Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN PADA PASIEN NY. R HYPOGLIKEMI


DENGAN MASALAH PEMENUHAN NUTRISI
Di RSUD SYARIFA AMBAMI RATO EBU
Tanggal Praktik: 8 Mei 2023 s.d 20 Mei 2023

,..

Disusun oleh
Nama : Noer Dwi Yulia Rizkiyana
Nim : P27824122051

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2023
Lembar Pengesahan

Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester II Prodi D III Kebidanan Sutomo
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun akademik 2022/2023 ini sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya,
Tempat Praktik RSUD SYARIFA AMBAMI RATO EBU
Tanggal 8 Mei 2023 Praktik s/d 20 Mei 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Ervi Husni, S.Kep, Ns. M.kes Yuni Ginarsih, M.Kes Rita Desiyanti W,
S.Kep, Ns
NIP: 197003181990012001 NIP:919780624200701201 NIP: 1993120520192005

Mengetahui Mengetahui
Ka. Prodi DIII Kebidanan Kepala Ruangan

Kharisma Kusumaningtyas, SSiT, M.Keb Utaminingsih, SS.Kep., Ns

NIP: 198103232008012014 NIP:198406252010012011

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan individu dengan
judul “Laporan Individu Asuhan Pada Pasien Hypoglikemi Masalah Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Di RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU”.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang berjasa dalam
pembuatan laporan ini:

1. Drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkkes Surabaya
2. Dr. Farhat Surya Ningrat, Sp.KK, selaku Direktur RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan
3. Dwi Wahyu WS,SST., M.Keb. Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya
4. Utaminingsih, S.Kep., Ns, selaku Kepala Ruangan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan
5. Rita Desiyanti W, S.Kep., Ns, selaku Pembingbing Ruangan RSUD Syarifah Ambami
Rato Ebu Bangkalan
6. Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT, M.Keb, selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya
7. Ervi Husni, S.Kep, Ns. M.kes, selaku Dosen Pembimbing Pendidikan Poltekkes
Kemenkes Surabaya
8. Yuni GInarsih, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Pendidikan Poltekkes Kemenkes
Surabaya
9. Rekan-rekan mahasiswa Prodi D-III Kebidanan yang saling mendukung untuk dapat
sukses dan menyelesaikan laporan individu ini dengan baik.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangkah menambah


pengetahuan di lingkungan kebidanan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam
mekalah ini terdapat kekuarangan didalamnya dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
yang telah kami buat ini dan masa yang akan datang.

Surabaya , 18 Mei 2023

BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Penyakit
A. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter
dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, diseratai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik sebagai akibat dari kurangnya insulin efektof di
dalam tubuh (suyono,2003).
Diabetes mellitus mempunyai beberapa penyebab antara lain yaitu kelainan sel
beta pangkreas yang gagal melepas insuli, pemasukan karbohidrat dan gula
nberlebihan, obesitas dan kehamilan, gangguan sistem imunitas yang disertai
pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel-sel
penyekresi insulin (baradero,2009)
Macam macam diabetes mellitus ialah:
1. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I mucul ketika pancreas sebagai pabrik insulin tidak
dapat atau kurang mampu memproduksi insulin.
2. Diabetes tipe II
Diabetes tipe II biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi bisa
pula timbul pada usia diatas 20 tahun. Pada diabetes tipe II, pankreas
masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinnya buruk

Orang dengan diabetes mellitus memang lebih rentan mengalami kondosi


hipoglikemi karena pengobatan tertentu untuk menurunkan hiperglikemi ( kadr gula
darh yang tinggi)

Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah sewaktu dibawah


60 mg/dl,kadar gula atau glukosa didalam tubuh lebih rendah dari kebutuhan tubuh
(smeltzer,2002)

B. Gejala

pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah
dengan melepaskan epinefrin dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin
merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang
merupai serangan kecemasan. Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya
glukosa keotak dan menyebabkan pusing,bingung,lelah,lemah,sakit kepala,perilaku yang
tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma.
Hipoglikemia yang berlangsung lama bisavmenyebabkan kerusakan otak secara
permanen. Gejala yang menyerupai kecemasa maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi
secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang
memakai insulin atau obat hipoglikemi per-oral.

