Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN : DM TIPE II DI RUANG KELAS IIIDI RUMAH SAKIT
UMUM SUFINA AZIZ

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pembimbing : Agustina Boru Gultom S.Kp,M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1.Afifa Tasya Nabila ( P07520220001 )


2.Anita Imelda Sitorus ( P07520220004 )
3.Annisa Hakim ( P07520220005 )
4.Aulia Alfajar Daulay ( P07520220007 )
5.Cristina Manurung ( P07520220010 )
6. Angelia Sihombing (P07520220003)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN S.Tr KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022
LEMBARANPENGESAHAN

KELOMPOK I

Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny N Dengan Gangguan Sistem Endokrin


DM Tipe II Di Kelas III rs Sufina Aziz

Laporan ini telah disetujuiStudiKasusProgramStudiSarjana Terapan


KeperawatanPoliteknik Kemenkes Medan.

Medan, Oktober 2022 Medan, Oktober 2022

Pembimbing Mahasiswa

Agustina Boru GultomS.Kp, M.Kes (Anita Imelda Sitorus)

NIP : 197308231996032001

(Afifa Tasya Nabila)

(Annisa Hakim)

(Aulia Al Fajar Daulay)

(Christina Manurung)

( Angelia Sihombing)
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmatdan
karuniaNyalah Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunyadengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.N Dengan Gangguan Sistem Endokrin DM
Tipe II di Kelas IIIRSU Sufina Aziz 2022”.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat hasil Praktek KMB II bagi
mahasiswaProgram Studi Sarjan Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan,untukmemperolehnilai.Dalammenyelesaikanlaporan
inibanyaksekalihambatanyangpenulistemui,berkatkeyakinan,kemauan penulis dan
dorongan dari semua pihak akhirnya laporan inidapatterselesaikan.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan dan


banyakkekurangannya,makadariitupenulismohonsarandankritikyangsifatnyamemban
gun dari pembaca. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasihbanyakkepadayangterhormat Agustina Boru Gultom S.Kp.,M.Kes selaku dosen
pembimbing KMB II kami.
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang

DM adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling penting.


Prevalensi DM telah meningkat secara dramatis disebagian besar negara di dunia.
Baru-baru ini, diperkirakan bahwa jumlah pasien DM akan meningkat dari 171 juta
menjadi 366 juta antara tahun 2000 dan 2030.(Jannoo, Wah, Lazim, & Hassali, 2017)
DM sangat lazim dan telah diperkirakan bahwa pada tahun 2040 lebih dari 640 juta
orang akan terpengaruh di seluruh dunia. (Paduch, Kronis, Sehat, & Hidup, 2017)

Menurut World Health Organization ( WHO) Prevalensi Diabetes Melitus di dunia


mencapai 230 juta penduduk dan angka tersebut naik sebesar 3% atau bertambah 7
juta jiwa setiap tahun . Tahun 2025 diperkirakan 350 juta Orang yang mengalami
Diabetes`melitus di dunia( WHO, 2018 )

Dampak dari penyakit dm meliputi, peningkatan angka penyakit kerusakan retina


mata (retinopati), gangguan pada saraf di tubuh (neuropati) dan penyakit ginjal yang
disebabkan oleh komplikasi diabetes (nefropati), serta kesehatan mental yang buruk
dan kualitas hidup yang terganggu. (Paduch et al., 2017)

Peran perawat sangat diperlukan dalam menangani klien dengan DM, salah satunya
ialah perawat harus memperhatikan pemasukan nutrisi, karena pada penderita dm
nafsu makan menurun. Pada masalah psikososial, peran perawat sangat diperlukan
yaitu memberikan dukungan pada klien agar klien tetap bersosialisasi dengan orang
lain dan tidak merasa sendiri. Sedangkan dalam masalah ekonomi, perawat juga harus
dilibatkan untuk benar - benar merawat klien seoptimal mungkin, supaya tidak terjadi
komplikasi penyakit lain yang bisa menyebabkan perawatan yang lama pada klien.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien Diabetes Mellitus II di RSU Sufina
Aziz ?
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mampu memberikan asuhn keperawatan pada pasien DM TipeII sesuai dengan
diagnosa yang muncul

2. TujuanKhusus
SecaraKhususpenulisaninibertujuanagarmahasiswa:
 Mampumelakukanpengkajianpadapasien DM TipeII
 Mampumerumuskandiagnosapada pasienDM TipeII
 Mampumenyusunrencana keperawatanpada pasien DM TipeII
 Mampumelakukantindakankeperawatanpada pasienDM TipeII
 Mampumenyusunevaluasikeperawatanpada pasienDM TipeII

D. Manfaat

1. BagiPasien
Dengan adanya study kasus tentang asuhan keperawatan pada DM Tipe IIdiharapkan
pasien mendapatkan asuhan keperawatan.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil study kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukanRumah


Sakituntukpengembangan Asuhan Keperawatan DM Tipe II selanjutnya.

