Anda di halaman 1dari 25

Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan
yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan
kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan di sekolah. Mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA memiliki peran utama dalam mengimplementasikan
pendidikan kewirausahaan, aspek mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan adalah Kerajinan,
Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan.

Kerajinan adalah sebutan bagi suatu benda hasil karya seni manusia. Kata “kerajinan” berasal dari
kata “rajin” yang artinya barang/benda yang dihasilkan oleh keterampilan tangan. Kerajinan terbuat
dari berbagai bahan yang menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya
istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat sesuatu. Nilai-nilai yang dibutuhkan
untuk membuat suatu kerajinan adalah memiliki kecakapan, keahlian, penguasaan dalam proses
pembuatan produk yang memiliki kreatifitas dan imajinasi.

Prinsip Kewirausahaan pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan aspek Kerajinan adalah
menghasilkan produk kerajinan yang mempunyai nilai keterjualan oleh karena itu produk tersebut
harus memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai kemanfaatan, kreatif serta
bertanggungjawab terhadap produknya berdasarkan logika matematis maupun pengetahuan estetis.

Secara garis besar kegiatan kewirausahaan di bidang kerajinan dapat dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan berikut ini:
1. Mengamati produk kerajinan di dalam kelas maupun diluar lingkungan sekolah (termasuk
pasar) yang menjadi bahan eksplorasi dan eksperimen, melalui kegiatan melihat, membaca,
mendengar, mencermatinya, meneliti berbagai produk kerajinan dengan metode dan strategi
kunjungan lapangan, kajian pustaka, dan media lainnya;
2. Mendorong keingintahuan peserta didik setelah melakukan berbagai pengamatan dengan
mengembangkan berbagai pertanyaan;
3. Mengumpulkan data dan memproduksi karya kerajinan dengan merumuskan daftar pertanyaan
berdasarkan hasil identifikasi, menentukan indikator keterjualan, kelayakan penampilan (estetik-
ergonomis) dengan melakukan wawancara dan atau mengeksplorasi pangsa pasar;
4. Melakukan analisis dan merekonstruksi hasil produknya berupa fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur baik yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal maupun modern yang bermanfaat
bagi kehidupan;
5. Menampilkan kembali hasil produknya berdasarkan hasil olahan secara pribadi maupun
kelompok sehingga mempunyai nilai jual serta mempunyai wawasan pasar yang sesuai dengan
lingkungan daerah maupun nasional.

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025;

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang diperbaharui dengan Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan diperbaharui lagi dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urutan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
5. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran;
13. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8
November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
15. Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2016.
16. Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA, Direktorat Pembinaan SMA,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2016.

C. Tujuan

Panduan ini disusun dengan tujuan:


1. Memberikan panduan pada Dinas Pendidikan terkait dalam membuat kebijakan yang berkaitan
dengan kewirausahaan bidang Kerajinan.
2. Memberikan panduan pada pengelola satuan pendidikan dalam membuat kebijakan yang
berkaitan dengan kewirausahaan bidang Kerajinan.
3. Memberikan panduan pada guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dalam
melaksanakan program kewirausahaan bidang Kerajinan.
4. Memberikan pemahaman pada stakeholder dalam mendukung program Kewirausahaan bidang
Kerajinan.

D. Sasaran
Sasaran penggunaan naskah ini adalah:
1. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi
2. Pengelola SMA pelaksana program Kewirausahaan
3. Guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan aspek Kerajinan
4. Pemangku kepentingan lainnya.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

BAB II
KOMPETENSI PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
BIDANG KERAJINAN

A. Kompetensi Prakarya dan Kewirausahaan Bidang Kerajinan SMA Kelas X

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran


berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin dengan pengembangan dari yang
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora mampu menggunakan metode sesuai
dengan wawasan kemanusiaan, kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami karakteristik kewirausahaan 4.1 Mengidentifikasi karakteristik
misalnya berorientasi ke masa depan wirausahawan berdasarkan keberhasilan
dan berani mengambil resiko) dalam dan kegagalan usaha
menjalankan kegiatan usaha
3.2 Memahami perencanaan usaha kerajinan 4.2 Menyusun perencanaan usaha kerajinan
dengan inspirasi budaya lokal non benda dengan inspirasi budaya lokal non benda
(misal: cerita rakyat, mitos, simbol, (misal: cerita rakyat, mitos, simbol, tarian,
tarian, pantun dan upacara adat) yang pantun dan upacara adat) yang meliputi
meliputi ide dan peluang usaha, sumber ide dan peluang usaha, sumber daya,
daya, administrasi dan pemasaran administrasi dan pemasaran

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 3 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.3 Memahami sistem produksi kerajinan 4.3 Memproduksi kerajinan dengan inspirasi
dengan inspirasi budaya lokal non benda budaya lokal non benda dan material
dan material daerah sekitar berdasarkan daerah sekitar berdasarkan daya dukung
daya dukung yang dimiliki oleh daerah yang dimiliki oleh daerah setempat
setempat
3.4 Memahami perhitungan biaya produksi 4.4 Menghitung biaya produksi biaya
(Harga Pokok Produksi) produk produksi (Harga Pokok Produksi)
kerajinan dengan inspirasi budaya non kerajinan dengan inspirasi budaya non
benda benda
3.5 Memahami pemasaran produk kerajinan 4.5 Memasarkan produk kerajinan dengan
dengan inspirasi budaya non benda inspirasi budaya non benda secara
secara langsung langsung
3.6 Memahami proses evaluasi hasil 4.6 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
kegiatan usaha kerajinan dengan kerajinan dengan inspirasi budaya non
inspirasi budaya non benda benda
3.7 Memahami perencanaan usaha kerajinan 4.7 Menyusun perencanaan usaha kerajinan
dengan inspirasi artefak/objek budaya dengan inspirasi artefak/objek budaya
lokal (misal: pakaian daerah, wadah lokal (misal: pakaian daerah, wadah
tradisional dan senjata tradisional ) yang tradisional dan senjata tradisional) yang
meliputi ide dan peluang usaha, sumber meliputi ide dan peluang usaha, sumber
daya, administrasi dan pemasaran daya, administrasi dan pemasaran
3.8 Memahami sistem produksi kerajinan 4.8 Memproduksi kerajinan kerajinan dengan
dengan inspirasi artefak/objek budaya inspirasi artefak/objek budaya lokal dan
lokal dan material daerah sekitar material daerah sekitar dengan inspirasi
berdasarkan daya dukung yang dimiliki budaya berdasarkan daya dukung yang
oleh daerah setempat dimiliki oleh daerah setempat
3.9 Memahami perhitungan biaya produksi 4.9 Merumuskan hasil perhitungan biaya
(Harga Pokok Produksi) produk produksi (Harga Pokok Produksi)
kerajinan dengan inspirasi artefak/objek kerajinan dengan inspirasi artefak/objek
budaya local budaya lokal
3.10 Memahami cara pemasaran produk 4.10 Memasarkan hasil produk kerajinan
kerajinan dengan inspirasi artefak/objek dengan inspirasi artefak/objek budaya
budaya local secara langsung local secara langsung
3.11 Memahami proses evaluasi hasil 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan kerajinan
kegiatan usaha kerajinan dengan dengan inspirasi artefak/objek budaya
inspirasi artefak/objek budaya local local secara langsung
secara langsung

B. Kompetensi Prakarya dan Kewirausahaan Bidang Kerajinan SMA Kelas XI

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 4 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran


berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin dengan pengembangan dari yang
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dipelajarinya di sekolah secara mandiri
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan wawasan kemanusiaan, kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Memahami perencanaan usaha 4.1 Membuat perencanaan usaha kerajinan
kerajinan dari bahan limbah bahan dari bahan limbah bahan kertas (sebagai
kertas(sebagai solusi dari masalah solusi dari masalah lingkungan hidup)
lingkungan hidup) meliputi ide, meliputi ide, peluang usaha, sumber
peluang usaha, sumber daya, daya, administrasi dan pemasaran
administrasi dan pemasaran
3.2 Menganalisis system produksi 4.2 Memproduksi kerajinan dari bahan
kerajinan dari bahan limbah bahan limbah bahan kertas berdasarkan daya
kertas berdasarkan daya dukung yang dukung yang dimiliki oleh daerah
dimiliki oleh daerah setempat setempat

3.3 Memahami perhitungan titik impas 4.3 Mengevaluasi hasil perhitungan titik
(Break Event Point) usaha kerajinan impas (Break Event Point) usaha
dari bahan limbah bahan kertas kerajinan dari bahan limbah bahan
kertas
3.4 Memahami cara menentukan strategi 4.4 Melakukan promosi produk usaha
promosi produk usaha kerajinan dari kerajinan dari bahan limbah bahan
bahan limbah bahan kertas kertas

3.5 Menganalisis laporan kegiatan usaha 4.5 Membuat laporan kegiatan usaha
kerajinan dari bahan limbah bahan kerajinan dari limbah bahan kertas
kertas

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 5 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.6 Memahami perencanaan usaha 4.6 Membuat perencanaan usaha kerajinan
kerajinan dari bahan limbah berbentuk dari bahan limbah berbentuk bangun
bangun ruang (sebagai solusi dari ruang (sebagai solusi dari masalah
masalah lingkungan hidup) meliputi lingkungan hidup) meliputi ide, peluang
ide, peluang usaha, sumber daya, usaha, sumber daya, administrasi dan
administrasi dan pemasaran pemasaran
3.7 Menganalisis system produksi 4.7 Memproduksi kerajinan dari bahan
kerajinan dari bahan limbah berbentuk limbah berbentuk bangun ruang
bangun ruang berdasarkan daya berdasarkan daya dukung yang dimiliki
dukung yang dimiliki oleh daerah oleh daerah setempat
setempat
3.8 Memahami cara menghitung Titik 4.8 Merumuskan hasil perhitungan Titik
Impas (Break Event Point) usaha Impas (Break Event Point) usaha
kerajinan dari bahan limbah berbentuk kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang bangun ruang
3.9 Menentukan strategi promosi usaha 4.9 Melakukan promosi produk hasil usaha
kerajinan dari bahan limbah berbentuk kerajinan dari bahan limbah berbentuk
bangun ruang bangun ruang
3.10 Menganalisis laporan kegiatan usaha 4.10 Membuat laporan kegiatan usaha
kerajinan kerajinan dari bahan limbah kerajinan dari bahan limbah berbentuk
berbentuk bangun ruang bangun ruang

C. Kompetensi Prakarya dan Kewirausahaan Bidang Kerajinan SMA Kelas XII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap
sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran


berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural berdasarkan rasa ingin dengan pengembangan dari yang
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dipelajarinya di sekolah secara mandiri

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 6 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan wawasan kemanusiaan, kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Membuat pertanyaan dari yang belum 4.1 Menyusun perencanaan usaha kerajinan
dipahami dalam proposal usaha yang yang berdasarkan pada kebutuhan dan
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal
keinginan lingkungan sekitar/pasar meliputi ide dan peluang usaha, sumber
local meliputi ide dan peluang usaha, daya, administrasi, dan pemasaran
sumber daya, administrasi, dan
pemasaran
3.2 Menganalisis sistem produksi 4.2 Memproduksi kerajinan yang
kerajinan yang berdasarkan pada berdasarkan pada kebutuhan dan
kebutuhan dan keinginan lingkungan keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal
sekitar/pasar lokal berdasarkan daya berdasarkan daya dukung yang dimiliki
dukung yang dimiliki oleh daerah oleh daerah setempat
setempat
3.3 Memahami perhitungan harga jual 4.3 Mengevaluasi hasil perhitungan harga
produk usaha kerajinan yang jual produk usaha kerajinan yang
berdasarkan pada kebutuhan dan berdasarkan pada kebutuhan dan
keinginan lingkungan sekitar/pasar keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal
lokal
3.4 Memahami media promosi untuk 4.4 Membuat media promosi untuk produk
produk hasil usaha kerajinan yang hasil usaha kerajinan yang berdasarkan
berdasarkan pada kebutuhan dan pada kebutuhan dan keinginan
keinginan lingkungan sekitar/pasar lingkungan sekitar/pasar lokal
lokal
3.5 Menganalisis sistem konsinyasi untuk 4.5 Memasarkan kerajinan yang berdasarkan
kerajinan yang berdasarkan pada pada kebutuhan dan keinginan
kebutuhan dan keinginan lingkungan lingkungan sekitar/pasar lokal dengan
sekitar/pasar lokal system konsinyasi
3.6 Memahami perencanaan usaha 4.6 Menyusun perencanaan usaha kerajinan
kerajinan berdasarkan pada kebutuhan berdasarkan pada kebutuhan dan
dan keinginan pasar global yang keinginan pasar global yang meliputi ide
meliputi ide dan peluang usaha, dan peluang usaha, sumber daya,
sumber daya, administrasi, dan administrasi, dan pemasaran
pemasaran
3.7 Menganalisis sistem produksi 4.7 Memproduksi kerajinan yang
kerajinan yang berdasarkan pada berdasarkan pada kebutuhan dan
kebutuhan dan keinginan pasar global keinginan pasar global berdasarkan daya
dengan daya dukung yang dimiliki dukung yang dimiliki oleh daerah
oleh daerah setempat setempat

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 7 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.8 Memahami perhitungan harga jual 4.8 Mengevaluasi hasil perhitungan harga
produk usaha kerajinan yang jual produk usaha kerajinan yang
berdasarkan pada kebutuhan dan berdasarkan pada kebutuhan dan
keinginan pasar global keinginan pasar global
3.9 Memahami media promosi untuk 4.9 Membuat media promosi untuk produk
produk hasil usaha kerajinan yang hasil usaha kerajinan yang berdasarkan
berdasarkan pada kebutuhan dan pada kebutuhan dan keinginan pasar
keinginan pasar global global
3.10 Menganalisis sistem konsinyasi 4.10 Menjual kerajinan yang berdasar pada
kerajinan yang berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan pasar global
kebutuhan dan keinginan pasar global dengan sistem konsinyasi

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 8 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

BAB III
KEWIRAUSAHAAN BIDANG KERAJINAN

A. Kebutuhan Pasar Produk Kerajinan

Indonesia sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun budayanya. Komoditas produk negara
Indonesia banyak dikenal di mancanegara, misalnya furnitur dan aneka kerajinan. Ada banyak
pengusaha asal Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari usaha furnitur dan kerajinan tersebut,
baik yang sifatnya lokal maupun yang sudah masuk ke dalam pasar internasional, apalagi di daerah
sekitar lokasi pariwisata sudah bisa dipastikan banyak warga Indonesia yang menjual produk
kerajinan. Indonesia memiliki banyak tempat wisata dan menjadi prospek bisnis kerajinan yang
sangat baik. Produk kerajinan sangat banyak manfaatnya ada yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga, ada juga yang hanya sekadar untuk hiasan. Produk kerajinan Indonesia banyak dibuat untuk
cindera mata hingga menjadi barang yang memiliki prestise yang tinggi bagi pemiliknya.

B. Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan

Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk mengenal potensi, mencari
dan menemukan peluang produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan serta untuk mengetahui
besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang
selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan
dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan.

Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari setiap
daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakukan pemetaan potensi usaha
produk kerajinan, baik secara kuantitaif maupun kualitatif. Analisis SWOT adalah suatu kajian
terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT pada usaha produk kerajinan
didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan
(strengths), mengambil peluang (opportunities), meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
mengurangi ancaman (threats).

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
pengembangan usaha produk kerajinan sebagai alat penyusun strategi. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara bersamaan dapat
menimbulkan mengetahui kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan strategi
pengembangan usaha produk kerajinan dalam jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai
dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat. Analisis ini dapat dilakukan
dengan mewawancarai pengusaha kerajinan dengan menggunakan kuisioner, hal-hal yang perlu
diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik produksi kerajinan untuk mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha produk kerajinan.

Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis peluang usaha
produk kerajinan, yaitu sebagai berikut:

1. Penetapan Kelayakan Usaha Produk Kerajinan

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 9 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

Penetapan kelayakan usaha dilakukan untuk menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha
produk kerajinan dapat dijual, berapa biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan
tersebut menghasilkan laba. Pada tahap analisis kelayakan usaha produk kerajinan ini ada
beberapa langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Analisis Kelayakan Teknis


Sebelum usaha baru diimplementasikan, perlu dilakukan analisis tentang beberapa macam
teknis pembuatan karya kerajinan. Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu
diperhatikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dengan memperhatikan tingkat
kesulitan produksi dan aspek lainnya.

b. Analisis Peluang Pasar


Wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi tentang
pasar karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan. Oleh
karena itu, diperlukan riset pasar untuk menemukan pangsa pasar yang menguntungkan,
memilih produk kerajinan yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang baik dan
merencanakan sasaran pelanggan. Tujuan riset pasar adalah mengumpulkan informasi
untuk pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan.

c. Menentukan Jumlah Pembeli Potensial dalam Tiap-Tiap Segmentasi Pasar


Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk kerajinan baru
pada tiap-tiap segmentasi pasar pada periode sekarang dan yang akan datang. Salah satu
cara untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan menggali informasi dari distributor
kerajinan tentang jumlah pembeli, fluktuasi harga komoditas sejenis, dan sebagainya.

d. Sumber Informasi Pasar


Adalah informasi untuk mengevaluasi peluang pasar masa sekarang dan memprediksi
peluang pasar yang akan datang dari produk kerajinan. Dua pendekatan untuk memperoleh
data tentang informasi tersebut adalah mengadakan penelitian secara spesifik yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi dengan data primer, dan menemukan data-data
relevan yang berasal dari lembaga seperti biro pusat stastistik, kantor dinas pariwisata dan
perindustrian, maupun biro penelitian yang disebut dengan data sekunder.

e. Uji Coba Pasar


Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi resiko yang
ada pada usaha produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya. Metode yang
digunakan dalam uji coba pasar adalah pameran perdagangan, menjual pada sejumlah
konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di mana penerimaan calon pembeli
bisa diamati dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan
paluang dalam pemasaran, distribusi, dan pelayanan.

2. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan finansial
dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda bergantung pada pemilihan alternatif yang ada
bagi usaha baru. Ada dua langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis kelayakan
finansial, yaitu sebagai berikut.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 10 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

a. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk operasional.
Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun
pertama dari usaha produk kerajinan baru. Selanjutnya, diperlukan juga proyeksi kebutuhan
keuangan untuk tiga sampai lima tahun yang akan datang.
b. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia.
Langkah kedua dalam analisis kelayakan finansial ini adalah proyeksi sumber daya
finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan.
Dalam menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia, harus dibedakan sumber
finansial jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

3. Analisis Persaingan

Semua usaha produk kerajinan akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung, yaitu
dari produk kerajinan yang sejenis maupun persaingan produk perusahaan kerajinan lain pada
pasar yang sama. Analisis persaingan ini sangat penting untuk pengembangan dan keberlanjutan
usaha produk kerajinan.

C. Peluang Usaha Produk Kerajinan

Ada banyak cara bagi wirausaha kerajinan untuk mengembangkan ide peluang usahanya, di
antaranya adalah memberikan kebebasan dan dorongan kreativitas kepada para pengrajin.
Pengembangan ide harus dilakukan secara terus - menerus agar wirausahawan dapat memenangkan
persaingan. Beberapa macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain sebagai berikut.
1. Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang diminati konsumen.
2. Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan persaingan.
3. Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk kerajinan.
4. Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam penggunaan produk kerajinan.
5. Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk kerajinan yang disenangi
konsumen.
Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha kerajinan memilih jenis usaha produk
kerajinan. Proses pemilihan ini melalui tahapan analisis yang cermat. Untuk itu diperlukan
pertimbangan yang matang. Tahap ini biasanya disebut evaluasi dengan kriteria yang telah
dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan evaluasi adalah
sebagai berikut.
1. Keuntungan, jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberi keuntungan memadai,
sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan.
2. Penguasaan teknis, Cara pembuatan produk kerajinan perlu dikuasai atau dipelajari dengan baik
oleh peserta didik.
3. Pemasaran. Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya di waktu
mendatang.
4. Bahan baku. Memperhatikan ketersediaan bahan baku saat ini dan untuk ketersediaan dan
kelancaran proses produksi usaha kerajinan yang akan datang
5. Kelompok kerja. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah tersedianya kelompok kerja yang
memiliki kemampuan sesuai dengan jenis produk kerajinan.
6. Modal. Perlu dipertimbangkan kesesuaian antara modal yang disediakan dan kebutuhan jenis
usaha kerajinan yang dibutuhkan.
7. Risiko. Tingkat risiko yang akan ditanggung perlu dipertimbangkan dengan besarnya
keuntungan yang akan diperoleh.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 11 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

8. Persaingan. Perlu dipelajari situasi yang akan terjadi dan disesuaikan dengan kemampuan
menghadapinya dalam hal modal maupun pemasarannya.
9. Fasilitas dan kemudahan. Fasilitas yang dibutuhkan untuk operasi usaha kerajinan dan
kemudahan penyediaannya menjadi pertimbangan, kemudahan yang mungkin dapat diperoleh
dari pemerintah seperti pajak.
10. Manajemen. Pertimbangan penting lainnya adalah produk pengelolaannya yang paling sesuai
dan bagaimana kemampuan pengusaha untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam
mendirikan perusahaan kecil. Faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah peraturan
pemerintah, perizinan, pertimbangan etis, lingkungan, dan sebagainya.

D. Menciptakan Peluang Usaha Produk Kerajinan

1. Ide Usaha

Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha produk kerajinan adalah sebagai berikut.

a. Faktor internal
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapi
dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:
1) pengetahuan yang dimiliki,
2) pengalaman dari individu itu sendiri,
3) pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
4) intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara lain:
1) masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
2) kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
3) kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
4) pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Untuk merintis suatu usaha produk kerajinan dengan baik, wirausahawan tentunya harus
melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya, untuk memulai
usaha produk kerajinan, wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah
mengetahui prospek usaha, barulah dia membuat rencana usaha, mempersiapkan sarana dan
prasarana, serta modal usaha.

2. Resiko Usaha

Seorang wirausaha ketika menjalankan dan mengembangkan usaha tentunya akan menghadapi
beberapa resiko yang dapat terjadi. Resiko ini bisa mempengaruhi hasil usahanya apabila tidak
diperhitungkan, diantisipasi, dan dipersiapkan penanganannya. Di bawah ini akan diuraikan
beberapa resiko usaha yang mungkin akan terjadi.

a. Resiko usaha internal

Resiko usaha internal adalah resiko yang timbul dari menjalankan usaha dan berdampak
pada kelangsungan usaha itu sendiri. Resiko usaha ini apabila timbul, akan berakibat buruk

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 12 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

bagi usaha yang sedang dijalankan. Resiko bagi usaha biasa disebut dengan resiko usaha
yang berdampak bagi internal usaha.

Resiko usaha internal di antaranya seperti berikut.


1) Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.
2) Kehilangan karyawan/personil yang handal apabila tidak dapat menangani dengan
baik dalam bidang upah, kesempatan berkarier, fasilitas kerja, wewenang, tanggung
jawab, kebijakan, kesalahpahaman manajeman internal.
3) Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu memberikan barang yang
sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Kepercayaan konsumen hilang akibat
kesalahan membuat produk pesanan, kesalahan jadwal pengiriman, kesalahan jumlah
penagihan, dan kesalahan pelayanan purnajual.
4) Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu resiko usaha yang berakibat ditinggalkan
oleh pihak luar perusahaan yang menjadi pemasok kebutuhan perusahaan. Kebutuhan
itu di antaranya persediaan bahan baku, alat kantor, tenaga kerja. Resiko ini bisa
terjadi karena keterlambatan melakukan pembayaran ke pihak penyuplai dan
melanggar ketentuan perjanjian kerja sama. Akibat ditinggalkan oleh penyuplai adalah
kesulitan mencari pemasok yang baik, cepat, jujur, dan sesuai dengan kualitas
perusahaan.
5) Resiko penghentian Izin usaha, yaitu risiko usaha yang diberikan oleh pemerintah
dengan melakukan pencabutan izin usaha. Pencabutan izin usaha ini dikarenakan
melanggar ketentuan izin bisnis yang ada di pemerintah, melakukan penipuan dengan
memanipulasi laporan keuangan dengan tujuan supaya tidak membayar pajak ke
pemerintah, merusak lingkungan hidup, menggangu keamanan dan kenyamanan
masyarakat di sekitarnya.
6) Resiko tidak diterima oleh masyarakat sekitar, yaitu resiko usaha yang terjadi akibat
dari ketidakterimaan masyarakat dengan adanya usaha yang dijalankan. Resiko usaha
ini bisa terjadi karena merusak tatanan masyarakat, menggangu ketenangan dan
keamanan masyarakat, tidak memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar,
dan lain-lain.

b. Resiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal

Resiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal adalah resiko yang timbul dari
menjalankan usaha dan berdampak pada kelangsungan lingkungan luar usaha itu sendiri.
Resiko bagi usaha biasa disebut dengan resiko usaha yang berdampak bagi eksternal usaha.

Resiko usaha eksternal di antaranya sebagai berikut.


1) Resiko pelestarian lingkungan hidup yaitu resiko usaha yang akan dihadapi oleh
wirausahawan dalam rangka melestarikan lingkungan hidup supaya terjaga lingkungan
alam, ekosistem, dan habitatnya. Resiko ini timbul karena bahan baku dari usaha
tersebut berhubungan dengan kelestarian lingkungan hidup.
2) Resiko sosial dan budaya masyarakat, yaitu resiko yang terjadi atas berdirinya sebuah
usaha dan berdampak pada lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
3) Resiko tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu resiko usaha yang timbul sebagai
bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Bentuk kepedulian ini seperti pemberian beasiswa, bantuan pembangunan sarana dan
prasarana umum (tempat ibadah, pembangkit listrik, pengelolaan sumber air, jalan
raya, irigasi), bantuan dana sosial untuk kegiatan keagamaan, kegiatan budaya lokal
maupun hari nasional.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 13 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

4) Resiko pengelolaan limbah, yaitu resiko usaha yang timbul sebagai akibat dari limbah
industri yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi sebuah barang atau jasa.
Limbah dari produksi dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah industri
yang tidak dikelola dengan baik akan memberikan akibat pencemaran lingkungan
seperti air, udara, dan tanah
5) Resiko perekonomian masyarakat dan negara adalah resiko usaha yang terjadi karena
sebuah kesalahan manajemen di internal perusahaan dan menimbulkan dampak
perubahan perekonomian masyarakat dan negara. Akibat dari resiko ini adalah
memburuknya kondisi perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat
menurun. Kondisi ekonomi makro yang buruk akan berpengaruh terhadap volume
kegiatan usaha.
6) Resiko perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah yaitu resiko usaha yang timbul
dan berakibat kepada perubahan dan kebijakan pemerintah.

3. Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

Faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha adalah sebagai berikut.

a. Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang utama dalam pencapaian keberhasilan usaha karena
manusia yang mempunyai ide dan rencana usaha, manusia juga yang akan
mewujudkannya. Di sini diperlukan manusia yang beretos kerja tinggi, rajin, optimis, dan
pantang menyerah.

b. Faktor Keuangan
Faktor keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan usaha. Faktor tersebut
digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk kepentingan
operasi produksi seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu, gaji pegawai, promosi,
dan biaya distribusi. Dalam hal ini, diperlukan disiplin yang ketat dalam penggunaan dana
sehingga segala kegiatan keuangan harus dicatat dan dibukukan secara rapi, teliti, dan
terus-menerus.

c. Faktor Organisasi
Dengan adanya faktor organisasi, sumber daya akan masuk pada suatu pola sehingga
orang-orang akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya organisasi, berarti
seorang wirausaha dapat:
1) mempertegas hubungan dengan para karyawan,
2) menciptakan hubungan antar karyawan,
3) mengetahui tugas yang akan dijalankan,
4) mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggungjawab.

d. Faktor Perencanaan
Perencanaan usaha dapat digunakan sebagai alat pengawas dan pengendalian usaha. Oleh
karena itu, perencanaan harus dibuat oleh wirausaha sejak usahanya didirikan, yaitu
dimulai dari:
1) merencanakan produk apa yang akan dibuat,
2) memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan,
3) merencanakan jumlah produk yang akan dibuat,
4) merencanakan tempat pemasaran produk.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 14 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

e. Faktor Mengatur Usaha


Dalam kaitannya dengan kegiatan mengatur usaha, yang perlu dilakukan oleh seorang
wirausaha adalah sebagai berikut :
1) menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya,
2) menyusun struktur organisasi usaha,
3) memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,
4) menetapkan balas jasa dan insentif,
5) membuat jadwal usaha,
6) mengatur mesin-mesin produksi,
7) mengatur tata laksana usaha,
8) menata barang-barang,
9) menata administrasi usaha,
10) mengawasi usaha dan pengendaliannya.

f. Faktor Pemasaran
Faktor pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau berikut ini:
1) daya serap pasar dan prospeknya,
2) kondisi pemasaran dan prospeknya,
3) program pemasarannya.

f. Faktor Administrasi
Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha mempunyai
catatan yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya. Catatan
tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian didokumentasikan.

E. Langkah-Langkah Melakukan Wirausaha

Secara umum langkah-langkah melakukan wirausaha adalah sebagai berikut.

1. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan.

2. Tahap melaksanakan usaha


Dalam tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan,
pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3. Tahap mempertahankan usaha


Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

4. Tahap mengembangkan usaha


Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau
dapat bertahan, perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 15 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

BAB IV
IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN BIDANG KERAJINAN

A. Perencanaan Usaha Kerajinan

1. Pembelajaran di Kelas

Melakukan analisis SWOT yaitu suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Analisis SWOT pada usaha produk kerajinan didasarkan pada asumsi bahwa
strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), serta meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis
ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi
yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat
kepentingan.

Perencanaan usaha kerajinan dilakukan dengan menganalisis peluang usaha produk kerajinan
untuk menemukan peluang dan potensi usaha produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan, serta
untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan.
Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha, sehingga penting untuk melihat dan
memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh
dan bertahan dalam persaingan. Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan
pada ciri khas kerajinan dari masing-masing daerah, pemetaan potensi menjadi sangat penting
untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau
metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha produk kerajinan, baik secara kuantitaif
maupun kualitatif.

2. Aktualisasi Kewirausahaan

Peserta didik mengunjungi salah satu usaha produk kerajinan yang ada di sekitar tempat tinggal
mereka. Peserta didik melakukan analisis SWOT dengan mewawancarai pengusaha kerajinan
dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:
a. Melakukan wawancara tentang ide, peluang usaha, sumber daya yang dibutuhkan dalam
usaha tersebut.
b. Menanyakan tentang perencanaan administrasi dan perencanaan pemasaran usaha
kerajinan.
c. Melakukan analisis SWOT berdasarkan data prioritas dari jawaban responden. Contoh
format analisis sebagai berikut:

Kekuatan Kelemahan

Peluang Ancaman

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 16 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

B. Produksi Usaha Kerajinan

1. Pembelajaran di Kelas

Produk kerajinan lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti tanah liat, serat alam,
kayu, bambu, kulit, logam, batu, rotan dan lain-lain. Ada juga yang memanfaatkan bahan
sintetis sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas, plastik, karet, dan lain-lain. Pembuatan
produk kerajinan di setiap daerah memiliki jenis kerajinan lokal yang menjadi unggulan daerah,
misalnya, kerajinan keramik di daerah Kasongan Daerah Istimewa Yogyakarta, karena sumber
daya alam yang banyak tersedia adalah tanah liat. Kerajinan kayu hitam di daerah Palu Sulawesi
Tengah, karena sumber daya alam yang banyak tersedia adalah tanaman kayu hitam. Anyaman
rutan dan getah nyatu di daerah Kapuas Kalimantan Tengah, karena sumber daya alam yang
banyak tersedia adalah rotan dan getah nyatu.

Dalam membuat produk kerajinan harus memperhatikan unsur:

a. Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai
estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman
estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap obyek seni atau dapat pula difahami
sebagai sebuah obyek yang memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai keindahan (estetik) atau
keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni),
keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru,
nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

b. Ergonomis
Unsur ergonomis karya kerajinan memiliki syarat:
1) Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk
kerajinan tersebut.
2) Kenyamanan (Comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut
digunakan. Barang yang nyaman digunakan disebut barang terapan/pakai. Produk
kerajinan terapan/pakai adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3) Keluwesan (Flexibility), yaitu keluwesan penggunaan. Produk kerajinan adalah
produk terapan/pakai yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan
atau terapannya. Produk terapan/pakai dipersyaratkan memberi kemudahan dan
keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam
penggunaannya.

Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika,


keunikan, keterampilan, dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya lebih
menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik, misalnya: benda-benda
pakai, perhiasan, furnitur, sandang, dan sebagainya.

a. Menentukan Kualitas Produk Kerajinan


Dalam merancang produk kerajinan seorang pengrajin harus memperhatikan 3 hal, yaitu:

1) Bentuk
Yang dimaksud bentuk pada produk kerajinan adalah wujud fisik. Bentuk ini selalu
bergantung pada sentuhan keindahan. Karena itu pula dalam proses pembuatannya

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 17 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti garis, tekstur, warna,
ruang, bidang, dan sebagainya. Selain itu seorang pengrajin harus menguasai prinsip-
prinsip seni seperti irama, keseimbangan, kesatuan, harmonisasi.

2) Fungsi
Dalam pembuatan produk kerajinan seorang pengrajin harus mampu menghubungkan
bentuk dengan fungsi, sehingga karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsinya dan
bentuknya tetap indah. Dalam pembuatan produk kerajinan harus benar-benar
memperhatikan aspek kenyamanan.

3) Bahan
Pengetahuan, pemahaman dan penguasaan terhadap bahan harus dimiliki seorang
pengrajin. Dengan adanya pemahaman terhadap bahan ia akan mampu menemukan
teknik pengolahannya. Dengan teknik yang tepat akan dihasilkan karya kerajinan
secara optimal, karena setiap bahan selalu memiliki karakter yang berbeda-beda.
Tanah liat berbeda karakternya dengan lilin, semen berbeda karakternya dengan gips,
bahkan setiap jenis kayu memiliki karakter sendiri-sendiri. Setiap bahan memerlukan
teknik penggarapan yang berbeda-beda. Karakter-karakter setiap bahan tersebut pada
umumnya ditentukan oleh susunan unsur-unsur pembentuknya.

Seorang pengrajin harus mampu memadukan aspek bentuk, fungsi dan bahan agar hasilnya
optimal. Ketiga aspek tersebut saling berkait dan bekerjasama.

b. Menentukan Teknik Produksi


Mewujudkan sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan cara atau teknik tertentu
sesuai dengan bahan dasar kerajinan. Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan
menentukan kualitas produk kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan memiliki alat
dan ketrampilan khusus untuk mewujudkannya. Teknik produksi kerajinan disesuaikan
dengan bahan, alat dan cara yang digunakan.

2. Aktualisasi Kewirausahaan
Beberapa langkah yang dilakukan oleh peserta didik dalam memproduksi usaha kerajinan:
a. Menentukan Bahan/Material Produksi Kerajinan
Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya kerajinan sangat penting, karena
material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda
terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas dari barang tersebut.
b. Menentukan Teknik Produksi
Beberapa jenis kerajinan memiliki alat dan ketrampilan khusus untuk mewujudkannya.
Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat dan cara yang digunakan. Dalam
pembuatan produk-produk kerajinan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain:
1) Teknik pahat
2) Teknik ukir
3) Teknik cetak
4) Teknik kolase
5) Teknik konstruksi/sambungan
6) Teknik raut
7) Teknik bubut
8) Teknik anyam
9) Teknik tenun
10) Teknik border, dan lain-lain.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 18 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

c. Memproduksi Kerajinan

Proses pembuatan kerajinan secara umum dapat digambarkan pada diagram berikut ini:

Produksi Kerajinan

Bahan Alat Keselamatan


Merancang Proses Kerja
Pendukung Pendukung kerja

Berikut penjelasan prosedur pembuatan produk kerajinan:


1) Merancang Produk Kerajinan
Istilah rancangan sering kita kenal dengan sebutan ”desain ”, rancangan dibuat pada
awal proses produksi.
2) Bahan Pendukung Produk Kerajinan
Bahan yang digunakan untuk membuat produk kerajinan harus diperhatikan baik dari
jenis bahannya ataupun dari kualitasnya karena akan mempengaruhi dan menentukan
hasil dari produk yang akan dibuat.
3) Alat Pendukung Produk Kerajinan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi standar.
4) Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan
dengan cara memperlakukan bahan dan alat kerja serta bagaimana mengatur bahan
dan alat kerja yang baik dan aman. Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja
antara lain terdiri:
a) Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang
bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi
nyaman.
b) Pakailah pakaian kerja, untuk melindungi dan menghindari kotoran pada saat
bekerja.
c) Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikawatirkan
akan terjadi kecelakaan kerja.
d) Jika sudah selesai bekerja diwajibkan untuk membersihkan kotoran kemudian
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
5) Proses Kerja
Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar, sehingga dapat menghindari
kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah
langkah-langkah kerja yang pada umumnya dilakukan ketika memproduksi kerajinan:

a) Membuat Rancangan
Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya yang
akan dibuat.
b) Penyiapan bahan
Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan bahan yang akan
digunakan dalam memproduksi kerajinan.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 19 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

c) Penyiapan alat
Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan
mengkondisikan alat dalam keadaan siap pakai, sehingga benar-benar siap
digunakan untuk bekerja.
d) Memproduksi
Prinsip produksi adalah proses untuk mewujudkan karya berdasarkan rancangan
yang telah dibuat dengan memperhatikan nilai estetika dan ergonomis.
e) Pengemasan produk
Produk karya kerajinan yang siap dipasarkan sebaiknya dikemas dengan baik
agar terlihat lebih menarik dan terlindung dari kerusakan.

C. Promosi dan Penjualan Produk Kerajinan

1. Pembelajaran di Kelas
Kegiatan dan rencana promosi yang bisa dilakukan untuk mengomunikasikan produk kerajinan:

a. Penjualan personal (personal selling)


Penjualan personal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan media individu. Sistem
komunikasi antara perusahaan dan konsumen dilakukan oleh tenaga penjual atau
wiraniaga. Sistem komunikasi dengan cara penjualan personal banyak dilakukan untuk
produk-produk jasa, distribusi, perdagangan, dan lain-lain. Penjualan personal digunakan
jika anggaran promosi tidak terlalu besar.

b. Iklan (advertising)
Iklan adalah komunikasi produk melalui media dan tidak dilakukan secara individu atau
perorangan. Melalui sistem komunikasi diharapkan calon pelanggan bisa melihat,
mendengar, membaca, mengenal dan akhirnya tertarik dengan produk yang diiklankan di
sebuah media, misalnya spanduk, banner, internet, radio, atau televisi.

c. Promosi penjualan (sales promotion)


Promosi digunakan untuk memasarkan dan mengomunikasikan pesan produk kepada calon
konsumen. Promosi penjualan terdiri dari beragam alat promosi yang dirancang untuk
mengetahui respon pasar terhadap produk.

d. Publikasi (publication)
Publikasi mencakup pengaturan komunikasi massa di luar iklan dan promosi penjualan.
Biasanya publikasi bertujuan untuk meningkatkan penjualan atau memperkuat merek
secara tidak langsung.

e. Sponsorship
Sponsorship merupakan aplikasi dalam mempromosikan produk atau merek yang
berasosiasi dengan kegiatan perusahaan lain.

f. Komunikasi di tempat konsumen yang akan membeli (pint of purchase)


Komunikasi dengan sistem ini bertujuan untuk mempengaruhi seseorang pada saat orang
tersebut akan mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk.

Dalam promosi kita tidak hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi,
tetapi juga menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan suasana/keadaan dimana para

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 20 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi yang akan
dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.

Penjualan adalah proses transaksi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih antara satu orang ke
orang lain dengan pembayaran yang sah dan menghasilkan suatu pendapatan. Atau dengan kata
lain penjualan adalah sebuah aktivitas yang bertujuan untuk mencari pembeli atau
mempengaruhi konsumen melalui proses transaksi yang dilakukan oleh kedua pihak dengan alat
pembayaran yang sah dan saling menguntungkan bagi kedua pihak tersebut. Tujuan penjualan
produk kerajinan yang paling utama adalah menawarkan/memperkenalkan suatu produk
kerajinan kepada konsumen agar lebih dikenal dan bisa menghasilkan keuntungan/laba.

Sistem penjualan adalah suatu sistem yang saling berhubungan antara penjual dan calon
pembeli melalui prosedur serta sarana pendukung untuk menghasilkan sebuah informasi
pemesanan dan terjadinya suatu transaksi. Sistem penjualan produk kerajinan berbasis web
yaitu konsep baru yang menggambarkan proses pembelian dan penjualan melalui jaringan
internet, misalnya memperkenalkan produk kerajinan di dalam sosial media, dengan demikian
produk tersebut lebih cepat dikenal.

2. Aktualisasi Kewirausahaan

Peserta didik mempromosikan produk kerajinan yang telah dibuat, dengan mengatur jadwal
sebaik mungkin sehingga kegiatan sekolah tidak terganggu. Apabila sudah berkembang lebih
pesat, bisa memanfaatkan kelompok PKK, karang taruna, atau kelompok sosial/organisasi
lainnya sebagai mitra kerja, teman dan guru sekolah bisa menjadi pasar yang utama. Apabila
usaha tersebut berkembang bisa dilanjutkan ke sekolah lainnya yang ada dalam satu wilayah
dan seterusnya.

Cara memasarkan produk kerajinan disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat,
dengan tahapan:
a. Memperkenalkan produk kerajinan tersebut lingkungan sekolah dan lingkungan tempat
tinggal. Dengan memberikan salah satu produk maka mereka bisa menggunakan produk
tersebut supaya mereka tertarik membeli. Jika produk tersebut mulai bisa diterima dan
banyak penggemar, mulailah mengembangkan pasar yang baru dengan menitipkannya di
koperasi sekolah, warung, toko, dan lain-lain.
b. Manfaatkanlah teknologi internet dan media sosial sebagai sarana penjualan, perbanyaklah
teman dan followers, untuk memperluas pemasaran. Bisa juga dengan membuat blog gratis
atau website yang berbayar dengan relatif terjangkau.

Penjualan produk kerajinan dapat dilakukan melalui bazar dan pameran.


a. Bazar adalah suatu kegiatan berdagang yang dibuat berdasarkan kepanitian yang memenuhi
syarat dengan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang ada. Bazar biasanya
dilaksanakan pada saat menghadapi hari-hari besar nasional sebagai suatu event, insidentil
atau rutinitas tiap tahun. Jenis-jenis dan macam-macam bazar seperti bazar produk-produk
kerajinan, bazar makanan, bazar pakaian, dan lain-lain.

b. Pameran adalah suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh produsen, kelompok,
organisasi, perkumpulan tertentu dalam bentuk menampilkan display produk kepada calon
relasi atau pembeli. Tujuan Pameran itu sendiri selain menawarkan karya-karya kepada

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 21 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

masyarakat juga berkomunikasi dengan masyarakat, memberi informasi kepada masyarakat


serta melatih masyarakat untuk mengapresiasi.

D. Laporan Usaha Kerajinan

1. Pembelajaran di Kelas

Laporan kegiatan usaha merupakan kegiatan yang berhubungan dengan setiap kejadian, lancar tidaknya
kegiatan usaha, apakah ada kemajuan atau kemunduran. Seorang pimpinan perusahaan akan mengetahui
semua kejadian dalam perusahaannya dan dapat mengendalikan jalannya perusahaan dengan melihat
laporan kegiatan usaha. Agar menjadi komunikatif sebaiknya laporan pelaksanaan kegiatan usaha harus
disusun dalam bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Dikatakan lugas apabila segala keterangan yang
dianalisis dapat diteliti alasan-alasannya, apakah laporannya masuk akal atau tidak. Dikatakan sistematis
apabila keterangan-keterangan yang dikemukakan didalam laporan pelaksanaan kegiatan usaha disusun
dalam urutan yang memperlihatkan adanya saling keterkaitan. Laporan pelaksanaan dikatakan lugas
apabila bahasa yang digunakan langsung menjawab persoalan yang nyata.

Pada dasarnya yang perlu dilaporkan dalam pelaksanaan kegiatan usaha adalah sebagai berikut:
a. Bidang kegiatan usaha
b. Bidang laporan keuangan
c. Bidang permodalan
b. Bidang administrasi dan pembukuan

Pada akhir tahun seluruh kegiatan usaha dilaporkan untuk dianalisis oleh pihak yang berkepentingan,
untuk memperoleh informasi yang tepat dalam mengambil keputusan. Analisis laporan keuangan adalah
evaluasi atau penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi keuangan perusahaan. Mengadakan analisis
laporan keuangan sangat penting untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari
perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan selalu berhubungan dengan masalah neraca,
rugi/laba dan perubahan modal perusahaan. Analisis laporan keuangan pada hakikatnya adalah untuk
mengadakan penilaian atas keadaan keuangan perusahaan.

Untuk lebih dapat menggambarkan perubahan posisi keuangan dan sifat pengembangan perusahaan dari
waktu ke waktu suatu perusahaan diharuskan membuat laporan keuangan paling lama 2 tahun terakhir
dari kegiatan usahanya.

2. Aktualisasi Kewirausahaan

Berikut ini merupakan contoh laporan pelaksanaan kegiatan usaha, peserta didik diharapkan
dapat melengkapi format laporan tersebut pada usaha yang telah dikembangkan.

Laporan pelaksanaan kegiatan usaha:

a. Bidang kegiatan usaha


Jenis kegiatan usaha
1) Jenis usaha…….,volume Rp……..
2) Jenis usaha…….,volume Rp……..
3) Jenis usaha…….,volume Rp……..
4) Jenis usaha…….,volume Rp……..
5) Jenis usaha…….,volume Rp……..

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 22 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

b. Bidang laporan keuangan


1) Rugi / laba
a) Unit ……..rugi / laba Rp ……..
b) Unit ……..rugi / laba Rp ……..
c) Unit ……..rugi / laba Rp ……..
d) Unit ……..rugi / laba Rp ……..
e) Unit ……..rugi / laba Rp ……..
2) Neraca
3) Analisis
a) Likuiditas =………..%
b) Solvabilitas =………..%
c) Rentabilitas =………..%

c. Bidang permodalan
1) Modal sendiri …………. =Rp……….
2) Modal penyertaan ………… . =Rp……….
a) Pinjaman jangka pendek …………. =Rp……….
b) Pinjaman jangka panjang …………. =Rp……….
c) Pinjaman lain-lain …………. =Rp……….

d. Bidang administrasi dan pembukuan


1) Buku-buku
a) Buku pembelian tunai …………… =…………..
b) Buku pembelian kredit …………… =………….
c) Buku penjualan tunai …………… =…………..
d) Buku penjualan kredit…………… =…………..
e) Buku persediaan barang …………… =…………..

2) Dokumen-dokumen dagang
a) Bukti transaksi …………….………. =………..
b) SITU,SIUP,AMDAL dan lain-lain…..=………..

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 23 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

BAB V
PENUTUP

Keberhasilan program kewirausahaan di SMA sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran mata
pelajaran prakarya dan kewirausahan. Kewirausahaan di SMA merupakan program untuk mengenal
konsep kewirausahaan, latihan mengembangkan usaha, mendapatkan pengalaman praktis berwirausaha,
menumbuhkan minat berwirausaha dan mengembangkan potensi berwirausaha. Oleh karena itu program
kewirausahaan di SMA harus menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan
dan mengelola peluang usaha serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan
bermasyarakat serta memiliki kemampuan untuk menghadapi persaingan global.

Program kewirausahaan di SMA adalah sebuah upaya nyata dalam rangka penanaman nilai-nilai
kewirausahaan dan peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di
SMA dengan tujuan agar peserta didik memiliki karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan,
mampu melihat peluang, mendapatkan pengalaman langsung berwirausaha serta terbentuknya lingkungan
sekolah sebagai lingkungan belajar yang berwawasan kewirausahaan.

Oleh karena itu agar program kewirausahaan di SMA dapat terlaksana secara efektif dan efisien serta
mencapai hasil yang optimal, diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait untuk secara
bersama-sama mengupayakan kelancaran dan keberhasilan keseluruhan proses pembelajaran
Kewirausahaan sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing-masing, dengan tetap memperhatikan
berbagai ketentuan perundangan yang berlaku.

Melalui panduan ini diharapkan guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dan fihak yang terkait
mengetahui tentang mekanisme dan prosedur penyelenggaraan program kewirausahaan bidang kerajinan
pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 24 - 25


Panduan Kewirausahaan SMA Bidang Kerajinan

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari (2000). Kewirausahaan, CV. Alvabeta, bandung

Arismunandar, (2006), Pengembangan Kewirausahaan Sekolah, Direktorat Tenaga Kependidikan


Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Daryanto, (2012), Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media, 2012

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, (2008), Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025,
Jakarta.

Drucker, P.F. (1994), Innovation and Entrepreneurship: Practices and Principles. Penerjemah Rusdi
Naib. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Degeng, I N. S. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran; Menuju Pribadi Unggul Melalui Perbaikan
Proses Pembelajaran, Malang: LP3, UM.

Grenville, Kleiser, (1086), Membina Kepribadian Wiraswasta, Pionir Jaya, bandung

Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum, (2010),
Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Meredith, Geoffrey G. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: Pustaka Binaman Presindo

Suryana, (2013), Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat,
2013

Soemahamidjaja, Soeparman. (1980). Membina Sikap Mental Wirausahawan. Jakarta: Gunung Jati.

©2016,Direktorat Pembinaan SMA. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 25 - 25

Anda mungkin juga menyukai