Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

4.1 Temuan Umum

4.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar

Provinsi Riau

Sejarah lahirnya SMAN 1 Kuok ini seiring dengan perkembangan zaman

yang mengkehendaki dengan adanya sebuah perubahan dalam kehidupan

dimasyarakat. Keinginan perubahan tersebut dapat diawali dengan didirikannya

SMAN 1 Kuok. Dengan kesepakatan bersama maka sekolah ini didirikan di

sebidang tanah yang berdiameter 20.480 m2 dengan luas bangunan 1.678 m2 yang

beralamat di Jalan Sungai Maki Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar

Provinsi Riau.

SMAN 1 Kuok ini didirikan pada tahun 2001/2002, pendirian sekolah ini

diprakarsai oleh empat orang yaitu bapak Fauzi Zainuddin, bapak M. Ali, bapak

Kanedi, dan bapak Lukman. Dan bapak Fauzi Zainuddin menjadi kepala sekolah

pertama SMAN 1 Kuok ini dan masa jabatannya berakhir sampai beliau pensiun.

Sekolah ini adalah sekolah SMA N pertama yang ada di Kuok dengan tamatan

pertamanya tahun 2004/2005 berjumlah 182 orang. SMA ini mengalami pasang

surut dalam perkembangannya, tetapi SMA ini termasuk salah satu SMA favorit

di daerah Kuok.

1
Di samping itu, mutu pendidikan terus ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat

dari usaha sekolah dalam meningkatkan kreativitas siswanya. Pengembangan

kreativitas yang dijalankan oleh sekolah ini dapat membuat siswa berkreasi

dengan baik.

4.1.2 Letak dan Geografis SMA Negeri 1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten

Kampar Provinsi Riau

Letak geografis SMAN 1 Kuok ini berada di Desa Kuok tepatnya di jalan

Sungai Maki. Letak sekolah ini strategis karena berada ditengah-tengah

masyarakat yang mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan

umum, sehingga banyak orang tua mengantarkan anak mereka untuk bersekolah

di SMAN 1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau ini.

4.1.3 Visi dan Misi SMAN 1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar

Provinsi Riau

Visi SMA Negeri 1 Kuok

1. Menjadikan sekolah unggulan dibidang akademik, non akademik

berdasarkan IMTAQ dan IPTEK di Kabupaten Kampar Tahun 2020.

Misi SMA Negeri 1 Kuok

1. Aklerasi kemampuan professional tenaga pendidik

2. Kinerja tenanga kependidikan berorientasi pada manajemen utuh

3. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai, bermutu, dan sejalan

dengan kemajuan teknologi

2
4. Menciptakan lulusan yang tangguh, berkepribadian yang luhur,

beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT

5. Menciptkan lulusan yang berkualitas, terampil menguasai IPTEK

6. Menciptakan hubungan dengan masyarakat yang solit dan dinamis

terhadap ulama, birokrat, akademisi perusahaan dan komite sekolah

dalam iklim yang saling menguntungkan.

4.1.4 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Kuok Kecamatan Kuok

Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Untuk melakukan aktivitas belajar mengajar yanga baik, salah satu faktor

yang utama adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga

dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka diharapkan memudahkan

sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh SMA Negeri

1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau, sebagai salah satu

sekolah unggulan dibidang akademik dan non akademik berdasar kan IMTAQ dan

IPTEK di Kabupaten Kampar Tahun 2020. Yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana, dalam pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut akan digunakan

seoptimal mungkin karena hal ini merupakan peraturan kebijakan pimpinan yang

dibantu oleh oprasional lainnya, dan didalam pengembangan potensi sarana dan

prasarana sangat penting karena menjadi wadah untuk mengekspresikan kreatifan

siswa.

3
Tabel 1. Sarana dan prasara yang tersedia di SMA Negeri 1 Kuok

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1. Ruang kepala sekolah, Ruang tata usaha 1
2. Ruang Majelis Guru 1
3. Ruang Kelas 11
4. WC 6
5. Ruang Perpustakaan 1
6. Gudang 1
7. Ruang Labor IPA 1
8. Ruang Serbaguna / Kesenian 1
9. Ruang Komputer 1
10. Ruang Mushallah 1
11. Ruang Koperasi 1
12. Lapangan Basket 1
13. Lapangan volley 1
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kuok

4.1.5 Peraturan dan Tata Tertib SMA Negeri 1 Kuok

Tata tertib yang diberlakukan di sekolah diperuntukkan bagi siswa dan

guru supaya proses belajar mengajar dapat tercapai semaksimal mungkin. Hari

Senen pembelajaran dimulai pukul 07.00 – 14.15 WIB, hari Selasa sampai hari

Rabu pembelajaran dimulai 07.30 – 14.15 WIB, Kamis pembelajaran berlangsung

antara pukul 07.30-13.00 WIB, hari jumat pukul 07.11-10.35 WIB, dan hari Sabtu

07.15-13.25 WIB.

Siswa harus sudah datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai.

Siswa diwajibkan memakai pakaian seragam yang telah ditentukan oleh pihak

sekolah. Selama proses belajar mengajar siswa tidak diperenankan keluar ruangan

kelas atau berada di luar elas apalagi berada diluar pekarangan sekolah. Istirahat

pada proses belajar mengajar di sekolah ini ada dua kali yaitu jam istirahat

pertama pukul 10.30-10.45 WIB dan jam istirahat kedua pada pukul 12.15 – 12.45

4
WIB. Selama istirahat siswa siswi sekolah ini hanya boleh berbelanja di dalam

kawasan sekolah.

Tabel 2. Bobot Poin Pelanggaran Siswa

No Jenis Pelanggaran Poin Keterangan

.
1. Memukul / menganiaya guru / karyawan 1000 Dikeluarkan
2. Terlibat perbuatan asusila / berzina 1000 Dikeluarkan
3. Terlibat pemerkosaan 1000 Dikeluarkan
4. Terlibat pemerasan, pencurian, perampokan 1000 Dikeluarkan
5. Terlibat dalam dunia narkoba / obat-obatan 1000 Dikeluarkan

terlarang
6. Memalsukan dokumen sekolah, cap, stempel 1000 Dikeluarkan
7. Berlaku tidak sopan, berkata kotor, mengejek guru 500
8. Membawa, melihat, menyebarkan gambar 500

pornografi
9. Terlibat tauran, pengeroyoan, pengrusakan 500
10. Terlibat penempelan selebaran yang melanggar 300

hukum
11. Membawa senjata api / senjata tajam dan sejenisnya 300
12. Berkelahi sesama siswa / orang lain selama 300

pelajaran
13. Tidak mengindahkan panggilan guru, kepala 300

sekolah
14. Mogok belajar, adu domba / provokasi 300
15. Merusak / menyatroni kenderaan 300
16. Merokok dilingkungan sekolah 250
17. Menindik telinga bagi laki-laki 200
18. Membawa rokok ke sekolah 200
19. Mencoret / merusak pasilitas sekolah 100
20. Memakai cincin, kalung dan gelang kaki bagi laki- 100

laki
21. Merokok diluar sekolah 100
22. Membawa dan membaca novel / komik 100
23. Mewarnai rambut 100 Dibersihkan
24. Memakai perhiasan berlebihan bagi perempuan 75

5
25. Surat izin bertanda tangan palsu 75
26. Tidak memakai seragam sekolah 75 Disita
27. Tidak melaksanakan tugas / piket harian 75
28. Absen tanpa keterangan 50 Setiap 1 kali
29. Cabut 1 jam pelajaran 50 Setiap 1 kali
30. Tidur, bermain-main pada jam pelajaran 50
31. Belanja dikantin,pada jam pelajaran 50
32. Keluar pekarangan sekolah tanpa izin guru piket 50
33. Membuang sampah sembarangan 50
34. Memakai rok sempit, dibelah bagian samping 50
35. Memakai celana sempit, dibelah, diperlebar, 50

dsambung
36. Berambut panjang 50
37. Berambut botak / plontos 50
38. Berambut jabrit, berkumis, berjenggot 50 Dipotong
39. Minta izin 1 jam pelajaran lebih dari 1 kali 50
40. Tidak membawa buku pelajaran 50
41. Tidk ikut upacar senin, SKJ dan peringatan hari 50

besar
42. Memakai / membawa topi / atribut luar sekolah 50 Disita
43. Tidak sholat zuhur berjamaah tampa berhalangan 50
44. Tidak membuat PR / tugas dari guru 40
45. Berkuku panjang / diwarnai 25 Dipotong
46. Menggulung, melipat lengan baju 25
47. Duduk tidak sesuai denah yang telah diatur 25
48. Berjilbab tidak sesuai dengan peraturan sekolah 25
49. Surat izin lebih 2 hari tidk masuk sekolah 25 Berturut2
50. Terlambat lebih dari 5 menit 25 Melapor
51. Salah satu atribut tidak lengkap 10 1 atribut
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kuok

Jumlah poin pelanggaran siswa dilaporkan oleh wali kelas setiap awal

bulan kebagian kesiswaan. Sangsi pelanggaran : 1.) jumlah poin 100 peringatan I

wali kelas, 2.) jumlah poin 200 peringatan wali kelas bersama BP, 3.) jumlah poin

250 panggilan I orang tua / wali oleh wali kelas, 4.) jumlah poin 500 panggilan II

orang tua / wali oleh wali kelas membuat surat perjanjian diketahui oleh wali

kelas, 5.) jumlah poin 750 panggilan III orang tua / wali oleh wali kelas membuat

6
surat perjanjian diketahui oleh kepala sekolah, 6.) jumlah poin 1000 dikembalikan

kepada orang tua / wali kelas.

Tata tertib sekolah ini sengajah dibuat sebagai aturan sekolah agar seluruh

pihak sekolah yang terkait baik itu kepala sekolah beserta wakil kepala sekolah,

majelis guru, tata usaha, dan seluruh siswa mampu bertanggung jawab terhadap

aturan yang ditetapkan dan harus dipatuhi. Pihak-pihak tersebut dan seluruh siswa

akan menjalankan perannya dengan baik sehingga terciptalah suasana yang

nyaman dan aman untuk menuntut ilmu dan proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik. Jika dikaitkan dengan pelajaran seni musik maka peraturan-

peraturn ini akan membantu guru untuk mengatur siswa agar didalam pengajaran

dapat berlangsung dengan baik sehingga dapat ditingkatkan sesuai dengan tujuan

penganjaran.

4.1.6 Jumlah Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Kuok

4.1.6.1 Jumlah Guru

SMAN 1 Kuok pada tahun 2013/2014 memiliki jumlah guru 33 orang,

Tata usaha 5 orang, dan penjaga sekolah 1 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah

guru yang ada di SMAN 1 Kuok penulis paparkan pada table dibawah ini :

Tabel 3. Daftar Guru SMA Negeri 1 Kuok

No. Nama Guru Jabatan Tugas Guru Mata Pelajaran


1. Drs. Abd. Jalil Kepala Sekolah
2. Muhammad Ali Guru Olahraga
3. Drs. Lukman Guru B. Indonesia
4. Arfah, M.Pd Guru Kesenian
5. Nurnaningsih M.Pd Guru kesenian

7
6. Rahmat, S.Si Guru Fisika
7. Armelia, S.Pd Guru Biologi
8. Refna Rita, S.Pd.i Guru B. arab
9. Era Wati, SE Guru Ekonomi
10. Sri Mendrita, S.Pd Guru PPKN
11. Drs. Mhd. Nasir Guru Pend. Agama
12. Muhammad Jais Guru Pend Agama
13. Efa Yanti, S.Pd Guru Biologi
14. Drs. Khairuddin Guru B. Inggris
15. Titi Nova, S.Pi Guru Matematika
16. Vera Pahleni, SE Guru Ekonomi
17. Netrawati, S.Pd Guru B. Indinesia
18. Ardi Zafithri, S.Sos Guru Sosiologi
19. Sarmanila Dewi, S.Pd.i Guru B. Inggris
20. Peri Eka Putra, S.Pd Guru Sejarah
21. Rosmayanti, S.Pd Guru Biologi
22. Mudarus, S.Ag Guru Agama Islam
23. Roskawati, S.Pd Guru B. Indonesia
24. Yulis Hartati, S.Pd Guru Matematika
25. Amiruddin Guru Kimia
26. Safruddin, SH Guru Pendidikan Kewarganegaraan
27. Haryulis, S.Pi Guru Geografi
28. Elmi Helmi,S.Ag Guru Agama Islam
29. Wamelda, S.Pd Guru Matematika
30. Safran, SE Guru TIK
31. Yusraini Guru TIK
32. Khairul Anwar, S.Pd Guru Olahraga
33. Ria Amelia, S.Pd Guru Geografi
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kuok

Tabel 4. Daftar Jumlah Tata Usaha dan Penjaga Sekolah SMA Negeri 1 Kuok

No. Nama Jabatan Tugas


1. Kanedi Pegawai TU
2. Khaidir Pegawai TU
3. Armanzas Pegawai TU
4. Loly Silvia, Amd Pegawai TU
5. Deni Suryadi Pegawai TU
6. Turyanto Jaga Sekolah
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kuok

4.1.6.2 Jumlah Siswa

8
Jumlah siswa yang ada di SMA Negeri 1 Kuok ini berjumlah 265 orang

yang terdiri dari 11 kelas yaitu sebagai berikut : kelas X1 berjumla 26, kelas X2

berjumlah 26, kelas X3 berjumlah 26, kelas X4 berjumlah 26, kelas XI IPA 1

berjumlah 22, kelas XI IPS 1 berjumlah 20, kelas XI IPS 2 berjumlah 20, kelas

XII IPA 1 berjumlah 22, kelas XII IPA 2 berjumlah 21, kelas XII IPS 1 berjumlah

28, kelas XII IPS 2 berjumlah 28 untuk lebih jelas dapat dilihat pada table

dibawah ini :

Tabel 5. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kuok

No Kelas Laki - Laki Perempuan Jumlah


1. X1 10 16 26
2. X2 8 18 26
3. X3 12 14 26
4. X4 10 16 26
5. XI IPA 1 8 14 22
6. XI IPS 1 11 9 20
7. XI IPS 2 9 11 20
8. XII IPA 1 7 15 22
9. XII IPA 2 7 14 21
10. XII IPS 1 16 12 28
11. XII IPS 2 14 14 28
Sumber : Dokumentasi SMA Negeri 1 Kuok

Pada bab IV ini penulis menjelaskan temuan umum penelitian yaitu

tentang keadaan SMA Negeri 1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar

Provinsi Riau. Karena menurut penulis temuan umum ini memuliki kaitan dengan

masalah yang penulis teliti yaitu tentang gaya audiotorial siswa pada mata

pelajaran seni budaya (musik) di SMA Negeri 1 Kuok, pada temuan umum ini

adanya penjalasan tentang bagaimana keadaan sekolah tersebut secara singkat,

9
padat, dan jelas. Ini berguna untuk membantu penulis dalam menyelesaikan

permasalahan yang sedang diteliti.

4.2 Temuan Khusus

4.2.1 Gaya Belajar Audiotorial Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya
(Musik) Di SMA Negeri 1 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
Provinsi Riau
Untuk membahas masalah tentang gaya audiotorial siswa pada mata

pelajaran seni budaya (musik) di SMA Negeri 1 Kuok maka penulis menyatakan

gaya belajar audiotorial siswa dapat di gambarkan Menurut DePorter, Bobbi &

Hernacki, Mike yaitu : i) Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, ii)

Lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca, iii) Mengalami

kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita, iv)

Mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan

dengan visualisasi, v) Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang

lainnya, vi) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

daripada apa yang dilihat (2000:110-112).

1.2.1.1 Siswa Mudah Terganggu Oleh Keributan Atau Suara Berisik Pada
Mata Pelajaran Seni Budaya (Musik) di SMA Negeri 1 Kuok
Menurut Nunan, gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih

disukai pebelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari

variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang

sosio cultural, dan pengalaman pendidikan. Setiap siswa mempunyai gaya belajar

yang sangat berbeda satu sama lainya. Siswa yang mudah terganggu oleh

keributan atau suara berisik dikelas biasanya tidak akan mendapatkan

10
informasi/pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik. siswa yang dimaksud

disebut dengan siswa audiotorial (1991:168).

Berdasarkan hasil observasi dalam penelitian gaya belajar audiotorial

siswa pada mata pelajaran seni budaya (musik) di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Kuok, masih banyak terdapat siswa yang terganggu proses belajarnya oleh

keributan dan suara berisik di dalam kelas. Ini diakibatkan oleh beberapa orang

siswa yang menganggu teman di sampingnya saat belajar, ada yang bercerita dan

bernyanyi. Sehingga siswa audiotorial tidak akan merasa nyaman saat belajar dan

siswa audiotorial tidak dapat menyerap informasi/ pelajaran yang di berikan oleh

guru. Akan tetapi, guru seni budaya dapat menormalkan kembali kelas dan proses

belajar mengajar menjadi lebih baik dan tenang. Karna guru seni budaya sangat

mengetahui gaya belajar siswanya.

Dari hasil wawancara dengan guru seni budaya kelas XI IPS 1di SMA

Negeri 1 Kuok yaitu Nurnaningsih mengatakan bahwa

“Selama saya mengajar di SMA Negeri 1 Kuok ini siswa yang ada
di kelas XI IPS 1 cukup tertarik terhadap pembelajaran seni budaya
(musik) dibandingkan dengan kelas lainnya, siswa di kelas XI IPS 1
sangat menyukai pembelajaran seni musik. Terlihat ketika saya
menenerangkan pembelajaran seni musik (kompang) di kelas, banyak
siswa yang memperhatikan dan mengerti pelajaran yang diberikan. Ini
terbukti, bahwa dikelas XI IPS 1 kebanyakan siswa audiotorial. Namun,
siswa audiotorial ini akan merasa terganggu apabila mendengar keributan
dan suara berisik dikelas. Disinilah guru harus mengetahui gaya belajar
siswanya. Agar materi/pelajaran yang kita berikan, siswa dapat mengerti
dan proses belajar mengajar akan baik (wawancara Januari 2014).
Berdasarkan tangapan dari siswa SMA Negeri 1 Kuok Kelas XI IPS 1

tentang gaya belajar audiotorial siswa pada mata pelajaran seni budaya (musik)

11
khususnya siswa mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik Fenni

Setiawan sebagai ketua kelas XI IPS 1 mengatakan bahwa

“Saya sangat menyukai pelajaran seni budaya di SMA Negeri 1


Kuok ini. Apalagi pelajaran seni musik, saya sangat menyukainya dan
sangat bersemangat menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru seni
budaya. Namun ada masalah yang selalu saya terima di kelas yaitu ketika
saya sedang berkonsentrasi menerima pelajaran yang di sampaikan oleh
guru seni budaya di kelas saya tidak akan bisa menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru di kelas apabila di dalam kelas tersebut ribut dan
suara berisik. Konsentrasi saya akan hilang dan saya tidak mengerti apa
yang di sampaikan oleh guru di depan kelas. Akan tetapi guru seni budaya
di SMA Negeri 1 Kuok sangat bagus menurut saya, guru sangat
mengetahui ketika saya tidak berkonsentrasi terhadap pelajaran yang
disampaikan olehnya, guru menormalkan kembali kelas dari suasana ribut
menjadi suasana tenang (wawancara Januari 2014).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

siswa audiotorial akan terganggu oleh keributan atau suara berisik di kelas. Disini

perlu kita ketahui bahwa siswa audiotorial akan cepat mendapatkan

informasi/pelajaran yang disampaikan oleh guru seni budaya (musik) apabila

kelas tersebut tenang dan tidak ribut. Siswa audiotorial akan berkonsentrasi penuh

pada pelajaran yang disampaikan oleh guru apabila siswa audiotorial merasa

nyaman dikelas.

12
Gambar 1 : Siswa Sedang Memperhatikan Guru Di Kelas
(Dokumentasi Penulis 2014)

4.2.1.2 Siswa Lebih Senang Mendengarkan (Dibacakan) Dari Pada Membaca


Pada Mata Pelajaran Seni Budaya (Musik) Di SMA Negeri 1 Kuok.
Menurut Rose Colin dan Nicholl,   Belajar haruslah mendengarkan,

menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, gagasan, menanggapi

dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka mendengarkan kaset audio,

ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal. Alat rekam sangat

membantu pembelajaran pelajar tipe auditori (2002:143)

Hasil observasi yang dilakukan penulis dalam penelitian terhadap siswa

lebih senang mendengarkan (dibacakan) dari pada membaca dikelas XI IPS 1 di

SMA Negeri 1 Kuok ini adalah siswa audiotorial akan lebih cepat mengerti

pelajaran yang disampaikan oleh guru seni budaya apabila dibacakan. Karna siswa

audiotorial yang sangat berfungsi untuk mendapatkan informasi/pelajaran melalui

alat pendengaranya (telinga) kemudian siswa audiotorial ini menyimpanya tanpa

harus ditulis. Salah satu ciri khas siswa audiotorial yaitu kemampuan untuk

mendengarkan dan kemampuan untuk mengingatnya. .

13
Dari hasil wawancara pada guru seni budaya pada kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kuok Nurnaningsih mengenai siswa lebih senang mendengarkan

(dibacakan) dari pada membaca dikelas mengatakan bahwa,

“ Ketika saya sedang menjelaskan materi/pelajaran di depan kelas,


saya melihat banyak siswa yang memperhatikan saya. Kelihatanya mereka
lebih menyukai apabila pelajaran yang saya sampaikan tersebut dibacakan
ketika saya menyuruh mereka membaca, banyak siswa yang tidak
memperdulikan hal tersebut, karna mereka sangat menyukai apabila
pelajaran tersebut dibacakan dan mereka menyimpanya tanpa harus
dituliskan di bukunya (wawancara Januari 2014).
Bedasarkan tanggapan dari siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok

tentang lebih senang mendengarkan (dibacakan) dari pada membaca dikelas Fitri

Iora menyatakan bahwa

“Saya sangat senang belajar apabila guru membacakan


materi/pelajaran di kelas, karna sangat memudahkan saya untuk menerima
pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. ketika guru
menjelaskan pelajaran, saya memperhatikannya tanpa harus mencatat apa
yang dibilang oleh guru, saya akan menyimpanya di dalam memori otak
saya, begitulah cara saya belajar (wawancara Januari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

siswa audiotorial sangat menyukai pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan

cara menyimak /mendengarkan (dibacakan). Disini perlu kita ketahui bahwa siswa

audiotorial menggunakan alat pendengaranya (telinga) untuk meyerap

informasi/pelajaranyang disampaikan oelh guru kemudian akan disimpan kedalam

otaknya tanpa harus menuliskan ke buku tulis.

14
Gambar 2 : Siswa Sedang Memperhatikan Guru Menjelaskan
Materi/pelajaran Seni Musik

(Dokumentasi Penulis 2014)

15
Gambar 3 : Siswa Laki-laki Sedang Memainkan Alat Musik Kompang
(Dokumentasi Peneliti 2014)

16
4.2.1.3 Siswa Mengalami Kesulitan Untuk Menuliskan Sesuatu, Tetapi
Sangat Pandai Dalam Bercerita Pada Mata Pelajaran Seni Budaya (Musik)
Di SMA Negeri 1 Kuok.
Menurut Sunarta, menjelaskan bahwa yang dimaksud kesulitan belajar

adalah kesulitan yang dialamai oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya.

Sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang

terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman

kelasnya (1985:7)

Hasil observasi terhadap siswa mengalami kesulitan untuk menuliskan

sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita pada pelajaran seni budaya di kelas

XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok, ketika guru memberikan tugas untuk siswanya,

terlihat siswa audiotorial akan mengalami kesulitan saat mengerjakanya. Karna

siswa audiotorial mendapatkan informasi/pelajaran melalui alat pendengarannya

dan akan mengalami kesulitan bila dihadapkan pada tugas yang berbentuk tulisan.

Namun siswa audiotorial akan menyukai apabila disuruh bercerita tentang apa

yang dia ingat.

Dari hasil wawancara terhadap siswa mengalami kesulitan untuk

menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita pada pelajaran seni

budaya di kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok Nurnaningsih mengatakan

“Bahwa siswa audiotorial sangat sulit baginya mengerjakan soal


dalam bentuk tulisan. Siswa audiotorial sangat menyukai apabila
pertanyaaan itu mengharuskan dia untuk menjelaskan apa yang dia ingat.
Siswa audiotorial mudah baginya apabila mereka bercerita tentang apa
yang dia ingat. (wawancara Januari 2014).

17
Bedasarkan tanggapan dari siswa mengalami kesulitan untuk menuliskan

sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita pada pelajaran seni budaya di kelas

XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok Andi Syaputra menyatakan bahwa

“Banyak di kelas XI IPS 1 ini yang mengalami kesulitan ketika


mengerjakan soal yang diberikan oleh guru seni budaya dalam bentuk
tulisan, saya sangat menyukai apabila pertanyaan yang diberikan oleh guru
seni budaya kepada saya, bercerita tentang apa yang saya ingat tanpa
harus dituliskan (wawancara Januari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

siswa audiotorial akan mengalami kesulitan apabila guru seni budaya memberikan

tugas kepada siswanya dalam bentuk tulisan. Perlu di ketahui bahwa mudah bagi

siswa audiotorial apabila pertanyaan yang diberikan oleh guru seni budaya

mengharuskan dia bercerita tentang apa yang diingat.

Gambar 4 : Guru Seni Budaya Menjelaskan Kepada Siswa Yang


Tidak Mengerti
(Dokumentasi Penulis 2014)

18
4.2.1.4 Siswa Mengalami Kesulitan Jika Harus Dihadapkan Pada Tugas –
Tugas Yang Berhubungan Visualisasi Pada Mata Pelajaran Seni Budaya
(Musik) Di SMA Negeri 1 Kuok
Wenger, merekomendasikan setelah membaca sesuatu yang baru,

deskripsikan dan ucapkan apa yang sudah dibaca tadi sambil menutup mata

dengan suara lantang. Alasannya setelah dibaca, divisualisasikan (ketika

mengingat dengan mata tertutup) dan dideskripsikan dengan lantang, maka secara

otomatis telah belajar dan menyimpannya dalam multi-sensori (2002:143)

Berdasarkan hasil observasi dalam siswa mengalami kesulitan jika harus

dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan visualisasi. Siswa audiotorial

merupakan siswa yang mengandalkan pendengaran untuk mendapatkan

informasi/pelajaran. Siswa audiotorial sangat menyukai mendengar pelajaran yang

mereka dapat untuk mengingatnya. Siswa audiotorial akan mengalami kesulitan

jika tugas itu berkaitan dengan viuslisasi (pengliatan). Karna siswa audiotorial

tidak bisa menyimpan pelajaran dengan cara melihat saja, tetapi melalui

pendengaranlah cara belajarnya. Berbeda dengan siswa audiovisual yang

merupakan siswa dengan cara belajarnya melalui apa yang mereka lihat

kemudiantidak bisa untuk mengingatnya.

Dari hasil wawancara terhadap guru seni budaya kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kuok siswa mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas

yang berhubungan visualisasi Nurnaningsih mengatakan bahwa :

“Siswa audiotorial sangat kesulitan ketika saya memberikan


tugas dalam bentuk visualisasi, visualisasi yang dimaksud ialah apa-
apa yang mereka lihat kemudian mereka tuliskan ke dalam bentuk
tuisan. Sedangakan siswa audiotorial belajar dengan cara
mendengarkan (wawancara Januari 2014).

19
Bedasarkan tanggapan dari siswa mengalami kesulitan jika harus

dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan visualisasi pada pelajaran seni

budaya di kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok Agus Prasetyo menyatakan

bahwa

“ Saya tidak akan bisa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan


oleh guru seni budaya kepada saya apabila berbentuk visualisasi. Karna
yang saya tahu, visualisasi itu adalah mengingat apa yang saya lihat
(wawancara Januari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

siswa audiotorial akan bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru seni

budaya apabila tugas tersebut dalam bentuk visualisasi. Karna siswa audiotorial

tidak bisa mengingat tentang apa yang dia lihat melainkan tentang apa yang ida

dengar.

20
Gambar 5 : Siswa-siswi kelas XI IPS 1 sedang belajar memainkan
alat musik kompang
(Dokumentasi Penulis 2014)

Gambar 6 : Siswa dan siswi kelas XI IPS 1 bermain alat musik kompang
(Dokumentasi Penulis 2014)

21
4.2.1.5 Siswa Lebih Suka Seni Musik Dari Pada Seni lainya Pada Mata
Pelajaran Seni Budaya (Musik) Di SMA Negeri 1 Kuok

Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan

kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan

norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam

bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas,

baik dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Demikian juga

yang terjadi pada musik dalam kebudayaan masyarakat melayu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Musik adalah ilmu atau seni

menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk

menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan,

nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu

dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu)

(1990:602).

Sehingga Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang

dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara)

adalah elemen musik paling dasar. Suara musik yang baik adalah hasil interaksi

dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan

suara dalam suatu waktu, panjang, pendek dan temponya, dan ini memberikan

karakter tersendiri pada setiap musik. Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama

akan menghasilkan melodi tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang baik antara

irama dan melodi melahirkan bunyi yang harmoni.

Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan,

tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa musik, termasuk sejarah

22
peradaban Melayu. Dalam masyarakat Melayu, seni musik ini terbagi menjadi

musik vokal, instrument dan gabungan keduanya. Dalam musik gabungan, suara

alat musik berfungsi sebagai pengiring suara vokal atau tarian. Alat-alat musik

yang berkembang di kalangan masyarakat Melayu di antaranya: canang, tetawak,

nobat, nafiri, lengkara, kompang, gambus, marwas, gendang, rebana, serunai,

rebab, beduk, gong, seruling, kecapi, biola dan akordeon. Alat-alat musik di atas

menghasilkan irama dan melodi tersendiri yang berbeda dengan alat musik

lainnya

Hasil observasi yang dilakukan penulis dalam penelitian terhadap siswa

lebih suka seni musik daripada seni lainya adalah kelas XI IPS 1 merupakan kelas

yang sangat menyukai seni musik, buktinya siswa-siswi di kelas XI IPS 1 bisa

memainkan alat musik kompang. Padahal biasanya siswi lebih menyukai seni tari,

karna tari lebih dominan kepada siswi perempuan. Lain halnya di kelas XI IPS 1,

semua siswa maupun siswi sangat bersemangat apabila materi yang diajarakan

oleh guru seni budaya adalah seni musik apalagi memainkan alat musik.

Dari hasil wawancara pada guru seni budaya pada kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kuok Nurnaningsih siswa lebih suka seni musik daripada seni lainya

mengatakan bahwa,

“ Ketika saya sedang menjelaskan materi/pelajaran seni musik di


depan kelas, saya melihat siswa maupun siswi di kelas XI IPS 1 ini yang
bersemangat sehingga kelas menjadi aktif. Lain halnya ketika saya sedang
menjelaskan materi seni tari, apalagi ketika saya menyuruh siswa
mempraktekkan seni lainya, banyak siswa yang menjadi kaku (wawancara
Januari 2014).

23
Bedasarkan anggapan dari siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok

tentang siswa lebih suka seni musik daripada seni lainya di kelas XI IPS 1 Angga

Ramadhan menyatakan bahwa

“Saya sangat senang belajar seni musik. Mungkin bagi saya seni
musik adalah bagian dari kehidupan. Apalagi ketika guru seni budaya
menjelaskan materi musik di kelas saya sangat bersemangat belajar, karna
saya sangat menyukainya apalagi jika praktek seni musik di kelas, saya
yang duluan untuk ingin mempraktekkannya (wawancara Januari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kelas XI IPS 1 adalah siswa audiotorial. Siswa audiotorial sangat menyukai seni

musik dari pada seni lainya. Karna, cara/gaya belajar siswa audiotorial

menggunakan alat pendengarannya (telinga) untuk mengingat apa yang di

pelajarinya. Hal tersebut sangat berkaitan dengan seni musik.

Gambar 7 : Alat musik di SMA Negeri 1 Kuok


(Dokumentasi Penulis 2014)

24
4.2.1.6 Siswa Belajar Dengan Mendengarkan Dan Mengingat Apa Yang
Didiskusikan Daripada Apa Yang Dilihat Pada Mata Pelajaran Seni Budaya
(Musik) Di SMA Negeri 1 Kuok
Gaya Belajar Auditorial adalah sebuah gaya belajar seseorang yang lebih

efektif dengan cara mendengarkan informasi yang didengar yang disampaikan

secara lisan. Pelajar Auditorial akan lebih fokus pada apa yang ia dengar atau apa

yang orang bicarakan.

Hasil observasi yang dilakukan penulis dalam penelitian terhadap siswa

belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa

yang dilihat adalah ketika siswa kelas XI IPS 1 sedang belajar seni musik di kelas.

Siswa kelas XI IPS 1 bersemangat mendengarkan guru seni budaya menjelaskan

materi seni musik di kelas daripada seni lain. Karna di kelas XI IPS 1 cara

belajar/gaya belajar siswanya yaitu mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh

guru seni budaya kemudian mereka mangingatnya. Siswa XI IPS 1 tidak

menyukai jika belajar hanya melihat kemudian mereka ingat.

Dari hasil wawancara pada guru seni budaya pada kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kuok Nurnaningsih siswa belajar dengan mendengarkan dan mengingat

apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat mengatakan bahwa,

“ Kelas XI IPS 1 adalah kelas yang sangat menyukai seni musik.


Ini bisa dibuktikan ketika saya menjelaskan materi seni musik dikelas dan
memberikan saya melihat mereka bersemangat. Akan tetapi ketika saya
memberikan materi lain, siswa menjadi kaku dan membosankan karna
siswa kurang menyukai jika belajar hanya dengan cara melihat dan
mengingat (wawancara Januari 2014).

25
Bedasarkan anggapan dari siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kuok

tentang siswa belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

daripada apa yang dilihat XI IPS 1 M Iqbal menyatakan bahwa

“Saya dan teman-teman saya sangat menyukai jika belajar dengan


cara mendengarkan daripada melihat. Maksud saya, saya menyukai seni
musik, karna seni musik cara belajar/gaya belajarnya mendengarkan
kemudian say bisa mengingatnya kembali. (wawancara Januari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kelas XI IPS 1 adalah siswa dengan cara/gaya belajarnya menggunakan alat

pendengarannya. Mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru seni budaya

kemudian mereka bisa untuk mengingatnya kembali. Dibandingkan dari seni yang

lainya, siswa kelas XI IPS 1 tidak bisa gaya belajar dengan cara melihat kemudian

mengingatnya kembali.

Gambar 8 : Siswa dan siswi kelas XI IPS 1


(Dokumentasi Penulis 2014)

26
Gambar 9 : Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kuok
(Dokumentasi Penulis 2014)

Gambar 10 : Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuok


(Dokumentasi Penulis 2014)

27
Gambar 11 : Majelis guru SMA Negeri 1 Kuok
(Dokumentasi Penulis 2014)

Gambar 12 : Prestasi/ Tropy SMA Negeri 1 Kuok


(Dokumentasi Penulis 2014)

28
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa gaya belajar audiotorial siswa di kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Kuok benar ada dan berjalan dengan baik. Itu terlihat karena gaya belajar

audiotorial siswa dapat di gambarkan Menurut DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike

yaitu : i) Mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, ii) Lebih senang

mendengarkan (dibacakan) daripada membaca, iii) Mengalami kesulitan untuk

menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita, iv) Mengalami kesulitan

jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi, v)

Lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya, vi) Belajar dengan

mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat

(2000:110-112).

Meskipun mayoritas siswa di kelas XI IPS 1 menggunakan gaya belajar

audiotorial akan tetapi masih ada beberapa orang siswa yang tidak menggunakan

gaya belajar audiotorial. karna gaya belajar merupakan cara belajar/gaya belajar

yang dipilih oleh siswa itu sendiri dan sangat berbeda gaya belajar antara siswa

satu dengan lainya. Hal itu dikarenakan setiap siswa berbeda-beda untuk

mendapatkan informasi/pelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu guru

seni budaya harus bisa mengetahui gaya belajar siswanya agar pelajaran yang kita

29
berikan kepada siswa dapat dicernanya dengan baik agar proses belajar mengajar

berjalan dengan baik.

5.2 Hambatan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menemukan hambatan-hambatan

dalam mengumpulkan data yang harus didapat, hambatan tersebut yaitu:

1. Kurangnya ketelitian dari penulis dalam penulisan sehingga

terdapat beberapa perubahan

2. Penulis banyak mengalami kendala berkaitan dengan administrasi

dan rekomendasi

3. Dalam pengumpulan data, penulis bannyak mengalami perubahan

system pengolahan data

4. Dalam wawancara dengan guru bidang studi penulis merasakan

kendala yang sangat berat. Sebab disamping mengajar guru bidang

study juga memiliki rutinitas yang lainnya sehingga penelitian

dilakukan berulang-ulang kali.

5.3 Saran

Setelah melaksanakan penelitian, penulis mengemukakan saran-saran bagi

pemecahan masalah-masalah yang penulis temukan dilapangan antara lain :

1. Bagi sekolah diharapkan agar kedepannya memperhatikan siswa

secara individual dan klasikal

30
2. Bagi guru diharapakan untuk dapat menentukan gaya belajar

siswanya agar pelajaran yang kita sampaikan kepada siswa dapat

dimengerti dan dicerna dengan baik dan mendapatkan hasil yang

memuaskan

3. Bagi siswa harus bisa memilih gaya belajar yang disukainya supaya

informasi/pelajaran yang di sampaikan oleh guru seni budaya dapat

diterima dengan baik. khusnya seni musik siswa harus memilih

gaya belajar audiotorial karna sangat berkaitan dengan seni musik.

4. Bagi orang tua siswa agar dapat meningkatkan minat belajar anak

dengan selalu memberikan perhatian juga pengawasan dan dapat

meningkatkan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk

belajar dengan baik dirumah dan disekolah

5. Kepada para peneliti selanjutnya perlu adanya peningkatan data

yang intensif agar data yang didapat lebih akurat dan lengkap.

31

Anda mungkin juga menyukai