C. Penyebab
1. Dosis suntikan insulin terlalu banyak
2. Lupa makan atau makan terlalu sedikit
3. Aktifitas terlalu berat
4. Minum alkohol berlebihan
5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari
6. Penebalan dilokasi suntikan
7. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan
8. Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa
9. Gangguan hormonal
10. Pemakaian aspirin dosis tinggi
11. Riwayat hipoglikemi sebelumnya
D. Komplikasi
1. Demensia
Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang mana
mengakibatkan perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi
dengan orang lain.
2. Kehilangan kesadaran
gula darah rendah dapat menyebabkan pingsan, koma, atau bahkan kematian.
Hal itu dapat terjadi sebab glukosa adalah bahan bakar tubuh.
3. Jatuh dan patah tulang
hipoglikemia ini merasa pusing atau tidak stabil, sebaiknya tenang dan cari
tempat yang aman. Sebab, kondisi ini bisa menyebabkan pingsan mendadak
atau jatuh, yang mana bisa membuat kepala terbentur dan terjadi cedera.
4. Mengganggu sistem saraf pusat
sakit kepala bisa terjadi karena kekurangan glukosa, terutama pada individu
yang menderita diabetes. mungkin juga akan merasakan tanda-tanda stres,
seperti gugup, cemas, dan mudah tersinggung.
5. Kejang
Gula darah yang sangat rendah terkadang bisa menyebabkan kejang.
Risikonya lebih tinggi bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin
untuk mengontrol gula darahnya. Dilansir Greatist, overdosis insulin dapat
menyebabkan hipoglikemia mendadak, yang memengaruhi sistem saraf pusat
dengan cara yang buruk.
Sama seperti gula darah tinggi yang berbahaya, memiliki kadar gula darah
yang rendah atau hipoglikemia juga tidak bisa diabaikan karena dapat memicu
berbagai komplikasi.
E. perawatannya

1.      Pantau gula darah Anda. Tergantung pada rencana perawatan Anda, Anda
dapat memeriksa dan mencatat kadar gula darah Anda beberapa kali seminggu atau
beberapa kali sehari. Pemantauan yang cermat adalah satu-satunya cara untuk memastikan
bahwa kadar gula darah Anda tetap dalam kisaran target Anda.

2.      Jangan melewatkan atau menunda makan atau camilan. Jika Anda
menggunakan insulin atau obat diabetes oral, konsistenlah tentang jumlah yang Anda makan
dan waktu makan dan camilan Anda.

3.      Ukur obat dengan hati-hati, dan selalu minum tepat waktu. Minum obat Anda
seperti yang direkomendasikan oleh dokter Anda.

4.      Sesuaikan obat Anda atau makan makanan ringan tambahan jika Anda
meningkatkan aktivitas fisik Anda lebih dari biasanya. Penyesuaian tergantung pada hasil tes
gula darah, jenis dan lama aktivitas, dan obat apa yang Anda minum.

5.      Catat reaksi glukosa rendah Anda. Ini dapat membantu Anda dan dokter Anda
melihat pola yang berkontribusi terhadap hipoglikemia dan menemukan cara untuk
mencegahnya.

6.      Bawalah beberapa bentuk pengenalan bahwa Anda penderita diabetes


sehingga dalam keadaan darurat orang lain akan tahu bahwa Anda menderita diabetes.
Gunakan kalung atau gelang identitas medis atau kartu di dalam dompet.

2.1 Konsep asuhan kebutuhan dasar manusia yang prioritas (kebutuhan fisiologis)
A .konsep kebutuhan dasar nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses-proses di dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit (Tarwatoh dan Wartonah, 2011).

Menurut Hidayat (2009), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada


manusia adalah pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, dan ekonomi.

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat


mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu


juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan dapat terhadap suatu jenis makanan dapat


mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat
yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendahSecara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri obesitas, malnutrisi, diabetes
melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan anoreksia nervosa (Jauhari dan
Nasution, 2013).

