Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

N DENGAN ISK ( Infeksi Saluran Kemih)

DI RSIA MELINDA

Disusun Oleh :

Lilis Komariah

NIM : 30140119026K

PROGRAM RPL KEPERAWATAN NON ASN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SANTO BORROMEUS BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kasus Individu yang bertujuan untuk melengkapi nilai Praktik Keperawatan Anak
dengan penuh kemudahan dan menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad
SAW.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini, baik dari segi materi, tenaga maupun doa.
Terimakasih kepada Ibu Maria Yunita Indriani, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B dan Ibu Monica
Saptiningsih,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B selaku pembimbing Praktik Keperawatan Medikal
Bedah I. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

Bandung, Desember 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR TABELiv
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Tujuan Penulisan1
C. Metode Penulisan2
D. Sistematika Penulisan2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3
BAB III TINJAUAN KASUS8
BAB IV PEMBAHASAN32
BAB V PENUTUP39
A. Simpulan39
B. Saran39
DAFTAR PUSTAKA

iii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan5


Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Feses19
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Elektrolit & Hematologi20
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Berat Jenis 20
Tabel 3.4 Analisa Data22
Tabel 3.5 Perencanaan Keperawatan 24
Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan27
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di

negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering

menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam

waktu yang singkat.

Diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari,

sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat

disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak

adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3

juta penduduk setiap tahun. Di Afrika orang dewasa terserang diare infeksi 7 kali

setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan

diare 3 kali setiap tahun.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan kasus ini adalah memberikan pegetahuan kepada
penulis dalam penatalaksanaan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien diare.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien diare.
b. Melakukan analisa data pada pasien diare.

1
2

c. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul.


d. Merumuskan intervensi keperawatan.
e. Melakukan tindakan keperawatan.
f. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan

C. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan laporan ini adalah dengan cara melakukan

asuhan keperawatan secara langsung dan dengan mencari sumber dari buku

pendidikan keperawatan.

D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyelesaian dari laporan asuhan keperawatan ini, maka

penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka berisi laporan pendahuluan. Bab

III Tinjauan Kasus berisi asuhan keperawatan yang dilaksanakan selama 2 hari.

Bab IV Pembahasan berisi mengenai kesamaan dan penyimpangan atau

perbedaan antara isi konsep dasar proses keperawatan di BAB II dan kasus BAB

III. Bab V Penutup berisi simpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a Pengkajian Keperawatan
Fokus pengkajian menurut Doenges (2000)
1 Aktivitas / istirahat
Gejala : Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari, kelemahan,
perasaan ‘hiper’ dan ansietas, peningkatan aktivitas / partisipasi dalam
latihan-latihan energi tinggi.
Tanda : Periode hiperaktivitasi, latihan keras terus-menerus.
2 Sirkulasi
Gejala : Perasaan dingin pada ruangan hangat.
Tanda : TD rendah takikardi, bradikardia, disritmia.
3 Integritas ego
Gejala : Ketidakberdayaan / putus asa gangguan (tak nyata) gambaran
dari melaporkan diri-sendiri sebagai gendut terus-menerus memikirkan
bentuk tubuh dan berat badan takut berat badan meningkat, harapan diri
tinggi, marah ditekan.
Tanda : Status emosi depresi menolak, marah, ansietas.
4 Eliminasi
Gejala : Diare / konstipasi,nyeri abdomen dan distress, kembung,
penggunaan laksatif / diuretik.
5 Makanan, cairan
Gejala : Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan
normal atau meningkat.
Tanda : Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor
buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka rongga mulut, luka
tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah berdarah, luka gusi luas.
6 Higiene

3
4

Tanda : Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan rambut


( aksila / pubis ), rambut dangkal / tak bersinar, kuku rapuh tanda erosi
email gigi, kondisi gusi buruk
7 Neurosensori
Tanda : Efek depresi ( mungkin depresi ) perubahan mental ( apatis,
bingung, gangguan memori ) karena mal nutrisi kelaparan.
8 Nyeri / kenyamanan
Gejala : Sakit kepala.
9 Keamanan
Tanda : Penurunan suhu tubuh, berulangnya masalah infeksi.
10 Interaksi sosial
Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu
dominan anggota keluarga dekat, kebersamaan dijunjung tinggi, batas
pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak yang dapat bekerja
sama, masalah control isu dalam berhubungan, mengalami upaya
mendapat kekuatan.
11 Seksualitas
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,
menyangkal / kehilangan minat seksual.
Tanda : Atrofi payudara, amenorea.
12 Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
keyakinan / praktik kesehatan misalnya yakin makanan mempunyai
terlalu banyak kalori, penggunaan makanan sehat.

b Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
2 Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
3 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4 Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering
5

5 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan


intake makanan
6 Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
7 Ansietas b.d perubahan status kesehatan

c Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
No Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC
dengan proses infeksi keperawatan 2x24 jam
diharapkan diare pada pasien Diarhea Management
teratasi. - Evaluasi efek samping
NOC : Electrolyte and Acid pengobatan terhadap
base balance gastrointestinal
Kriteria hasil : - Ajarkan pasien untuk
a. Feses berbentuk, menggunakan obat anti
BAB sehari sekali diare
tiga hari - Evaluasi intake
b. Menjaga daerah makanan yang masuk
sekitar rectal dari - Indentifikasi faktor
iritasi penyebab dari diare
c. Tidak mengalami - Monitor tanda dan
diare gejala diare
d. Menjelaskan - Observasi turgor kulit
penyebab diare dan secara rutin
rasional tindakan - Ukur diare/keluaran
e. Mempertahankan BAB
turgor kulit - Hubungi dokter jika ada
Skala : kenaikan bising usus
1 Ekstrim - Monitor persiapan
2 Berat makanan yang aman
3 Sedang - Monitor turgor kulit
4 Ringan - Monitor mual dan
5 Tidak ada keluhan muntah
2. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan NIC
cairan berhubungan keperawatan 2x24 jam
dengan kehilangan diharapkan pasien tidak Fluid management
cairan aktif (diare) kekurangan cairan - Timbang
NOC : Status nutrisi Intake poopok/pembalut jika
makanan dan cairan diperlukan
Kriteria hasil : - Pertahankan intake dan
6

a Mempertahankan urine output yang akurat


output sesuai dengan - Monitor status hidrasi
usia dan BB (urine dan kelembaban
normal) membran mukosa
b Tekanan darah nadi suhu - Monitor vital sign
dalam batas normal - Monitor masukan
c Tidk ada tanda-tanda makanan
dehidrasi. Elastis turgor - Kolaborasi obat dengan
kulit baik, membran dokter
mukosa lembab, tidak - Monitor berat badan
ada rasa haus yang
berlebihan.
Skala :
1 Ekstrim
2 Berat
3 Sedang
4 Ringan
5 Tidak ada keluhan
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC
nutrisi kurang dari keperawatan 2x24 jam
kebutuhan tubuh diharapkan nutrisi pasien Manajmen Nutrisi
berhubungan dengan terpenuhi. - Kaji adanya alergi
output yang NOC : Status nutrisi: Intake makanan
berlebihan makanan dan cairan - Kolaborasi dengan ahli
Kriteria hasil : gizi untuk menentukan
a Adanya peningkatan jumlah kalori dan
berat badan sesuai nutrisi yang dibutuhkan
dengan tujuan pasien
b Berat badan ideal sesuai - Monitor jumlah nutrisi
dengan tinggi badan dan kandungan kalori
c Mampu - Berikan informasi
mengidentifikasi tentang kebutuhan
kebutuhan nutrisi nutrisi
d Tidak ada tanda-tanda - Kaji kemampuan
malnutrisi pasien untuk
Skala : mendapatkan nutrisi
1 Ekstrim yang dibutuhkan
2 Berat Nutrition Mnitoring
3 Sedang - BB pasien dalam batas
4 Ringan normal
5 Tidak ada keluhan - Monitor adanya
penurunan berat badan
- Monitoring kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitoring turgor kulit
- Monitor mual dan
muntah
7

d Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan berisi SOAP yang dilakukan setiap hari nya sebagai
catatan perkembangan pasien, yang terdiri dari :
S : adalah data subjektif atau data yang di peroleh dari pasien mengenai
keadaan nya saat ini atau pun tentang keluhannya.
O : adalah data objektif atau data yang di peroleh melalui pengukuran atau
yang terlihat dan bisa di ukur
A : adalah analisis atau membandingkan anatara informasi subjektif dan
objektif dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian atau tidak teratasi.
P : adalah rencan keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
analisa.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : An. N
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Marital :-
Tanggal, jam pengkajian : 8 Desember 2019 Jam 07.00
Tanggal, jam masuk : 6 Desember 2019 Jam 19.49
Diagnosa Medis : ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Alamat : Kp. Grand Paris Blok 13-24 Pontianak
2) Identitas Keluarga/Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung
Alamat : Kp. Grand Paris Blok 13-24 Pontianak

b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang

8
9

(1) Alasan Masuk Rumah Sakit


Demam sejak 1 hari yang lalu
(2) Keluhan Utama
OT mengatakan anak demam sejak 1 hari yang lalu pagi hari
(3) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 8 Desember
2019 OT mengatakan anak demam sejak tanggal 5 Desember
2019 pagi lalu klien dibawa ke IGD RSIA Melinda dengan
keluhan Demam sejak 1 hari yang lalu, batuk pilek (+) sejak 4
hari yang lalu, muntah (+) 3-4x. BAB tidak ada keluhan.
Sebelumnya sudah berobat ke rumah sakit lain di berikan obat
melalui dubur dan di suntik obat melalu IV namun masih
tetap demam dan mual muntah. Hasil pemeriksaan : S :
39.2°C, N : 110x/menit, R : 20x/menit, SpO2 : 99%, akral
teraba hangat. Dari hasil pemeriksaan klien di sarankan untuk
dilakukan perawatan lanjutan (rawat inap)
(4) Keluhan yang menyertai
OT mengatakan anak menjadi lebih lemas, nafsu makan
menurun.
(5) Riwayat tindakan konservatif dan pengobatan yang telah
didapat
Pada tanggal 6 Desember 2019, klien sudah diberikan pyrexin
160mg sebanyak 1 buah yang diberikan melalui suppositoria,
klien terpasang infus TP di tangan kiri 50cc/jam (22.00).
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
(1) Riwayat penyakit atau rawat inap sebelumnya
OT mengatakan anak tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya ataupun riwayat rawat inap sebelumnya.
(2) Riwayat alergi
OT mengatakan anak tidak memiliki riwayat alergi apapun.
10

(3) Riwayat operasi


OT mengatakan anak tidak pernah melakukan tindakan
operasi.
(4) Riwayat transfusi
OT mengatakan anak tidak pernah melakukan transfusi.
(5) Riwayat pengobatan
OT mengatakan anak tidak memiliki riwayat pengobatan
sebelumnya.
c) Riwayat penyakit keluarga
OT mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan (asthma, hipertensi, DM) dan
penyakit menular (TB, Hepatitis, HIV/AIDS).

c. Data Biologis
1. Penampilan umum :
Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran Composmentis,
terpasang infus dengan cairan TP di tangan sebelah kiri.
2. Tanda-tanda vital :
Suhu 39.2°C, Nadi 110x/menit teratur di area radialis denyutan kuat,
Pernapasan 20x/menit napas teratu, SpO2 99% tanpa alat bantu, akral
teraba hangat.
3. Tinggi badan : 163 cm
Berat Badan : 16 Kg
IMT (BB/TB²) : 23,01 dalam kategori berat badan berlebih
4. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Kardiovaskuler
1) Anamnesa
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis (E:4,
M:6, V:5), Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
jantung, hasil pemeriksaan TD :108/72 mmHg, Nadi :
11

79x/menit teraba kuat dan teratur, akral teraba hangat.

2) Pemeriksaan Fisik:
(a) Inspeksi
Warna kuku putih, bentuk kuku normal, telapak tangan
normal. Warna kulit coklat sawo. Mata terlihat normal,
tidak ada lesi, bengkak. Bentuk dada normal, tidak
terdapat benjolan pada pada dada. Tidak ada pembesaran
ventrikel kiri pada area ictus cordis. Pergerakan dada
teratur, bersamaan.
(b) Palpasi
Nadi teraba kuat, akral terasa hangat, CRT <3 detik. Tidak
terdapat nyeri tekan.
(c) Perkusi
Pada linea sternalis kiri dan kanan pada daerah
manubrium sterni terdapat bunyi pekak yang
menurapakan daerah aorta. Terdapat bunyi sonor pada
paru-paru.
(d) Auskultasi
Bunyi jantung normal terdengar bunyi jantung I (S1) lup
dan bunyi jantung II (S2) dup. Irama jantung normal,
frekuensi jantung dalam 1 menit 79x/menit, tidak
terdengar suara murmur.
b) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak
terdapat sianosis pada bibir, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung, mukosa hidung lembab, tidak terdapat secret, tidak
terdapat pembengkakan konka, tidak terdapat polip, tidak
12

terdapat penggunaan otot-otot bantu pernapasan, bentuk dada


simetris, tidak terdapat adanya retraksi dada ataupun retraksi
epigastrium, tidak terdapat adanya nyeri tekan pada dada,
ekspansi paru simetris, pengembangan paru simestris, getaran
vocal fremitus terasa lebih jelas pada apeks paru, suara paru
terdengan resonan, pada auskultasi terdengar suara vesikuler,
frekuensi napas 20 x/ menit.
c) Sistem Pencernaan
Warna bibir merah kehitaman, mukosa bibir kering, gigi bersih,
tidak ada keluhan nyeri mengunyah dan menelan, tidak ada
pembesaran tonsil, sclera tampak bening, lidah berwarna merah
muda dan tampak bersih. Abdomen datar dengan kontur lembut,
bising usus hiperperistaltik, tidak terdapat adanya nyeri tekan dan
lepas pada daerah abdomen, suara perkusi abdomen terdengar
timpani kecuali pada perkusi hati dan limpa terdengar dullness,
tidak ada pembesaran hepar dan limpa, BAB >5x lendir (-), darah
(-), ampas (-), mual (+) muntah (-).
d) Sistem Endokrin
Tidak terdapat eksofthalmus, tidak tampak adanya hipo/
hiperpigmentasi kulit, tidak tampak adanya keringat yang
berlebihan (diaporesis), tidak teraba adanya massa, nyeri tekan
dan pembesaran saat palpasi kelenjar tiroid dan paratiroid.
e) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat edema periorbital, tidak terdapat distensi kandung
kemih, tidak terdapat nyeri tekan ataupun nyeri lepas saat palpasi
ginjal, palpasi ginjal tidak teraba.
f) Sistem Persarafan
1) Tes Fungsi Serebral
(a) Status Mental
(1) Orientasi
13

Klien menge butkan bahwa sekarang ia berada di


rumah sakit ditunggui oleh anaknya dan berada pada
waktu sore.
(2) Daya ingat
 Jangka panjang
Klien dapat mengingat bahwa dirinya lahir pada
tahun 1958
 Jangka pendek
Klien dapat menyebutkan tiga benda yang
ditunjukkan pada klien dan klien dapat
mengulangnya dengan tepat yaitu gelas, sendok
dan pulpen.
(3) Perhatian dan perhitungan
Klien dapat menghitung dengan penjumlahan serial
lima yaitu, 5 + 5 = 10, 10 + 5 = 15, 15 + 5 = 20, 20 +5
= 25, 25 + 5 = 30, 30 + 5 = 35
(4) Fungsi bahasa
Klien dapat menyebutkan nama benda yang
ditunjukkan oleh perawat seperti gelas, sendok dan
pulpen. Klien dapat mengulangi kata-kata “akan
tetapi” atau “jika tidak” dan klien mengerti perintah
saat klien diminta untuk menyebutkan benda yang
berada didekatnya yaitu bantal, sendok dan gelas
(b) Tingkat Kesadaran
Kesadaran : komposmentis
Kuantitas : nilai GCS 15 (E4 V5 M6)
(c) Pengkajian Bicara
Proses bicara klien lancar walaupun pelan
2) Tes Fungsi Kranial
14

(a) Nervus I (Olfaktorius)


Klien dapat membedakan bau kopi, kayu putih dan
alkohol
(b) Nervus II (Optikus)
Fungsi ketajaman penglihatan klien mengalami
penurunan, klien mengatakan pandangannya sedikit kurng
jelas. Klien tidak bisa membaca papan nama perawat pada
jarak 30 cm
(c) Nervus III (Okulomotoris), IV (Troclearis) dan VI
(Abdusen)
Klien mampu menggerakan bola matanya kesegala arah
yaitu kearah bawah, atas dan samping. Pupil konstriksi
saat diberi cahaya, bentuk pupil isokor, klien dapat
membuka dan menutup matanya, lapang pandang tidak
mengalami penyempitan.
(d) Nervus V (Trigeminus)
Fungsi mengunyah klien baik, pergerakan otot masetter
dan temporalis saat mengunyah simetris. Klien dapat
merasakan sentuhan pilinan kapas yang diusapkan pada
daerah maksilaris dan mandibula dengan kedua mata
tertutup, klien mengedip secara spontan saat diberi
rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua kelopak
mata tanpa diketahui oleh klien. Klien dapat
menggerakkan rahangnya kearah belakang, depan,
samping kanan dan kiri.
(e) Nervus VII (Fasialis)
Klien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum dengan
kedua bibir simetris. Klien dapat membedakan rasa manis
dan asin pada 2/3 anterior lidah.
(f) Nervus VIII (Auditorius)
15

Klien dapat mengulang bisikan suara yang diberikan


perawat pada jarak 30 cm.
(g) Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah,
refleks muntah (+)

(h) Nervus X (Vagus)


Refleks menelan (+) baik, uvula terletak ditengah antara
palatum mole dengan arkus faring dan bergetak saat klien
bilang “ah”
(i) Nervus XI (Asesorius)
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri serta
melawannya ketika diberikan tahanan pada kedua bahu
(j) Nervus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakkan lidah dan menjulurkannya
kearah samping kiri, kanan, belakang dan depan.
3) Tes Fungsi Sensoris
(a) Rasa Sakit
Klien merasakan sakit saat ditusuk didaerah bahu, lengan
dan kaki dengan menggunakan ujung pulpen.
(b) Sentuhan
Klien dapat merasakan sentuhan kapas pada lengannya
dengan kedua mata tertutup
(c) Diskriminasi
(1) Stereognosis
Klien dapat menebak pulpen yang digenggamkan
pada telapak tangannya dengan kedua mata tertutup
(2) Graphestesis
16

Klien dapat menebak huruf S yang dituliskan


ditelapak tangannya dengan kedua mata klien tertutup
(3) Two Point Stimulation
Klien dapat menebak 2 buah titik yang dibuat
ditelapak tangannya dengan kedua mata tertutup.
g) Sistem Persepsi Sensori
Mata simetris, tidak ada lesi, atau bekas luka, terdapat penurunan
penglihatan, tidak mengalami buta warna, lapang pandang tidak
mengalami penyempitan. Telinga normal, pendengaran baik,
klien tidak memakai alat bantu dengar, tidak terdapat lesi di area
telinga. Lidah baik, klien mampu menilai rasa apa saja yang
sudah di berikan meliputi asam, manis, asin, dan pahit. Indra
peraba klien baik di buktikan klien dapat menilai bahwa kapas itu
halus dan dapat merasakan nyeri ketika di tes di tusuk dengan
benda tajam atau tumpul. Indra penciuman klien baik dibuktikan
dengan klien mampu menyebutkan bahwa yang di cium adalah
alkohol.
h) Sistem Muskuloskeletal
1) Ekstimitas atas
Bentuk dan ukuran ekstrimitas atas simetris, pergerakan
(ROM) kedua ekstrimitas bebas kesegala arah kecuali tangan
kiri klien yang terpasang infus RL 1500 cc/24 jam, kuku klien
pendek dan bersih, tidak tampak adanya nyeri pada daerah
persendian dan tulang, tidak tampak adanya deformitas tulang
ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak tampak
adanya atrofi otot. Kekuatan otot 5 / 5, refleks biceps ++ / ++,
triceps ++ / ++, brachioradialis ++ / ++.
2) Ekstrimitas bawah
Bentuk dan ukuran ekstrimitas atas simetris, pergerakan
(ROM) kaki kanan dan kaki kiri maksimal, tidak ada
17

deformitas tulang maupun sendi, tidak ada atrofi otot, kuku


klien tampak bersih dan pendek. Kekuatan otot 5 / 5, refleks
patella ++ / ++, archiles ++ / ++, babinsky -- / --.
i) Sistem Integumen
Kulit kepala dan rambut klien bersih, kulit tubuh tampak bersih,
turgor kulit kembali dalam waktu 4 detik, kulit teraba hangat,
suhu tubuh 37 0C.

j) Sistem Imun Hematologi


Tidak ada petekie, purpura, tanda memar, epistaksis dan
perdarahan pada gusi.

d. Data Psikologis
1. Status Emosional
Emosi klien relatif stabil dan klien tampak lemas dan tenang ketika
berbicara dengan keluarga maupun dengan perawat.
2. Konsep Diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya. Klien
mengatakan bahwa semua anggota tubuhnya merupakan
pemberian dari Allah SWT. yang patut disyukuri.
b) Identitas Diri
Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas dengan jenis
kelaminnya karena dapat memberikan keturunan dan dapat
menjadi kepala rumah tangga untuk mendidik anak serta istrinya
dengan baik.
c) Peran
Klien adalah seorang bapak bagi anak-anaknya dan suami bagi
istrinya. Klien adalah seorang pegawai dan menerima gaji
18

sebulan sekali.
d) Ideal Diri
Klien berharap untuk cepat sembuh dan berkumpul bersama
keluarganya kembali.
e) Harga Diri
Klien tidak merasa malu ataupun menjadi rendah diri terhadap
penyakit yang dideritanya sekarang. Klien menerima keadaan
dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

3. Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi klien saat berbicara jelas, intonasi yang di ucapkan
juga mudah di mengerti, klien berbicara dengan sangat tenang
kepada keluarga maupun perawat atau petugas kesehatan lainnya.
4. Pola Interaksi
Selama interaksi klien menunjukan sikap kooperatif dan perilaku
bersahabat baik dengan perawat maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya.
5. Pola Mengatasi Masalah
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah, klien selalu
menceritakan kepada anaknya dan berusaha mencari pemecahan
mengenai masalah tersebut karena menurut klien dengan
menceritakan kepada keluarganya, hati klien menjadi tenang
daripada memendam masalah sendirian.

e. Data Sosio-Spiritual
1. Hubungan sosial
Hubungan klien dan keluarga terjalin dengan baik begitu juga
dengan saudara-saudaranya, terbukti dengan banyaknya yang
menjenguk dan banyak yang menunggu bergantian. Hubungan klien
dengan petugas kesehatan di Rumah Sakit kooperatif, klien selalu
19

mengikuti semua program perawatan dan pengobatan yang di


berikan kepadanya. Klien mengatakan bahwa dirinya ikut aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan sedangkan selama di Rumah Sakit
kebutuhan klien selalu dipenuhi oleh perawat dan keluarga.
2. Kultur yang diikuti
Klien berasal dari Purwakarta, kultur yang klien ikuti adalah kultur
budaya Sunda, dimana klien lahir dan tinggal.

3. Gaya hidup
Gaya hidup klien sederhana, tidak mengada-ngada. Klien
mengatakan pergi jalan-jalan atau berekreasi dengan keluarga 1
minggu sekali bisa berkunjung ke rumah sodara ataupun ke tempat
rekreasi, ataupun hanya berkumpul di rumah dengan anak itu sudah
menjadi rekreasi dan hiburan.
4. Kegiatan agama dan relasi dengan Tuhan
Klien percaya terhadap adanya sakit dan sehat karena hal tersebut
merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Allah SWT. Klien
merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya sekarang akan
sembuh dengan perawatan dan pengobatan serta dibarengi dengan
berdo`a kepada Allah SWT. untuk kesembuhan penyakitnya. Klien
percaya adanya Allah SWT. dan segala sesuatu yang tidak dapat
dilihat oleh dirinya. Selama klien dirawat, klien suka menjalankan
ibadahnya dalam melaksanakan salat lima waktu sambil duduk
ditempat tidur.

f. Pengetahuan Pasien terhadap penyakitnya


Klien mengatakan sudah tau dengan penyakitnya, penyakitnya adalah
diare karena BAB cair >5x, untuk perawatan di rumah klien mengatakan
sudah meminum obat New Diatab tetapi tidak ada efeknya, untuk
20

mencegah terjadinya diare kembali klien mengatakan akan menghindari


makanan yang pedas, susu, dan yang asam yang dapat menimbulkan rasa
mual. Jika sedang merasa mual klien mengatakan meminum air teh
manis hangat.

g. Data Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal 25 November 2019 Pukul 22:39

Tabel 3.1
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Faeces
Nilai Metode
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan Pemeriksaan
FAECES
Faeces Rutin
Makroscopis Makroskopik
Kuning Kuning
Warna Faeces Makroskopis
Kemerahan Kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek Makroskopis
Lendir Positive Negative Makroskopis
Darah Positive Negative Makroskopis
Mikroscopis
Sel Epitel, 1-2 <8 /LPB Makroskopik
Leukosit, Banyak Negative /LPB Makroskopik
Eritrosit, Banyak Negative /LPB Makroskopik
Lemak Negative Negative Makroskopik
Serat
Negative Negative Makroskopik
Tumbuhan
Serat Daging Negative Negative Makroskopik
Amilum Negative Negative Makroskopik
Telur Cacing Negative Negative Makroskopik
Amoeba Negative Negative Makroskopik
Lain-lain Negative Negative /LPB Makroskopis

Tanggal 25 November 2019 Pukul 17:14


Tabel 3.2
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Elektrolit dan Hematologi
21

Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode Pemeriksaan
Rujukan
ELEKTROLIT
Natrium/Sodium 138 135-147 mmol/L ISE
Kalium 3.4* 3.5-5 mmol/L ISE
FAAL GINJAL
Ureum 26 12.8-42.8 mg/dL Urease
Creatinine 0.6* 0.8-1.3 mg/dL Jaffe, Modified
GULA DARAH
231
Glukosa Sewaktu <125 mg/dL GOD-POD
(duplo)*
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin Hematology Analyzer
Hemoglobin 13.4 13.2-17.3 g/dL Hematology Analyzer
Hematokrit 39* 40-52 % Hematology Analyzer
Eritrosit 4.7 3.8-5.8 x10^6/ul Hematology Analyzer
Indeks eritrosit
MCV 83 80-96 fL Hematology Analyzer
MCH 29 26-34 pg/cell Hematology Analyzer
MCHC 35 33-36 g/dL Hematology Analyzer

Tanggal 25 November 2019 Pukul 17:14


Tabel 3.3
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Berat Jenis
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode Pemeriksaan
Rujukan
Leukosit 8480 4500-11300 /mm3 Hematology Analyzer
Berat Jenis
Eosinofil 1* 2-4 % Hematology Analyzer
Basofil 0 <1 % Hematology Analyzer
Batang 1* 3-5 % Hematology Analyzer
Segmen 81* 50-70 % Hematology Analyzer
Limfosit 12* 25-40 % Hematology Analyzer
Monosit 5 2-8 % Hematology Analyzer
Trombosit 146* 150-450 x10^3ul Hematology Analyzer

2. Radiologi
Tidak ada hasil pemeriksaan radiologi
3. Terapi
Terapi yang didapatkan adalah :
 Infus RL 1500cc/24jam
22

 New Diatab 3x1


 Vomigo 2x8mg IV
 Esomax 1x40mg IV
 KSR 1x1
 Cepefime 2x1gr IV
4. Diit
Lunak
5. Acara Infus
Infus RL 1500cc/24jam

6. Mobilisasi
Mobilisasi klien normal, klien dapat merubah posisi mandiri,
perpindahan posisi klien dari berbaring ke duduk klien dapat
melakukan nya dengan mandiri.

2. Pengelompokan Data
Data Subjektif (DS) : Klien mengeluh BAB cair >5x tidak ada darah, tidak
ada ampas, klien mengeluh mual makan hanya habis
½
porsi dan mengatakan tidur hanya 3-4 jam/hari.
Data Objektif (DO) : Klien tampak lemas, turgor kulit lambat, mukosa bibir
kering, BAB konsistensi lembek, warna feses kuning
kemerahan, kadar ureum 26 mg/dl, kreatinin 0,6 mg/dl,
kalium 3,6 mmol/L. Wajah tampak pucat.

3. Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Diare Kekurangan volume
 Klien mengeluh cairan
23

BAB cair >5x,


 Klien mengatakan Frekuensi BAB meningkat
konsistensi BAB
cair, tidak ada Hilang cairan & elektrolit berlebihan
darah, tidak ada
ampas.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Do :
 Turgor kulit
lambat, Dehidrasi
 Klien tampak
lemas,
 Mukosa bibr Kekurangan volume cairan
kering,
 Feses konsistensi
cair, warna
kuning
kemerahan
 Ureum 26 mg/dl
 Kreatinin 0.6 mg/dl
 Kalium 3.6
mmol/L
2. DS : Diare Ketidakseimbangan
 Klien mengatakan nutrisi kurang dari
mual tapi tidak kebutuhan tubuh.
ada muntah Distensi abdomen
 Klien mengatakan
makan hanya
habis ½ porsi Mual muntah

DO :
 Wajah tampak Nafsu makan menurun
lemas
 Klien malas makan
Intake nutrisi berkurang

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
3. Ds : Diare Resiko tinggi
Klien mengatakan kurang istirahat
tidur hanya 3-4 tidur
jam/hari Frekuensi BAB meningkat

Do :
Klien tampak Istirahat tidur terganggu/kurang
24

lemas dan pucat

Resiko tinggi kurang istirahat tidur

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
intake makanan
3. Resiko tinggi kurang istirahat dan tidur b.d diare
25

C. Perencanaan Keperawatan

Tabel 3.5
Perencanaan Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO TGL
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 26/11/19 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Untuk mengetahui keadaan
cairan b.d kehilangan keperawatan selama 2x24 jam umum klien.
cairan aktif dengan kriteria hasil : turgor 2. Pantau tanda dan gejala 2. Penurunan sirkulasi
kulit elastis, feses konsistensi kekurangan cairan dan volume cairan
lembek/padat, frekuensi BAB elektrolit. menyebabkan kekringan
berkurang atau normal. mukosa dan pemekatan
urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi
pergantian segera untuk
memperbaiki defisit.
3. Pantau intake dan outout. 3. Dehidrasi dapat
meningkatkan laju filtrasi
glomerulus membuat
keluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa
4. Anjurkan keluarga untuk metabolisme.
memberi minum banyak 4. Mengganti cairan dan
pada klien 2-3 lt/hr. elektrolit yang hilang
5. Kolaborasi pemberian melalui oral.
cairan pasenteral (IV
line) sesuai dengan umur. 5. Mengganti cairan dan
6. Kolaborasi pemberian elektrolit secara adekuat
obat-obatan (anti dan cepat.
sekresin, antispasmolitik,
antibiotik). 6. Anti sekresi untuk
26

menurunkan sekresi cairan


dan elektrolit agar
seimbang, antispasmolitik
untuk proses absorbsi
normal, antibiotik sebagai
anti bakteri berspektrum
luas untuk menghambat
endotoksin.
26/11/19 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan dan jelaskan 1. Serat tinggi, lemak, air
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 jam tentang pembatasan diet terlalu panas/dingin dapat
kebutuhan tubuh b.d dengan kriteria hasil : nafsu (makanan berserat tinggi, merangsang mengiritasi
penurunan intake makan meningkat, tidak ada berlemak dan air terlalu lambung dan saluran usus.
makanan mual, klien tidak tampak lemas panas atau dingin).
dan klien mampu 2. Ciptakan lingkungan 2. Situasi yang nyaman, rileks
mengahabiskan makannya 1 yang bersih, jauh dari bau akan merangsang nafsu
porsi. yang tidak sedap atau makan.
sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat.
3. Monitor intake dan 3. Mengetahui jumlah output
output dalam 24 jam. dapat merencanakan
jumlah makanan.
4. Kolaborasi dengan tim 4. Mengandung zat yang
kesehatan lainnya : diperlukan, untuk proses
 Terapi gizi : diet pertumbuhan.
TKTP rendah serat,
susu.
 Obat-obatan atau
vitamin (A).
3. 26/11/19 Resiko tinggi kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan lingkungan 1. Klien mampu istirahat.
istirahat dan tidur b.d keperawatan selama 2x24 jam yang tenang.
diare dengan kriteria hasil : klien 2. Batasi jumlah 2. Klien tidak terganggu
tidak tampak lemas dan pucat, pengunjung. karena banyak nya
klien tidur 8 jam/hari, wjah pengunjung.
27

klien tampak segar. 3. Mengetahui apa yang


3. Kaji kebiasaan pasien menjadi alasan klien sulit
sebelum tidur. tidur.
4. Agar klien tidur dengan
4. Anjurkan pasien memilih nyaman dan nyenyak.
posisi tidur senyaman
mungkin.
28

D. Implementasi Keperawatan

Tabel 3.6
Implementasi Keperawatan

TGL JAM NO.DK IMPLEMENTASI NAMA & TTD


26/11/19 07:00 1 1. Mengkaji tanda tanda vital klien.
Hasil :
TD : 110/80mmHg
S : 37°C
N : 80x/menit
R : 19x/menit (Lilis K)
07:05 2. Melakukan kolaborasi pemberian cairan parenteral.
Hasil : Infus RL 1500cc/24jam (Lilis K)
3. Melakukan kolaborasi pemberian obat.
07:05 Hasil :
Vomigo 8mg melalui IV
Esomax 40mg melalui IV
Cepefime 1gr melalui IV
KSR 1tab melalui Oral
New Diatab 1tab melalui Oral (Lilis K)
1,2 4. Memantau intake dan output
07:15 Hasil : klien mengatakan makan habis ½ porsi, minum
habis ½ botol ukuran 600ml. BAK 1x pagi, BAB 2x
tadi pagi. (Lilis K)
1 5. Memantau tanda gejala kekurangan cairan dan
07:15 elektrolit.
Hasil : turgor kulit masih lambat, BAB 2x tadi pagi. (Lilis K)
6. Menganjurkan pada keluarga untuk memberi minum
banyak pada klien 2-3lt/hari.
12:00 Hasil : klien dan keluarga mengerti. (Lilis K)
7. Mendiskusikan dan menjelaskan tentang pembatasan
2 diet.
29

12:05 Hasil : klien dan keluarga mengerti dan mampu


mengulang yang sudah di jelaskan perawat. (Lilis K)
8. Menciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau
yang tidak sedap atu sampah, sajikan makanan dalam
12:07 keadaan hangat.
Hasil : klien menghabiskan makanannya ½ porsi dan
minum ½ botol ukuran 600ml. (Lilis K)
9. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Hasil : tenaga ahli gizi memberikan terapi diet TKTP
12:30 rendah serat pada klien. (Lilis K)
10. Menciptakan lingkungan yang tenang.
Hasil : Klien mampu beristirahat. (Lilis K)
3 11. Menganjurkan klien dan keluarga untuk membatasi
13:00 jumlah pengunjung.
Hasil : klien dan keluarga mengerti. (Lilis K)
13:10 12. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.
Hasil : klien mengatakan biasanya sebelum tidur klien
menonton TV yang membuat klien ketiduran. (Lilis K)
13:15 13. Menganjurkan pasien memilih posisi tidur senyaman
mungkin.
Hasil : klien mengatakan nyaman tidur dalam posisi
13:25 miring kanan, namun khawatir infus nya menjadi tidak
netes. (Lilis K)
27/11/19 14:00 1 1. Mengkaji tanda tanda vital klien.
Hasil :
TD : 120/80mmHg
S : 37°C
N : 80x/menit
R : 19x/menit (Lilis K)
14:10 1,2 2. Memantau intake dan output
Hasil : klien mengatakan makan habis 1 porsi, minum
habis 1 botol ukuran 1 liter. BAK setiap akan sholat,
BAB 1x tadi pagi. (Lilis K)
30

14:15 1 3. Memantau tanda gejala kekurangan cairan dan


elektrolit.
Hasil : turgor kulit cepat, BAB 1x tadi pagi. (Lilis K)
18:00 2 4. Menciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau
yang tidak sedap atu sampah, sajikan makanan dalam
keadaan hangat.
Hasil : klien menghabiskan makanannya 1 porsi dan
minum 600ml. (Lilis K)
20:00 1 5. Melakukan kolaborasi pemberian obat.
Hasil :
Vomigo 8mg melalui IV
Cepefime 1gr melalui IV
New Diatab 1tab melalui Oral (Lilis K)
20:10 3 6. Mengkaji kebiasaan klien sebelum tidur.
Hasil : klien mengatakan istirahat nya nyenyak pada
siang hari dan kemarin malam. (Lilis K)
20:15 3 7. Menganjurkan pasien memilih posisi tidur senyaman
mungkin.
Hasil : klien mengatakan tadi siang dan kemarin
malam tidurnya nyenyak tanpa ada halangan atau yang
mengganggu. (Lilis K)
31

E. Evaluasi Keperawatan

F. Tabel 3.7
G. Evaluasi Keperawatan
H.
I. T J. N L. NAMA
GL O.DK
K. SOAP
& TTD
M. 2 N. 1 O. S : klien mengatakan BAB cair 2x, BAK
6/11/19 1x
P. tadi pagi.
Q. O : turgor kulit lambat, klien tampak lemas.
R. TD : 110/80mmHg, S:37°C,
N:80x/menit,
S. R:19x/menit.
T. A : masalah teratasi sebagian.
U. P : lanjutkan intervensi 1,2,3. V. (Lilis K)
W. X. 2 Y. S : klien mengatakan mual, makan habis ½
Z. porsi, minum ½ botol 600ml.
AA. O : wajah tampak lemas, makan habis ½
porsi,
AB. minum ½ botol 600ml.
AC. A : masalah teratasi sebagian.
AD. P : lanjutkan intervensi 3. AE. (Lilis K)
AF. AG. 3 AH. S : klien mengatakan tidur siang nya hanya
AI. sebentar dan tidak bisa tidur pada
malam
AJ. hari, klien mengatakan biasa menonton
TV
AK. sebelum tidur.
AL. O : Klien tampak lemas, klien dan keluarga
AM. sudah mengerti dan mampu mengulang
apa
AN. yang sudah di jelaskan oleh perawat
atau
AO. tenaga kesehatan lainnya.
AP. A : masalah teratasi sebagian.
AQ. P : lanjutkan intervensi 1,2,4. AR. (Lilis K)
AS. 2 AT. 1 AU. S : klien mengatakan BAB cair 1x, BAK
7/11/19 setiap
AV. akan sholat.
AW. O : turgor kulit cepat, klien tampak segar.
AX. TD:120/80mmHg, S:37°C,
N:80x/menit,
AY. R:19x/menit.
AZ. A : masalah teratasi sebagian.
BA. P : lanjutkan intervensi 1,2,3. BB. (Lilis K)
32

BC. BD. 2 BE. S : klien mengatakan sudah tidak mual,


makan
BF. habis 1 porsi, minum habis 1lt.
BG. O : wajah tampak segar, makan habis 1
porsi,
BH. minum 1lt.
BI. A : masalah teratasi sebagian.
BJ. P : lanjutkan intervensi 3. BK. (Lilis K)
BL. BM. 3 BN. S : klien mengatakan tidur siang dan
kemarin
BO. malam nyenyak tanpa ada gangguan. BT.
BP. O : klien tampak segar. BU.
BQ. A : masalah teratasi. BV.
BR. P : pertahankan intervensi. BW.
BS. kaji masalah lain. BX. (Lilis K)
BY.
BZ.
CA. BAB IV

CB. PEMBAHASAN

A. Pengkajian
CC. Pada tahapan ini penulis akan menguraikan tentang pembahasan
asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gangguan sistem pencernaan : Diare di RSU
Melinda 2. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 26 November 2019 pukul 19.00
WIB.
CD. Pemeriksaan fisik dan pengkajian pola fungsi dengan menggunakan
Handerson ditemukan data, pasien mengatakan minum air putih habis +600ml/hari,
pasien mengatakan BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning
kemerahan, bau khas feces, BAK 5-6 x/hari dengan bau urine seperti obat, pasien
mengatakan makan hanya habis ½ porsi RS karena bila makan merasa mual dan
nafsu makan menurun.
CE.
B. Diagnosa, Intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan
1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
berlebihan.
CF. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu keadaan dimana
seorang individu yang tidak menjalani puasa mengalami atau resiko
mengalami dehidrasi vaskuler, interstisial atau intravaskuler (Carpenito,
2001).
CG.Penulis mengangkat diagnosa gangguan pemenuhan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan. Sesuai dengan
sumber yang kami dapatkan batasan-batasan karakteristik gangguan cairan
dan elektrolit antara lain : kelemahan, haus, penurunan turgor kulit,
membran mukosa kering, nadi meningkat, tekanan nadi menurun,
peningkatan suhu tubuh, kehilangan berat badan mandadak. (Nanda,2015).
CH.Diagnosa ini penulis tegakkan karena didapatkan data-data pada Tn.
S pasien mengatakan minum air putih habis +600cc/hari pasien mengatakan

33
BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning kemerahan, bau khas
feces, torgor kulit jelek, kulit kering, mukosa bibir kering. Diagnosa ini

34
35

CI. muncul karena adanya kondisi seperti diuraikan diatas


mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
CJ. Diagnosa ini penulis tegakkan menjadi diagnosa pertama karena
apabila gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tidak diatasi resiko
mengalami dehidrasi vaskuler, cardiac dysrhytimias, syok hipovolemik.
CK.Mengatasi masalah tersebut penulis melakukan implementasi sesuai
intervensi yaitu :
a Memantau tanda dan gejala dehidrasi
CL. Untuk mengetahui sejauh mana pasien mengalami kehilangan
cairan bila terus-menerus BAB (Doenges, 2000)
b Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan
CM. Dalam hal ini untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit (Doenges, 2000)
c Mengobservasi tanda-tanda vital
CN. Dengan memonitor tanda-tanda vital penulis diharapkan dapat
mengetahui keadaan umum pasien secara rinci sehingga bisa
mengobservasi proses perkembangan penyakit dan tingkat keberhasilan
perawatan. (Carpenito, 1999)
d Menjelaskan pentingnya cairan untuk tubuh
CO. Muntah dan diare dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi
(Carpenito, 1999)
e Melanjutkan terapi dari dokter untuk obat antidiare dan antibiotik
CP. Untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan/elektrolit.
(Doenges,2000)
CQ. Evaluasi yang didapatkan setelah melakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam didapatkan data pasien mengatakan
minum air putih habis +1lt/hari ) , BAB 1-2 x/hari dengan konsistensi
lembek, turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, sehingga hasil yang
didapatkan masalah teratasi sebagian dan masalah teratasi dengan
intervensi dilanjutkan dan pertahankan intervensi lalu kaji masalah lain.
36

CR. Kekuatan dan kelemahan pelaksanaan tindakan ini antara


lain : kekuatan : Tn. S dan keluarga sangat mendukung semua yang
disarankan oleh perawat. Kelemahan : penulis tidak mencantumkan
balance cairan yang seharusnya dihitung.
CS. Balance cairan Tn. S tanggal 2 september 2008 balance
cairan dalam sehari adalah sebagai berikut :
CT. Minum : 1.000 cc
CU. Cairan infus 0,9% RL : 1.500 cc/24jam
CV. Makanan : 200 cc
CW. Oksidasi metabolik : 200 cc +
CX. Jumlah : 2.900 cc
CY. Pengeluaran cairan out put oksidasi metabolic :
CZ. Diare : 1.000 cc
DA. Urine : 1.600 cc
DB. IWL : 550 cc
DC. Keringat : 100 cc +
DD. Jumlah : 3.250 cc
DE. Jadi balance cairan Tn. S adalah input-out put :
2.900-3.250 : -350cc karena pada Tn.S input dan output lebih
besar output nya, maka Tn.S mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tak adekuat.
DF. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan
dimana individu yang tidak puasa mengalami atau yang beresiko mengalami
penurunan berat badan yang berhubungan dengan masukan yang tidak
adekuat (Carpenito, 1999).
DG. Batasan karakteristik gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
antara lain: berat badan dibawah ideal, intake kurang dari kebutuhan tubuh,
membran mukosa kering, enggan makan, tonus otot buruk, suara usus
37

hiperaktif (Nanda, 2015).


DH. Diagnosa ini muncul karena ditemukan adanya data-data setelah
dilakukan pengkajian pada Tn.S sebagai berikut yaitu pasien mengatakan
mual. Pasien mengatakan hanya habis ½ porsi Rumah sakit, wajah tampak
pucat dan lemas.
DI. Penulis memprioritaskan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh sebagai diagnosa kedua karena ini harus segera terpenuhi
karena akan mengakibatkan metabolisme nutrien tidak adekuat untuk
kebutuhan metabolik, ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme menyebabkan menurunnya kemampuan untuk tumbuh dan
memperbaiki sel-sel. Metabolisme perlu ditingkatkan bila terjadi trauma dan
infeksi (Carpenito, 1999).
DJ. Untuk mengatasi diagnosa kedua ini penulis merencanakan tindakan
keperawatan tersebut berdasarkan rasionalisasi. Adapun rencana tindakan
kepearwatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
DK. Dengan pemberian makanan yang sedikit tapi sering dapat
menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan untuk mencegah
distraksi gaster (Doenges, 1999)
b. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
DL. Memberikan informasi tentang ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme menyebabkan menurunnya berat
badan, memburuknya kesehatan, menurunnya kemampuan tubuh untuk
memperbaiki sel-sel (Carpenito, 2000)
c. Memberikan diet sesuai dengan kondisi pasien.
DM. Pemberian diet sesuai dengan metode makanan dan kebutuhan
kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk
memberikan nutrisi maksimal (Doenges, 2000)
d. Melanjutkan advice dokter untuk obat antiemetik.
DN. Antiemetik mencegah muntah dengan menghambat rangsang
38

terhadap pusat muntah (Carpenito, 1999)


3 Gangguan istirahat tidur b.d diare
DO. Perubahan pada pola tidur adalah suatu kebutuhan istirahat tidur
yang berubah karena keterbatasan waktu tidur (secara alami, terus-menerus,
dalam kesadaran relatif) meliputi jumlah dan kualitasnya (Nanda, 2015)
DP. Diagnosa ini penulis tegakkan karena diperoleh data-data: pasien
mengatakan tidur + 3-4 jam/hari, wajah tampak pucat dan lemas.
DQ. Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis merencanakan
serangkaian tindakan keperawatan yang bertujuan, kebutuhan istirahat tidur
pasien terpenuhi. Untuk mencapai tujuan diatas intervensi yang penulis
tetapkan antara lain :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
DR. Kurangi kebisingan dan lampu untuk memberikan situasi yang
kondusif (Doenges, 2000)
b. Batasi jumlah pengunjung
DS. Mengurangi kebisingan untuk memberikan situasi yang
kondusif agar pasien lebih tenang dalam beristirahat (Doenges, 2000)
c. Kaji kebiasaan pasien sebelum tidur
DT. Mengetahui pola kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi,
sehingga dapat untuk menentukan intervensi selanjutnya (Doenges,
2000)
d. Anjurkan pada pasien untuk memilih posisi tidur senyaman mungkin
DU. Tinggikan kepala tempat tidur +30 derajat atau gunakan
penopang dengan bantal dibawah lengan untuk meningkatkan relaksasi,
memberi ruang yang lebih besar pada paru untuk pengembangan
(Carpenito,1999).
e. Anjurkan pasien bersikap rileks
DV. Menurunkan rangsang eksentrik HCL, menurunkan resiko
pendarahan ulang (Doengas, 1999)
DW. Sesuai dengan perencanaan yang telah penulis
39

rencanakan diatas maka penulis melaksanakan serangkaian tindakan


antara lain : menciptakan lingkungan yang tenang, mengkaji kebiasaan
pasien sebelum tidur, membatasi jumlah pengunjung, menganjurkan
pasien untuk memilih posisi tidur senyaman mungkin, menganjurkan
pasien untuk bersikap rileks.
DX. Hasil evaluasi tanggal 27 November 2019. Pasien
mengatakan tidur nyenyak, pasien tidur +8 jam/hari, masalah teratasi
sehingga intervensi dihentikan. Kekuatan dan kelemahan ditegakkan
diagnosa ini antara lain : Kekuatan : pasien dapat tidur lebih tenang,
kebutuhan tidur pasien cukup, kurang lebih 8 jam / hari. Kelemahan :
kondisi lingkungan Rumah sakit yang kurang tenang (terlalu ramai)
sehingga lingkungan tenang sulit tercapai.
DY.
C. Diagnosa yang muncul pada kasus sesuai dengan teori.
1 Gangguan kesimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
yang berlebihan (Carpenito, 2000)
DZ. Diagnosa ini ditegakkan karena didapatkan data-data pada Tn.S
pasien mengatakan minum air putih habis + 600cc/hari, pasien mengatakan
diare 4-5 x/hari, konsistensi cair, warna kuning kemerahan, turgor jelek,
mulut kering, mukosa bibir kering, feces konsistensi cair, warna
kekuningan, ureum 26 mg/dl, kreatinin 0.6 mg/dl, kalium 3.4 mmol/L.
Diagnosa ini muncul karena adanya kondisi seperti diuraikan diatas
mengakibatkan gangguan kebutuhan cairan.
2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adekuat (Carpenito, 2000)
EA. Diagnosa dapat ditegakkan jika ditemukan adanya penurunan nafsu
makan, berat badan menurun, asupan makanan yang tidak adekuat. Data
yang ditemukan penulis pada pasien Tn.S yang dapat mendukung
ditegakkannya diagnosa ini adalah pasien mengatakan mual, pasien
mengatakan makan hanya habis ½ porsi Rumah sakit, wajah tampak pucat
40

dan terlihat lemas.


EB. Penulis memprioritaskan diagnosa gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh karena nutrisi dibutuhkan tubuh untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme yang meningkat.
EC.
D. Diagnosa tidak ditemukan dalam teori tetapi muncul pada kasus.
 Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hospitalisasi
ED. Diagnosa ini penulis tegakkan karena pada pasien didapatkan data yaitu
pasien mengatakan tidur + 3-4 jam/hari, wajah tampak pucat, mata tampak
besar-besar, mata kemerahan.
EE.
E. Diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan di kasus ini
1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering BAB (Suryadi,2000)
EF. Diagnosa ini tidak muncul karena pasien mengatakan tidak
mengalami iritasi / lecet disekitar anus dan tidak ada data-data yang
menunjukkan kerusakan integritas kulit.
2 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi (Doenges, 2001)
EG. Diagnosa ini tidak muncul karena suhu tubuh pasien dalam batas
normal 37°C dan tidak didapatkan data-data yang menunjukkan peningkatan
suhu tubuh.
EH. BAB V

EI. PENUTUP

A. Simpulan

EJ. Kesimpulan yang di dapat dari laporan asuhan keperawatan adalah :


1. Diagnosa yang muncul pada kasus Diare pada Tn.S adalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebihan.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tak adekuat. Gangguan kebutuhan istirahat tidur b.d diare
2. Tindakan yang dapat terlaksana dengan baik dalam perawatan Tn.S adalah
mengobsrvasi keadaan umum pasien, Memantau tanda dan gejala dehidrasi,
Memantau pemasukan dan pengeluaran cairan, Mengobservasi tanda-tanda
vital, Menjelaskan pentingnya cairan untuk tubuh, Melanjutkan terapi dari
dokter untuk obat antidiare dan antibiotic, Menganjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi sering, Memberikan diet sesuai dengan kondisi pasien,
Anjurkan pasien bersikap rileks.
3. Tindakan yang kurang dapat terlaksana dengan baik yaitu belum bisa
memberikan lingkungan yang tenang, mengkaji kekurangan cairan /
dehidrasi hanya berdasarkan perkiraan keluarga pasien.
EK.

B. Saran

EL.Saran yang didapatkan dari laporan asuhan keperawatan adalah :


1. Jam kunjung lebih ditertibkan lagi. karena dengan pembatasan jam kunjung
pasien ada waktu buat istirahat tidur, pasien merasa terganggu bila
lingkungan sekitar terlalu gaduh / ramai.
2. Perawat harus lebih memperhatikan pasien, dalam memberikan asuhan
keperawatan hendaknya harus sesuai standar yang berlaku dan meningkatkan
kerja sama dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya .

41
42

EM. DAFTAR PUSTAKA

EN.
EO. Carpenito. L. J, 2000. Hand Book of Nursing Diagnosa. EGC : Jakarta.
EP. Doengoes, Marilynm E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
EQ. Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC.
Jakarta.
ER. Ngastiyah, 2005. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1.
EGC, Jakarta
ES.Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1.
Agung
ET. Seto.Jakarta.
EU. Sundaru, Heru. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai
Penerbit
EV. FKUI.Jakarta
EW. Huda, Amin, dkk. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis &
EX. NANDA NIC-NOC.Mediaction Jogja.Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai