Anda di halaman 1dari 8

1.

Proyek Tema Kewirausahaan P5 Kurikulum Merdeka Disertai Tujuan dan Manfaat

Berikut adalah contoh proyek tema kewirausahaan P5 Kurikulum Merdeka beserta dengan
tujuan dan manfaatnya bagi siswa.

Seperti yang diketahui, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum
Merdeka memainkan peran penting sebagai metode pembelajaran lintas disiplin ilmu yang
bertujuan membangkitkan keterampilan berpikir kritis dan solutif terhadap permasalahan di
lingkungan sekitar.

Dengan P5 dalam Kurikulum Merdeka, diharapkan peserta didik untuk dapat memaknai dan
memberikan dampak positif pada lingkungan terdekat melalui disiplin ilmu yang telah mereka
peserta didiki.

Adapun salah satu tema yang dapat diambil dalam P5 ini adalah kewirausahaan.

Tema kewirausahaan P5 diarahkan agar peserta didik dapat mengidentifikasikan potensi


ekonomi di tingkat lokal, masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta
kaitannya dengan aspek lingkungan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Ada beberapa manfaat yang didapat oleh peserta didik dengan mempeserta didiki tema
kewirausahaan ini. Antara lain :

1. peserta didik dapat merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan.
2. Mereka juga dapat terlibat dalam kegiatan rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan
karya bernilai jual, dan melakukan analisis serta refleksi atas hasil kegiatan mereka.
3. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan.
4. Peserta didik mampu membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
kebutuhan masyarakat, serta dapat menjadi problem solver yang terampil.
5. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi dalam kemajuan perekonomian di
lingkungan sekitarnya.

Melalui tema kewirausahaan, diharapkan munculnya karakter dimensi Profil Pelajar Pancasila
sebagai berikut :

1. peserta didik akan belajar untuk menjadi kreatif, bernalar kritis, dan mandiri dalam
menentukan topik kewirausahaan apa yang bisa mereka kembangkan dalam projek.
2. Dimensi bergotong-royong juga muncul jika projek ini dikerjakan secara berkelompok dan
melibatkan mitra lain dalam proses pengerjaannya.
3. Dengan fokus pada produk yang ada di daerah masing-masing, peserta didik bisa
menunjukkan kekhasan atau potensi lokal daerah untuk dijadikan usaha, dan ini menjadi
cerminan dimensi kearifan local.
Pada sebuah contoh konkret, di Sumatera Barat, makanan dan minuman daerah menjadi
komoditi utama masyarakat setempat. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengambil
tema kewirausahaan dalam bidang kuliner. Dengan ini, peserta didik berpotensi untuk belajar
memajukan potensi ekonomi di lingkungannya melalui usaha kuliner. Topik yang dipilih bisa
"berwirausaha memajukan kuliner daerah kita."

Pada jenjang Sekolah Dasar, peserta didik diajak mengenali potensi produk makanan daerahnya
melalui rasa, bentuk, tampilan, dan kemasannya.

Di jenjang Sekolah Menengah Pertama, peserta didik dapat diajak untuk membuat produk yang
menjawab kebutuhan tertentu dalam ruang lingkup terdekat atau produk yang berciri khas
daerah.

Sementara di jenjang sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan, aktivitas yang
dilakukan dapat setingkat lebih menantang. Peserta didik dapat diminta untuk merintis
koperasi sederhana di lingkup satuan pendidikan.

Pada akhirnya, Projek tema kewirausahaan ini menjadi bentuk konkret penguatan profil pelajar
Pancasila, di mana peserta didik dapat belajar dan berkontribusi secara aktif dalam memajukan
perekonomian di lingkungan sekitarnya.

2. Mengenal Tema Kearifan Lokal P5 dan Contoh Projek, Pentingnya Menjaga Tradisi

Kearifan Lokal adalah salah satu tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka yang dapat dipilih oleh tenaga pendidik untuk diajarkan pada
peserta didik. P5 Kearifan Lokal adalah salah satu tema yang dapat diambil oleh semua jenjang
pendidikan, mulai dari PAUD, hingga SMA/Sederajat.

Seperti yang diketahui, di tengah derasnya arus informasi global, penting bagi para peserta
didik untuk tetap memahami dan menghargai kearifan lokal. Ini bukan hanya tentang menjaga
tradisi, tetapi juga tentang memahami nilai-nilai yang dianut oleh leluhur kita.

Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mengetahui dari mana mereka berasal dan
apa yang membuat mereka unik sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Tema kearifan lokal dalam proyek penguatan profil pelajar pancasila memiliki banyak manfaat,
antara lain :

1. Membantu peserta didik untuk mengenal dan menghargai akar budaya dan kearifan lokal di
daerah mereka. Di tengah pengaruh global yang semakin kuat, banyak peserta didik
kehilangan koneksi dengan budaya dan nilai-nilai lokal mereka.
2. Tema ini membantu peserta didik membangun kesadaran bahwa dunia adalah rumah
bersama, dan mereka memiliki tanggung jawab untuk merawatnya. Ini adalah langkah awal
dalam mempersiapkan mereka menjadi warga dunia yang bertanggung jawab.
3. Peserta didik akan menjadi lebih bangga terhadap keunikan dan ciri khas kebudayaan,
tradisi, dan kearifan lokal yang merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia dan
dunia. Mereka akan memiliki identitas yang kuat sebagai bangsa Indonesia, tetapi juga akan
terbuka pada keragaman budaya global.

Berikut adalah beberapa contoh proyek yang dapat dijalankan pada tema kearifan lokal:

1. Bermain Permainan Tradisional. Peserta didik dapat mempeserta didiki dan bermain
berbagai jenis permainan tradisional daerah mereka tinggal. Ini dapat membangun nilai-
nilai seperti kejujuran, kerjasama, dan kegigihan, yang merupakan bagian dari kearifan
lokal.
2. Membuat Maket Arsitektur Rumah Tradisional. Peserta didik dapat membuat maket
rumah tradisional dari daerah-daerah berbeda di Indonesia. Ini melibatkan penelitian
tentang arsitektur, bahan, dan budaya rumah tersebut.
3. Riset Kain Khas. Dalam projek ini, peserta didik dapat melakukan riset tentang kain khas
daerah mereka, termasuk cara pembuatannya, maknanya, cara memakainya, dan
penggunaannya dalam budaya lokal.
4. Penelitian dan Membuat Masakan Tradisional. Peserta didik dapat mempeserta didiki dan
merekam resep serta memasak masakan tradisional dari daerah mereka dan beberapa
daerah lain untuk dibandingkan dalam rangka menggali kearifan lokal dalam menu masakan
dan jajanan Nusantara. Peserta didik juga dapat menemukan menu atau jajanan yang
serupa antar beberapa daerah di Indonesia namun memiliki nama yang berbeda. Hal ini
akan menambah khasanah mereka tentang kuliner Nusantara yang tak kalah dengan
makanan dari negara lain yang saat ini menjadi trending di kalangan usia remaja Indonesia.
5. Bela Diri Tradisional. Dalam projek ini, peserta didik dapat mempeserta didiki bela diri
tradisional sepert pencak silat, yang memiliki pesan tentang keberanian, kebijaksanaan, dan
keadilan. Ini juga merupakan bagian dari kearifan lokal yang berharga.

Proyek-proyek seperti ini memberikan peluang bagi peserta didik untuk menggali lebih dalam
budaya dan kearifan lokal mereka. Mereka tidak hanya memahami nilai-nilai ini, tetapi juga
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Melalui kolaborasi, guru dan peserta didik dapat bersama-sama memperkaya pemahaman
tentang kearifan lokal dan memperkuat profil pelajar Pancasila di abad 21.

3. Proyek Rekayasa dan Teknologi P5 Kurikulum Merdeka Beserta


Pengertian dan Tujuannya
Bagi para guru, ada banyak isu yang dapat diambil sebagai topik dalam tema proyek rekayasa
dan teknologi untuk membangun NKRI dalam mengimplementasikan P5 Kurikulum Merdeka di
jenjang SD hingga SMA seperti dalam contoh yang akan dijelaskan di bawah.

Namun, sebelum itu penting bagi pendidik untuk mengetahui apa pengertian dan tujuan dari
tema rekayasa dan teknologi dalam P5 Kurikulum Merdeka.

Pengertian dan Tujuan Tema Rekayasa dan Teknologi P5 Kurikulum Merdeka

Dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, penting bagi
Indonesia untuk terus memperkuat dan membangun keberdayaan NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia).

Tema proyek rekayasa dan teknologi ini berfokus pada kegiatan mengembangkan produk
berteknologi dengan tujuan memudahkan kegiatan sehari-hari serta menciptakan lingkungan
yang lebih baik bagi masyarakat sekitarnya.

Karakter yang bisa diambil sebagai penialaian dalam proyek ini adalah prinsip kolaborasi. Hal
ini menjadi sangat penting, karena kolaborasi dapat melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif,
dan kemampuan berempati pada para peserta didik.

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa tema ini dianggap penting:

1. Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis. Tema proyek ini dapat membantu peserta didik
mengasah berbagai keterampilan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan pembangunan
produk berteknologi. Misalnya, peserta didik akan diajarkan untuk berpikir sistematis
menggunakan sistem berpikir komputasional atau design thinking dalam menciptakan solusi
dan produk yang bermanfaat.

2. Mempeserta didiki Proses Rekayasa. Peserta didik akan mempeserta didiki atau bahkan
mempraktikkan proses rekayasa secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi hingga
melakukan uji coba untuk membangun model atau prototipe produk rekayasa. Hal ini akan
membantu mereka memahami proses pembangunan produk secara menyeluruh.

3. Ketrampilan Coding dan Kreativitas dalam Robotika. Peserta didik juga akan diasah
ketrampilan coding dan berkreasi di bidang robotika, yang merupakan hal penting dalam
menghadapi dunia yang semakin didominasi oleh teknologi digital.

4. Mewujudkan Budaya Smart Society. Proyek ini diharapkan dapat membantu peserta didik-
peserta didik mewujudkan budaya Smart Society di masa depan. Mereka akan belajar untuk
berperan dalam menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat melalui inovasi dan
penerapan teknologi dengan mempertimbangkan aspek sosial.

Contoh Proyek Rekayasa dan Teknologi P5 Kurikulum Merdeka


Topik ini dapat disesuaikan dengan budaya serta kondisi daerah dan satuan pendidikan.
Contohnya, pada jenjang Sekolah Dasar, topik pembuatan desain inovatif untuk transportasi di
masa depan dapat berfokus pada sarana transportasi sungai yang masih menjadi sarana utama
di beberapa daerah di Indonesia. Peserta didik-peserta didik dapat diajak untuk merancang
beragam alat transportasi sungai di masa depan yang memanfaatkan energi baru dan
terbarukan.

Sementara pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, peserta didik-peserta didik dapat
merancang desain inovasi alat transportasi sungai dengan mempertimbangkan ragam sumber
bahan bakar yang dapat digunakan.

Kemudian, pada jenjang Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, peserta
didik-peserta didik dapat dilibatkan untuk merancang alat transportasi sungai dengan proses
rekayasa yang lebih kompleks dan menggunakan teknologi robotik.

Dengan mengembangkan tema proyek ini, diharapkan peserta didik-peserta didik akan
mengembangkan ide-ide kreatifnya, memecahkan masalah, dan menjadi inovator yang dapat
memberikan kontribusi bagi pembangunan NKRI.

Melalui keterampilan dan pemahaman mereka dalam merekayasa dan berteknologi, generasi
muda Indonesia akan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih percaya diri
dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara.

4. Mengenal Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya P5 Beserta Contoh Projek

Salah satu tema yang dapat diambil dalam Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka adalah 'Bangunlah Jiwa dan Raganya'.

Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya P5 memfokuskan pada pentingnya kesadaran diri dalam
memelihara kesehatan fisik dan mental.

Lantas mengapa tema ini begitu penting dalam P5 Kurikulum Merdeka? Dan apa contoh
proyek P5 Bangunlah Jiwa dan Raganya? Berikut penjelasannya.

Tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya" menjadi relevan terutama bagi jenjang SMP, SMA/MA,
dan SMK. Hal itu karena pada usia remaja, banyak perubahan fisik dan emosi yang terjadi. Tema
ini menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan peserta didik dalam
menghadapi perubahan tersebut.

Sedangkan di jenjang Sekolah Dasar, fokusnya hanya pada pengenalan konsep dasar kesehatan
dan bagaimana menjaga diri sendiri.

Kaitan dengan Profil Pelajar Pancasila


Pemahaman tentang kesejahteraan fisik dan mental berkaitan erat dengan nilai-nilai Pancasila.
Memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang topik-topik kesejahteraan mendorong peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan global yang berkelanjutan. Mereka akan
lebih memahami pentingnya menjaga kesejahteraan diri sendiri dan orang lain, dan bagaimana
caranya memberikan kontribusi positif bagi lingkungan mereka.

Contoh Proyek Bangunlah Jiwa dan Raganya P5

Untuk dapat menjalankan tema ini, peserta didik dapat diajak untuk melakukan penelitian dan
diskusi mengenai masalah kesejahteraan diri. Isu-isu seperti perundungan (bullying),
penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, kesehatan reproduksi, menjadi topik yang relevan
untuk dibahas.

Satu contoh spesifik adalah cyber bullying. Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, peserta
didik diajak untuk menyusun kesepakatan, sosialisasi mengenai cyber bullying, serta
menyediakan kontak pengaduan.

Sedangkan di jenjang lebih tinggi, aktivitas yang dilakukan lebih melibatkan kerja sama dengan
sekolah lain untuk diskusi dan kampanye penggunaan internet yang sehat.

Tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya" adalah pendekatan pembelajaran yang holistik yang tidak
hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesadaran diri.
Dengan penerapan yang tepat, tema ini dapat menjadi instrumen penting dalam pembentukan
profil pelajar Pancasila yang kuat dan bertanggung jawab.

Mengenal Gelar Karya P5 Dalam Kurikulum Merdeka, Apa Manfaatnya?

Karya P5 merupakan salah satu komponen dalam kurikulum merdeka yang harus dilakukan
oleh satuan pendidikan yang telah menerapkan kurikulum tersebut. Karya P5 yang dilakukan,
hasil akhir dan penilaiannya tidak harus berbentuk produk tetapi penekanannya lebih kepada
munculnya penerapan karakter-karakter yang tertuang dalam dimensi-dimensi dalam
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Sebagai kurikulum baru di Indonesia, Kurikulum Merdeka mencantumkan aspek P5 yang


memberikan wadah bagi peserta didik untuk membuat suatu proyek yang berkaitan dengan
Profil Pelajar Pancasila.

Dalam P5 atau Proyek Penguatan Pelajar Pancasila sendiri terdapat sebuah gelar karya untuk
mengapresiasi hasil pembelajaran dari peserta didik.

Mengenal Gelar Karya P5 Dalam Kurikulum Merdeka

Gelar karya P5 alangkah baiknya dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi terhadap proyek yang
telah dilakukan oleh peserta didik.

Setiap peserta didik harus membuat suatu proyek yang dikerjakan oleh kelompok dengan
berbagai tema sesuai pilihan dari satuan pendidikan.

Maka dari itu gelar karya P5 harus dilakukan untuk memperkuat karakter dan pencapaian
kompetensi siswa yang sesuai dengan profil peserta didik pancasila.

Meskipun bukan tuntutan wajib namun melalui gelar karya tersebut akan memfasilitasi peserta
didik untuk mewujudkan aksi nyata sesuai dalam alur MERDEKA.

Manfaat Gelar Karya

Terdapat beberapa manfaat gelar karya yang membuat kegiatan ini alangkah baiknya
dilaksanakan di satuan pendidikan, yaitu :

1. Merayakan hasil proyek peserta didik . Manfaat gelar karya yang pertama adalah sebagai
wadah untuk merayakan hasil proyek peserta didik. Para peserta didik telah merancang
suatu proyek sesuai dengan tema P5, hal ini tentu menguras energi waktu dan pikiran yang
banyak sehingga perlu adanya perayaan dan penghargaan yang resmi.
2. Meningkatkan percaya diri . Gelar karya mampu meningkatkan kepercayaan diri bagi
peserta didik karena dituntut untuk memamerkan hasil karyanya.
3. Selain itu, dengan adanya gelar karya juga bisa menjadi motivasi tersendiri bagi peserta
didik untuk membuat proyek sebaik mungkin.
4. Ajang promosi diri. Selanjutnya, gelar karya juga bisa menjadi ajang promosi diri bagi
peserta didik. Hal ini karena mereka saling beradu karya dan bakat sehingga meningkatkan
motivasi untuk mempromosikan diri menjadi yang terbaik.

Jika peserta didik tampil dengan terbaik maka akan mendapatkan apresiasi dari teman, guru
hingga orang tua siswa.
Sumber :
https://www.bingkainasional.com
Buku Pedoman P5 Kemendikbudristek

Anda mungkin juga menyukai