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan


adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan. Makanan untuk diet DM biasanya kurang
bervariasi, sehingga banyak penderita DM yang merasa bosan, sehingga variasi
diperlukan agar penderita tidak merasa bosan. Hal itu diperbolehkan asalkan
penggunaan makanan penukar memiliki kandungan gizi yang sama dengan makanan
yang digantikan (Beck, 2011)

Tipe diet nutrisi untuk pasien DM (Beck, 2011) :

1. Diet Rendah Kalori

Diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan yang kemudian


diikuti dengan diet untuk mempertahankan berat badan. Pasien DM yang
menjalani diet rendah kalori harus menyadari perlunya penurunan berat badan
dan berat badan yang diturunkan tidak boleh dibiarkan naik kembali.

2. Diet bebas gula

Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia lanjut dan
tidak memerlukan suntikan insulin. Diet bebas gula diterapkan berdasarkan
dua prinsip:

a. Tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula

b. Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian dari

keseluruhan hidangan secara teratur.

3. Sistem penukaran hidratarang


Sistem penukarang hidratarang digunakan untuk pasien-pasien DM
yang mendapatkan suntikan insulin atau obat-obatan hipoglikemik oral dengan
dosisi tinggi. Diet yang berdasarkan sistem ini merupakan diet yang lebih
rumit untuk diikuti oleh seseorang pasien DM, tetapi mempunyai kelebihan,
yaitu diet ini lebih fleksibel dan bervariasi ketimbang diet tipe bebas gula.

Kebutuhan normal alam keadaan normal manusia memerlukan pemenuhan nutrisi


dengan makan 3x/hari dan pemenuhan cairan dengan minum air putih sebanyak 2,3 L-2,5 L
dan adapun kebutuhan dalm kondisi sakit yaitu penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu
3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan dengan interval waktu 3 jam. Jadwal
makan standar untuk penderita DM yaitu:

Sumber
Jenis makanan Waktu Total kalori
:
Makan pagi 07.00 20%

Selingan 10.00 10%

Makan siang 13.00 30%

Selingan 16.00 10%

Makan sore/malam 19.00 20%

Selingan 21.00 10%

Waspadji (2012)

B. Konsep Asuhan

a. Identitas pasien

Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiri dari nama, tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk,
alamat, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.

b Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien diabetes mellitus adalah poliuria, polifagia,


polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan ulkus yang lama sembuh. Pasien
yang mengalami ketoasidosis, terdapat mual, muntah, dan nyeri abdomen. pada pasien
yang mengalami sindrom HHNK terdiri atas gejala hipotensi, dehidrasi berat
(membran mukosa kering, turgor kulit jelek), takikardi, dan tanda- tanda neurologis
yang bervariasi (perubahan sensori, kejang kejang, hemiparise). Gejala yang timbul
pada pasien yang mengalami hipoglikemia adalah badan gemetar, berkeringat,
takikardia dan kecemasan (Price & Wilson, 2012)

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada pasien diabetes tipe I, mengalami poliuria, polidipsia, polifagia,


penurunan berat badan, dan ketoasidosis, semuanya terjadi akibat gangguan
metabolic. Pasien dengan diabetes tipe II juga dapat memperlihatkan gejala poliuria
dan polidipsia, tetapi umumnya asimtomatik.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit diabetes melitus, kegemukan, penyakit pangkreas,


penyakit hormonal, konsumsi obat-obatan (aloxan, streptozokin: sitotoksin terhadap
sel-sel beta, derivat thiazide) yang dapat menurunkan sekresi insulin, malnutrisi
(kekurangan protein kronik). Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari
riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih lanjut dan
untuk memberikan tindakan selanjutnya

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus atau adanya
riwayat obesitas dari generasi terdahulu.

f. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum
Biasanya pasien datang dengan mengeluh lemah, pusing, nafsu makan
menurun, berat badan berkurang, mudah lelah, apatis, lesu, obesitas atau
kurus, tonus otot lemah, tidak mampu bekerja
2. Tanda-Tanda Vital
Biasanya tekanan darah rendah atau tinggi dengan nadi lebih dari 100
x/menit, suhu hipertermi atau hipotermi, pernafasan cepat atau lambat
3. Pemeriksaan Head To Toe
-Kepala dan rambut

Biasanya bentuk kepala pasien normal, rambut tidak rontok, kusam,


kering, kemerahan, tipis, pecah-pecah atau patah-patah

-Mata

Biasanya konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, eksoftalmus, tanda-


tanda infeksi

-Hidung

Biasanya tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada gangguan penciuman

-Telinga

Biasanya telinga simetris, tidak ada gangguan pendengaran

-Mulut

Biasanya mukosa bibir kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis,


membran mukosa pucat, adanya karies gigi, perdarahan gusi

-Wajah

Biasanya keadaan wajah pasien tampak lelah, pucat

-Leher

Biasanya tidak ada pembesaran vena jugularis

-Thorax

Paru-paru :I : biasanya tidak ada retraksi dinding dada

P : Biasanya fremitus kiri dan kanan

P : Biasanya sonor

A: Suara nafas vesikuler

Jantung : I : Iktus kordis tidak terlihat di apeks

P : Iktus kordis tidak teraba


P : Pekak

A : Irama jantung reguler

Abdomen : I: biasanya tampak tidak membuncit

P : biasanya ada nyeri tekan, hepar tidak teraba

P : Timpani

A : Biasanya bising usus terdengar

-Genitalia

Warnanya sama dengan kulit, tidak adanya cairan abnormal pada genitalia
klien

-Ekstremitas

Atas : biasanya lemah dan tidak bertenaga, ada edema,

CRT < 2 detik

Bawah: biasanya lemah dan tidak bertenaga, ada edema,

CRT < 2 detik


BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian

I. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama pasien : Ny. R
Usia : 48
Pendidikan terakhir :SD
Agama / suku bangsa :Islam
Pekerjaan : wiraswata
Penghasilan : sendiri dan dari suami
Alamat : Dsn Candi, Gili Timur –Kamal, kab.
Bangakalan, Madura
Status perkawinan : Menikah
2. Diagnosa Medik medik : Hypoglikemi
3. Keluhan Utama :Lemas
4. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke IGD syamrabu tanggal 16 mei 2023
pukul 23.00 WIB, dengan keluhan keluarga pasien mengatakan pasien lemas,
pusing, mual dan muntah 1 kali, dan terdapat luka yang besar pada telapak kaki
kanan dan disertai nyeri pada luka seperti cenut- cenut pada telapak kaki sebelah
kanan, dengan skala nyeri 2, nyeri terasa hilang timbul ketika melakukan aktivitas
lalu pasien di ranapkan di ruang bougenvil 16 mei 2023 pukul 23.30 WIB
5. Riwayat Penyakit Dahulu: pasient mengatakan diabetes mellitus II dengan Post OP
kaki sebelah kiri
6. Upaya untuk mengurangi: Langsung ke IGD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU

7. Pola Pemenuhan Nutrisi

N Pemenu Di rumah Di rumah sakit


o. han
Makan/
minum

1. Jumlah/ 1 porsi makan 3xsehari 1/4 porsi makan


waktu Minum 1 L/hari 3xsehari
Minum 300ml/hari

2. Jenis -nasi - bubur


-lauk: -lauk:
ikan,ayam,daging,tahu,t Ayam,tahu,tempe,te
empe lur
- sayur: segala sayur -sayur: segala sayur
- air putih -air putih

3 Pantanga Tidak memiliki Makanan


n pantangan pedas,berlemak,gore
ngan

4 Kesulita Tidak ada kesulitan Nafsu makan


n makan dalam makanan menurun

5 Usaha Tidak ada masalah Dengan makan


usaha sedikit sedikit tapi
untuk sering
mengata
si
masalah

8.Pola eliminasi

No. Pemenuhan Di rumah Di rumah sakit


eliminasi
BAK/BAB

1 Jumlah/waktu BAB : 1x sehari BAB :1x/hari


BAK :6-7x/hari BAK: 4-5x/hari
Jumlah: 1400cc Jumlah: 1000cc

2 Bau BAB:bau khas feses BAB: bau khas feses


BAK: bau khas urine BAK: bau khas urine

3 Warna BAB: kuning khas feses BAB: kuning khas feses


BAK: kuning khas urine BAK: kuning khas urine

4 konsistensi BAB: padat , tidak ada BAB:agak encer


masalah BAK:cair, tidak ada
BAK: cair, tidak ada masalah
masalah

5 Masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah


eliminasi eliminasi eliminasi

9.pola istirahat dan aktivitas

No. Pola istirahat Pola aktivitas

1 Teratur Terbatas karena resiko jatuh

10. Pola kebersihan

No. Pemenuhan Dirumah Dirumah sakit


personal hygiene

1 Frekuensi mencuci 2 hari sekali Belum mencuci


rambut rambut sama sekali

2 Frekuensi mandi 2x/hari 1x/hari

3 Frekuensi gosok 2x/hari 1x/hari


gigi

4 Keadaan kuku Bersih dan tidak Agak panjang selama


panjang dalam di rumah sakit karena
seminggu sekali belum potong kuku
potong kuku

12. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keadaan kesehatan anggota keluarga :keluarga pasient mengatakan ada
keturunan diabetes
Tempat memperoleh pelayanan kesehatan : 2.rumah sakit
13. Riwayat kesehatan reproduksi
Riwayat mensturasi Sudah menapuse
Usia : -
Siklus: -
Lama: -
Jumlah/ sifat darah: -
Nyeri Haid: -
Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Pasien Tidak berKB
II. DATA OBYEKTIF
1. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4 oC
Nadi : 97 x/mt
Respirasi :22 x/mt
Tekanan Darah: 107/58 mm Hg
2. Kesadaran: compos mentis
3. Kepala
Rambut : rapi,bersih,tidak berbau
4. Mata
Keadaan kongjungtiva : normal
Sclera :normal
Reflek pupil : normal
5. Mulut
Jumlah gigi : lengkap 32 gigi
Keadaaan gigi : normal
6. Leher
Gangguan lainnya : (-) benjolan
7. Hidung
Bentuk hidung :normal, simetris
8. Telinga
Bentuk daun telinga : normal , simetris, sejajar
Keadaan pendengaran :normal
9. Dada
Bentuk dada :simetris
Pola nafas (regular/ iregular, abdominal/diafragmatik): regular
Suara nafas (normal, stridor, wheezing) : normal
Keadaan paru :normal
Suara jantung :regular berirama s1- s2

10. Perut

Bising usus : 15 x/mnt


Keadaan hepar :normal, terabaa, tidak ada nyeri tekan
Keadaan limpa :normal, tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
10. Punggung
Bentuk punggung (skoliosis / kiposis/spina bifida dll) :normal
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas : normal
Ekstremitas bawah : normal
12. Genetalia
Perempuan : baik,normal
13. Keadaan anus :baik
14. Penegak diagnosis/ pemeriksaan penunjang

-pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hemoglobin 7,5 11,7 g%-15,5 g%

Leukosit 23 3.600-11.000

Hematokrit 22,8 35-47 %

Eritrosit 3.13 3.8 – 5.2 10^6/uL

Hitung jenis 1/0/88/7/56 2-4/0-1/50-70/25-50/2-8

Trombosit 241.000 150.000-450.000

MCV 72.8 80-100 fL

MCH 24 26-34 pg
MCHC 32.9 32-36 g/dL

RDW-CV 14.9 11.5 – 14.5 %

-SWAB antigen

Pemeriksaan Hasil Nilai Metode


normal

Rapid test antigen Negative Negative ICT


Covid-19

15. Program terapi


a. Memberikan Pro Tranfusi PRC colf I
b. Memberikan O2 nasal 2-4 lpm
c. Memberikan infus NaCl 500ml
d. Memberikan infus RL 500 ml
e. Memberikan injeksi omeprazole 10 ml
f. Memberikan injeksi ceftriaxone 5 ml, ranitidine 3 ml, santagesi 3 ml

2.2 Penentuan Masalah

Diagnosis yang muncul berdasarkan pengkajian penulis kepada klien yaitu


menegakkan tiga diagnosis:

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


factor biologis atau ketidak mampuan mengabsorpsi makanan. Diagonasa ini
ditegakkan karena asupan nutrisi pasient tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metablic
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma paada jaringan Diagonasa ini
ditegakkan karena ditemukan pada pedis pasient terdapat gangrene

2.3 Planning

1. Anjurkan minum obat teratur


2. Anjurkan istirahat teratur
3. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
4. Anjurkan makan sedikit sedikit tapi sering
5. Monitor tanda tanda vital (TD/S/N/RR)
6. Monitor peningkatan nutrisi
7. Monitor reaksi obat
8. Berikan injeksi sesuai advis dokter
9. Libatkan keluarga dalam perawatan
10. Monitor intake output cairan

2.4 Implementasi dan Evaluasi

NO Tanggal/ Implementasi Evaluasi


jam

1 16-05-2023

23.00 WIB Mengkolaborasi infus Pz 500ml S: pasien mengatakan


23.03 WIB Mengkolaborasi injeksi masih mengeluh
23.13 WIB ceftriaxone, ranitidine, keadaannya lemas, pusing,
11.14 WIB santagesik mual dan muntah satu kali
23.15 WIB Mengobservasi ttv (TD/S/N/RR) lalu ada luka pada kaki,
Monitoring keadaan umum asupan nutrisi belum
pasien dan keluhan bertambah
Ambil sample O: K/U lemah
Skla nyeri 2
Tekanan darah: 107/58
mm Hg
Nadi: 97x/menit
RR: 22 x/menit
Suhu: 36,4
A: I: nyeri akut akibat luka
II: defisist nutrisi
Masih belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
123

2 17-05-2023
06.00 WIB Cek GDP 358 mg/dl S: pasien mengatakan
06.05 WIB Mengkolaborasi injeksi sedikit berkurang frekuensi
ceftriaxone 10 ml, ranitidine 3 nyeri pada kaki ,asupan
ml, santagesik 5 ml nutrisi bertambah 1/2
06.15 WIB Mengkolaborasi tranfusi PRC belum bisa BAB
Colf I (msk) O: K/U lemah
07.00 WIB Monitoring keadaan umum Skla nyeri 2
pasien dan keluhan Monitoring Tekanan darah:110/60
asupan nutrisi Nadi: 100 x/menit
09.00 WIB Merawat luka dengan RR: 24
menggunakan Pz dan ditutup Suhu: 36
dengan kasa steril A: I. Nyeri akut: teratasi
12.00 WIB Observasi ttv sebagian
12.30 WIB Tranfusi PRC Colf I (habis) II: defisit nutrisi: teratasi
ganti cairan NaCl lalu Injeksi sebagian
RCI 10 ui/ IV P: intervensi lanjutan 1 & 2
13.30 WIB Injeksi RCI 10 ui/ IV
14.00 WIB Monitoring keadaan umum
pasien
16.00 WIB Injeksi santagesik 5 ml
20.00 WIB Injeksi ceftriaxone 10 ml,
ranitidine 3 ml
20.30 WIB Tranfusi PRC colf II
DAFTAR PUSTAKA

Baequny, Ahmad,. dkk. 2015. Pengaruh Pola Makan Tinggi Kalori terhadap Peningkatan
Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Riset Kesehatan Vol.4
No.1. diakses

Baequny, Ahmad,. dkk. 2015. Pengaruh Pola Makan Tinggi Kalori terhadap Peningkatan
Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Riset Kesehatan Vol.4
No.1. diakses

Krisnatuti, D. (2014). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar
Swadaya

NANDA International. (2015). NANDA International Inc. Diagnosa Keperawatan: Definisi


& Klasifikasi 2015-2017 (Budi Anna Keliat, et al, Penerjemah). Jakarta: EGC

Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak – Anak
Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika

Hasriani. (2018). Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Melitus dalam Pemenuhan


Kebutuhan Nutrisi di Ruang Perawatan RSAD DR. R Ismoyo Kota Kendari. KTI. Kendari :
Poltekes Kendari

Anda mungkin juga menyukai