Anggota :
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2,
dengan judul “Meningitis”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
A. Meningitis............................................................................................
1. Pengertian Meningitis...................................................................
2. Jenis Meningitis.............................................................................
3. Etiologi...........................................................................................
4. Tanda dan gejala...........................................................................
5. Patofisiologi...................................................................................
6. Manifestasi klinik..........................................................................
7. Penatalaksanaan...........................................................................
8. Komplikasi.....................................................................................
9. Asuhan keparawatan Meningitis.................................................
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUHUAN
A. Latar Belakang
Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat
inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis cairan
serebrospinalis (CSS). Meningitis dapat terjadi akut, subakut atau kronis tergantung
etiologi dan pengobatan awal yang tepat. Meningitis akut terjadi dalam waktu beberapa
jam sampai beberapa hari, yang disebabkan oleh bakteri, virus, non infeksi. Meningitis
akut pada anak dirawat di rumah sakit secara rutin dan diberikan antibiotik spektrum luas
sambil menunggu hasil kultur karena sulit membedakan meningitis bakterial dengan
meningitis aseptik. Meningitis akut pada anak umumnyaa merupakan meningitis aseptik
dan tidak memerlukan pengobatan spesifik, namun 6-18% kasus meningitis akut
merupakan meningitis bakterial.
Meningitis bakterial merupakan infeksi sistem saraf pusat (SSP) yang paling berat
dan sering serta masih menjadi masalah kesehatan di dunia.4 Angka kematian mencapai
25% di negara maju dan lebih tinggi lagi di negara berkembang walaupun telah ada terapi
antimikroba dan perawatan intensif yang canggih.5,6 Meningitis bakterial terutama
menyerang anak usia <2 tahun, dengan puncak angka kejadian pada usia 6-18 bulan.
Insidens meningitis bakterial di negara maju sudah menurun sebagai akibat keberhasilan
imunisasi Hib dan pneumokokus. Kasus meningitis bakterial diperkirakan 1-2 juta setiap
tahun dan 135.000 meninggal dan menjadi salah satu dari 10 penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian di dunia serta 30-50% akan mengalami sekuele neurologis.6,8 Di
Indonesia, kasus tersangka meningitis bacterial sekitar 158/100.000 per tahun9 dan
menduduki urutan ke-9 dari 10 pola penyakit di 8 rumah sakit pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian meningitis?
2. Apa jenis meningitis?
3. Apa etiologi Meningitis?
4. Apa tanda dan gejala meningitis?
5. Bagaimana Patofisiologi meningitis?
6. Bagaimana manifestasi klinik?
7. Bagaimana Penatalaksanaan meningitis?
8. Apa komplikasi meningitis?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian meningitis
2. Mengetahui jenis meningitis
3. Mengetahui etiologi Meningitis
4. Mengetahui tanda dan gejala meningitis
5. Mengetahui Patofisiologi meningitis
6. Mengetahui manifestasi klinik
7. Mengetahui Penatalaksanaan meningitis
8. Mengetahui komplikasi meningitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Meningitis
1 Pengertian meningitis
3 Etiologi
Infeksi bakteri atau virus pada cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang biasanya menyebabkan pembengkakan. Namun, cedera, kanker, obat-obatan
tertentu, dan jenis infeksi lainnya juga dapat menyebabkan meningitis. Penting untuk
mengetahui penyebab spesifik meningitis karena pengobatannya berbeda tergantung
penyebabnya.
1. Meningitis Bakteri
Meningitis bakteri bersifat serius. Beberapa orang dengan infeksi meninggal dan
kematian dapat terjadi hanya dalam beberapa jam. Namun, kebanyakan orang sembuh
dari meningitis bakteri. Mereka yang sembuh dapat mengalami cacat permanen, seperti
kerusakan otak, gangguan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Penyebabnya:
Streptococcus pneumoniae, Group B Streptococcus, Neisseria meningitidis, Haemophilus
influenzae, Listeria monocytogenes, Escherichia coli.
2. Meningitis Virus
Viral meningitis (meningitis disebabkan oleh virus) adalah jenis meningitis yang
paling umum. Kebanyakanorang sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun,
siapa pun yang memiliki gejala meningitis harus segera ke dokter karena semua jenis
meningitis bisa menjadi serius. Bayi berusia kurang dari 1 bulan dan orang dengan sistem
kekebalan yang lemah lebih mungkin menderita penyakit parah akibat meningitis virus.
Penyebabnya Mumps virus, Herpes, viruses termasuk Epstein-Barr virus, herpes simplex
viruses, dan varicella-zoster virus, Measles virus, Influenza virus, Arboviruses, seperti
West Nile virus, Lymphocytic choriomeningitis virus.
3. Meningitis Jamur
Meningitis jamur dapat berkembang setelah infeksi jamur menyebar dari tempat
lain di tubuh ke otak atau sumsum tulang belakang. Beberapa penyebab jamur meningitis
termasuk Cryptococcus, Histoplasma, Blastomyces, Coccidioides, dan Candida
4. Meningitis Parasit
Berbagai parasit dapat menyebabkan meningitis atau dapat mempengaruhi otak
atau sistem saraf dengan cara lain. Secara keseluruhan, meningitis parasit jauh lebih
jarang daripada meningitis virus dan bakteri. Parasite penyebabnya adalah Eosinophilic
meningitis, Eosinophilic meningoencephalitis, EM seperti Angiostrongylus or
cantonensis (neurologic angiostrongyliasis), Baylisascaris procyonis (baylisascariasis;
neural larva migrans), Gnathostoma spinigerum (neurognathostomiasis. Orang dapat
terinfeksi dengan memakan makanan mentah atau kurang matang atau produk yang
terkontaminasi.
5.Meningitis Amuba
Meningoencephalitis amuba primer (PAM) adalah infeksi otak langka yang
disebabkan oleh Naegleriafowleri dan biasanya berakibat fatal. Naegleria fowleri adalah
amoeba* yang hidup bebas (organisme hidup bersel satu yang terlalu kecil untuk dilihat
tanpa mikroskop).
Pada bayi (usia infant), tanda dan gejala meningitis tidak khas dan tidak terlalu
tampak, sebagai berikut:
a) demam
b) Bayi malas menyusu atau tidak mau makan
c) Tangisan bayi lemah d. Bayi tampak lemah, letih, lesu
d) Sulit bangun
e) Muntah
f) Muncul ruam kemerahan pada kulit
g) Anak rewel
5 Patofisiologi
Virus, bakteri, atau jamus masuk ke sirkulasi cairan otak melalui pleksus koroid di
ventrikel lateral dan selaput meningeal lalu beredar di luar otak dan ruang subarahnoid.
Manifestasinya infeksi susunan saraf pusat: nekrosis arteri dan perdarahan, infark
serebral, infiltrate perivasculer,radang saraf spinal, radang saraf otak, dan adanya
perubahancairan serebrospinal (Widagdo, 2011 dalam Abelina, 2019).
Meningitis bakteri terjadi bisa secara langsung atau skunder, secara langsung melalui
tindakan lumbal punksi, saat fraktur atau cidera kepala berat, bedah saraf, spina bifida.
Sedangkan karena skunder sebagai akibat dari infeksi pernapasan
atas, infeksi sinus, atau infeksi telinga (Kyle dan Carman, 2014).
Penularan meningitis virus secara enterovirus. HSV tipe 1 menular lewat kontak
langsung.sedangkan HSV tipe 2 menular lewat kontak seksual, pada neonatus biasanya
tertular dari jalan lahir ibu. Dengan inkubasi 4-6 hari (Tanto dkk, 2014).
6 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis adalah timbul sakit secara tiba-tiba, adanya demam, sakit
kepala, panas dingin,muntah dan kejang-kejang.anak menjadi cepat rewel dan agitasi
serta dapat berkembang menjadi fotofobia, delirium, halisinasi, tingkah laku yang agresif
atau gastrointestinal.
Manifestasi klinis biasanya tampak pada anak umur 3 sampai 2 tahun dan sering
ditemukan adanya demam, nafsu makan menurun, muntah, rewel, mudah lelah, kejang-
kejang, dan menangismeraung-raung.tanda dank has kepala adalah fontanel menonjo.
Kaku kuduk merupakan tanda meningitis pada anak, sedangkan tanda-tanda brudinski
dan kerning dapat terjadi namun lambat atau ada pada kasus meningitis tahap lanjut.
7 Penatalaksanaan
Meningitis bacterial akut merupakan keadaan kedaruratan medik yang harus segera
ditangani dengan cepat dan tepat agar dapat mendapatka hasil yang optimal.
1. Terapi umum
Terapi umum dilakukan dengan menangani keadaan kegawatannya (5B).
2. Terapi spesifik
Terapi spesifik dengan pemberian antibiotic yang tepat. Untuk menurunkan angka
kematian diperlukan usaha preventif.
8 Komplikasi
Komplikasi yang serng terjadi pada meningitis adalah peningkat TIK yang
menyebabkan penurunan kesadaran. Komplikasi lain pada meningitis yaitu disfungsi
neurologi, disfungsi saraf kranial, hemiparasi, dysphasia dan hemiparasia. Mungkin juga
dapat terjadi syok gangguan koagulasi, komplikasi septik (bacterial endocarditis) dan
deman yang terus menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika eksidat menyebabkan adhesi
yang dapat mencegah aliran CSF normal dari ventrikel. DIC (dimensi intravaskuler
coagulation ) adalah komplikasi yang serius pada meningitis yang dapat menyebabkan
kematian.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
A. Konsep Asuhan Keperawatan Meningitis
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.
Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal masalah pasien, agar dapat
memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian (Nurarif & Hardhi,
2016).
a. Indentitas
1) Identitas pasien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, perkerjaan dan alamat.
