
membantu pengkajian).
4. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam
mengkaji perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di rumah
atau di tempat pelayanan yang lainnya.
5. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang
berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut.
6. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai
kebutuhan klien setelah pulang.
7. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi
rencana keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus.
Tentukan tujuan pulang yang relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah

J.Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien


1. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah
sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
2. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di
masyarakat kepada pasien dan keluarga.
3. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin
setelah pasien di rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala,
komplikasi, informasi tentang obat-obatan yang diberikan,
penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit
atau oprasi yang dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet
atau buku

K.Pada Hari Kepulangan Pasien


Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang
berbagai isu berkaitan dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).

8
1. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan
pengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus
ditulis sedini mungkin).
2. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi
untuk pulang ke rumah.
3. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan
seluruh barang-barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan
privasi jika diperlukan.
4. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang
masih tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik
kpasien yang telah ditandatangani dan minta satpam atau
administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang
berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang
berharga yang ada.
5. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter.
Periksa kembali instruksi sebelumnya.
6. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah
pasien masih perlu membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau
keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
7. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang
pasien.
8. Berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri.
Pasien yang meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan
dipindahkan dengan kereta dorong ambulans.
9. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan
mengunakan mekanika tubuh dan teknik pemindahan yang benar.
Iringi pasien masuk ke dalam lembaga dimana sumber transaportasi
merupakan hal yang diperhatikan.
10. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi
lain. Bantu keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke
dalam kendaraan tersebut.
11. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan
departemen lain yang berwenang mengenai waktu kepulangan
pasien.

9
12. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada
beberapa institusi pasien akan menerima salinan dari format
tersebut.
13. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

L.Keberhasilan Discharge Planning


Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah
dipersiapkan untuk pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-
penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus
dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil atau
alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning
menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang
aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat
terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi
kepastian bahwa pasien mempunyai suatu rencana untuk memperoleh
perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu
lingkungan ke lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat
keberhasilannya dengan beberapa indicator.
Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan
discharge planning pasien, yaitu:
1. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi,
obatobatan dan tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi
keperawatan tingkat lanjut, dan respon ynag diambil pada kondisi
kedaruratan.
2. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk
memastikan perawatan yang tepat setelah klien pulang.
3. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar
memungkinkan pasien untuk kembali ke rumahnya dan untuk
membantu klien dan keluarga membuat koping terhadap perubahan
dalam status kesehatan pasien.
4. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau
memindahkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

10
11
BAB III
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

A. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa
medis DBD ( Demam Berdarah Dengue )
Hari/tanggal : Rabu, 22 April 2018
Waktu : 08 : 30
Tempat : Ruang Penyakit Dalam melati
Pelaksana : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Dokter, Perawat
Sasaran : Klien dan keluarga klien

B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Mafaruddin
Dokter : Yani Roki Siahay
Perawat Pelaksana 1 : Nur Azizah
Perawat Pelaksana 2 : Devi Fitriani
Pasien : Nur Ainun Basry

C. Instrumen
a. Status klien
b. Format discharge planning (terlampir)
c. Leaflet (terlampir)
d. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang

D. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Karu, Katim dan PP 5 Ners KARU
sudah siap dengan menit station
KATIM
status klien dan
format discharge PP

planning
2. Menyebutkan
masalah klien
3. Menyebutkan hal-

12
hal yang perlu
dianjurkan pada
klien dan keluarga
4. Kepala Ruangan
memeriksa
kelengkapan
administrasi
Pelaksanaan 1. PA menyampaikan 10 Bed PP
pendidikan menit pasien
kesehatan, diet,
aktivitas, latihan
fisioterapi,
istirahat, kontrol
serta perawatan
diri.
2. PA menanyakan
kembali tentang
materi yang telah
disampaikan
3. PA mengucapkan
terima kasih
4. Pendokumentasian

DIALOG ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Dokter : Yani Roki Siahay


Kepala Ruangan : Mafaruddin
Perawat Pelaksana 1 : Nur Azizah
Perawat Pelaksana 2 : Devi Fitriani
Pasien : Nur Ainun Basry

Pada tanggal 1 Oktober 2019 datang seorang pasien bernama Ny. A di


Ruang Penyakit Dalam melati RSUD Wahidin, dengan diagnosa medis Demam
Berdarah Dengue ( DBD)

13
KARU DAN KATIM sedang berbincang – bincang di ruang kepala ruangan, tiba
– tiba muncul perawat Nur Azizah.
Azizah : Permisi, Selamat Pagi Pak .
Udin : Iya Selamat Pagi, ada apa ya suster Azizah ?
Azizah : Begini bu, saya akan melaporkan catatan perkembangan
pasien bernama Ny. A
Udin : Iya Sus, silahkan duduk.
Azizah : Terima kasih, begini bu, disini dari hasil pemeriksaan Ny. A
keadaan pasien sudah membaik, dari hasil labnya ini
peningkatan trombosit dan hematropi sudah dalam rentan
normal. Pasien juga sudah tidak demam, dan tidak lemas.
Menurut saya Ny. A dari segi keperawatan sudah bisa pulang.
Sehingga saya berencana untuk memberikan Discharge
planning kepada Ny. A. Bagaimana pendapat bapak ?
Udin : Kalau boleh tau apa yang di fokuskan dari Discharge Planning
ini ?
Azizah : Baik, dari format yang sudah saya buat discharge planning ini
nanti Ny. A diberikan penyuluhan tentang pencegahan Demam
Berdarah dan apa saja yang perlu di perhatikan saat perawatan
dirumah nanti, disini juga saya menyiapkan leaflet untuk Ny. A
dan keluarga, Bagaimana pak ?
Udin : Boleh, nanti kalau ada dokter visit, tinggal lapor saja nanti
antara discharge planning kita pasien di pulangkan atau tidak
kita diskusikan lagi bersama dokter visit.
Azizah : Baik bu.
Udin : Bagaimana sudah jelas?
Azizah : Sudah bu, baik terima kasih, saya permisi dulu bu…
Udin : Sama- sama, selamat bekerja ya.

14
RUANG PERAWAT
Yani : Selamat Pagi
PP 1 & 2 : Pagi dokter
Yani : Di ruangan ini pasien saya ada berapa ya ?
Devi : Sekitar 5 pasien dok
Yani : Pasien Ny. A, kemarin gimana sus kondisinya, boleh lihat
statusnya?
Devi : Sudah agak mendingan dok dari sebelumnya, nafsu makannya
juga meningkat, panasnya juga sudah turun.
Yani : Oh iya, baik mari kita ke pasien sekarang.
PP 1 & 2 : Baik dok

RUANG PERAWATAN
Yani : Selamat Pagi Bu.
Ainun : Selamat Pagi dok
Yani : Gimana kabar ibu hari ini?
Ainun : Sudah membaik dok, sudah tidak demam lagi dan nafsu
makan saya juga sudah meningkat.
Yani : Ya sudah saya periksa dulu ya bu, permisi ya.
Ainun : Silahkan dok
Yani : Kondisi bapak sudah membaik, dari kondisi fisik, dan hasil lab
sudah bagus, tapi tetap jaga pola istirahat dan pola makan ya
bu.
Ainun : Baik dok
Yani : Ya sudah bu saya permisi dulu yah.
Ainun : Iya dok terima kasih dok
Yani : sama – sama

RUANG PERAWAT

15
Di dalam ruangan Dokter, Katim, Karu, dan 2 perawat lainnya sedang
berbincang bincang mengenai Ny. A
KARU : Dokter apakah tadi sudah melihat kondisi Ny. A ?
Yani : Iya sudah.
Udin : Sebenarnya tadi itu kita sudah berdiskusi dok buat
kepulangan Ny. A ini, gimana dokter, ini tadi saya lihat hasil
labnya sudah kembali normal.
Yani : Iya ada peningkatan, apa gak sebaiknya kita observasi dulu,
jaga – jaga seandainya Ny. A ada demam lagi?
Udin : Soalnya begini dok, dari keperawatan sudah baik ya teman –
teman jadi untuk observasinya juga sudah baik. Jadi kita sudah
berdiskusi pagi tadi. Sebaiknya Ny. A di rencanakan untuk
pulang hari ini, untuk demamnya seandainya kambuh lagi
mungkin dari teman – teman akan melakukan discharge
planning.
Azizah : Iya dok, pada intinya pasien saat ini hanya butuh istirahat. Jika
menurut kita semua pasien sudah bisa istirahat dirumah .
Yani : Kalau memang seperti itu tolong discharge planning bener –
bener di lakukan, jangan lupa di kasih tau untuk perawatan
pasien di rumah ke keluarganya jika pasien demam.
Devi : Iya dok, kita nanti juga akan memberikan leaflet dan
menjelaskan kepada keluarga dan pasien untuk perawatan
dirumah.
Yani : Kalau begitu pasien sudah di perbolehkan pulang, tolong
form- form di siapkan yah sus.
PP 1 & 2 : Baik dok.
Yani : Keluarga pasien suruh urus untuk administrasinya ya. Dan
apa ada yang di tanyakan lagi ?
Tim : Tidak dok
Yani : Kalau begitu saya permisi dulu, selamat pagi

16
Tim : Pagi dok.

RUANG PERAWATAN
TIM menemui pasien di ruangan untuk menjelaskan discharge planning.
Tim : Selamat Pagi bu, bagaimana peraan ibu hari ini?
Ainun : Alhamdulillah sudah agak mendingan sus.
Udin : Alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk ibu. Dari
pemeriksaan kondisi ibu sudah membaik jadi ibu sudah di
perbolehkan pulang hari ini oleh dokter. Namun sebelum
pulang keluarga harus mengurus administrasi”
Ainun : Oh Iya Pak nanti saya tanya keluarga saya untuk mengurus
administrasinya.
Udin : Baik kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu
dilakukan terkait dengan kepulangan ibu. Ini nanti suster Devi
akan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan ibu
dirumah, jika bapak tidak mengerti boleh di tanyakan. Saya
permisi dulu ya bu.
Ainun : Iya pak, terima kasih”
Devi : Baik bu ini ada resep obat buat di ambil hari ini, tapi sebelum
ibu pulang kami akan melakukan penyuluhan, penyuluhan ini
penting untuk bekal perawatan ibu selama di rumah, apa bapak
setuju?
Ainu : Setuju sus
Devi : Baik saya mulai ya bu, sebelumnya ibu tau gak sih apa itu
demam berdarah?
Ainun : Yang saya tau demam berdarah itu gigitan nyamuk, sudah itu
saja.
Devi : Baik pertama-tama saya akan jelaskan apa itu Demam
berdarah. Demam berdarah adalah penyakit yang di sebabkan
oleh gigitan nyamuk dengue, dan ciri – ciri penyakit ini adalah

17
suhu tubuh panas secara tiba – tiba selama 2-7 hari tidak
turun. Dan untuk mengetahui lebih jelasnya harus
menggunakan tes lab darah dan hasil lab yang menentukan.
Apa ibu sudah tau cara pencegahan demam berdarah?
Ainun : Belum sus
Devi : Jadi untuk mencegah demam berdarah ini biasanya dengan
cara menciptakan lingkungan yang bersih, jauhkan dari sarang
nyamuk dan lakukan 3 M. Apa ibu tau apa saja itu 3 M?
Ainun : Menguras, menutup, mengubur.
Devi : Betul, dan dari kebiasaan pola istrihat ibu juga diubah yah,
jangan sering – sering begadang ya bu.
Ainun : Hehee iya sus
Devi : Bagaimana bu apa sudah mengerti dan apa ada yang ingin ibu
tanyakan?
Ainun : Tidak ada sus.
Devi : Oh iya bu sedikit informasi dari kami ini kami ada leaflet disini
ada pengertian, tanda dan gejala, dan pola makan dari penyakit
demam berdarahnya, untuk ibu bisa lebih memahami lagi
tetang penyakit ibu.
Ainun : Terima kasih sus.
Devi : Baik bu, saya kira semua sudah disampaikan dan bapak sudah
paham. Sekarang ibu dan keluarga diperbolehkan untuk
bersiap-siap meninggalkan ruangan ini. Dan kami mohon maaf
apabila selama perawatan ibu disini ada yang kurang. Semoga
ibu sehat selalu.
Ainun : Iya sus, tidak apa-apa. Terima kasih banyak.
PP1 & 2 : Iya bu sama-sama. Kalau begitu kami permisi dulu yah bu
Ainun : Iya sus.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa
proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.

19
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan
sebagai discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan
mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk
mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus
untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam
mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara
optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.

B. Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa
masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah
manajemen keperawatan yang berjudul “Discharge Planning”. Untuk itu,
penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun
agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari yang
saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,


Proses, dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai