Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prakarya dan Kewirausahaan pada Kurikulum 2013 merupakan mata pelajaran baru

yang mempunyai tujuan dan landasan kependidikan agar menumbuhkan kepekaaan

terhadap produk kearifan lokal, perkembangan teknologi dan terbangunnya jiwa

kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan usaha yang dilakukan secara mandiri. Produk

yang diusahakan dapat berupa produk prakarya yang dikembangkan dalam skala usaha yang

memiliki nilai ekonomis (profit oriented). Sasaran pembinaan bidang ilmu kewirausahaan

adalah penanaman karakter wirausaha yang kreatif, inovatif, mandiri, bekerja sama,

percaya diri, pantang menyerah, dan kemampuan berkomunikasi.

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh dan

menyeluruh, sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai

wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara

terpadu dengan kegiatan-kegiatan di sekolah. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di

SMA memiliki peran utama dalam mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan, aspek

mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan adalah kerajinan, rekayasa, budidaya, dan

pengolahan. Prinsip Kewirausahaan pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan aspek

rekayasa adalah menghasilkan produk rekayasa yang mempunyai nilai keterjualan oleh

karenanya produk tersebut harus memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli,

nilai kemanfaatan, kreatif serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan logika

matematis maupun pengetahuan estetis.

Saat ini dunia dilanda musibah besar, mewabahnya virus corona yang

mmenyababkan penyakit covid 19. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya

preventif untuk mencegah berbagai penyakit. Salah satu prilaku hidup bersih adalah sering

mencuci tangan menggunakan handsanitizer. WHO (2013) menyatakan bahwa tangan


1
mengandung bakteri sebanyak 39000- 460000 CFU/cm 2 yang berpotensi tinggi

menyebabkan penyakit diantaranya diare, cacingan, infeksi mata dan saluran pencernaan,

dan juga bisa membawa virus-virus berbahaya lainnya seperti virus corona.

Budaya cuci tangan dan jaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan

handsanitizer dan sanitizer terus gencar dilakukan, ditengah mulai mewabahnya virus

corona. Hal ini membuat masyarakat memborong handsanitizer di pasaran, sehingga produk

tersebut menjadi langka. Menyikapi permasalahan ini, kami di SMAN 2 Bukittinggi

membuat program pembelajaran prakarya kewirausahaan yang dapat menjawab kebutuhan

pasar. Oleh karena itu produk yang kami hasilkan berupa handsanitizer.

Secara garis besar kegiatan kewirausahaan pembuatan handsanitizer dapat dilakukan

melalui kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun pasar yang menjadi bahan eksplorasi

dan eksperimen, melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya,

meneliti berbagai produk kerajinan dengan metode dan strategi kunjungan lapangan,

kajian pustaka, dan media lainnya;

2. Mendorong keingintahuan peserta didik setelah melakukan berbagai pengamatan;

3. Mengumpulkan data dan menciptakan karya rekayasa

4. Melakukan analisis dan merekonstruksi hasil produknya berupa fakta, konsep, prinsip,

dan prosedur baik yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal, maupun modern,

yang bermanfaat bagi kehidupan;

5. Menampilkan kembali hasil produknya berdasarkan hasil olahan secara pribadi maupun

kelompok sehingga mempunyai nilai keterjualan serta mempunyai wawasan pasar yang

sesuai dengan lingkungan daerah maupun nasional.

2
B. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang diperbaharui dengan Nomor 32

Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan diperbaharui lagi dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar

Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urutan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota;

5. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan dan

Membudayakan Kewirausahaan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar

Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

3
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang

pembelajaran;

13. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013

tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013;

14.Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah.

16. Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA, Direktorat Pembinaan SMA,

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Tahun 2016.

17. Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA, Direktorat Pembinaan

SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Tahun 2016.

C. Tujuan

Program ini disusun dengan tujuan:

1. Memberikan pemahaman dalam pelaksanaan kewirausahaan pembuatan Handsanitizer

2. Memberikan panduan pada guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dalam

melaksanakan program kewirausahaan pembuatan Handsanitizer

3. Memberikan panduan pada pengelola satuan pendidikan dalam melaksanakan

kewirausahaan pembuatan Handsanitizer

4. Melaksanakan program kewirausahaan bidang rekayasa sesuai dengan konsep yang

diharapkan.

5. Menghasilkan produk berupa Handsanitizer

4
D. Sasaran

Sasaran penggunaan program ini adalah:

1. Guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

2. Pengelola SMA pelaksana program kewirausahaan

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi

4. Pemangku kepentingan lainnya.

5
BAB II
PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
HANDSANITIZER

A. Kegiatan Pembelajaran
Prakarya Kewirausahaan aspek rekayasa di SMAN 2 Bukittinggi dipelajari kelas X

jurusan MIPA.

Guru mata pelajaran terdiri dari guru fisika yaitu:

1) Wenda Emafri, S.Pd

Pembelajaran dilaksanakan 2 jam pelajaran tiap minggu.

Kegiatan pembelajaran terdiri dari :

1) Pengamatan dari berbagai sumber

2) Pemahaman teori

3) Praktek pembuatan produk

4) Kunjungan atau wawancara dengan wirausahawan yang terkait

Kegiatan pembelajaran dimulai dari pengamatan video, gambar, ataupun lingkungan

sekitar. Setelah siswa mengambil kesimpulan sementara dari pengamatannya, barulah guru

memaparkan teori. Ini bertujuan melatih pola pikir dan kemandirian siswa. Pembelajaran

KD 4.1, siswa baru merancang desain produk, di KD 4.2, siswa diharapkan mampu

membuat rancangan perencanaan pembuatan produk, di KD, 4.3 barulah siswa mulai

mempersiapkan produk, pembuatan produk hingga pembuatan kemasaan produk, dan di KD

4.4, siswa diharapkan dapat mempromosikan ataupun menjual produk.

Pada saat pembuatan produk, siswa selalu mengambil dokumentasi baik dalam bentuk

foto ataupun video, setelah produk selesai siswa harus mempresentasikan hasil karyanya

dengan menampilkan produk dan movie dari awal hingga akhir pembuatan. Siswa harus

mampu mengedit foto atau potongan videonya menjadi kesatuan atau di

slideshow/difilmkan. Selain merancang, membuat, dan mengemas produk, kami juga

6
melatih siswa untuk mampu menerapkan teknologi TIK dengan berbagai aplikasi. Ini

bertujuan untuk mempromosikan produk ke pihak lain. Jadi jiwa kewirausahaan atau

entrepreneurship siswa tumbuh dengan sendirinya melalui kegiatan pembelajaran

Promosi yang sudah siswa lakukan:

1. ke siswa lain, guru, ataupun pegawai

2. di media sosial

3. upload di youtube

4. ke sekolah lain dengan adanya studi banding

5. bazar

B. Penilaian Pembelajaran
Penilaian pembelajaran prakarya kewirausahaan aspek rekayasa terdiri dari:
1. Penilaian sikap

Setiap guru memiliki jurnal harian dan lembar observasi yang digunakan untuk menilai

sikap siswa

2. Penilaian pengetahuan

Melalui penugasan, kuis, laporan produk, PH, PTS, dan PAS

3. Penilaian keterampilan

Dilakukan saat proses pembuatan dan presentasi, dan portofolio

7
8
Bentuk penilaian Produk

DAFTAR PENILAIAN PRODUK


SEMESTER GANJIL TP. 2020/2021
SATUAN
PENDIDIKAN SMAN 2 BUKITTINGGI
MATA
PELAJARAN PKWu (Rekayasa)
KELAS
KOMPETENS
I DASAR
TAHAPAN
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 PENGGABUNGAN LAPORAN
NAMA KELOMPO
NO ALAT DAN CARA DESAIN PENGEMASA PRODU PROMOS
HASIL PRODUK TERTULI
SISWA K BAHAN KERJA
PEMBUATAN
KEMASAN N K I LAPORA
STUDI LITERATUR S
ESTETI ERGONOM FUNGS N
S I I (MEDIA)
1
2
3

8
C. Analisis Peluang Usaha Produk Rekayasa
Dalam menganalisis peluang usaha produk rekayasa siswa diharapkan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan Produk

Dalam pembuatan perencanaan usaha aspek rekayasa meliputi:


a. Ide dan Peluang Usaha
Ide merupakan gagasan awal yang diperoleh dari beberapa usulan. Usulan tersebut
memperhatikan faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor internal
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang
dihadapi dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:
1) pengetahuan yang dimiliki,
2) pengalaman dari individu itu sendiri,
3) pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
4) intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.

2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek
untuk mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara lain:
1) masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
2) kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
3) kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
4) pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Menganalisis peluang usaha pada produk rekayasa dimaksudkan untuk


menemukan peluang dan potensi usaha produk rekayasa yang dapat
dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan
berapa lama usaha dapat bertahan.Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu
usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan
kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam
persaingan.

9
b. Pengelolaan Sumberdaya Usaha
Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan sumber daya
yang baik untuk tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dimiliki dapat
dikategorikan atas enam tipe sumber daya (6 M) yaitu:
1) Man (Manusia)
2) Money(Uang)
3) Material (Bahan)
4) Machine (Tekonologi)
5) Method(Metode)
6) Market(Pasar)

c. Administrasi
Administrasi pada konteks mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan aspek
rekayasa adalah dalam bentuk perhitungan harga pokok produksi untuk dapat
menentukan berapa harga jual agar usaha mencapai laba yang diinginkan.

d. Pemasaran
1) Promosi
2) Penjualan

2. Sistem Produksi
a. Memikirkan masalah
b. Membuat desain/ gambar
c. Pembuatan produk
d. Uji coba produk

3. Laporan dan Evaluasi

10
D. Produk yang dihasilkan
Prakarya kewirausahaan aspek rekayasa di kelas X membuat produk berupa:
Handsanitizer

Proses Pembuatan Handsanitizer

11
12
13
14
BAB III
PENUTUP

Keberhasilan program kewirausahaan di SMA sangat dipengaruhi oleh kualitas


pembelajaran mata pelajaran prakarya dan kewirausahan. Kewirausahaan di SMA merupakan
program untuk mengenal konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan
pengalaman praktis berwirausaha, menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan
potensi berwirausaha. Oleh karena itu program kewirausahaan di SMA harus menjadi alternatif
dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan dan mengelola peluang usaha serta
mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki
kemampuan untuk menghadapi persaingan global.

Program kewirausahaan di SMA adalah sebuah upaya nyata dalam rangka penanaman
nilai-nilai kewirausahaan dan peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan di SMA dengan tujuan agar peserta didik memiliki karakter wirausaha,
memahami konsep kewirausahaan, mampu melihat peluang, mendapatkan pengalaman langsung
berwirausaha serta terbentuknya lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
berwawasan kewirausahaan.

Oleh karena itu agar program kewirausahaan di SMA dapat terlaksana secara efektif
dan efisien serta mencapai hasil yang optimal, diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak
yang terkait untuk secara bersama-sama mengupayakan kelancaran dan keberhasilan keseluruhan
proses pembelajaran Kewirausahaan sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing-
masing, dengan tetap memperhatikan berbagai ketentuan perundangan yang berlaku.

Melalui program ini diharapkan guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dan
Pihak yang terkait mengetahui tentang mekanisme dan prosedur penyelenggaraan program
kewirausahaan bidang rekayasa khususnya pembuatan handsanitizer pada mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan di SMA.

15

Anda mungkin juga menyukai