2) Identitas penanggung jawab terdiri dari: nama, hubungan dengan klien, pendidikan,
prkerjaan dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya demam, sakit
kepala, mual dan muntah, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat kesadaran.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian RKS yang mendukung keluhan utama
dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik
pasien secara PQRST.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu Pengkajian penyakit yang pernah dialami pasien yang
memungkinkan adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi
pernah kah pasien mengalami infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, anemia sel
sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala. Riwayat
sakit TB paru perlu ditanyakan kepada pasien terutama jika ada keluhan batuk
produktif dan pernah mengalami pengobatan obat anti tuberkulosa yang sangat
berguna untuk mengidentifikasi meningitis tuberkulosa.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga Pada riwayat kesehatan keluarga, biasanya apakah ada di
dalam keluarga yang pernah mengalami penyakit keturunan yang dapat memacu
terjadinya meningitis.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum. Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien meningitis
biasanya bersekitar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa.
b. Tanda- Tanda Vital
1) TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis normal atau meningkat dan
berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan TIK ( N = 90- 140 mmHg).
2) Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (N = 60-100x/i).
3) Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan meningitis ini akan lebih meningkat
dari pernafasan normal (N = 16-20x/i).
4) Suhu : Biasanya pasien meningitis didapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari
normal antara 38-41°c (N = 36,5°c – 37,4°c).
c. Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala : Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri kepala.
2) Mata : Nerfus II, III, IV, VI :Kadang reaksi pupil pada pasien meningitis yang tidak
disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan. Nerfus V : Refleks kornea
biasanya tidak ada kelainan.
3) Hidung : Nerfus I : Biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman
4) Telinga : Nerfus VIII : Kadang ditemukan pada pasien meningitis adanya tuli
konduktif dan tuli persepsi.
5)Mulut:NerfusVII:Persepsipengecapandalambatasnormal,wajah simetris Nerfus XII :
Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra
pengecapan normal.
6) Leher Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis. Palpasi : Biasanya teraba
distensi vena jugularis. Nerfus IX dan X : Biasanya pada pasien meningitis
kemampuan menelan kurang baik Nerfus XI : Biasanya pada pasien meningitis
terjadinya kaku kuduk
7) Ekstremitas Pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi
(khusunya lutut dan pergelangan kaki). Klien sering mengalami penurunan kekuatan
otot dan kelemahan fisik secara umum sehingga menggangu ADL.
3. Pola kehidupan
a. Aktivitas / istirahat
Pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tubuh
b. Eliminasi
Pasien didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urine, hal ini berhubungan
dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.
c. .Makanan / cairan
d. Hygiene
Pasien menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri karena penurunan
kekuatan otot.
4. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut behubungan dengan agen pencedera fisiologis, mengeluh nyeri,tampak
meringis
b. Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan peradangan dan edema pada
otak dan selaput otak
c. Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan adanya kejang berulang, fiksasi kurang
optimal
5. Intervensi
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri.
2) Jelaskan strategi mengatasi nyeri
4) Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik
Edukasi
1) Beri penjelasan kepada klien
tentang keadaan lingkungan.
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian steroid
Risiko tinggi cedera
osmotic.
yang berhubungan setelah dilakukan
dengan adanya kejang asuhan keperawatan
berulang, fiksasi selama 2x24 jam,
Observasi
kurang optimal. maka diharapkan,
1) monitor kejang pada tangan,
pasien bebas dari
kaki, dan otot-otot lainnya
cedera yang
disebabkan oleh
Terapeutik
kejang
1) persipkan lingkungan yang aman
keriteria hasil
seperti batasan ranjang, papan
pasien tidak pengaman, dan alat suction selalu
mengalami cedera berada dekat pasien
apabila ada kejang
berulang Edukasi
1) pertahankan bedrest total selama
fase akut
Kolaborasi
1) kolaborasi pemberian terapi,
diazepam
6. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkanProses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi (Nettina, 2002).
Implementasi keperawatan merupakan perwujudan dari intervensi yang telah
ditetapkan untuk mengkoordinasi aktivitas pasien, keluarga serta tim kesehatan untuk
memberi asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien berguna
untuk pengawasan dan peningkatan status kesehatan pasien (Lingga, 2019)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur atau karena toksin.
Namun demikian sebagian besar meningitis disebabkan bakteriMeningitis adalah
peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla spinalis
(Tarwoto, 2013).
Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. tidak ada reservoir pada hewan. Cara
penularan dari manusia ke manusia melalui droplet pernapasan atau sekresi tenggorokan
(saliva) dari pembawa (carrier)seperti merokokkontak dekat dan kontak berkepanjangan
(berciuman. bersin, batuk atau tinggal di dekat dengan pembawa). Sebesar 1-10%
populasi membawa N. meningitidis di tenggorokan dan tidak menimbulkan gejala.
B. Saran
Perlunya kesadaran lebih tinggi dari masyarakat akan bahaya penyakit
tuberkulosis, sehingga diagnosis dini dapat ditegakkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin.2009.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan,Jakarta :Salemba Medika