3. BagiPenulis

Sebagaisaranauntukmenambahilmupengetahuan bagipenulisdalam
menerapkanasuhankeperawatanpadapasien,khususnyapadapasienDM Tipe II.

4. BagiInstitusiPendidikan
Hasil study kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukaninstitusiuntukpengembangan pembelajaran studykasus selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar

1. Definisi
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter dengan
tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria disertai dengan atau ada tidaknya adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di
dalama tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya
disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskular dan neurupati (Nanda,NIC-NOC 2015).
Diabetes Melitus tipe II ( DM Tipe II ) atau disebut sebagai Non Insulin- Dependent
Diabetes melitus ( NIDDM) merupakan salah satu tipe DM Akibat Dari Insetivitas
Sel terhadap insulin
( resistensi Insulin ) Serta defenisi insulin relatif yang menyebabkan Hiperglikemia (
American diabetes Association , 2017 )

2. Etiologi
Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM Tipe II)
Menurut Nanda NIC-NOC ( 2015 ) DM Tipe II Disebabkan oleh kegagalan relative
sel beta dan resisten insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya DM Tipe II : Usia,obesitas,riwayat dan keluarga.

3. Tanda dan Gejala

Menurut PERKENI (2015), penyakit diabetes melitus ini pada awalnya seringkali
tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang dapat diketahui bahwa
seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek
peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai
nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glucose),sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Menurut PERKENI (2015) gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2
yaitu:
1. Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap, bahkan mungkin tidak menunjukan gejala
apapun sampai saat tertentu. Pemulaan gejala yang ditunjukan meliputi:
 Lapar yang berlebihan atau makan banyak(poliphagi)
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemaasukan gula kedalam sel sel
tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun sebabnya orang
menjadi lemas. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan
makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu
ingin makan
 Sering merasa haus(polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau dehidrasi.untu
mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum
dan ingin minum manis, minuman manis akan sangat merugikan karena
membuat kadar gula semakin tinggi.
 Jumlah urin yang dikeluarkan banyak(poliuri)
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar bersama
urin,untu menjaga agar urin yang keluar, yang mengandung gula,tak terlalu
pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin sehingga
volume urin yang keluar banyak dan kencing pun sering.Jika tidak diobati
maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai
berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-
4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual
(PERKENI, 2015) .
2. Gejala kronik penyakit DM
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2015) adalah:
Kesemutan, Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, Rasa tebal dikulit,
Kram ,Mudah mengantuk ,Mata kabur ,Gatal disekitar kemaluan terutama pada
wanita, Gigi mudah goyah dan mudah lepas , Kemampuan seksual menurun

3. Patway

Life style Penurunan memperoleh

( sering mengonsumsi gula berlebih)energi

Kadar Gula Darah MeningkatKurang mampu beraktifitas

Penggunaan glukosa hati meningkat Tirah baring yang lama

KelemahanPenurunan kekuatan otot

Nafsu makan menrun + enggan makanGangguan Mobilitas fisik

BB menurun

Resiko defisit nutrisi


5. Pemeriksaan Diagnostik

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni, 2015), menjelaskan


bahwapemeriksaan penunjang atau diagnosis klinis DM ditegakkan bila ada gejala
khas DM berupa polyuria (peningkatan pengeluaran urin), polydipsia (peningkatan
rasahaus), polifagia (peningkatan rasalapar) dan penurunan berat badan yang
tidakdapat dijelaskan penyebabnya. Jika terdapat gejala khas, maka pemeriksaan
dapat dilakukan, yaitu:PemeriksaanGlukosaDarahSewaktu(GDS) 2200mg/dl
diagnosis DM sudah dapat ditegakkan.,
PemeriksaanGlukosaDarahPuasa(GDP)2126mg/dljuga dapat digunakan untuk
pedoman diagnosis DM, Pemeriksaan Hemoglobin Alc (HbA1C) merupakan
pemeriksaan tunggal yang sangat akurat untuk menilai status glikemik jangka
panjang dan berguna pada semua tipe penyandang DM. Pemeriksaan ini bermanfaat
bagi pasien yang membutuhkan kendaliglikemik. Pemeriksaan HbAlc dianjurkan
untuk dilakukan secara rutin pada pasien DM. Pemeriksaan pertama untuk
mengetahui keadaan glikemik pada tahap awal penanganan, pemeriksaan selanjutnya
merupakan pemantauan terhadap keberhasilan pengendalian. Untuk pasien tanpa
gejala khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja belum
cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan investigasi lebih lanjut
yaitu:

1) PemeriksaanGDP2126mg/dl, GDS2200mg/dlpadahariyang lain.

2) Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200mg/dl.

6. Penatalaksanaan

PenatalaksanaanKeperawatan
MenurutPERKENI2015komponendalampenatalaksanDM Tipe II yaitu:
a. Diet

Syaratdiethendaknya dapat:
1. Memperbaikikesehatan umumpenderita
2. Mengarahkanpadaberatbadannormal
3. Menekandanmenundatimbulnyapenyakitangiopatidiabetic
4. Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderitaPrinsipdiet
DM,adalah:
5. Jumlahsesuaikebutuhan
6. Jadwaldietketat
7.Jenis:bolehdimakan/tidak
Dalammelaksanakandietdiabetessehariharihendaknyadiikutipedoman3 Jyaitu:
Jumlahkalori yangdiberikanharushabis,jangandikurangiatauditambah
Jenismakananyangmanisharusdihindari
b. Olahraga
BeberapakegunaanolahragateratursetiapharibagipenderitaDM Tipe II adalah:
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jamsesudah makan,
berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderitadengankegemukanataumenambahjumlahreseptorinsulindanmeningkatkansen
sivitas insulin dengan reseptornya
2. Mencegahkegemukanbiladitambah olahragapagidansore
3. Memperbaikialiranperiferdanmenambahsuplaioksigen
b. Edukasi/penyuluhan
Harusrajinmencaribanyakinformasimengenaidiabetesdanpencegahannya.
Misalnyamendengarkanpesandokter,bertanyapadadokter,mencari artikel mengenai
diabetes
c. Pemberianobat-obatan
d. Pemantauanguladarah
Penatalaksanaan Medis
1. Terapi insulin

Indikasi pemberian insulin pada pasien diabetes melitus yang berusia lanjut sama
seperti non usia yanitu adanya kegagalan terapi otoketoasidosis, koma hiperoosmolar,
adanya infeksi (stres). Dianjurkan memakai insulin intermediet acting yang dicampur
dengan insulin short-acting dan dapat diberikan 1-2x/hari, dengan dosis tetap serta
kalori dalam makanan harus tetap dengan waktu tertentu (sebelum/sesudah makan).

2. Obat Hipoglikemia Oral (OHO)

Obat hipoglikemia oral diberikan jika pengaturan diet dan latihan tidak berhasil. Di
Indonesia OHO yang dipakai adalah 2-3x500 mg/dl.

3. Pemberian Antibiotik

B. Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Dalam pengkajian perlu di data biodata pasiennya dan data-data lain untuk
menunjang diagnosa.Data-data tersebut harus yang seakurat-akuratnya, agar dapat di
gunakan dalam tahap berikutnya. Misalnya meliputi namapasien, umur, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
RS, nomor registrasi, diagnosa medis, keluhan utama, riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik.
B. Diagnosa
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia) berhubungan dengan
resistensi insulin

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakbugaran fisik

3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ( keengganan untuk


makan)

C. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan


dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan
untuk membantuk klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2012).

D. Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi penguimpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai
data yang (Rohmah & Walid, 2012).

E.Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah &
Walid, 2012)

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Biodata
A. Identitas Klien

Nama : Ny N

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 52 Tahun

Status Kawin : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Lingkungan 1 Tanah Enam Ratus Medan Marelan

Tgl Masuk RS : 13 September 2022

Ruangan : Kelas III

Gol.Darah :O

Tgl.Pengkajian : 13 September 2022

Diagnosa Medis : DM Tipe II

B. Penanggung Jawab

Nama : Tn I

Hubungan : Anak

Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lingkungan 1 Tanah Enam Ratus Medan Marelan

II. Keluhan Utama

Ny N mengatakan Lemas

III. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ny. N mengatakan lemas, dan gampang lelah, kepala pusing,kesemutan pada bagian
kaki,pandangan kabur tetapi dia tidak mengetahui apa penyebab nya, Ny. N
mengatakan istirahat dapat memperbaiki keadaan nya, Ny. N mengatakan saat ini
penyakitnya masih mengganggu aktivitas nya, Ny N mengatakan Keluhan muncul
sejak 2 bulan yang lalu

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami
Gratitis,Hipertensi
b. Pengobatan / tindakan yang diberikan
Pernah di opname
c. Lamanya dirawat
3 hari
d. Pernah dirawat
Klien mengatakan pernah dirawat di RS Bina kasih tahun 2021
e. Alergi
Tidak ada
f. Imunisasi
Klien mengatakan kurang ingat akan riwayat imunisasi nya

V. Riwayat Keluarga
Keterangan :

:L :Laki – Laki : Meninggal

: Perempuan : Klien

VI. Riwayat Keadaan Psikososial


a. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indonesia
b. Persepsi klien tentang penyakit
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dialami nya dan klien
tetap semangat untuk sembuh dan berobat
c. Konsep diri
1. Body image : klien menerima akan bentuk tubuhnya
2. Ideal diri : klien mensyukuri potensi diri yang Tuhan berikan
3. Harga diri : klien merasa berharga atas dirinya
4. Peran diri : peran klien adalah sebagai ibu di keluarga nya
5. Personal identity : pasien adalah seorang Ibu rumah tangga
d. Keadaan emosi
Keadaan emosi stabil, pasien dapat mengontrol emosi nya
e. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Perhatian terhadap orang lain sangat baik
f. Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan keluarga berjalan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
dukungan dari keluarga
g. Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan orang lain berjalan baik, klien mampu beradaptasi dengan
lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal
h. kegemaran
klien mengatakan suka memasak dan olahraga ringan seperti jogging
i. mekanisme pertahanan diri
klien tampak semangat walaupun dalam keadaan sakit

VII. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : compos mentis
b. Tanda tanda vital :

Suhu :35,5⁰ C
Nadi : 85 x/m

Pernafasan : 22 x/m

Tekanan Darah : 140/80 mmHg

BB Sebelum sakit : 63 kg

BB Sesudah sakit : 58 kg

TB :165cm

c. Pemeriksaan head to toe


1. Kepala dan rambut
 Kepala
Bentuk : simetris dan normal
Kebersihan : bersih
 Rambut :
Penyebaran dan keadaan rambut : tidak merata dan tipis
Keadaan rambut : Tipis dan beruban
 Wajah :
Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : simetris
2. Mata
 Bentuk : normal dan simetris
a. Palpebra : normal dan dapat menutup mata
b. Pupil : reflex dan dapat menutup mata
c. Konjungtiva : tidak anemis
d. Kornea : bening
e. Sclera : tidak icteric
f. Visus : normal
3. Hidung
 Tulang hidung : simetris
 Lubang hidung : simetris
 Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
4. Telinga
 Bentuk telinga : Simetris dan normal
 Ukuran telinga : normal
 Lubang telinga : ada, bersih
 Ketajaman pendengaran : normal
 Mulut dan faring
 Keadaan bibir : simetris, mukosa bibir lembab
 Keadaan gusi dan gigi : gigi kekuningan, beberapa gigi sudah tanggal
dikarenakan faktor usia
 Keadaan lidah : bersih, normal, fungsi pengecapan baik
 Orofaring : normal, tidak ada gangguan menelan
6. Leher
 Posisi trachea : berada di tengah, tidak ada kelainan
 Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
 Suara : jelas
 Kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan
 Vena jugularis : tidak ada pembengkakan
 Denyut nadi karotis : teraba
7. Pemeriksaan integumen
 Kebersihan : bersih
 Kehangatan : hangat
 Warna : sawo matang
 Turgor : <2 detik
 Kelembapan : sedikit kering
 Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
8. Pemeriksaan ketiak
 Aksila dan klavikula : tidak teraba masa atau benjolan
9. Pemeriksaan thorax dada
a. Inspeksi thorax
 Bentuk thorax : simetris
 Pernafasan
Frekuensi : 20x/i
 Irama : regular
b. Pernafasan paru :
 Palpasi getaran : dalam batas normal suara
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : suara nafas ronchi
c. Pemeriksaan jantung
 Inspeksi : tidak terlihat pembengkakan pada jantung
 Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi
 Bunyi jantung I : normal
 Bunyi jantung II : normal
 Bunyi jantung tambahan : tidak ada suara tambahan
10. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
 Bentuk abdomen : simetris
 Benjolan masa : tidak ada
b. Auskultasi
 Peristaltic usus : 6-8 kali/i
c. Palpasi
 Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
 Benjolan masa : tidak ada
 Tanda acites : tidak ada
 Hepar : tidak terasa
 Lien : -
d. Perkusi
 Suara abdomen : tidak ada kelainan
 Pemeriksaan acites : tidak ada
11. Pemeriksaan genetalia
a. Genetalia
 Rambut pubis : tidak dilakukan
 Lubang uretra : tidak dilakukan
 Kelainan pada genetalia : tidak ada kelainan
b. Anus perineum
 Lubang anus : tidak dilakukan
 Kelainan anus : tidak dilakukan
 Perineum : tidak dilakukan
12. Pemeriksaan neurologi
 Status mental : baik
 Kondisi emosi : stabil
 Orientasi : normal
 Proses berfikir : normal
 Motivasi : kemauan untuk sembuh sangat besar
 Persepsi : kuat
Pola Kebiasaan Sehari – Hari
a. Pola tidur
1. Waktu tidur : tidur siang 1-2 jam, tidur malam 6-8 jam
2. Waktu bangun : 12 jam
3. Masalah tidur : tidak ada
4. Hal – hal yang mempermudah tidur : ruangan yang tidak bising dan tenang
5. Hal – hal yang mempermudah bangun : dipanggil atau dengan tepukan
A. Pola eliminasi :
1. BAB
 Pola BAB : normal 1x sehari
 Karakter feces : konsistensi lunak
 Riwayat perdarahan : tidak ada
 Penggunaan obat : tidak ada
 Keluhan BAB : tidak ada keluhan
 Masalah eliminasi BAB : tidak ada masalah
2. BAK
 Pola BAK : 4-5x sehari
 Karakter urine : jernih kekuningan
 Nyeri : tidak ada
 Inkontinensia : tidak
 Penggunaan obat : tidak ada
 Keluhan BAK : tidak ada
 Masalah eliminasi BAK : tidak ada masalah
3. Pola makan
 Diet : bubur kasar makanan biasa
 Pola diet : teratur
 BB sebelum MRS : 62 kg
 BB setelah MRS : 58 kg
 Jumlah dan jenis diet : diet tinggi energy dan protein
 Kesulitan mengunyah : tidak ada
4. Masalah pola makan : tidak ada
 Upaya mengatasinya : tidak ada
 Pola minum
 Jenis minuman : air putih
 Pola minum : 1.5 liter
5. Kesulitan minum : tidak ada
 Upaya mengatasinya : tidak ada
 Kebersihan diri : mandi 2x sehari
 Pola kegiatan / aktifitas : klien hanya berbaring dan duduk di tempat tidur

6. Kebersihan Diri

Klien tampak bersih

IX. Hasil Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik

a) Hematologi

HB: 8,4 gr/dL (Normal 12 - 16 g/dL)

Leukosit: 7,1x 10^3μL (Normal 4,8- 10,8 10^3μL)

Trombosit : 103.000/m3 (Normal 150- 450 103μL)

Eritrosit: 2.860.000 (Normal 4,2-5,4 103μL)

Hematokrit: 23,2%. (Normal 37 - 47%)

X. Penatalaksanaan Terapi Medis


NO NAMA OBAT DOSIS
1 Inf. Ringer lactat 20 ttm
2 Inj. Ranitidine 3x1amp
3 Acarbose 3x50 mg
4 Inj Furosemid 3x1amp
5 Paracetamol 3x1mg
6 Antasida doen syrup 3x1 sebelum makan

XI. Ringkasan Keperawatan

Pasien mengeluh lemas,gampang lelah, kepala pusing, kesemutan pada bagian


kaki,pandangan kabur dan klien tidak tau apa penyebabnya. Sebelumnya klien
memiliki riwayat penyakit gratitis dan hipertensi.

Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Penurunan memperoleh Gangguan mobilitas
energi
a. Klien mengatakan fisik
aktivitas sebagian dibantu
Kurangmampu
keluarga beraktifitas
b. Mengeluh kesemutan
dan sulit menggerakkan Tirah baring yang lama
kaki
Penurunan kekuatanotot
DO:
a. Klien tampak lemah Gangguan mobilitas fisik
b. KGD : 254 mg/Dl
c. Gerakan klien terbatas
2 DS : Life style (sering Resiko defisit
mengonsumsi gula nutrisi
berlebih)
a. Klien mengatakan
enggan makan karena
Kadar gula darah
takut kadar gula darahnya meningkat
naik.
DO : Penggunaan glukosa hati
meningkat
a. Berat badan menurun
BB sebelum sakit : 63 kg
Kelemahan
BB sesudah sakit ( saat
ini ) : 58 kg
Nafsu makan menurun+
Tinggi badan : 165 cm
enggan makan
IMT : BB (kg) / Tb (m)2
IMT = 58 / 16,52
BB Menurun
58/2,72 = 21,3

Resiko defisit nutrisi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatanotot

2. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kurangnya asupan karbohidrat dan protein

Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Mengidentifikasi kemampuan,
mobilitas fisik keperawatan tingkat aktivitas tertentu yang klien
intervensi 3x24 jam bisa lakukan tanpa bantuan
diharapkan keluarga
mobilitas fisik 2. Melibatkan keluarga dalam
membaik membantu pasien saat melakukan
aktivitas
3. Mengedukasi tentang manfaat
aktivitas fisik

2 Resiko gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor TTV dan BB


kebutuhan nutrisi keperawatan 2. Mengkaji riwayat nutrisi
kurang dari intervensi 3x24 jam 3. Berikan komunikasi pendekatan
kebutuhan tubuh diharapkan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-kebutuhan nutrisi 4. Ritasu area injeksi untuk absorsi
terpenuhi. kadar glukosa

CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl Kode Jam Implementasi Evaluasi


DX
Sel 1 15.00 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan masih belum
13 kemampuan, tingkat bisa berjalan
/09 aktivitas tertentu yang O : aktifitas klien terlihat dibantu keluarga
/22 klien bisa lakukan tanpa A : masalah belum teratasi
bantuan keluarga P : lanjutkan intervensi
16:10
2. Melibatkan keluarga
dalam membantu pasien
17:00
saat melakukan aktivitas
3. Mengedukasi tentang
manfaat aktivitas fisik

Sel 2 18:30 1. Memonitor TTV dan S : Pasien mengatakn berat badan turun
13 BB Dari awalnya 63 menjadi 58 kg dalam
/09 19:00 2. Mengkaji riwayat 3 minggu ini, Pasien mengatakan
/22 nutrisi engga makan karena takut gula
19:20
3. Memberikan informasi darahnya semakin naik
tentang kebutuhan nutrisi O : BB :58 kg
TB :165 cm
TD : 140/80 mmHg

T : 35,5⁰ C

HR : 85 x/m

RR : 22 x/m

SPO2 :94
Porsi makan habis ¼ porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Ra 1 15: 00 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan masih belum
b, kemampuan, tingkat bisa berjalan
14 aktivitas tertentu yang O : aktifitas klien tampak dibantu keluarga
/09 klien bisa lakukan tanpa A : masalah mobilitas fisik belum terasi
/22 bantuan keluarga P : lanjutkan intervensi
16: 15
2. Melibatkan keluarga
18:00 dalam membantu pasien
saat melakukan aktivitas
3. Mengedukasi tentang
manfaat aktivitas fisik

Ra 2 18:30 1. Memonitor TTV dan S : Pasien mengatakn berat badan turun


b, BB dari awalnya 63 menjadi 58 kg dalam
14 19:00 2. Mengkaji riwayat 3 minggu ini, Pasien mengatakan enggan
/09 nutrisi makan karena takut gula darahnya
19:20
/ 3. Memberikan informasi semakin naik
22 tentang kebutuhan nutrisi O : BB :58 kg
TB :165 cm
TD : 130/70 mmHg

T : 37,5⁰ C

HR : 85 x/m

RR : 22 x/m

SPO2 :94
Porsi makan habis 1/2 porsi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Ka 1 10:00 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan sudah bisa
m kemampuan, tingkat beraktifitas seperti berjalan
15 aktivitas tertentu yang O : kondisi pasien tampak membaik
/09 klien bisa lakukan tanpa A : masalah mobilitas teratasi
/22 bantuan keluarga P : intervensi dihentikan
12:10
2. Melibatkan keluarga
12:30 dalam membantu pasien
saat melakukan aktivitas
3. Mengedukasi tentang
manfaat aktivitas fisik

Ka 2 12: 50 1. Memonitor TTV dan S : Pasien mengatakn berat badan turun


m BB dari awalnya 63 menjadi 58 kg
15 13:10 2. Mengkaji riwayat dalam 3 minggu ini, Pasien mengatakan
/09 nutrisi enggan makan karena takut gula
13:40
/22 3. Memberikan informasi darahnya semkain naik
tentang kebutuhan nutrisi O : BB :58 kg
TB :165 cm
TD : 120/70 mmHg

T : 36,5⁰ C

HR : 85 x/m

RR : 22 x/m

SPO2 :94
Porsi makan habis 1 porsi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasanini,penulismembahastentang asuhankeperawatanyang diberikan


kepada klien Ny.N. denganDM TipeII yang dirawat diruang kelas IIIdiRSU Sufina
Aziz.PembahasanasuhankeperawatanpadaklienNy.Ndengan DM Tipe II dilaksanakan
selama tiga hari, mulai tanggal 13-15
September2022,denganmenggunakanproseskeperawatanyaitumulaidaripengkajian,me
negakkandiagnosakeperawatan,membuatperencanaan,pelaksanaan,evaluasidandokum
entasi.

A. Pengkajian

Fakta Teori
Seorangperempuanusia 52 tahun Faktorresiko diabetes mellitus tipe
II diatassia 45 tahun
Seringkesemutandanbertambahsaatberaktivitas Gejalakesemutandapatdisebabkan
guladarahtinggi yang
merusaksaraf yang
mengirimsinyaldaritangandan kaki
Terdaparriwayatpenurunanberatbadansertasering Gejaladari Diabetes Melitustipe II
terbangunmalamhari meliputipolifagi, polidipsi,poliuri,
danpenurunanberatbadan yang
tidakdapatdijelaskansebabnya

Pada kasus ini pasien berusia 52 tahun, usia ini sesuai dengan bahwaberdasarkan
referensi faktor resiko diabetes yaitu usia di atas 45 tahun (Harrison, 2002). Riwayat
pasien pada tabel sesuai dengan gejala klasik pada diabetes mellitus tipe II yaitu
polifagia, polidipsi, poliuria dan penurunan berat padan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya (PERKENI, 2011). Poliuria, polidipsia terjadi akibat konsentrasi glukosa
dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan yang disebut diuresis
osmotik. Polifagia: akibat menurunnya simpanan kalori dan defisiensi insulin
mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat
badan (Purnamasari, 2009).

Berdasarkan pengkajian terhadapNy.Hditemukan kesenjangan antara teori dan


kasus dimana pada teori gejala kesemutan dan penurunan berat badan, sedangkan
pada kasus kesemutan dan penurunan berat badan,klien sudah mendapatkan
pengobatan menjalani perawatan dirumah sakit selama 3 hari.

Pemeriksaan Fisik

Fakta Teori
Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas pada pasien DM adalah dengan
a. Klien tampak lemah melakukan ambulasi mempertahankan
b. KGD : 254 mg/Dl kemampuan pasien yang bertujuan
c. Gerakan klien terbatas memenuhi kebutuhan mobilitas.
Resiko Defisit Nutrisi Defisit nutrisi pada pasien DM menjadi
Berat badan menurun hal yang pentingh diperhatikan
BB sebelum sakit : 63 kg disebabkan anoreksia dan
BB sesudah sakit ( saat ini ) : 58 kg ketidakseimbangan asupan energy.
Tinggi badan : 165 cm
IMT : BB (kg) / Tb (m)2
IMT = 58 / 16,52
58/2,72 = 21,3

B.Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul atau diangkat pada klien Ny.N


denganDM Tipe II yaitu :
1.Gangguan mobilitas fisik,Klien mengatakan aktivitas sebagian dibantu
keluarga,saat duduk maupun berjalan klien terlihat dibantu oleh keluarga,klien
tampak lemah,Kadar glukosa darah 254 mg/Dl

2.Resiko defisit nutrisi,Klien mengatakan enggan makan karena takut kadar gula
darahnya naik.Berat badan menurunBB sebelum sakit : 63 kgBB sesudah sakit ( saat
ini ) : 58 kgTinggi badan : 165 cmIMT : BB (kg) / Tb (m) 2IMT = 58 / (165/100)2 =
58/2,72 = 21,3

C. IntervensiKeperawatan

Berdasarkan intervensi terhadap Ny. N memiliki persamaan antara teori dan


kasus, yaitu menetapkan perencanaan yang akan dilakukan.

D. ImplementasiKeperawatan

Berdasarkan implementasi terhadap Ny. N ditemukan kesenjangan antara teori


dan kasus, dimana pada teori berisi pembahasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, sedangkan pada kasus berisi tindakan yang kita lakukan selama 3 hari.

E. Evaluasi

Evaluasi dapatdilakukan pada setiaptahapdari proses perawatan.


Evaluasimengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan.
Dalamkasusinievaluasikeperawatandilakukan pada masing-masing
masalahkeperawatan, yaitusebagaiberikut :

1.Gangguan Mobilitas Fisik masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik teratasi

2.Resiko Defisit Nutrisi masalah keperawatan resiko defisit nutrisi teratasi


BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil review karya tulis ilmiah dengan judul“AsuhanKeperawatanPada


Pasien DM Tipe IIdi Ruang Kelas III di RSU Sufina Aziz” oleh kelompok 1 pada
tahun 2022 dan“Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Diagnosa DM Tipe II di
RSUSufina Aziz” oleh kelompok 1.Penulisdapatmengambilkesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengkajian
HasilpengkajianyangdidapatdarikasusyaituPengkajian pada klien Ny.N yaitu ketidak
stabilan gula darah.

2. Diagnosakeperawatan
Pada penegakkan diagnosa keperawatan ditemukan Gangguan mobilitas fisik,Resiko
deficit nutrisi. Di
dalamteorimuncul2diagnosakeperawatannamunyangsesuaidenganteoridiagnosakepera
watan.

3. Perencanaan
Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh penelitibaik intervensi yang
dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan(Implementasi)keperawatandilakukanberdasarkanperencanaandiagnosake
perawatanyangdibuatsepertimemonitor glukosa darah,
Mengukurtekanandarahdansuhupasien,menghitungnadidanpernafasan,menganjurkanp
adapasienagar meningkatkanwaktu istirahatnya.

5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada klien klien dilakukanselama2
hariperawatandirumahsakitdan dibuat
dalambentukSOAP.Hasilevaluasiyangdilakukanolehpenelitisudah
teratasisesuaidenganrencanayangtelahdibuat.

B. Saran

1. BagiKlien/Pasien
Diharapkanklienkooperatifdalammenjalaniprosesasuhankeperawatan yang diberikan,
menjalankan pola hidup yang sehat untukmencegah komplikasi lebih lanjut serta
diharapkan penderita DM Tipe IIteraturmelakukankontrolgula
darahdarahsehinggameminimalisirkemungkinankomplikasi yang dapat terjadi.

2. Bagikeluarga
Perankeluargasangatpentingdalammeningkatkanderajatkesehatanklien,padapenatalaks
anaandm tipe II
keluargaberperandalammemantauaktivitasselamaprosesdiet,mengontrolmakanansesua
ianjurandokter,menerapkanpolahidupyangsehatsertarutinmemeriksakankadar gula
darah pasien kefasilitas kesehatan.

3. BagiPeneliti
Hasildarikaryatulisilmiahinidiharapkanbisamenjadigambarandalamupayamemberikan
asuhankeperawatanpadakliendm tipe II
dengantepat,penelitiselanjutnyadiharapkandapatmenguasaikonsepteoritentangpenyaki
tdm tipe
IItersebut.Selainitupenelitijugaharusmelakukanpengkajiandengantepatdanakuratagara
suhankeperawatandapattercapaisesuaidenganmasalahyangditemukanpadaklien.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,2009 ,Asuhan keperawatan berdasarkan medis danNanda NIC NOC


Yogyakarta. Media Action

Brunner &Suddarth. 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah Brunner


&Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC

Marya. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. TanggerangSelatan :BinarupaAksara

Anda mungkin juga menyukai